KKL Arsitektur Universitas Diponegoro 2022: Keraton Yogyakarta

Page 1

keraton yogyakarta KKL ARSITEKTUR UNDIP 19 20 JULI 2022 HERITAGE AND CULTURAL ARCHITECTURE

Tim Redaksi Dr Ars Ir Wijayanti, M MEng Sahid Indraswara, S T , M T Koordinator Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan Chintya Aulia H (21020119140130) Dinda Tampubolon (21020119130097) Brigitta Edelweis M (21020119130126) Larasati Dea A (21020119140160) Arindy Givesa A (21020119140047) Adiva Salwa A S (21020119140144) Asi'lla Amara (21020119120011) Aurelia Chintya A (21020119130048) Nabila Syifa A (21020119130043) Reviyana Atika R (21020119140158) Ratna Putri W (21020119120031) Radita Pramesti U (21020119140073) Nadira Ananda P (21020119130099) Rifando Heri S (21020119140094) Sherina Azka A (21020119130039) Shaista Azhar A (21020119130060) Moh Rafi Basyair S (21020119120009) Ridwan Arrasyid W A (21020119140174) Ni Kadek A Cindy Y (21020119140059) Thalita Rikarno Putri (21020119130077) UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO

Kuliah

Bapak Dr Ir Agung Budi Sardjono, M T , Ibu Prof Dr Ir Atik Suprapti, M T , Bapak Dr Ir Eddy Prianto, CES, DEA, Ibu Dr Ars Ir Wijayanti, M Eng , Bapak Dr Eng Bangun Indrakusumo Radityo Harsritanto, S T, M T , Bapak Sukawi , S T , M T , selaku Dosen Pembimbing dalam Kuliah Kerja Lapangan Bapak M Sahid Indraswara, S T , M T selaku koordinator sekaligus Dosen Pembimbing dalam Kuliah Kerja Lapangan Ibu Dr Ir Erni Setyowati, M T selaku Ketua Program Studi Departemen Arsitektur Fakultan Teknik Universitas Diponegoro Ibu DR Ir Suzanna Ratih Sari, M M , M A selaku Ketua Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro sekaligus Dosen Pembimbing dalam Kuliah Kerja Lapangan Zullie Tour sebagai biro perjalanan yang membantu proses pelaksanaan KKL Keluarga dan kerabat peserta KKL yang memberikan dukungan doa dan keperluan finansial Seluruh mahasiswa Arsitektur Universitas Diponegoro angkatan 2019

Dalam proses penyusunan buku ini, kami mendapatkan bimbingan, pengarahan serta tak lepas Maka dari itu, ingin buku Kerja Lapangan Arsitektur UNDIP 2022 ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saran dan kritik dari pembaca akan sangat membantu dalam penyusunan buku ini Kami berharap buku ini dapat menjadi media berbagi ilmu dan dapat manfaat bagi para pembaca terkhususnya terkait ilmu mengenai bangsal di Keraton Yogyakarta Sekian yang dapat disampaikan, Warahmatullahi Wabarakatuh Agustus Kuliah Kerja Lapangan Arsitektur

dimana Keraton Yogyakarta menjadi objek Observasi dalam penulisan buku ini Secara struktural penulisan, buku ini tersusun atas narasi yang didukung dengan foto dan sketsa, dimana didalamnya memuat cerita perjalanan observasi KKL Arsitektur UNDIP 2019 di Kota Yogyakarta dengan tema : "Traditional & Cultural Architecture"

menyampaikan banyak terima kasih kepada : 1 2 3 4 5 6 7 Kami menyadari bahwa penyusunan

dari dukungan banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung

memberikan

Wassalamu'alaikum

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat Nya buku Kuliah Kerja Lapangan Arsitektur UNDIP 2022 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu Laporan ini diselesaikan sebagai bentuk hasil Observasi KKL kami terhadap suatu objek Arsitektura

Semarang, 21

2022 Panitia

UNDIP 2022 Prakata

kami

Tim Redaksi Prakata Daftar Isi Prolog Keraton Yogyakarta Sejarah Keraton Yogyakarta Denah Kawasan Bangsal Pagelaran Bangsal Magangan Bangsal Ksatrian Bangsal Sri Manganti Kesimpulan Daftar Pustaka Catatan 2 3 4 5 7 10 11 19 25 33 41 42 43 Daftar Isi Sumber : Dokumen Pribadi

Sumber : Dokumen Pribadi

Keraton Yogyakarta atau yang dikenal sebagai Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah area kediaman / Istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia Ditinjau dari sisi historis & geografis, Keraton Yogyakarta didirikan pada masa pemerintah Kesultanan Hamengku Bowono I dengan memiliki area seluas 14 Ha menghadap ke arah utara, pada arah poros Utara selatan, dan diantara Gunung Merapi dan Laut Selatan Secara keseluruhan, bangunan didalam Keraton Yogyakarta menganut gaya Arsitektur Jawa dengan pengaruh arsitektur dari Bangsa Eropa (Belanda dan Portugis) serta Arsitektur Cina Bangunan bangunan tersebut dapat berupa Bangsal, Gedhong, maupun Tratag yang digunakan sebagai tempat tinggal Sultan dan keluarganya serta hunian Abdi Dalem keraton dimana masing masing bangunan memiliki filosofi, budaya serta nilai dan makna arsitekturnya yang teraplikasi pada setiap aspeknya

Prolog

Dengan luasan Keraton Yogyakarta yang mencapai 14 Ha, keterbatasan waktu dan regulasi yang dimilikinya, pada pengamatan ini Tim Observasi Keraton Yogyakarta tidak dapat melakukan observasi secara keseluruhan karena dibatasi oleh regulasi Keraton Yogyakarta dimana hanya terdapat beberapa area / bangsal yang diperbolehkan untuk dikunjungi dan dilakukan Observasi secara mendalam Setelah melalui beberapa diskusi, pertimbangan dan pengamatan, perwakilan Tim Observasi Keraton Yogyakarta bersama dengan Abdi Dalem, tim menentukan 4 Bangsal yang dijadikan penelitian mendalam yaitu Bangsal Pagelaran, Bangsal Ksatrian, Bangsal Magangan, dan Bangsal Sri Manganti

Sumber : Dokumen Pribadi

Keraton Yogyakarta memiliki beberapa prinsip dalam penerapan kehidupan didalamnya “Sangkang Parang Dumadi” yang bermakna asal muasal dan tujuan penciptaan manusia hingga manusia beranjak dewasa “Hamamayu Hamuning Bawana” yang bertujuan mendorong manusia untuk senantiasa menghargai ciptaan Allah SWT dan melestarikannya untuk menjaga dan memperindah keindahan dunia “Manungkaling Kawula Gusti” dimana prinsip ini menjelaskan bagaimana manusia berhubungan dengan sang maha pencipta, dengan menerapkan hubungan paling hakiki yakni Hablum Minallah, Hablum Minannas, dan Hablum Minal'alam pada kehidupan sehari hari

Sumber : Dokumen Pribadi

Pemerintahan Mataram mulai pecah setelah munculnya perjanjian Giyanti Karena perjanjian itulah Kraton Mataram harus angkat kaki dari Kotagede dan mencari tempat baru untuk dijadikan pusat pemerintahan Selama proses pembangunan istana baru di wilayah dimana saat ini Keraton Yogyakarta berada, Pangeran Mangkubumi memilih kawasan Ambarketawang yang saat ini masuk kedalam wilayah Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman untuk dijadikan tempat kediaman Selama satu tahun dari 1755 1756 Sultan Hamengkubuwono I tinggal di Ambarketawang sebelum akhirnya berpindah ke Keraton Yogyakarta Peresmian Keraton Yogyakarta ditandai dengan masuknya keluarga Sultan Hamengku Buwono I di Keraton Yogyakarta pada hari Kamis, 7 Oktober 1756

Sejarah Keraton Yogyakarta didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi beberapa bulan setelah Perjanjian Giyanti (Palihan Nagari) yang ditandatangangi pada tanggal 13 Februari 1755 (Kamis Kliwon, 29 Rabi’ulakhir 1680) menyatakan Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua wilayah Wilayah tersebut yakni di sebelah timur Kali Opak (melintasi daerah Prambanan sekarang) dikuasai oleh pewaris tahta Mataram (yaitu Sunan Pakubuwana III) dan tetap berkedudukan di Surakarta (Kasunanan Surakarta Hadiningrat) dan wilayah barat (daerah Mataram yang asli) diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi sekaligus ia diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwana I yang berkedudukan di Yogyakarta (Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat)

Secara fisik Keraton Yogyakarta memiliki tujuh kompleks utama, yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan) dan Siti Hinggil Kidul (Aula Selatan) Selain itu, Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya, baik dalam bentuk upacara maupun artefak sejarah dan kuno Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan lembaga adat dengan pengemban adatnya Oleh karena itu, tidak heran jika nilai filosofis sekaligus mitologis menyelimuti area Keraton Yogyakarta Pribadi

Sumber : Dokumen

Lokasi keraton ini dulunya adalah sebuah pesanggrahan atau rumah perisirahatan bernama Garjitawati Pesanggrahan ini digunakan untuk menguburkan raja raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri Versi lain menyebutkan bahwa lokasi keraton adalah mata air Umbul Pacethokan di tengah Hutan Berringan Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono, saya tinggal di Pesanggrahan Ambar Ketawang, sekarang bagian dari Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman

DenahKawasan Keraton Yogyakarta KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 10 A Bangsal Pagelaran B Bangsal Sri Manganti C Bangsal Magangan D Bangsal Ksatrian A B C D

Objek survey pertama yang dikunjungi merupakan salah satu bangunan yang terletak di depan Alun Alun Lor pada kawasan Keraton Yogyakarta, yakni Bangsal Pagelaran Bangsal Pagelaran merupakan salah satu bangunan utama yang terletak di kompleks inti Keraton Yogyakarta dimana lokasi bangsal ini terletak diantara sepasang Bangsal Pamendengan yang terletak pada sisi barat dan timur dan Alun Alun Lor pada sisi utaranya Target pembahasan dari objek ini adalah fungsi dari Bangsal, filosofi yang terkandung, elemen penghias, serta material utama yang digunakan pada bangsal

Bangsal Pagelaran : Dokumen Pribadi

SEJARAH DAN FUNGSI Bangsal Pagelaran merupakan bangunan pertama yang didirikan pada kawasan Keraton Yogyakarta Pertama kali dibangun pada masa kesultanan Hemengku Buwono I (HB I) dimana HB 1 pada masa ini merangkap sebagai Arsitek yang juga merancang keseluruhan bangsal di wilayah Keraton

Sumber

PROLOG KULIAH KERJA LAPANGAN 12022 1

K12 ULIAH KERJA LAPANGAN 2022 SEJARAH DAN FUNGSI Pada era itu, Bangsal Pagelaran berfungsi sebagai tempat para penggawa kesultanan menghadap Sultan pada saat upacara resmi diadakan Seiring dengan berkembangnya zaman, Bangsal Pagelaran kini telah mengalami pergeseran fungsi Saat ini, Bangsal Pagelaran difungsikan sebagai tempat interaksi untuk berbagai kegiatan atau pariwisata seperti pertunjukan pentas dan acara budaya seperti acara Nusa Dalam dengan rakyat, Upacara Grebeg dan upacara besar lain saat hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi Pada awalnya, Bangsal Pagelaran dikenal dengan nama Tratag Rambat dengan filosofi arti berupa akar yang merambat digunakan sebagai penutup bangunan Namun, pada era tahun 1921 1939, HB VIII melakukan revitalisasi dan perubahan nama Tratag Rambat menjadi Bangsal Pagelaran dengan perubahan total yakni penutup atap akar rambat diubah menjadi penutup atap plafon dan kolom kolom yang semula hanya kumpulan besi yang menopang akar kini berubah menjadi kolom struktur berbahan dasar beton serta dilengkapi dengan perubahan elemen lantai berupa tegel dilapisi kembali dengan penggunaan tegel bermotif segi 8 dengan makna pembuatan dilakukan pada era HB VIII Sumber : Dokumen Pribadi

Dibangunnya Keraton Yogyakarta tidak luput dari nilai filosofi dan nilai budaya yang terkandung disetiap bangunan dan lingkungannya Jika ditinjau dan ditelaah lebih mendalam setiap aspek pada bangunan keraton seperti Penataan tata ruang, vegetasi landscape, struktur, penggunaan material dan ornamen pada setiap bangunannya memiliki filosofi, nilai budaya serta nilai arsitekturnya masing masing Pribadi

Beralih menuju pembahasan lanjutan mengenai Bangsal Pagelaran, bangsal ini tidak semata mata didirikan begitu saja tanpa dikaitkan dengan makna filosofis tertentu Namun, bangsal ini memiliki aturan tersendiri terkait penataan tata ruang nya yang berorientasi pada bangunan kawasan Keraton Yogyakarta Jika ditinjau dari letak / posisi Bangsal Pagelaran, bangsal ini terletak pada sisi Utara dimana posisi Bangsal Pagelaran dapat dibilang sebagai “akhir” dan jika ditinjau dari sisi utara Bangsal Pagelaran merupakan “awal” Orientasi filosofis peletakkan tersebut memiliki makna bahwa “Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya melainkan kegagalan adalah awal dari keberhasilan yang akan datang”

FLOOR PLAN TIPOLOGI FILOSOFI & NILAI ARSITEKTUR KULIAH KERJA LAPANGAN 12022 3

Sumber : Dokumen

Sumber : Dokumen Pribadi

TIPOLOGI FILOSOFI & NILAI ARSITEKTUR KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 14

Watu Gilang merupakan tempat singgahsana sultan pada masa nya Singgahsana ini secara geografis menghadap langsung ke arah alun alun dan membelakangi Gunung Merapi serta Tugu sebelum dilakukannya revitalisasi Dengan posisi tersebut, posisi Watu Gilang dapat dikatakan sebagai sebuah posisi strategis dimana Sultan yang menempati takhta tersebut dapat melihat ke segala arah dan posisi tersebut juga digunakan dalam rangka menghargai lingkungan dan objek sakral disekitar area tersebut Secara arsitektural, Watu gilang memiliki atap rendah yang dapat dilihat seperti atap didalam atap dengan makna agar sultan selalu berada dalam perlindungan

Beralih menuju pembahasan terkait interior ruang, Bangsal Pagelaran memiliki tempat suci dimana tempat ini menempati posisi paling sakral dalam area nya yang ramah disebut sebagai area “Watu Gilang”

Secara filosofis warna, Bangsal Pagelaran secara umum memiliki arti warna tersendiri yang diaplikasikan pada struktur maupun bagian interior Warna yang terdapat pada bangsal ini didominasi oleh warna hijau kombinasi kuning Ditafsir dari pemaknaan warna, penggunaan warna hijau dan kuning erat kaitannya dengan nuansa Islam dan tumbuh tumbuhan dimana Bangsal

TIPOLOGI FILOSOFI & NILAI ARSITEKTUR KULIAH KERJA LAPANGAN 12022 5

Pagelaran merupakan bangsal yang mengadopsi dominasi kultur islam serta mengadopsi dan merupakan bentuk menghargai tumbuhan disekitarnya Lalu, tak hanya terdapat warna hijau dan kuning namun terdapat warna gelap atau warna hitam didalam penerapannya dengan analogi laut terdalam yang melambangkan loyalitas dan bersendikan Islam

Ditinjau dari segi penyusunan vegetasi / landscaping, dapat ditemukan berbagai jenis tanaman yang digunakan sebagai faktor / alat untuk memperindah lingkungan Bangsal Pagelaran Didalam bangsal ini, terdapat pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki; famili Sapotaceae) yang berjumlah 64 pada keseluruhan keraton yang bermakna keadaan serba baik dan penuh kebaikan dengan harapan apa yang ditanam akan memberi manfaat baik bagi siapapun Jumlah pohon yang berjumlah 64 pada pohon Sawo Kecik diambil dari usia wafatnya Nabi Muhammad SAW Terdapat juga beberapa pohon tertentu yang hanya dapat ditanam oleh kerabat dekat sultan Sumber : Dokumen Pribadi

STRUKTUR & MATERIAL KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 16 8 Kolom Utama 64 Kolom Anak SUMBER : DOKUMEN PRIBADI

Dilanjut mengenai struktural Bangsal Pagelaran, dapat terlihat adanya pilar atau kolom yang menjadi elemen struktur dan keindahan pada bangsal Dalam Bangsal Pagelaran, terdapat 64 kolom anakan dimana kolom

Secara fisik, jika dikaitkan dengan konteks Arsitektural, Bangsal Pagelaran di kawasan keraton menggunakan langgam tradisional Jawa dengan kekhasan berupa bentuk bangunan pendapa, atap joglo, tajug, limasan dan kampung Dahulu, Bangsal Pagelaran disebut dengan Tratag Rambat dimana bangsal ini merupakan satu satunya bangsal yang memiliki struktur atap rambat dan tidak teratapi, hingga akhirnya dilakukan revitalisasi oleh HB VIII Terdapat perubahan bentuk secara masif, namun tidak mengubah dari sisi arsitekturalnya Semua perubahan yang terjadi selama revitalisasi setelah kemerdekaan Indonesia selalu dikonsultasikan dengan ahli sejarah dan arkeolog sehingga tetap menjaga esensi yang terkandung didalamnya Selama dilakukannya revitalisasi, material material lama yang tidak dapat ditemukan akan diganti dengan material baru yang menyerupai Revitalisasi berupa penggantian beberapa material bangunan seperti pada elemen lantai, kolom dan atap pada Bangsal Pagelaran agar lebih kuat,

Pagelaran tidak dapat dipisahkan dari ornamen ornamen yang mengukir di setiap bagian nya Ornamen ornamen atau dekorasi yang terdapat pada Bangsal

ORNAMEN KULIAH KERJA LAPANGAN 12022 7

Pada saat ini, lantai pada bangsal memiliki motif dan ukuran berbentuk segi delapan dengan makna pelestarian dan sebagai tanda telah diperbarui atau dibentuk pada masa VII

HB

Pagelaran disesuaikan dengan bentuk dan kastanya Penggunaan ornamen juga berhubungan erat dengan tingkat kesaklaran ruang dan masa penjajahan Kaitannya dengan penjajahan, terdapat beberapa elemen yang diberi ornamen sebagai tanda atau serapan jajahan Belanda Penggunaan ornamen ini dimaksudkan sebagai tanda penghargaan dan agar Belanda tidak mengintervensi terhadap keraton

menghasilkan suatu kebaikan yang terpancar lewat wewangian Pada atap, terdapat ornamen berbentuk naga yang memiliki makna perlambangan mitologi hewan pada masanya (majapahit)

Pada kolom, terdapat ornamen berbentuk melati, lotus sebagai simbol keabadian dan Teratai yang melambangkan keharuman Dengan adanya ornamen ornamen tersebut diharapkan apa yang dikerjakan selalu

Melati Teratai Lotus

Bangunan tradisional seperti Bangsal

KULIAH KERJA LAPANGAN 12022 9

Bangsal Magangan Sumber : Dokumen Pribadi

Arsitektur nusantara ialah identitas Keberadaannya jelas memperlihatkan kekhasan suatu daerah Seperti jika berkunjung ke Yogjakarta, misalnya Maka dapat ditemukan bangunan bergaya arsitektur jawa, terutama di Kawasan Keraton Yogjakarta Keraton Yogyakarta merupakan komplek bangunan pusat pemerintahanan Kerajaan yang terletak di pusat ibu kota Kasultanan Yogyakarta (Putra, 2018) Dalam perjalanan menyusuri keraton, sering kali pengunjung bertemu dengan sosok pria berpakaian lurik dan menggunakan blankon yang merupakan abdi dalam Selain pria, terdapat pula abdi dalam estri (perempuan) yang menjadi pemandu bagi wisatawan Sebelum menjadi abdi dalam, terdapat proses magang yang harus dilalui Proses tersebut dilakukan di bangsal magangan

Bangsal tersebut terletak di pelataran magangan Tepatnya di sisi selatan kawasan keraton yang di sebelah utaranya terdapat regol kemagangan dan halaman kedhaton

Di timur berbatasan dengan jalan magangan wetan dan permukiman penduduk Sementara di sisi barat bangsal ini terdapat jalan magangan kulon dan permukiman penduduk Serta di sebelah selatan terdapat jalur pangongan dan permukiman penduduk

Lebih rincinya, bangsal dengan luasan 385 02 m2 tersebut tergolong jenis Joglo Mangkurat Dalam joglo itu terdapat detail yang melambangkan suatu makna tertentu Detail pada bangsal ini cenderung sederhana, tidak berlebihan Disamping itu, terdapat pula pagar dengan cat hijau yang mengelilingi bangsal Selanjutnya pada bangsal ini lah dimulai pembentukan sosok pelestari budaya nan penuh kesungguhan

PROLOG

HISTORI DAN FUNGSI

Bangsal magangan merupakan bangunan awal keraton yang dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I Ketika itu, bangsal ini digunakan untuk kegiatan magang calon abdi dalam Selain itu, dahulu halaman magangan digunakan untuk menguji keterampilan prajurit mengenai bela diri dan teknik perang Seiring berjalannya waktu, halaman itu kini difungsikan sebagai lahan parkir Biasanya warga maupun abdi dalam yang datang menggunakan kendaraan roda dua dan tiga akan menuntun kendaraannya ketika berada di area magangan Hal ini merupakan bentuk penghormatan warga dan abdi dalam terhadap keraton Selanjutnya pada tahun 1823 1855 ketika Sri Sultan Hamengkubuwono V menjabat, bangsal ini menjadi tempat pagelaran wayang Ketika itu pertunjukan yang dipertontonkan yakni Wayang Cina Disebut wayang cina karena yang dipentaskan merupakan wayang orang, dimana pemainnya merupakan orang tionghoa Tidak hanya itu Terdapat pula pementasan Wayang Bedol Songsong Acara Bedol Songsong merupakan pertanda berakhirnya upacara Garebeg sebab merupakan acara penutup

Sumber : Dokumen Pribadi

S u m b e r D o k u m e n P r i b a d i KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 20

FLOOR PLAN KULIAH KERJA LAPANGAN 22022 1

KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 22

1

Menurut deskripsi tersebut dan mengacu pada gambar dibawah, bangsal magangan merupakan sebuah bangunan yang berbentuk bangsal karena tidak adanya bidang penutup dinding, serta memiliki atap jenis joglo dilihat dari bentuknya

Tipologi kedua dibagi berdasarkan bentuk atap pada bangunan, yaitu : Bangsal magangan memiliki 4 soko guru yang melambangkan 4 elemen, yaitu api, air, tanah, dan bumi

2 tipologi

Sumber : Dokumen Pribadi Sumber : Dokumen Pribadi

Bangunan yang ada pada kompleks Keraton Yogyakarta dapat dibagi menjadi Tipologi pertama dibagi berdasarkan struktur penyangga atapnya, yaitu : 1 Bangsal Merupakan bangunan yang memiliki tiang sebagai struktur penyangga atap tanpa adanya dinding Bangsal magangan masuk pada jenis ini 2 Gedhong Merupakan bangunan yang memiliki struktur penyangga atap berupa dinding Tajug Merupakan bentuk atap yang memusat pada satu titik Bentuk atap ini biasanya digunakan pada bangunan yang disakralkan seperti masjid dan makam 2 Joglo Merupakan bentuk atap yang paling banyak ditemukan di bangsal bangsal dalam keraton Limasan Merupakan atap yang berbentuk limasan dengan 4 bidang sisi dimana 2 diantaranya memiliki bentuk trapesium dan 2 lainnya berbentuk segitiga sama kaki

3

TIPOLOGI FILOSOFI & NILAI ARSITEKTUR

Bangsal magangan merupakan bangsal dengan bentuk bangunan joglo, atau lebih tepatnya joglo mangkurat dengan luas bangunan ±419 m Atapnya memiliki 3 susun dengan perbedaan batas antara masing masing sudut dibatasi dengan penggunaan lis plank Atapnya terdiri atas brunjung, penanggap, dan emper Rangka atapnya terbuat dari kayu jati yang belum pernah diganti sejak pertama kali dibangun sedangkan atapnya kini memakai atap sirap metal berwarna hitam dimana saat pertama kali dibangun sirap terbuat dari sabah atau batu gunung

Bangsal magangan memiliki 3 level ketinggian lantai dimana permukaan lantai di bawah atap brunjung dan penanggap lebih tinggi 30 cm dari lantai di bawah atap emper yang memiliki tinggi 60 cm dari permukaan halaman Kemagangan Lantai paling tinggi disebut dengan jrambah sedangkan lantai yang lebih rendah disebut dengan jogan

Sumber : Dokumen Pribadi

STRUKTUR & MATERIAL

Sumber : Keputusan Gubernur DIY no 217/KEP/2020 Tentang Penetapan Bangsal Kemagangan Kraton Yogyakarta Sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Provinsi Gubernur DIY KULIAH KERJA LAPANGAN

Sumber : Dokumen Pribadi

22022 3

STRUKTUR & MATERIAL Empat saka guru pada bangsal magangan memiliki tinggi 4 8 m dengan ukuran 20 cm x 26 cm yang menopang konstruksi atap Saka lainnya terdapat 12 saka penanggap yang menyangga bladar atau balok dari atap penanggap dengan tinggi 2 54 m berukuran 16 cm x 16 cm, 20 saka emper yang menyangga blandar dari atap emper dengan tinggi 1 82 m, dan 8 saka santen dengan penampang bulat Saka pada bangsal magangan memiliki bentuk persegi yang terbuat dari kayu jati Sumber : Keputusan Gubernur DIY no 217/KEP/2020 Tentang Penetapan Bangsal Kemagangan Kraton Yogyakarta Sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Provinsi Gubernur DIY KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 24

DEKORASI & UKIRAN

Sumber : Dokumen Pribadi Sumber : Dokumen Pribadi KULIAH KERJA LAPANGAN 22022 5

jawa

Sengkalan Dwi Naga Rasa Tunggal berbentuk dua ekor naga yang saling membelakangi, dan ekornya saling melilit Posisi naga tersebut tampak melandai turun Hal ini dapat dilihat dari posisi ekor yang lebih tinggi daripada badannya Jika dihubungkan dengan konsep dualistik tentang arah yang dianut oleh masyarakat Jawa, maka posisi naga pada sengkalan tersebut dapat mengartikan turunnya daya transenden ke imanen/duniawi, atau rohani ke materi Dalam konteks masyarakat Jawa sebagai masyarakat sawah, maka ini dapat dimaknai sebagai adanya keberkahan, berupa kesuburan yang diberikan oleh Tuhan/dewa kepada dunia atau manusia Regol kamagangan merupakan gerbang yang menjadi ornamen khas dari kompleks kamagangan Gerbang ini tergolong sederhana jika dibandingkan kelompok gerbang depan atau utara Namun terdapat keistimewaan yaitu adanya candra sengkala memet yang terbaca sebagai Dwi Naga Rasa Tunggal Nama Dwi Naga Rasa Tunggal ini mewakili watak watak bilangan dari tahun pemasangannya dalam kalender Dwi berarti 2, Naga (ular besar) berarti 8, Rasa (perasaan) berarti 6 dan Tunggal berarti 1 Jika dibaca terbalik maka akan menjadi 1682 yang berarti tahun berdirinya Keraton Yogyakarta yaitu tahun 1682 Jawa atau 1756 Masehi

Sumber : Dokumen

Pribadi KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 26

Warna dominan yang digunakan yaitu warna hijau dengan warna pelengkap merah, kuning dan juga putih hijau memiliki makna subur, merah bermakna berani, putih bermakna suci dan kuning bermakna kekayaan

Sumber : Dokumen Pribadi

Pada bagian umpak terdapat ukiran yang menggambarkan bunga teratai yang terbentuk dengan cara dipahat dan dicetak Teratai ini melambangkan simbol politik dan kerukunan umat beragama Selain itu, bunga teratai juga melambangkan kebijaksanaan dan kekuatan prinsip Teratai merupakan tanaman yang memiliki akar kuat, walau hidup di air sekalipun namun tumbuhan ini tak akan pernah hanyut dan tetap kokoh di tempatnya berpijak Penutup lantai pada bangsal ini masih menggunakan tegel dengan variasi motif tegel di bagian pinggirnya Motif ini juga melambangkan teratai yang memiliki makna sama dengan ukiran pada umpak

DEKORASI & UKIRAN

Asal mula na kata satria ya kata lain merupakan a Yogyakarta y area putra maupun abd Bangsal ksa tempat putra belajar atau pangeran s disini tetapi a dapat ber Ksatrian Ban di sisi timur d Sum KULIAH KERJA LAPANGAN 22022 7

KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 28

Total bangunan di keraton Yogyakarta tidak dapat dihitung karena sangat banyak sekali keluarga abdi dalam yang tinggal di area keraton Yogyakarta Di sekitar area keraton terdapat kampung kampung yang ditinggali oleh keluarga yang mengabdikan diri di keraton, nama kampung tersebut juga berdasarkan oleh tugas dari masing masing abdi dalam

Pembangunan keraton bertahap, di arsiteki oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I Bangunan awal hanya menggunakan material kayu Pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII mulai di renovasi dengan menggunakan material yang lebih modern Pada area Bangsal Ksatrian terdapat rumah pangeran, sekolah, gedung pertemuan, dan tempat penyimpanan arsip keraton Pada bangsal ksatrian tersimpan lukisan raden saleh (1873), membutuhkan perawatan oleh insinyur Jerman yang memakan waktu 1,5 tahun Lukisannya berbentuk 3D seperti monalisa yang rentan terhadap blitz kamera Sumber : Dokumen Pribadi

KULIAH KERJA LAPANGAN 2202 9 history HISTORY

Pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono II, benteng di timur laut keraton di bom oleh Inggris karena sultan tidak mau tunduk, tetapi sultan dilindungi oleh 17 000 pasukan Inggris juga mengebom Gudang pusaka milik keraton Yogyakarta, dan harta benda keraton di kuras oleh Inggris Pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono II, istana keraton dikelilingi oleh parit yang dihubungkan dengan jembatan, tidak semua orang boleh masuk ke keraton, terdapat jam jam tertentu (08 00 17 00) dimana jembatan dibuka dan ditutup P

HISTORY

Pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII terdapat wabah kolera dan pes, akibat penjajahan belanda sehingga sultan mengijinkan rakyat mengungsi di keraton Terdapat patung Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai penghormatan terhadap sultan sebagai pahlawan nasional Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX ini dibangun di area Bangsal Ksatrian Sri Sultan Hamengku Buwono VIII merenovasi kawasan keraton Yogyakarta secara besar besaran Di area Ambarukmo terdapat area pesanggrahan tempat tinggal Sri Sultan Hamengku Buwono VII, tepatnya di selatan Ambarukmo Plaza

KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 30

Sumbu Filosofi Yoyakarta dari Tugu Jogja sampai Panggung Krapyak (tempat berburu kijang), arti krapyak adalah menjarah Kita lahir berupa air (laut selatan), menjadi benih manusia (kampung wiji), ada perasaan kesengsem atau senang (kanan kiri terdapat pohon asam), bentuk benih bayi sudah mulai terlihat (pelengkung gading alun alun selatan), bayi mau lahir (pamengkang), bersiap ke dunia yang indah (pohon dersono), bayi sudah lahir (Bangsal Srimanganti alun alun utara), dalam proses pendewasaan ada godaan (keraton, pasar beringharjo, kantor gubernur), sampai kembali lagi ke tempat tertinggi (puncak Gunung Merapi) Sehingga orang meninggal kepalanya diletakkan di sebelah utara Makna kolom dan soko, 4 soko guru sebagai penopang utama bangunan bangsal sehingga struktur menjadi sangat kuat Bangsal Trajumas sempat roboh saat gempa Yogyakarta 2004 dikarenakan tidak adanya soko guru yang menopang bangunan tersebut, hanya terdapat soko 6 berjajar Selain itu, terdapat beberapa makna warna dari keraton Yogyakarta, diantaranya yaitu warna hijau melambangkan kesuburan, kuning melambangkan keagamaan, merah melambangkan keberanian, hitam melambangkan keabadian, dan putih melambangkan kesucian

Sumber : Dokumen Pribadi KULIAH KERJA LAPANGAN 32022 1

tipology TIPOLOGI FILOSOFI & NILAI ARSITEKTUR

Semua vegetasi di keraton memiliki filosofi yang baik, seperti pohon belimbing (memiliki 5 sisi, solat lima waktu), pohon sawo kecik (sesungguhnya orang jawa berkelakuan baik), pohon jambu dresono (persaudaraan dengan rakyat kecil), dan pohon kemuning (untuk tolak bala), pohon kepel (Bersatu, manunggaling kawula lan gusti), pohon beringin (rimbun, mengayomi) Pohon sawo kecik memiliki kayu yang kuat dan bagus untuk rangka keris

TIPOLOGI FILOSOFI & NILAI ARSITEKTUR KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 32

Terdapat konsep jawa dan hirarki yang mendasari pembangunan bangunan keraton seperti penggunaan ornament putri mirong karena konsep tersebut melambangkan penghormatan terhadap raja Sama halnya dalam berpakaian, menggunakan batik parang, truntum merupakan hak raja yang tidak boleh disamai oleh rakyat

KULIAH KERJA LAPANGAN 32022 3

Material penyusun keraton dibuat oleh para bupati yang ada di Jogja sehingga batu bata nya memiliki warna yang berbeda beda Kayu yang digunakan sebagian besar adalah kayu jati Bangunan keraton terpeng arsitektur Eropa Diantaranya dari arsitektur Portugis (Tama pengaruh arsitektur Chi ditunjukkan oleh orname Keseluruhan bangunan memi yang sama Tiang tiang didat Belgia dan Belanda pada mas Hamengku Buwono VIII, bangunan tambahan 1932 menggunakan asbes dan bangunan keraton sebag menggunakan ilalang Untuk furniture keraton me bahan kayu sonokeling Kayu sangat kuat dan sangat maha tidak digunakan untuk materia keraton Pada area Bangsa lampu lampu antik didata Italia Sebelum menggunaka lampu antik ini, keraton menggunakan lampu berba gas dan minyak, namun seka menggunakan listrik Ornament putri mirong, menandakan bahwa bangsal tersebut merupakan tempat duduk sultan Di atas soko guru terdapat ukiran nanasan yang mengambil dari kata Al Anas yakni "Hablum Minallah"

INTERIOR & STRUKTUR interior

KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 34

INTERIOR & STRUKTUR)

Struktur bangsal utama, dinamakan bronjong, terdapat 4 soko besar atau soko guru di tengah Pemasangan struktur itu tidak mengunakan paku, sehingga tahan gempa Bronjong yang dipasang ditengah juga berfungsi sebagai pengontrol aliran udara, sehingga menghasilkan hawa yang sejuk Terdapat mitos jawa yang mengatakan bahwa orang biasa tidak boleh duduk di area tengah bangsal sejajar dengan soko guru, dapat menyebabkan kematian Pada bangunan baru yaitu museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX, terdapat kolom yang menggunakan semen tetapi dilapisi kayu untuk eksterior kolomnya

Sesuai dengan namanya, bangsal ini pada awalnya berfungsi sebagai tempat untuk menanti para tamu yang ingin bertemu dengan sultan, sebelum nantinya dijemput eraton Saat ini, Bangsal Sri fungsi menjadi tempat k menyambut para tamu njukan tersebut meliputi ng golek, wayang kulit, radisional & FUNGSI

Bangsal SRI MANGANTI SEJARAH

PROLOG

KULIAH KERJA LAPANGAN 32022 5

KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 36

V Pada masa itu, lantai bangsal yang pada awalnya hanya berupa pasir, kemudian dipasangkan tegel bermotif Area pertunjukan juga mengalami penambahan elevasi hingga menyerupai panggung

Menurut salah satu Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, pembangunan Bangsal Sri Manganti diperkiraan berlangsung pada tahun 1758, tepatnya pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono

I Bangunan ini kemudian mengalami serangkaian renovasi pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono

Bangsal Sri Manganti selanjutnya disempurnakan kembali pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubowono VIII Hal ini salah satunya ditandai oleh penggunaan tegel dengan susunan motif wajik yang berjumlah delapan pada selasar di samping bangsal Kegemaran Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dalam mengadakan pesta dan menerima tamu konon menjadi salah satu hal yang mendasari proyek penyempurnaan beberapa bangunan dalam kompleks Keraton Yogyakarta, tidak terkecuali Bangsal Sri Manganti

FLOOR PLAN

KULIAH KERJA LAPANGAN 32022 7

Bangsal Sri Manganti merupakan bangunan satu lantai tanpa sekat ataupun dinding di sekelilingnya Bangunan dengan bentuk Joglo ini disokong oleh empat saka guru yang masing masing melambangkan empat kebutuhan manusia dalam kehidupan yakni udara, air, tanah, dan juga api Penambahan elevasi sebanyak kurang lebih 35 sentimeter pada area penanggap dan penitih secara tidak langsung menciptakan hierarki ruang yang memisahkan area penonton dengan area panggung pertunjukan Rangkaian instrumen gamelan disusun di area penitih dan area penanggap sisi selatan menghadap ke Regol Sri Manganti yang terletak di utara bangsal Orientasi ini juga disesuaikan dengan letak Watu Selo Gilang yang merupakan tempat duduk bagi sultan Bagian tengah dan utara area penanggap menjadi area bagi para penari tradisional dalam mempertunjukan aksinya untuk menghibur wisatawan yang datang Ketika pertunjukan berlangsung, wisatawan dapat duduk di area penitih yang menyerupai teras di sekeliling area pertunjukan Lantai di area ini dilapisi dengan karpet sehingga wisatawan diharuskan melepas alas kaki terlebih dahulu

Bangsal Sri Manganti sebagai tempat para tamu menanti untuk dipersilakan bertemu Sultan serta sebagai tempat transit atau istirahat ketika Sultan ingin kembali ke Kedhaton memiliki sebuah arti Kegiatan berhenti di Bangsal Sri Manganti untuk transit mengingatkan kita bahwa hidup di dunia hanyalah singgah untuk minum (mampir ngombe) Hal ini merupakan simbolisasi dari manusia yang menginjak kehidupan setelahnya

MAKNA & TIPOLOGI Kawasan Keraton Yogyakarta dirancang dengan sangat detail berdasarkan kepercayaan kuno

tentang hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam Maka tentunya semua hal dalam kawasan ini sarat akan makna Setiap fiturnya memiliki makna simbolis khusus yang terkait dengan pandangan dunia Jawa Tak terkecuali pada Bangsal Sri Manganti

KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 38

Hiasan yang terdapat pada umpak dapat dikatakan cukup menarik Hiasan berupa ukiran batu berbentuk padma atau bunga teratai ini merupakan sebuah akulturasi dari budaya Islam, Hindu, dan Budha Bentuk padma tersebut memiliki makna kesucian

Bangsal ini berbentuk Joglo dengan 4 saka guru Jumlah saka guru sebanyak 4 buah melambangkan unsur unsur penting yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia yakni udara, air, tanah, dan api Kemudian pada plafon Bangsal Sri Manganti juga terdapat hiasan lukisan berbentuk matahari

Warna warna yang dipilih dan digunakan dalam Keraton Yogyakarta pun dipenuhi dengan makna sebagai harapan atau doa Pada Bangsal Sri Manganti warna dominan yang digunakan adalah hitam, hijau, dan kuning emas Warna hitam memiliki arti warna hijau memiliki arti u kemakmuran, dan warna emiliki arti keagungan

MAKNA & TIPOLOGI

KULIAH KERJA LAPANGAN 32022 9

Selanjutnya Bangsal Sri Manganti disempurnakan pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII Ditambahkan selasar di samping bangsal dengan atap tratag dan lantai tegel bermotif wajik yang berjumlah delapan

Struktur bangunan yang digunakan adalah sistem umpak pada bagian pondasi, tumpeng sari pada bagian balok, dan atap dengan lambang gantung dan bersusun tiga; brunjung, penanggap, dan penitih Bentuk bangunan joglo mangkurat menggunakan konstruksi atap gantung sehingga atap brunjung renggang dengan atap penanggap Sambungan antara atap penanggap dengan penitih (emperan) tidak ditempelkan pada saka bentung, tetapi pada balok yang disebut lambang sari

KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 40

Peletakan Bangsal Sri Manganti di dekat area Kedhaton mengingat fungsi awalnya sebagai area transit atau tempat menunggu sebelum dipersilakan untuk bertemu dengan Sultan

STRUKTUR TATA LETAK DAN PEMBANGUNAN Bangsal Sri Manganti merupakan bangunan berbentuk Joglo Mangkurat berukuran 24 m x 21 m Bangsal ini disangga oleh 44 kolom dengan 4 diantaranya merupakan saka guru

Berdasarkan penjelasan dari Abdi Dalem Keraton, pembangunan Bangsal Sri Manganti diperkirakan berlangsung sejak awal pembangunan kawasan Keraton Yogyakarta yakni pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono I Kemudian mengalami renovasi berupa pemasangan tegel bermotif pada lantai yang semula berupa pasir di masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono V Penggantian lantai ini berdampak pada elevasi bangungan sehingga menyerupai panggung

MATERIAL

Material material yang digunakan pada Bangsal Sri Manganti sebagian besar berasal dari area di sekitar kawasan Keraton Yogyakarta Kayu kayu yang digunakan berupa kayu jati lokal dan batu batu yang digunakan merupakan batu alam yang berasal dari sekitar Gunung Merapi Pondasi pada Bangsal Sri Manganti berupa umpak bermaterial batu Lantai pada bangsal ini mulanya bermaterial pasir namun kemudian diganti dengan lantai tegel bermotif bermaterial semen Untuk penggunaan kolom terdapat dua jenis yakni kolom kayu dengan ukuran yang bervariasi dan kolom besi Kolom kayu yang paling besar adalah empat buah saka guru dengan ukuran 30 x 30 cm, kemudian ada dua belas kolom di sekeliling saka guru dengan ukuran 22 x 22 cm, dan kolom paling luar berjumlah dua puluh buah dengan ukuran 18 x 18 cm Kolom besi berpenampang bulat berjumlah delapan dengan masing masing empat buah di bagian utara dan selatan bangsal

41

KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 42

Material yang digunakan pada atap Bangsal Sri Manganti awalnya berupa atap sirap kayu, sedangkan atap tratag di selasarnya menggunakan material seng Namun saat ini atap Bangsal Sri Manganti sudah tidak menggunakan atap sirap kayu lagi melainkan atap sirap bitumen Penggantian material ini dimaksudkan agar atapnya dapat lebih tahan terhadap cuaca dan perawatannya yang lebih mudah Tidak jarang dilakukan renovasi pada kawasan Keraton Yogyakarta dikarenakan adanya kerusakan, terlebih ketika terjadi bencana alam Namun meskipun terjadi renovasi, bentuk serta material bangunan senantiasa dipertahankan seperti semula Apabila material yang diinginkan sudah tidak ada atau tidak diproduksi maka akan dicari material pengganti yang semirip mungkin dengan material aslinya Contohnya seperti penggantian atap yang sudah dijelaskan sebelumnya Material atap berbahan kayu kemudian diganti dengan bitumen namun dengan tetap mempertahankan bentuk yang sama yakni sirap

KULIAH KERJA LAPANGAN 42022 3

keseluruhan Kawasan Keraton Yogyakarta yang sarat akan makna tentunya memiliki maksud dan tujuan tersendiri Perancangan bangunan keraton didasarkan pada pertimbangan untuk menjaga keseimbangan serta keserasian antara manusia dan lingkungan, menerapkan dasar dasar etika Jawa tanpa menimbulkan kesenjangan terhadap lingkungan sekitar Filosofi keraton mengandung aspek relasi Tuhan, lingkungan, dan manusia Bangunan bangunan yang ada di keraton mengandung makna simbolis sebagai pedoman hidup agar masyarakat bertindak sesuai dengan pesan yang disampaikan banguan tersebut Seluruh bangunan memiliki nilai ajaran yang mengingatkan manusia untuk selalu berbuat baik kepada sesama, taat pada aturan keraton maupun negara, dan tetap memuji keagungan Tuhan Simbol simbol yang dapat dilihat secara visual pada bangunan dimaksdukan untuk memberikan nasehat kepada manusia dalam kehidupannya; maka siapa pun yang melihat simbol simbol tersebut senantiasa akan selalu mengingat rahmat Tuhan dan dapat lebih menghargai hidupnya dan memanfaatkan hidupnya dengan sebaik baiknya Simbol simbol tersebut berfungsi sebagai media penyampaian pesan dari satu generasi ke generasi selanjutnya, sehingga nilai nilai pada Keraton Yogyakarta yang didasarkan pada agama dan budaya Jawa dapat terus dijadikan pedoman bagi generasi selanjutnya tanpa terputus

Kesimpulan

DaftarPustaka Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta 2014 Filosofi dan Nilai Budaya Keraton Yogyakarta Diakses pada 8 Agustus 2022 https://budaya jogjaprov go id/artikel/detail/289 filosofi dan nilai budaya keraton yogyakarta Heryanto, Fredy 2016 Bangsal Pagelaran Diakses pada 2 Agustus 2022 http://keraton perpusnas go id/node/192 Pamongbudaya (2021, September 21) Mengenal Bangunan Berarsitektur Tradisional Jawa : Bangunan Joglo (Bagian 2) Diambil kembali dari budaya jogjaprov go id: https://budaya jogjaprov go id/artikel/detail/Mengenal Bangunan Berarsitektur Tradisional Jawa Bangunan Joglo Bagian 2 Purwani, Ofita 2001 Identifikasi Elemen Arsitektur Eropa Pada Keraton Yogyakarta Diakses pada 8 Agustus 2022 https://www academia edu/6474648/IDENTIFIKASI ELEMEN ARSITEKTUR EROPA PADA KRATO N YOGYAKARTA Putra, Bimo Narindra 2018 Pesona Keraton sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Yogyakarta Diakses pada 6 Agustus 2022 https://osf io/j2d58/download/?format=pdf Soma, Clarissa Jesslyn 2016 Adaptasi dan Preservasi Bangsal Sri Manganti Kompleks Keraton Yogyakarta Diakses pada 10 Agustus 2022 https://repository unpar ac id/handle/123456789/3703 Wardani, Laksmi Kusuma 2008 The Power of Symbol at Keraton Yogyakarta In: The International Scientific Conference The Faculty of Fine Arts Centennial: Fine Arts in Egypt 100 Year of Creativity, 22 October 2008, Cairo KULIAH KERJA LAPANGAN 2022 44

Notes

Notes

HERITAGE AND CULTURAL ARCHITECTURE KERATON YOGYAKARTA Laporan Kuliah Kerja Lapangan Arsitektur Universitas Diponegoro 2022

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.