Buletin FE UNY Econopedia bulan Juni 2017

Page 1

Econopedia Buletin Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Perspektif Baru Ekonomi Kerakyatan

Edisi #9/Juni 2017

GELIAT EKONOMI RAKYAT DI BULAN

RAMADAN

Berita Tim UNY Raih Juara 2 LKTIN Medan National Conference

halaman 12

Berita FE UNY Kenalkan Dunia Investasi Lewat Kompetisi Stocklab halaman 9

Opini EKONOMI RAMADAN DAN LEBARAN: halaman 10 FENOMENA TEMPORER?

Inspirasi Bisnis Anak Guru Pebisnis Es Cokelat Kuliah dibiayai orang tua, itu biasa. Kuliah dibiayai negara lewat beasiswa, itu prestasi. Lulus SMA, kuliah biaya sendiri, mungkinkah? Simak kisah inspiratif bisnis dari salah satu mahasiswa FE ini. halaman 13

Serba-serbi Fakta Unik Seputar Ramadan di Indonesia halaman 14


Econopedia Buletin Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Perspektif Baru Ekonomi Kerakyatan

Edisi #9/Juni 2017

Daftar Isi Edisi #9/Juni 2017

GELIAT EKONOMI RAKYAT DI BULAN

RAMADAN

Berita halaman 12

Berita halaman 9

Opini EKONOMI RAMADAN DAN LEBARAN: halaman 10 FENOMENA TEMPORER?

Inspirasi Bisnis Anak Guru Pebisnis Es Cokelat

Kuliah

Serba-serbi Fakta Unik Seputar Ramadan di Indonesia

halaman 13

halaman 14

Catatan Redaksi

Liputan Utama 4 - Perekonomian dalam Bingkai Ramadan

Salam Brighter! Di bulan yang penuh berkah ini Econopedia kembali hadir dengan tulisan yang sarat dengan kegiatan seputar Ramadan. Pada edisi ini kami mengangkat tema “Geliat Ekonomi di Bulan Ramadan�. Tema ini terasa sangat menarik karena pada bulan Ramadan roda ekonomi berputar lebih cepat. Masyarakat lebih banyak menghabiskan uang dengan membeli barangbarang konsumsi dan sebaliknya penyedia barang juga mengambil keuntungan besar di saat Ramadan maupun menjelang lebaran. Fenomena ini akan dibahas secara khusus pada Econopedia edisi 9 kali ini di samping liputan lain yang juga menarik seputar kegiatan yang bertepatan dengan Dies Fakultas Ekonomi ke-6. Kami segenap Redaksi Econopedia mengucapkan selamat atas Dies Fakultas Ekonomi ke-6. Dirgahayu Fakultas Ekonomi semoga Semakin Jaya!

Berita 3 - Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Kearsipan Tingkat Nasional

6 - Sutirman Hasilkan Modul

Pembelajaran Kearsipan Elektronik

7 - Jasser Auda Beri Kuliah Umum di FE UNY

UNY dan OJK Selenggarakan 8 - FE Seminar Pasar Modal

9 - FE UNY Kenalkan Dunia

Investasi Lewat Kompetisi Stocklab

Tim UNY Raih Juara 2 LKTIN 12 - Medan National Conference UNY Raih Penghargaan 12 - FE Kompetisi Peringati Hari Sekretaris Dunia

Redaksi

Penanggungjawab: Dr. Sugiharsono, M.Si. Pemimpin Redaksi: Lina Nur Hidayati, M.M. Sekretaris Redaksi: Mohamad Fadhli, S.Pd. Layout: Mohamad Fadhli, S.Pd. Produksi & Sirkulasi: M. Hendro Kuncoro, A.Md. Alamat Redaksi: Kantor Humas Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Kampus Karangmalang, 55281 Telp. (0274) 586168 ext 1812 - email: humas_fe@uny.ac.id - web: http://fe.uny.ac.id 2

Opini 10 - Ekonomi Ramadan dan Lebaran: Temporer?

Inspirasi Bisnis 13 - Apapun Kondisinya, Tetap Berjualan

Serba-serbi Unik Seputar Ramadan di 14 - Fakta Indonesia 16 - Galeri Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017


Berita

Marini,

Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Kearsipan Tingkat Nasional

JUARA KEDUA. Marini (ketiga dari kiri) berhak mendapatkan piala juara kedua dalam Lomba Kearsipan Nasional.

ISTIMEWA

S

atu lagi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang membawa nama harum almamater di tingkat nasional. Adalah Marini, mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2015 yang berhasil meraih Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Kearsipan di Universitas Gadjah Mada, Rabu (10/5) kemarin. Lomba Karya Tulis Ilmiah Kearsipan yang pada tahun ini mengusung tema “Profesi Kearsipan Tantangan di Era Informasi” merupakan rangkaian acara dalam rangka ulang tahun Program Studi Kearsipan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada berupa kompetisi karya tulis ilmiah kearsipan yang diikuti oeh mahasiswa aktif S1 dan Diploma seIndonesia. Dari 49 karya yang masuk ke panitia, terpilih Juara I Fitriana Huda Erfani (D3 Kearsipan UGM 2014), Juara II Marini (S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran UNY 2015), dan Juara III Kevin Brizzi (D3 Manajemen Informasi dan Dokumen UI 2015). Sebelum penyerahan hadiah, peraih nilai Ujian Nasional ter tinggi di Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMKN 1 Godean Sleman tahun pelajaran 2014/2015 ini turut diundang menjadi peserta Seminar Nasional Kearsipan di Auditorium Pascasarjana UGM. Masih dengan tema yang sama, Dr. Mustari Irawan, M.P.A. (Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia), Muhamad Masrofi, S.Sos., M.Si. (Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah), dan Drs. Machmoed Effendhie, M.Hum. (dosen Kearsipan UGM) yang

Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017

didapuk menjadi pembicara. “Menjadi satu-satunya pemenang yang tidak berasal dari program studi kearsipan dan mampu bersanding d e n g a n u n i ve r s i t a s - u n i ve r s i t a s ternama di Indonesia seperti UGM dan UI merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya. Saya berharap ini dapat memotivasi mahasiswa UNY pada umumnya dan prodi P. ADP pada k h u s u s ny a u n t u k l e b i h b e r a n i menunjukkan kompetensi yang dimiliki ke lebih banyak lagi perlombaan yang ada,” ujar Marini. Sebagai Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Kearsipan 2017, Marini berhak atas sertifikat, trofi, dan hardisk eksternal 1 TB. Hadiah diserahkan oleh Waluyo, S.S., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Kearsipan sekaligus Ketua Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada. Mahasiswa yang bercita-cita menjadi guru SMK ini berharap kelak dapat mengamalkan ilmu dan pengalaman yang didapat selama di perguruan tinggi untuk mengabdi kepada masyarakat khususnya di daerah tempatnya berasal, Kulonprogo. (chusnu/fadhli)

3


Liputan Utama

Perekonomian dalam Bingkai

Ramadan

alfiansyafrilwordpresscom

Datangnya bulan Ramadan selalu memberi berkah bagi semua orang. Tidak hanya umat muslim saja namun semua umat merasakan berkah Ramadan, terutama dari perputaran ekonomi.

T

ingkat konsumsi yang meningkat, jumlah penjualan meningkat, dan tentu saja akan diiringi kenaikan harga khususnya kebutuhan pokok menjelang, selama bulan Ramadan, sampai hari raya Idul Fitri. Mengapa demikian? Selama Ramadhan, umat Islam menunaikan ibadah puasa yang secara otomatis akan mengubah pola konsumsi. Mestinya dengan berpuasa jumlah konsumsi akan berkurang, namun yang terjadi justru sebaliknya, di saat orang menunaikan ibadah puasa, mereka juga berbondongbondong untuk melakukan amal dengan cara berbagi makanan baik dengan fakir miskin maupun dengan orang lain yang menunaikan ibadah puasa. Tidak jarang juga bagi sebagian orang, saat bulan Ramadan mereka cenderung berlebihan dalam hal konsumsi. Menurut studi yang dilakukan oleh AC Nielsen di bulan Ramadan penjualan barang konsumen di Indonesia naik 9,2%. Penjualan ini seperti penjualan biskuit yang meningkat 11 kali lipat, ikan dan daging kalengan naik dua kali lipat, sosis dan bakso yang juga mengalami peningkatan sebesar 34%.

4 4

Pemerintahpun juga tidak ingin ketinggalan. Seringkali perusahaan milik pemerintah menggelar pasar murah bahan pokok, seperti Bulog yang menjual beras di bawah harga pasar khusus bagi masyarakat bawah, atau juga ada operasi pasar untuk mengimbangi laju kenaikan bahan pokok yang terus melambung saat Ramadan dan menjelang lebaran. Fenomena ini juga diikuti dengan bertambahnya jumlah orang yang berjualan. Mereka berjualan apa saja menjelang berbuka puasa. Sepertinya warung makan atau restoran yang terlihat sepi di luar bulan Ramadan, ketika bulan Ramadan tiba-tiba saja menjadi ramai. Penuh dengan orang yang ingin berbuka puasa bersama kawan atau kerabat. Tidak hanya itu, perubahan konsumsi juga terjadi pada bisnis pakaian jadi. Menjelang hari raya Idul Fitri sebagian besar tradisi orang akan berbelanja baju baru. Mall, pasar dan pusat perbelanjaan akan dipenuhi oleh masyarakat yang ingin berbelanja baju baru. Tentunya, geliat ekonomi tidak hanya terjadi bagi pedagang besar saja, namun pedagang kecil di pasar-pasar juga akan merasakan berkah menjelang hari lebaran. Tidak

Econopedia Econopedia

-- Edisi #5/Juni #9/Juni2015 2017


Liputan Utama jarang, untuk menarik orang berbelanja pakaian, tokotoko akan menawarkan potongan harga yang cukup besar dan berbagai program menarik lainnya. Tidak hanya peningkatan konsumsi, aliran dana dari sebagian umat Islam dalam bentuk zakat, infak dan shadaqoh (ZIS) juga terus mengalir kepada masyarakat yang membutuhkan. Tidak dipungkiri, saat Ramadhan terjadi peningkatan jumlah pembayaran ZIS yang luar biasa jumlahnya. Akibatnya saat Ramadhan, aliran dana dari daerah yang secara ekonomi cukup tinggi dapat mengalir ke daerah yang ekonominya tertinggal. Dengan adanya aliran dana ini tentu saja akan memberikan stimulus perekonomian pada daerah-daerah yang secara ekonomi masih kurang. Menjelang lebaran orang juga cenderung lebih banyak menghabiskan uang. Mereka akan mengambil sebagian uang yang dimiliki untuk dibagikan kepada sanak saudara di kampung halaman. Sebagian lagi akan dibelikan barang-barang yang dibutuhkan oleh anggota keluarga mereka. Dampaknya perputaran uang juga akan mengalir lebih cepat saat lebaran. Fenomena ini akan terus terjadi saat Ramadhan dan lebaran. Memang berkah Ramadan sungguh luar biasa. Di sisi lain, peningkatan kegiatan ekonomi rakyat juga kerap dimanfaatkan oknum pebisnis dan pedagang yang mencoba bermain harga atau menimbun barang. Biasanya memang akan ada pergerakan harga akibat peningkatan permintaan. Komisi IV DPR RI sebagaimana dilansir dari tribunnews.com menyatakan akan terus

memantau dinamika harga karena persedian komoditas pokok dan lainnya sudah dipersiapkan. Oleh karena itu, harga yang tidak wajar ataupun pasar yang tiba-tiba kekurangan stok tentu akan segera diselidiki dan ditindaklanjuti. Pemerintah memiliki kewenangan untuk menindak para penimbun dan spekulan yang mengacaukan pasar. Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 mengancam dengan hukuman 7 tahun penjara dan denda Rp 100 miliar bagi para penimbun dan spekulan harga. Pemantauan harga ini tentu tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Masyarakat diharapkan proaktif melaporkan setiap ada perilaku pedagang di pasar yang tidak aneh dalam hal penyediaan stok maupun penentuan harga. Selain pemerintah, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga ber tugas untuk mengawasi pergerakan harga dan perilaku pedagang. Dengan adanya pengawasan ketat oleh KPPU dan pemerintah, diharapkan selanjutnya akan menciptakan kestabilan harga di pasaran. Pada akhirnya, Ramadan hendaknya menjadi salah satu sarana memperbaiki, tidak hanya hubungan dengan Sang Pencipta, tetapi juga dengan sesama manusia. Tidak berperilaku konsumtif secara berlebihan, dan tidak pula mengambil keuntungan dengan serampangan. Peran pemerintah menjadi penting dalam membantu dinamika ekonomi berjalan tanpa gejolak berarti. (lina/fadhli:dari berbagai sumber) TULISANRINGAN.COM

Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017

5


MOHAMAD FADHLI/FE

Berita

Sutirman

Hasilkan Modul Pembelajaran Manajemen Kearsipan Elektronik UJIAN DOKTOR. Sutirman (ketiga dari kiri) berfoto bersama para penguji seusai mempertahankan disertasinya di Gedung Pascasarjana UNY, foto diambil Maret lalu.

A

rsip menjadi bagian penting suatu organisasi dalam pemeliharaan sumber informasi. Perkembangan dan kegiatan suatu organisasi akan terjaga jika arsip yang menjadi sumber informasi di organisasi tersebut juga dijaga dengan baik. Pegawai administrasi merupakan salah satu komponen organisasi yang penting dalam pengelolaan arsip. Mereka diharuskan memiliki kompetensi tertentu agar kegiatan pemeliharaan arsip organisasi, baik manual maupun elektronik, dapat berjalan dengan baik. Demikian sebagian argumen yang dipaparkan Dr. Sutirman, M.Pd. dalam disertasinya yang berhasil dipertahankan dengan baik di depan para penguji pada Ujian Terbuka Program Doktoral S-3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UNY, Jumat (10/3) lalu. M e n u r u t d o s e n d i J u r u s a n Pe n d i d i k a n Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi (FE) UNY ini, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu institusi pendidikan yang mengajarkan kompetensi keahlian administrasi perkantoran dituntut siap melahirkan tenaga kerja yang berkualitas sesuai bidang keahlian yang dimiliki. Mengutip Thomson (1973:95), pendidikan menjadi suatu cara menguasai keterampilan dasar yang esensial untuk kompetisi yang adil di pasar kerja. Melakukan penelitian di 29 SMK Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran (KKAP) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sutirman menemukan bahwa banyak guru mata pelajaran Kearsipan yang belum mengajarkan materi arsip elektronik kepada siswanya. Salah satu alasannya adalah tidak adanya bahan ajar untuk materi manajemen arsip

6

elektronik. Buku-buku tentang manajemen arsip elektronik masih sangat jarang. Oleh karena itu, Sutirman melakukan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan bahan ajar yang terintegrasi dengan strategi pembelajaran berbasis pengalaman atau experiential learning. Hasil pengembangan tersebut berupa modul pengajaran arsip elektronik yang bisa diakses melalui laman manajemenarsip.com, dan bisa diakses oleh siapapun baik guru, siswa, ataupun karyawan yang ingin belajar tentang manajemen arsip. Selain divalidasi para ahli, produk modul elektronik ini juga diujicobakan kepada guru-guru mata pelajaran kearsipan sejumlah 24 orang dan siswa SMK KKAP di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 120 orang. D r. S u t i r m a n , M . P d . m e m p e r t a h a n k a n disertasinya yang berjudul “Pengembangan EModule Berbasis Experential Learning Untuk Pembelajaran Manajemen Arsip Elektronik di SMK” di hadapan para penguji yang terdiri dari Ketua Prof. Soenarto, Ph.D., Dr. Sugiharsono selaku Sekretaris, Promotor Prof. Dr. Muhyadi, Ko-Promotor Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D., Penguji 1 Dr. Priyanto, M.Kom., dan Penguji 2 Prof. Adhi Susanto, Ph.D. Muhyadi berharap agar penelitian ini bisa bermanfaat bagi pengajaran kearsipan di SMK. “Terutama, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan citra arsip di masyarakat. Selama ini arsip masih diremehkan nilainya. Padahal, kinerja suatu institusi atau organisasi bisa terlihat salah satunya dari bagaimana mereka memelihara arsip tersebut,” pesannya. (fadhli)

Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017


Berita MOHAMAD FADHLI/FEUNY

KULIAH UMUM. Para mahasiswa antusias dan tenang menyimak penjelasan Jasser Auda di FE UNY, Februari kemarin.

Jasser Auda Beri Kuliah Umum di FE UNY

E

konomi Islam semakin menjadi primadona di kalangan pelaku ekonomi. Di belahan bumi Eropa, banyak masyarakat yang mulai tertarik menggunakan produk ekonomi berbasis syariah. Hal ini tak lepas dari kegagalan ekonomi konvensional dalam mempertahankan kelangsungan suatu perusahaan atau bahkan basis ekonomi suatu negara. Sayangnya, belum ada sistem ekonomi makro yang benar-benar mencerminkan nilai Islam. Demikian disampaikan Prof. Dr. Jasser Auda, guru besar di bidang hukum dan maqoshid asy syariah, di hadapan lebih dari 300 mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY serta beberapa dosen di lingkungan FE UNY dalam Studium Generale, Kamis (16/2) kemarin. Jasser Auda merupakan Executive Director di Maqasid Institute Inggris, dan profesor tamu dalam bidang Hukum Islam di Carleton University, Kanada. Auda menjelaskan, ekonomi Islam diambil langsung dari Alquran dan As Sunnah. “Dia tidak berdasarkan semata pada buku satu atau dua orang saja. Islam tidak pernah dirancang untuk muslim saja. Tetapi juga untuk semua orang. Itulah kenapa banyak negara-negara di Eropa dan Amerika mulai mempelajari ekonomi Islam untuk diterapkan dalam sistem mereka,” urai Auda. “Uang bukanlah pusat yang hendak dituju dalam Ekonomi Islam. Syariah Islam merupakan sistem yang menjaga agama, akal, keturunan, jiwa, dan harta. Oleh karena itu, perbaikan suatu negara tidak bisa selesai hanya dengan mengganti presiden atau p e m e r i n t a h a n ny a . K i t a h a r u s m e m p e r b a i k i manusianya secara langsung, baik sosial, ekonomi,

Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017

kultur dan kebiasaannya,” terang akademisi Mesir yang kini menetap di Kanada ini. Auda melanjutkan, dalam ekonomi Islam, harta tidak boleh bersirkulasi di kalangan orang-orang kaya saja seperti yang disampaikan dalam Alquran Surat Al Hasyr ayat 7. “Segala produk aturan Islam dirancang untuk mengedarkan uang secara merata di kalangan masyarakat. Manusia harus dijadikan obyek utama. Menghasilkan manusia yang kuat, sehat, dan cerdas secara pikiran lebih penting daripada sekedar menghasilkan manusia yang penghasilannya banyak,” tambah Auda. Acara ini dibuka oleh Dekan FE UNY Dr Sugiharsono, M.Si., serta dimoderatori oleh dosen FE UNY, Mimin Nur Aisyah, M.Sc., Ak. Selain itu, akademisi hukum Islam dari Universitas Islam Indonesia (UII) yang juga pernah dibimbing Jasser Auda, Dr Ali Moniem, menjadi notulen sekaligus penerjemah dalam kuliah umum yang disampaikan dalam Bahasa Inggris tersebut. (fadhli)

7


Berita

M. HENDRO KUNCORO/FEUNY

FE UNY dan OJK Selenggarakan Seminar

Pasar Modal

SEMINAR KERJASAMA. Para pemateri mengedukasi masyarakat dan mahasiswa yang hadir mengenai dunia investasi dan pasar modal di FE UNY, April kemarin.

F

akultas Ekonomi (FE) UNY bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan menyelenggarakan Seminar dan Talkshow Pasar Modal dengan tema “Pasar Modal sebagai Pilihan Investasi”, Selasa (18/4) lalu. Acara ini dihadiri lebih dari 200 mahasiswa dan dosen. Empat pembicara kompeten menjadi pengisi utama. Pertama, Farhan Nugroho, Kepala Bagian Pengaturan Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal OJK. Kedua, Amrin Tarigan selaku Head of Equity PT FAC Sekuritas Indonesia. Ketiga, Ryan Filbert, seorang entrepreneur dan penulis buku-buku bertemakan pasar modal, dan keempat, Senior Manager Product and Marketing BNP Paribas Investment Partners, Farida Budhiyati. Bertindak selaku Moderator adalah Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta, Irfan Noor Riza. Dekan Dr. Sugiharsono, M.Si., menjelaskan acara ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih berani berinvestasi melalui pasar modal. Sementara itu Kepala OJK Provinsi DIY Fauzi Nugroho menyatakan literasi keuangan sudah menunjukkan perkembangan yang positif, tetapi masih belum menggembirakan. “OJK juga tak ragu untuk memberikan penghargaan bagi para pegiat literasi keuangan di masyarakat,” terang Fauzi.

8

Farida menjelaskan, menjadi mahasiswa tidak menutup kemungkinan untuk memiliki penghasilan besar. “Dengan berinvestasi melalui pasar saham, mahasiswa bisa bebas finansial lebih cepat, apalagi mereka sudah mendapatkan sebagian ilmu di bangku perkuliahan. Selain Bursa Efek, Reksadana juga merupakan sarana investasi yang tak kalah besar potensi keuntungannya,” urainya. Ryan Filbert mengungkap beberapa tips khusus dalam memilih saham yang murah namun berkualitas. “Amati saja mana daftar saham yang selalu muncul di LQ45 dalam 10 tahun terakhir. Selain itu, laporan keuangannya harus tumbuh selama 5 tahun. Laba tumbuh secara wajar, dan nilai hutang tetap terjaga,” ujar Ryan. Irfan menambahkan, dari seluruh perusahaan Indonesia yang terlisting di Bursa Efek Indonesia, sebagian besar masih dimiliki pemilik modal asing. “Tahun 2015, masih sekitar 60% saham di perusahaanperusahaan Indonesia dimiliki orang asing, sisanya masyarakat lokal. Sementara di tahun 2016, masyarakat Indonesia yang memiliki saham bertambah menjadi 45%, sedangkan pemilik asing turun menjadi 54%. Mari kita beli Indonesia dari pemilik-pemilik modal asing,” urai Irfan. (fadhli)

Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017


Berita

MERIAH. Lomba Stocklab di FE UNY Selasa (23/5) diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di DIY dan - bahkan - siswa dari SMA. Bawah: PARA JUARA. Setelah melalui babak final, UGM, UNY, dan SMA N 4 Yogyakarta keluar sebagai juara.

FE UNY Kenalkan Dunia Investasi Lewat Kompetisi

K

elompok Studi Pasar Modal (KSPM) Fakultas Ekonomi (FE) UNY mengadakan kompetisi Games Investasi Pasar Modal tingkat regional bekerjasama dengan First Asia Capital Sekuritas bagi pelajar, mahasiswa, dan umum, Selasa (23/5) kemarin. Ajang yang pertama kali diadakan di FE UNY ini merupakan kompetisi dalam bermain Stocklab, sebuah permainan yang dibuat untuk mengenalkan dunia saham. Sebanyak lebih dari 60 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta mengikuti kompetisi tersebut. Selain itu, terdapat pula beberapa siswa Sekolah Menengah Atas SMA dan dosen serta karyawan yang turut memeriahkan. Dalam sambutannya, pembimbing KSPM FE UNY, Muniya Alteza, M.Si. mengharapkan agar para peserta bisa belajar banyak dari permainan

Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017

ini. “Ini adalah langkah awal yang baik dalam mengetahui seluk beluk saham. Tentu saja, harapan kami adalah para peserta tidak berhenti menjadi sekedar pemain game, tetapi bisa mempraktikkannya secara langsung dengan berinvestasi di pasar modal yang sebenarnya,� ucap dosen Jurusan Manajemen FE UNY ini. Sebagaimana dikutip dari laman resminya di stocklab.co.id, Stocklab merupakan permainan kartu yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bisa digunakan tidak hanya untuk bermain tetapi juga untuk mengedukasi orang yang masih awam terhadap dunia investasi pasar modal. Dengan permainan ini juga bisa terlihat apakah seseorang lebih cocok menjadi seorang investor atau trader/pedagang. Setiap pemain berlomba-lomba mengumpulkan aset dengan berinvestasi di beberapa sektor saham dan reksadana. Pemain dengan uang terbanyak di akhir permainanlah yang dinyatakan sebagai pemenang. Setelah melalui babak I, II, dan final menyisihkan puluhan peserta, keluar sebagai Juara I Muhammad Rizal Tri Nugraha dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara itu, tuan rumah berhasil menduduki peringkat kedua atas nama Hamzah Faid Falatah dari Program Studi Akuntansi FE UNY. Putri Rahma Amalya Chairunnisa dari SMA N 4 Yogyakarta menjadi kejutan sebagai salah satu wakil SMA yang bisa meraih podium ketiga. Setiap pemenang berhak atas sejumlah uang yang diwujudkan dalam rekening saham. (fadhli)

9


Opini

EKONOMI RAMADAN DAN LEBARAN: FENOMENA TEMPORER? Aula Ahmad Hafidh, M.Si. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY

B

ulan Ramadan merupakan momen keagamaan yang istimewa bagi umat Islam di mana setelah berpuasa 30 hari lalu ditutup dengan perayaan lebaran atau Idul Fitri. Indonesia dengan total penduduk beragama Islam mencapai 87 persen (BPS 2010) merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia. Per temuan momentum religi dengan tradisi budaya menjadikan Ramadan menjadi hajatan nasional. Gairah “perayaan� tersebut kemudian menumbuhkan peluang sekaligus potensi pasar. Permintaan barang dan jasa meningkat. Konsumsi masyarakat dipastikan selalu meningkat secara signifikan. Belanja berbagai kebutuhan mulai pangan hingga sandang yang tidak seperti bulan-bulan biasa, menjadi faktor pendorong permintaan uang meningkat sekaligus mendongkrak laju perekonomian. Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan uang tunai untuk lebaran tahun ini mencapai Rp 167 triliun (Kompas, 2017). Jumlah tersebut naik 14,36 persen jika dibanding dengan realisasi kebutuhan pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 146 triliun. Kenaikan kebutuhan uang pada lebaran tahun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, hari libur pada lebaran 2017 ini lebih panjang apabila dibanding dengan hari libur pada lebaran tahun lalu. Dengan hari libur yang lebih panjang kebutuhan uang tunai juga lebih banyak karena

10

pengeluaran juga bertambah. Kedua, adanya pembayaran THR dan bonus karyawan yang biasanya ada di tengah tahun ditambah dengan pembayaran gaji ke-13 bagi PNS maka pasokan uang tunai juga bertambah. Belum lagi penghimpunan dan penyaluran zakat dan sedekah yang dilakukan perorangan maupun lembaga ZIS. Setiap Ramadan secara total terkumpul dana ratusan miliar rupiah yang dapat mendorong distribusi pendapatan. Ketiga, adanya uang rupiah baru yang dirilis pada akhir 2016 kemarin. Dengan adanya uang rupiah baru tersebut mendorong masyarakat untuk memiliki pecahanpecahan baru dengan gambargambar baru sehingga kebutuhan uang tunai pada tahun ini meningkat. Peningkatan permintaan uang tunai memang selalu terjadi setiap tahunnya meskipun ada tren yang menurun. Apabila dilihat dari persentase pertumbuhan permintaan uang dari tahun ke tahun, pada 2012-2013 tumbuh 42 persen, kemudian 2013-2014 sebesar 11 persen, 2014-2015 mencapai 41 persen tahun 2015-2016 sebesar 10 persen dan tahun ini diprediksi tidak lebih dari 10 persen. Menurunnya peredaran uang tunai di masyarakat tersebut dikarenakan tren penggunaan uang tunai untuk bertransaksi juga mengalami penurunan. Saat ini penggunaan uang non tunai (cashless) sedang menunjukkan grafik peningkatan. Apabila jumlah uang yang beredar lebih banyak dan cepat, implikasinya nilai riil uang merosot. Harga mayoritas barang dan jasa melonjak. Inflasi tak terhindari. Statistik empat tahun terakhir

Econopedia

mengkonfirmasi kebenaran pola tersebut. Pada 2011 dan 2012, inflasi menjelang Ramadan tercatat 0,67 persen dan 0,62 persen. Ketika Ramadan (Agustus 2011 dan Juli 2012) inflasi melonjak menjadi 0,93 persen dan 0,70 persen. Tahun 2013 merupakan pengecualian di mana lonjakan inflasi sangat tinggi dari 1,03 persen menjadi 3,29 persen dikarenakan momentum Ramadan bertemu dengan kenaikan harga BBM yang diputuskan pemerintah sebulan sebelumnya. Pada 2014, inflasi Ramadan (Juli 2014) sebesar 0,93 persen jauh lebih tinggi dari inflasi sebulan sebelumnya yang tercatat 0,43 persen. Realisasi inflasi Mei 2015, secara bulanan tercatat 0,50 persen. Sedangkan secara tahunan mencapai 7,15 persen. Pada Juni 2015, atau hampir dua minggu Ramadan berjalan, inflasi bulanan tercatat sebesar 0,54 persen, sedangkan secara tahunan sebesar 7,26 persen. Peningkatan tipis ini juga terjadi sepanjang Juli 2016. Inflasi di bulan suci Ramadan dan lebaran disebut fenomena perekonomian. Disebut fenomena, karena lonjakan inflasi tidak selalu terjadi di setiap bulannya (shocks), melainkan hanya terjadi menjelang bulan suci Ramadan dan lebaran. Lonjakan inflasi bukan bersumber dari pasokan barang-barang kebutuhan pokok, melainkan didorong oleh semakin tingginya ekspektasi atas tingkat kesejahteraan. Di sisi permintaan, masyarakat akan menghabiskan sebagian besar - Edisi #9/Juni 2017


Opini

Pemerintah di negara manapun memiliki kewajiban utama untuk melakukan stabilisasi harga. Untuk kasus di Indonesia, persoalan stabilisasi harga di masa Ramadan dan lebaran bukanlah persoalan yang sederhana. pendapatannya. Sementara itu, di sisi penawaran, pihak produsen atau penjual akan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan memanfaatkan kenaikan sementara (temporary) dari tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut. Motif ekonomi yang melatarbelakangi fenomena inflasi di bulan suci Ramadan maupun lebaran merupakan motif yang lumrah terjadi.

Econopedia

Apakah fenomena inflasi menjelang dan selama bulan suci Ramadan dan lebaran bermakna negatif atau sebaliknya? Pertanyaan tersebut bisa dijelaskan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan perilaku sosial ekonomi dan pendekatan keagamaan. Data menunjukkan, sepanjang sejarah fenomena inflasi menjelang bulan Ramadan dan lebaran, harga sesudah peristiwa tersebut cenderung lebih tinggi daripada harga sebelumnya. Bisa dikatakan wajar, bisa juga tidak, tergantung perilaku sosial ekonomi masyarakat di suatu negara. Parameter penilaiannya sederhana saja. Pola fluktuasi harga (inflasi/deflasi) seperti kasus di Indonesia dikatakan wajar apabila tingkat kesenjangan pendapatan ataupun kesejahteraan adalah rendah. Jika sebaliknya, maka dampak positif kesejahteraan hanya dinikmati sebagian kecil masyarakat, sementara sebagian

- Edisi #9/Juni 2017

besar masyarakat akan menanggung dampak jangka panjangnya. Pendapatan tersebut seharusnya bisa ditabung untuk keperluan yang jauh lebih berharga, daripada dihabiskan hanya untuk memaksimalkan kepuasan jangka pendek. Oleh karena itu, di samping menggerakkan ekonomi temporer, alangkah baiknya masyarakat juga tetap memaknai Ramadan dan lebaran sebagai bulan dan fe n o m e n a i b a d a h , s e h i n g g a diharapkan inflasi permanen dalam kualitas ibadah dan amal juga terbentuk.

smegetonline.com

indeksberita.com

MOHAMAD FADHLI/FEUNY

Teori ekonomi telah mengakodomodasikan motif ekonomi tersebut ke dalam pandangan mengenai ekspektasi atas harga dan kesejahteraan. Jika ekspektasi kesejahteraan dalam jangka panjang adalah rendah, maka mereka akan memanfaatkan momentum ter sebut dengan memaksimalkan kepuasan (utility maximization) dan kesejahteraan (welfare optimization). Dalam bahasa yang sederhana, kapan lagi masyarakat bisa ber senangsenang atau kapan lagi masyarakat bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan, jika bukan dengan memanfaatkan momentum Ramadan dan lebaran. Pemerintah di negara manapun memiliki kewajiban utama untuk melakukan stabilisasi harga. Untuk kasus di Indonesia, persoalan stabilisasi harga di masa Ramadan dan lebaran bukanlah persoalan yang sederhana. Kebijakan perekonomian yang berorientasi pada pertumbuhan lebih menitikberatkan atau berorientasi untuk mendorong sisi permintaan (demand side), sehingga semakin membentuk gaya hidup (consumer behavior) yang cenderung konsumtif di masyarakat. Mengenai pengendalian dan stabilisasi harga sejak lama lebih berpihak kepada sisi

permintaan, bukan memperhati-kan sisi penawaran.

11


Berita

ISTIMEWA

ISTIMEWA

Tim UNY Raih Juara 2 LKTIN Medan National Conference ahasiswa UNY yang terdiri dari Erna Fitriana (Pendidikan Akuntansi), Luthfi Nurlaily (Pendidikan Akuntansi) keduanya dari Fakultas Ekonomi (FE) UNY, dan Taufik Anwar Sholikin (Pendidikan Teknik Informatika) dari Fakultas Teknik (FT) UNY berhasil meraih juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Medan National Conference-Festival Ilmiah Mahasiswa (MNC-FILM) 2017, di Universitas Negeri Medan pekan lalu (6-9 April 2017). Lomba yang diselenggarakan oleh Lembaga Penalaran dan Penelitian Ilmiah Mahasiswa (LP2IM), Universitas Negeri Medan merupakan suatu ajang kompetisi karya tulis ilmiah yang diikuti oleh mahasiswa Diploma dan S1 seIndonesia. LKTI MNC FILM yang pada tahun ini mengusung tema “Maha Karya Anak Bangsa yang Inovatif dan Solutif dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030” terdiri dari beberapa tahap, yaitu seleksi abstrak, seleksi full paper dan yang terakhir adalah presentasi. Kompetisi ini berhasil menyisihkan 15 finalis yang berasal dari berbagai universitas se-Indonesia, antara lain Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sumatera Utara, Universitas Surya Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Negeri Medan, Universitas Sebelas Maret, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pertanian Bogor, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, IAIN Mataram, dan Universitas Diponegoro. Dalam kompetisi tersebut, Tim UNY berhasil meraih juara 2 dengan mengusung karya yang berjudul “UMICON: Aplikasi Berbasis Android Penghitungan Biaya Produksi dan Penjualan sebagai Sarana Edukasi Guna Meningkatkan Literasi Keuangan UMKM Indonesia”. Erna Fitriana mengatakan, UMICON atau UMKM Cost Application merupakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan UMKM di Indonesia, yaitu terkait dengan sumber daya manusia. Tingkat literasi keuangan para pelaku UMKM saat ini masih terbilang rendah. Salah satu permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM dalam hal ini adalah terkait penentuan harga jual produk. “Oleh karena itu, rancangan UMICON diharapkan dapat memberikan edukasi terkait penghitungan biaya produksi, biaya penjualan dan pada akhirnya dapat menentukan harga jual produk UMKM secara tepat,” terang Erna. (luthfi/fadhli)

M

12

FE UNY Raih Penghargaan Kompetisi Peringati Hari Sekretaris Dunia akultas Ekonomi (FE) UNY berhasil meraih prestasi dalam kompetisi yang diadakan di Akademi Sekretari dan Manajemen Marsudirini (ASMI) Santa Maria Yogyakarta, Sabtu (6/5) kemarin. Tiga orang mahasiswa program studi (prodi) D3 Sekretari angkatan 2015 unjuk gigi dengan merebut juara di dua jenis kompetisi berbeda. Dalam kompetisi presentasi berbahasa Inggris, Michel Ike Permatasari berhasil meraih juara 2, sedangkan Dewi Cahya Ningrum dan Widya Dwi Indriastuti meraih juara 1 dalam kompetisi Lomba Make-Up Berpasangan. Kompetisi yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Sekretaris Dunia ini mengambil tema “The Inspiring Secretary”. Peserta yang mengikuti acara ini terdiri dari mahasiswa program studi Administrasi Perkantoran / Sekretaris dan juga pelajar dari SMK. “Saya senang diberi kesempatan bergabung dalam kompetisi presentasi bahasa Inggris yang diselenggarakan ASMI Santa Maria. Selain dapat m e n g e m b a n g k a n ke m a m p u a n d a l a m b i d a n g administrasi perkantoran, juga dapat menjadi tolok ukur tingkat kompetensi mahasiswa di kemudian hari,” ujar Michel. “Tidak pernah terpikirkan sama sekali bahwa kami akan mendapat juara pertama. Mengingat kompetitor kami juga luar biasa. Kami bangga bisa menyumbangkan prestasi untuk UNY, khususnya prodi Sekretari, dan kami berharap kemenangan bisa menjadi motivasi selanjutnya untuk semakin meningkatkan kualitas diri dan prestasi dalam bidang perkantoran,” lanjut Widya.baik untuk memotivasi mahasiswa yang lain untuk bersemangat dalam meningkatkan soft skill selain hard skill yang sudah didapat di bangku kuliah.” “Kegiatan ini membantu meningkatkan bakat dan minat mahasiswa, sehingga mempunyai pengalaman untuk mengembangkan soft skill. Untuk kedepannya kami berharap dapat menyelenggarakan sendiri kegiatan serupa,” ujar Ekwina, salah satu peserta kompetisi dari D3 sekretari FE UNY angkatan 2015. (chusnu/fadhli)

F

Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017


Inspirasi Bisnis

MAHERAZ_BOUTIQUE

JUALAN ONLINE. Windi (atas dan bawah) memamerkan produkproduknya melalui akun instagram @maheraz_boutique

Windi Mahendra Putri:

Apapun Kondisinya, Tetep Jualan

M

emulai kuliah dengan uang dari orang tua itu biasa. Membiayai kuliah dengan beasiswa yang diperoleh itu sebuah prestasi. Tetapi lulus dari bangku SMA kemudian berkuliah dengan uang milik sendiri itu baru luar biasa. Itu bukan mimpi, bukan kisah fiksi di cerita pendek atau film, tetapi memang sebuah kisah nyata kerja keras dari seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi (FE) UNY, Windi Mahendra Putri. Windi sebagaimana dia biasa disapa, merupakan mahasiswa D3 Manajemen Pemasaran angkatan 2016. Sosoknya tidak jauh beda dengan mahasiswa seangkatannya. Tetapi bisnis busana yang digelutinya sejak kelas XII SMA membuatnya memiliki kesibukan yang sedikit berbeda. Bersama rekan bisnisnya, Reza Alief Arfianto, Windi sibuk mengembangkan bisnisnya yang bernama Maheraz Boutique, Windi menjual pakaian dan kerudung berbagai jenis dan ukuran dengan konsep toko online. Diakuinya, pada awalnya, dia berbisnis tidak dengan modal yang besar. “Awalnya cuma memakai tabungan uang saku sebesar Rp 200ribu saja. Itu juga sekedar coba-coba saja berjualan kerudung,” ungkap putri sulung pasangan Edman Rusviandy dan Wintolowati ini. Walaupun awalnya sekedar coba-coba dalam memilih kerudung sebagai komoditi utamanya, tapi Windi bersikeras untuk serius dalam bisnisnya. “Pokoknya tetap berjualan apapun kondisi dan hasilnya. Berusaha terus,” ujar Windi. Darah wirausahawan memang mengalir dalam tubuh Windi. Ayahnya adalah pebisnis travel, sedangkan Ibunya merupakan pedagang ayam di pasar Tlagareja. Sedari kecil, Windi sudah pernah mencoba berjualan banyak hal, mulai dari makanan

Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017

kecil, aksesoris, hingga sepatu. Orang tua Windi pun mendukung karena menyukai kebiasaan Windi yang memang tampak beda dibandingkan dengan kebanyakan remaja sebayanya yang pergi main-main. Lulusan SMA N 9 Yogyakar ta ini menjadi mahasiswa UNY melalui Seleksi Mandiri Jalur Prestasi. Juara 2 Padmanaba Cup Bela Diri Perisai Diri Antar Provinsi 2015 serta beberapa prestasi di olahraga bela diri mengantarkan Windi mendapatkan bangku di Program Studi D3 Manajemen Pemasaran. Pernah meraup omzet ratusan juta tidak lantas menyebabkan Windi berpuas diri. Menurutnya, masih banyak yang bisa diperbaiki dan disempurnakan. Selain itu, berbisnis juga merupakan suatu kenikmatan tersendiri baginya, terlebih bisa turut membantu membuka lapangan kerja baru bagi para pegawainya. “Semoga bisa berkembang lagi di lebih banyak sektor,” terang gadis yang bercita-cita menjadi pengusaha muda ini. (fadhli)

13


Serba-serbi

Seputar Ramadan

Fakta Unik di Indonesia Penentuan Awal Puasa yang Kadang Berbeda

1 KORPRI.ID

Pengurangan Jam Kerja Sudah lazim berlaku di Indonesia dilakukan pengurangan jam kerja saat bulan Ramadan, di mana mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam dan mereka akan menjalankan ibadah puasa. Pengurangan jam kerja tersebut dilakukan untuk menghormati para karyawan atau pekerja yang menjalankan ibadah puasa agar dapat khusyu menjalankan puasa dan ibadah lain di bulan Ramadan.

Masjid Lebih Ramai Dibanding Hari Biasa Berbeda dengan hari biasa, di saat bulan Ramadan, orang akan senang pergi ke masjid untuk menunaikan s h o l a t t a r aw i h d i m a l a m h a r i . Sebelumnya, di sore hari anak-anak akan mengaji dan berbuka di masjid. M e n j e l a n g 10 h a r i t e r a k h i r, masyarakat akan melakukan I'tikaf untuk mendapatkan keutamaan di bulan Ramadan. Tidak ketinggalan, menjelang hari raya Idul Fitri akan dibuka posko penerimaan zakat fitrah, di mana umat Islam yang akan membayarkan zakat fitrah melalui masjid terdekat.

14

ANTARA

Perbedaan penetuan awal puasa antar golongan di Indonesia kadang mengalami perbedaan. Ada yang menggunakan metode Hisab (menghitung posisi bumi terhadap matahari dan bulan secara matematis dan astronomis) dan ada pula yang menggunakan metode Rukyat (mengamati penampakan hilal atau bulan sabit merah tanpa memperhitungkan secara matematis dan astronomis). Sehingga lamanya puasa Ramadhan akan terjadi sekitar 29-30 hari berdasarkan perhitungan metode Rukyat ataupun Hisab.

2 ARAH.COM

3 Econopedia

- Edisi #9/Juni 2017


Serba-serbi RESEPUTAMA.COM

Kolak dan Kurma akan Menjadi Menu Berbuka yang Paling Digemari ALSUMARIA.TV

Buka Bersama

Kolak merupakan makanan khas berbuka yang rasanya manis dan berbahan dasar pisang. Tentu saja karena rasanya yang manis, kolak sangat tepat jika dikonsumsi setelah seharian berpuasa. Sama halnya dengan kolak, kurma merupakan buah khas yang berasal dari Timur Tengah. Sesuai anjuran nabi, setelah berpuasa kita disunahkan untuk mengkonsumsi kurma dengan jumlah yang ganjil.

Munculnya Jasa Penukaran Uang Baru

5 6

Rutinitas buka bersama atau dikenal dengan Bukber sudah menjadi kebiasaan masyarakat di Indonesia. Buka bersama juga menjadi ajang silaturahim bagi sesama muslim. Kebiasaan ini membawa berkah bagi penyedia kuliner. Mereka berlombalomba menawarkan paket buka bersama dengan harga dan menu yang menarik. POLKA.ID

4

GOODNEWSFROMINDONESIA.ID

Menjelang Lebaran, akan banyak jasa penukaran uang baru. Namun, penukaran uang baru melalui jasa ini biasanya akan dikenakan biaya tambahan. Jika mau sedikit bersabar, bank pemerintah juga melayani penukaran uang baru yang tidak dipungut tambahan biaya sepeserpun. Fenomena ini muncul karena banyaknya orang yang ingin berbagi angpao dengan sanak keluarga di saat lebaran.

7 Econopedia

Bukan Saat yang Tepat untuk Diet FOXNEWS.COM

- Edisi #9/Juni 2017

Puasa memang identik dengan mengurangi makan, namun jangan berharap untuk menurunkan berat badan jika saat berbuka banyak mengkonsumsi makanan manis ataupun gorengan. Karena seharian berpuasa, biasanya kita akan merasa lemas, karena asupan glukosa yang berkurang saat puasa. Setelah berpuasa pastinya kita harus mengganti cadangan glukosa dengan makan makanan yang manis. Namun jangan berlebihan, karena terlalu banyak makan terutama makanan manis akan meningkatkan kadar glukosa dengan cepat dan jika tidak digunakan untuk beraktivitas di malam hari dapat mengakibatkan timbunan lemak dan glukosa. Akibatnya berat badan saat puasa malah justru meningkat karena tidak diimbangi dengan olahraga.

15


Galeri

Atas: Dosen dan Humas UNY berfoto seusai Sosialisasi dan Bincang Bersama FE UNY di Studio Jogja TV, 17 Mei 2017 Bawah: Dekan FE UNY, Sugiharsono (kanan) menerima cinderamata dari Kepala OJK DIY, Fauzi Nugroho sebelum Seminar Nasional bekerja sama dengan OJK DIY, 18 April 2017


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.