



Sejarah Taman sari, Sejarah Gedong Sekawan, Sejarah dan Daya tarik
Kolam Pemandian, Deskripsi Gapura Agung.
Sejarah Pulo Kenanga, Deskripsi Pulo Kenanga, Daya Tarik Pulo Kenanga,
-10 -14 -16
D I T O R I A L
Editor
Farrel Balapradhana
Putra Ardiyanto
Visual Direction
Ivan Shilahudin
Design Direction
Tristan Elija
Senior Direction
Ananda Stevano Rossi
semua kalangan
butuh liburan untuk merefresh kembali pikiran dan tubuh setelah sibuk bekerja, belajar, atau beraktivitas lainnya.Hal ini membuat pariwisata menjadi salah satu sektor yang tak pernah ada habisnya. Apalagi jika weekend atau hari libur sekolah tiba, berbagai tempat wisata akan penuh pengunjung.
Oleh karena itu “majalah cagar” telah melengkapi beberapa informasi mengenai wisata peninggalan sejarah maupun wisata alam yang dapat menjadi referensi wisatawan lokal atau mancanegara maupun untuk menjadi sektor industri pariwisata.
Salah satunya adalah Jogja.Jogja merupakan sektor wisata yang mempunyai be berapa tempat yang dapat menjadi destinasi wisata.Salah satu sektor industri wisata yang ada di jogja adalah Taman sari.Taman Sari merupakan salah satu peninggalan kerajaan Keraton Yogyakarta yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1757. Beliau menciptakan gaya arsitektur baru yang merupakan campuran gaya Jawa dan Portugis.di taman sari akan menjumpai berbagai tempat yang menjadi tempat yang paling ikonik di jogja salah satunya adalah Kolam Pemandian dan Pulo Kenangan.
Penamaan GEDONG SEKAWAN karena jumlah bangunannya sebanyak empat buah. Ke-empat bangunan tersebut merupakan bangunan satu lantai tanpa adanya pembagian ruang. Di antara ke-empat bangunan tersebut terdapat pot-pot bunga yang diletakkan berderet secara teratur sebagai hiasan halaman.
“
GEDONG SEKAWAN terletak di bagian tengah Kompleks Tamansari. Dahulu
difungsikan sebagai tempat istirahat bagi
keluarga raja saat berkunjung ke Tamansari. Gedong Sekawan berada pada
halaman yang
dikelilingi oleh pagar tembok berbentuk segi delapan beraturan. Pada masing-masing sisi pagar tembok dilengkapi dengan pintu.
Pada pintu sisi barat berupa gapura yang
menghubungkan dengan halaman
Pasiraman Umbul Binangun. Pintu sisi timur
berupa Gedong Gapura Panggung yang
menghubungkan dengan halaman Gedong
Temanten. Pintu sisi utara dan selatan
menghubungkan dengan kebun bunga dan buah-buahan, namun saat ini kebun bunga dan buah-buahan tersebut sudah tidak ada.
Bagian ini merupakan bagian yang dipergunakan untuk Sultan dan keluarganya bersenang-senang. Bagian ini terdiri dari 2 buah kolam yang dipisahkan dengan bangunan bertingkat. Air kolam keluar dari pancuran berbentuk binatang yang khas. Bangunan kolam ini sangat unik dengan pot-pot besar didalamnya.
untuk wisatawan domestik dikenakan Rp5 ribu per orang, sedangkan untuk wisatawan internasional atau asing Rp15ribu per orang.
“DAYA TARIK”Kolam-kolam tersebut dihiasi dengan ornamen air mancur dengan bentuk seperti kepala naga dengan hiasan pot di sekelilingnya. Selain itu di setiap penjuru kolam terdapat tempat untuk menyalakan dupa atau wewangian, yang akan dinyalakan ketika raja, para selir, dan putra-putri raja sedang mandi.
BUKA-TUTUP
Taman Sari Yogyakarta dibuka setiap hari dengan waktu
operasional pukul 09.00 hingga
15.00 WIB.
BIAYA TRANSPORTASI Parkir: RP 3.000 (motor); Rp 5.000 (mobil); Rp 10.000 (elf, Hiace) Transportasi si Thole: Rp 10.000/ orangterletak di bagian tengah Kompleks Tamansari. Gedong Gapura Agung merupakan bagian dari tembok keliling bersegi delapan (saat ini hanya tersisa beberapa potong tembok). Bangunan ini merupakan pintu masuk kedua setelah Gapura Pagelaran (sekarang sudah hancur). Bangunan ini berdenah persegi panjang. Pada bagian lantai, dinding, dan atap terbuat dari bata berplester. bangunan mengarah ke timur. Gedong Gapura Agung merupakan bangunan bertingkat dua lantai. Lantai bawah terdiri atas satu ruang utama, dua ruang samping. Lantai atas berupa ruangan terbuka yang dibatasi pagar bata berplester. Di samping kanan dan kiri pintu sisi barat terdapat anak tangga untuk naik ke lantai atas.
Pada bagian luar dinding sisi timur terdapat hiasan dengan ornamen tumbuh-tumbuhan bentuk sayap, dan kepala kala. Ornamen tumbuhan yang berupa sulur-suluran memenuhi seluruh bidang dinding. Bentuk sayap terdapat di masing-masing ujung dinding. Kepala kala terdapat di bagian puncak dinding. Di antara ornamen tumbuhan juga terdapat pilaster-pilaster yang memperlihatkan kesan kokoh.
Sebuah bangunan berlantai 2 berdiri di atas Pulo Kenanga, yang disebut Gedhong Kenanga. Pemberian nama Kenanga karena di sekeliling pulau terdapat tanaman kenanga.
Pada`zamannya,Gedhong Kenanga difungsikan sebagai tempat`peristirahatan dan beberapa kegiatan kesenian seperti kerajinan batik, seni tari, dan musik.
merupakan pulau buatan yang terletak di tengah-tengah segaran.
Segaran memiliki arti laut buatan. Berasal dari kata bahasa
Jawa, ‘segara’ yang berarti laut.
Pulo Kenanga dibangun
pada masa pemerintahan
Sri Sultan Hamengku
Buwono I bersamaan dengan
Istana Air Tamansari, yaitu pada tahun 1758-1765.
Saat masih digunakan pada tahun
1765-1812, segaran diisi dengan
berbagai jenis ikan serta
dimanfaatkan para keluargaKratonuntuk bermain sampan.
Kondisi dan fungsi Pulo Kenanga berubah drastis setelah mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi yang melanda kota Yogyakarta pada tahun 1867. Sejak saat itu Pulo Kenanga menjadi terbengklai.
Segaran atau danau
buatan di sekeliling Pulo Kenanga pun kini telah berubah menjadi Pasar Ngasem serta
rumah-rumahwarga.
Terdapat anak tangga untuk naik
kelantai 2. Membawa Anda
masuk ke bagian dalam gedung
hingga keluar menuju sisi selatan
bangunan.Dari atas
bangunan Gedhong Kenanga ini terlihat jelas seluruh kompleks Istana Air
Taman Sari dan juga panorama kota
Jogja.menyaksikan pemandangan Pasar
Ngasem dan perkampungan warga
dari anak tangga yang ada di sisi utara
Gedhong Kenanga. Bahkan saat cuaca cerah, Gunung Merapi pun akan terlihat jelas.
ini adalah memiliki bangunan-bangunan yang
artistik meski beberapa kali telah
direnovasikan bangunan-bangunan ini memiliki
nilai-nilai aestetik di dalam
maupun diluarnya dan
cocok digunakan untuk spot
berfoto maupun rekreasi ketika di jogja.
“LOKASI jika di tempuh dari arah
POJOKBETENG
KULON menggunakan trans-
portasi kendaraan melalui arah
Suryowijayan lalu kearah timur menu-
ju jalan Kadipaten Kidul ke arah
PASAR NGASEM membutuhkan
waktu sekitar 5 menit.
Lalu jika ditempuh dari arah
jalan MT.HARYONO melewati
PLENGKUNG GADING ke arah utara
menuju ALUN-ALUN KIDUL
membutuhkan waktu sekitar 6 menit.
“Berwisata menjelajahi kekayaan alam sekitar dengan mengenal sejarah mau pun budaya di seluruh indonesia”
~Cagar~