e-Book Eka-citta Writing Workshop Kamadhis UGM 2024

Page 1


CARNIVAL OF IMAGINATION: UNLEASHING A+ CREATION

Sotthi Hotu Namo Buddhāya.

Eka-citta Writing Workshop Kamadhis UGM yang diadakan pada tahun 2024 ini telah memasuki tahun ke-8 sejak pertama kali dilaksanakan. Sebagai hasil dari pelaksanaan acara, e-book ini digunakan sebagai media publikasi hasil karya tulis peserta dan diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk meningkatkan workshop selanjutnya. Konten yang dipublikasikan dalam e-book juga bermanfaat sebagai tolak ukur kebermanfaatan penyelenggaraan Eka-citta Writing Workshop Kamadhis UGM.

Eka-citta Writing Workshop Kamadhis UGM 2024 mengusung tema Carnival of Imagination: Unleashing A+ Creation dengan tagline “Tulis Hari Ini, Kenang Hari Nanti”. Tema dan tagline tersebut menunjukkan bahwa layaknya sebuah karnaval dengan berbagai atraksi yang menarik, setiap individu juga memiliki ide yang unik dan sejuta mimpi. Ide merupakan hasil imajinasi dan potensi diri masing-masing penulis, sedangkan mimpi merupakan proses eksplorasi dan petualangan di dunia fantasi. Ide-ide yang dituangkan menjadi tulisan tersebut dapat menjadi kenangan berharga di kemudian hari.

Setelah mengikuti rangkaian acara Eka-citta Writing Workshop Kamadhis UGM 2024, peserta diharapkan dapat meningkatkan minat dan kemampuan dalam menulis karya fiksi, memiliki wawasan yang lebih luas terkait proses penulisan karya fiksi, menumbuhkan dan mengolah ide dan imajinasi untuk menciptakan tulisan yang berkualitas, serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran peserta akan manfaat menulis karya fiksi.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan e-book ini serta telah menyukseskan acara Eka-citta Writing Workshop Kamadhis UGM 2024. Semoga ebook ini dapat memberikan manfaat untuk kedepannya. Akhir kata, Sabbe Sattā Bhavantu Sukhitattā, semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sādhu-Sādhu-Sādhu.

KATA PENGANTAR

Seputar Eka-citta Writing Workshop...............................................

DAFTAR ISI......................................................................................

CARNIVAL OF IMAGINATION

Kata Mereka tentang Eka-citta Writing Workshop.........................

Mengenal Lebih Dekat Ananda Putri, Penulis Novel “A+”..........

Urgensi Melihat Kembali Realitas....................................................

Tulis Hari Ini......................................................................................

Membangun Imajinasi Dengan Menulis Fiksi................................

Karya Peserta......................................................................................

Kesan dan Pesan Peserta dengan Karya Terbaik.............................

Page 1

Jody, Ketua Umum Kamadhis UGM 2024

Eka-citta Writing Workshop merupakan event tahunan dari Tim Eka-citta Kamadhis UGM yang bertujuan untuk meningkatkan minat kepenulisan mahasiswa dan masyarakat umum. Sesuai dengan namanya, kegiatan Eka-citta Writing Workshop meliputi pelatihan/pematerian

mengenai kepenulisan dan pembuatan karya penugasan yang akan dinilai langsung oleh narasumber. Kegiatan Eka-citta Writing Workshop dikemas semenarik mungkin dengan mengusung tema yang berbeda-beda setiap tahunnya. Diharapkan pula agar Eka-citta Writing Workshop ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan dan meningkatkan minat teman-teman semu bidangkepenulisan.

Windy Susanty, Pemimpin Umum

Eka-citta Kamadhis UGM 2024

Satu kata untuk EWW tahun ini, yaitu gamon!!

Gagal move on banget sama workshop satu ini. Gak hanya aku bisa ketemu sama penulis novel, Kak Ananda yang super duper humble, tapi insight yang diberikan juga membuat aku termotivasi untuk membuat karya tulis. Selain itu,panitianyatotalitasbanget,mulai dari meja registrasi sampai ke akhir acara fansign dan dokumentasi, aku selalu dilayani dengan baik dan dikasih senyuman manis. Terakhir, best experience-ku untuk EWW tahun ini itu real kayak masuk ke dunia magical sekaligus karnaval. Mulai dari desain, pemilihan lagu, dan tema. All of them is truly magical!

Kata Mereka tentang Eka Kata Mereka tentang Eka

a-citta Writing Workshop a-citta Writing Workshop

Vannesa Jane Antonia, Pemimpin Redaksi Eka-citta Kamadhis UGM 2024

Eka-citta Writing Workshop adalah workshop tahunan mengenai kepenulisan yang diselenggarakan oleh Tim Eka-citta Kamadhis UGM. Dengan tema yang selalu menarik dan bervariasi setiap tahunnya, Eka-citta Writing Workshop menyediakan

sesi pematerian serta kesempatan bagi pesertanya un karya. Karya dari para peserta juga nantinya akan d oleh narasumber workshop ini. Untuk tahun ini, EkaWorkshop mengusung topik mengenai kepenulisan cerpe semakin menarik karena dapat mengasah kemampuan pes berimajinasi sebab karyanya bersifat fiktif. Semoga bermanfaat serta menambah wawasan, minat, dan kreat bidangkepenulisan.

Lorencia Permata Tjahyadi, Ketua Panitia Eka-citta Writing Workshop 2024

Eka-citta Writing Workshop merupakan wadah yang sangat tepat untuk mengembangkan minat kepenulisan kita. Sebagai seorang mahasiswi yang memiliki banyak kesibukan di dunia perkuliahan, seringkali aku lupa untuk melanjutkan hobbyku,yaknimenulis.Diacara ini aku bisa menuangkan seluruh kreativitasku sekaligus belajar tentang cara menulis dari kak Ananda Putri yang merupakan penulis berpengalaman. Aku jadi tahu kalau sebenarnya menulis tuh ada cara terkhusus sendiri untuk bisa mengembangkan ide agar bisa menarik dibacaolehorangbanyak.Sangatseru,interaktifdanmenarik.

Page 2

3

Layla Maryam, Juara Kedua Kuis

Eka-citta Writing Workshop

Kamadhis UGM 2024

Eka-citta Writing Workshop

Kamadhis UGM 2024 keren banget! Acaranya asyik dan ga ngebosenin karena ada kuisnya. Pembicaranya juga ngejelasin materi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Materinya bagus dan bikin termotivasi untuk lebihbanyaklatihannulislagi!Seru deh,pokoknya!.

Febriyana Dwimas, Peserta Ekacitta Writing Workshop

Kamadhis UGM 2024

Menurut saya Eka-citta Writing Workshop ini sangat menarik dan dapat memberikan wawasan baru tentangalurkepenulisan.Rangkaian acaranya tidak membosankan dan mampu menggali potensi pesertanya. Panitianya ramah dan banyak hadiah yang diberikan saat pesertanyamauaktif.Terusberjaya Eka-cittadanKamadhisUGM.

Ananda Putri @itschocotwister

Eka-citta Writing Workshop Kamadhis UGM 2024 hadir kembali dengan membawa topik Penulisan Cerpen serta mengundang seorang pembicara yang memiliki banyak prestasi dan wawasan yang luas mengenai kepenulisan fiksi.

Eka-citta Writing Workshop tahun ini mengundang Ananda Putri, seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya. Kak Putri memiliki segudang pengalaman sebagai penulis serta telah menerbitkan novel “A+” yang telah diangkat menjadi film seri oleh Falcon Pictures dan “Kita Butuh Kapasitas Semesta”. Kak Putri aktif diundang menjadi pembicara, salah satunya sebagai Guest Speaker of Student Achievement Award 2023 di Universitas Negeri Jakarta. Selain itu, Kak Putri juga banyak berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMANIKA) Universitas Brawijaya serta magang menjadi bagian dari Social Media Marketing di KapanLagi Youniverse. Sejak tahun 2021 lalu hingga kini, Kak Putri aktif sebagai novelis Loveable Group di Jakarta.

4

Dalam kesibukan sehari-hari kita yang penuh rutinitas dan terikat pada realita, terdapat salah satu pelarian dari berbagai tekanan dalam kegiatan akademik maupun organisasi, yaitu dengan membaca. Karya fiksi dapat membantu kita melarikan diri dari dunia nyata masuk ke dalam dunia yang penuh dengan imajinasi dan kreativitas. Itulah salah satu kekuatan dari karya fiksi yang membuat kita masuk ke dalam tiap halaman penuh petualangan, keajaiban, dan emosi yang mendalam. Hal itu dapat membuat kita merasakan berbagai pengalaman yang jarang terjadi di dunia nyata serta menemukan berbagai makna di balik kata-katanya.

Menulis karya fiksi merupakan sarana untuk mengekspresikan diri dan menuangkan ide, pengalaman, serta pikiran menjadi narasi yang memikat. Seringkali kita menghadapi berbagai kesulitan ketika mencoba menulis

karya fiksi yang biasanya terjadi karena kurangnya kepercayaan diri dalam kemampuan kita untuk membuat sebuah cerita yang menarik dan berkualitas setelah melihat berbagai karya fiksi orang lain. Selain itu, hal tersebut bisa juga terjadi karena kesulitan dalam mengorganisir ide menjadi sebuah alur cerita yang konsisten dan mengekspresikan diri dengan cara yang menarik.

Maka dari itu, diselenggarakanlah Eka-citta Writing Workshop Kamadhis UGM 2024 untuk membimbing proses aktualisasi ide dan mimpi menjadi berbagai kisah yang indah dan mengesankan. Selain itu, kegiatan ini juga memberi kita kesempatan untuk menuangkan pikiran dan isi hati kita dalam wujud seni sastra.

Page 6

– Jules Renarde

Tulisan fiksi adalah tulisan yang dibuat berdasarkan imajinasi kita sendiri, baik itu tokoh, alur, maupun konflik yang ada di dalamnya. Dalam menulis fiksi, kita perlu mengumpulkan berbagai ide untuk dikembangkan menjadi sebuah cerita, memahami karakter dan setting secara mendalam, serta membuat struktur cerita agar jalan cerita kita sistematis. Manfaat dari menulis fiksi ini sangatlah beragam, misalnya sebagai hiburan atau pelarian, memudahkan untuk menemukan ide, hingga meningkatkan kemampuan kita untuk berpikir kritis.

Kita pasti sering berimajinasi, tetapi mengalami kesulitan untukmencariteknikdanstrategipenulisanyangdibutuhkan untuk membuat sebuah karya fiksi, maka hal-hal yang dapat dipelajaridalampenulisankaryafiksiadalah

Menciptakan karakter yang berkesan

Melakukan riset yang detail

Merangkai plot yang menarik

Mengasah kemampuan dalam menulis dialog

Mengembangkan gaya penulisan yang unik serta menggambarkan suasana dan emosi dengan efektif

7

Setelah menulis karya fiksi, kita dapat mengeksplorasi beberapa keuntungan yang diperoleh dari proses menuliskaryafiksi,yaitu

Sebagai sarana untuk mengungkapkan isi hati atau pikiran

Menambah pengetahuan serta kreativitas

Mengembangkan rasa percaya diri

8

Karya Peserta

Divaliza Nesyagustin Santoso

KEPADAAKUSEKARANG

Pak Uci adalah seorang pengamen yang hidup di awal abad 22. Perbedaan kehidupan dengan orang-orang di sekitarnya akhirnya menimbulkan masalah. Hidup Pak Uci yang tidak dipikirkan berujung pada tindakan kejahatanyangsalahsasaran.

-

“Ayolah,Neng.Tigarupiojugatidakapa-apa.”

Suara genjrengan gitar kaca fals itu sudah berganti dengan suara mulut peminta-minta di dekat lampu merah sana. Lelaki tua, lagu yang dinyanyikan seadanya, lalu imbalan yang diminta atas aksinya. Tampak orang-orang kebingungan dengan situasi jenis apa yang sedang mereka hadapi. Bukan apa, tapi orangorang berdasi di dalam mobil listrik itu tidak pernah menemui ‘fenomena’ seperti ini. Lihat saja, sudah tahun berapa ini? Memangnya masih ada orang mengamen di tahun2109?

9

Pak Uci adalah orang di balik timbulnya suara fals gitar kaca itu. Pak Uci rutin berpindah tempat dari kota yang satu ke kota yang lain, menjadi pembeda di antara banyaknya orang yang lalu lalang dengan kendaraan listrik dan mobil terbang. Tak perlu khawatir dengan hidup anak istrinya karena memang ia tidak punya. Setiap hari hidupnya dibiayai belas kasihan pengguna jalan yang sedang berhenti di lampu merah atau orang yang sedang menyantap hidangan di warung makan layarsentuh.

“Ini, Pak. Dua rupio saja ya, Pak. Semoga cepat dapat pekerjaanyanglebihlayak.”

Pak Uci menelan ludah. Sepertinya ia harus bermalam dengan perut kelaparan lagi di trotoar otomatis jalan. Jangan bayangkan di sini ada asosiasi gelandangan atau perkumpulan sesama manusia jalanan untuk paling tidak saling mengadu rasa senasib. Semua orang terlihat sukses. Bukan pemerintah tidak mengurus, tapi Pak Uci yang tidak terdeteksi karena selalu berpindah tempat, sedangkan orang-orang di sekitar juga nampak tidakpeduli.

Tak usah kasihan, Pak Uci sudah terbiasa dan sudah masuk fase menikmatinya. Toh tinggal dijalani saja. Tidak ada yang dirugikan kalau aku seperti ini, pikirnya. Mudah sekali hidup, tinggal menguatkan kaki untuk berjalan, datang ke tempat ramai, menyajikan ‘pertunjukan’, lalu menerima koin-koin rupio untuk ditukar dengan sembarang makanan. Tak perlu belajar, tak perlu membayar sewa rumah yang harganya tidak masuk akal, tak perlu menanggung beban anak istri, dan masih banyak lagi ‘tak perlu’ yang lainnya. Memangnya mengamen tidak melelahkan? Tentu tidak kalau sepanjang mengamen langit sudah dilapisi dengan teknologi penahan terik dan hujan, seperti yang adadinegeriini.

Sekarang sudah pukul satu pagi. Di balik lelapnya tidur Pak Uci yang menyatu dengan embusan angin dan sorot remang-remang lampu jalanan, di jauh sana ada pemuda yang sedang bergulat dengan soal-soal persiapan ujian. Di balik dengkuran ringan Pak Uci yang hampir tidak terdengar, ada wanita karir hebat yang sedang berjuang membantu suaminya menghasilkan uang. Di balik bunga tidur Pak Uci yang sedang mengudara, ada doa kakek-nenek yang tak kalah hebat dilangitkan untuk kedua cucunya yang sedangkritisdikamarnomortiga.

PYARRR!!!

Ternyata, di balik tidurnya Pak Uci yang kurang persiapan karena terlalu lapar tadi malam, ada gitar kaca sumber suara fals yang tidak sengaja jatuh dan pecah karena tertendang pemiliknya sendiri. Pak Uci langsung bangun dari tidurnya. Ingin marah, Pak Uci mengurungkan niatnya sebab sadar tak ada seorang pun yang bisa disalahkan mengingat jalanan sudah sepi di pukul tiga pagi. Pak Uci segera membereskan kekacauan yang tidak sengaja diperbuat olehnya. Jalan satu-satunya untuk bertahan saat ini adalah dengan menukar pecahan gitar di portal daur ulang sampah dan penukaran barang antik 24 jam terdekat. Yang penting ia akan mendapat rupio untuk segera ditukar dengan makanan. Masalah bagaimana cara menyambung hidupnyadikemudianhari,itubisadipikirnanti.

“Permisi, Nak. Saya hendak menukar barang berharga saya ini. Ini punya sejarah legendaris di baliknya. Gitar ini sudah saya gunakan untuk tampil di banyak panggung.Pernahdimintaolehkolektoruntukdipajang di galerinya dengan imbalan fantastis pun saya tolak. Tapi pikiran saya sudah banyak berubah. Karena kebaikan hati saya, saya ingin semua orang bisa merasakan gitar legendaris ini dengan cara potonganpotongan bagiannya dicampurkan ke dalam zat pembentukgitaryangbaru.

11

Mumpung bulan sedang cantik-cantiknya, saya menawarkan harga di angka 1680 rupio saja,” ucap Pak Ucimeyakinkan.

“Baik, Pak. Berikut adalah besaran dana hasil penukaran barang ini.” Layar monitor hasil scan harga dankualitasbarangmemunculkanangka50.

Pak Uci kaget dan melotot melihat harga yang berbeda jauh dengan keinginannya. Menyadari sesuatu, Pak Uci malu dan langsung pergi setelah menerima uang hasil penukaranbarang.

“Tak heran banyak orang mengigau di jam-jam ini.” Penjaga kasir tersenyum miring sambil membuang napas kecut. Rupanya, Pak Uci lupa bahwa tempat seperti ini dilengkapi dengan rekaman CCTV yang sekaligus dapat memunculkan persentase kejujuran di layar. Memang, orang-orang yang belajar tidak akan mudahuntukdibohongi.

Ketika malam sudah berganti pagi, Pak Uci segera menuju tempat makan terdekat. Pak Uci membelanjakan sepertiga uang untuk meredakan seratus persen rasa laparnya. Sambil makan, Pak Uci menyusun strategi kehidupan yang akan ia jalani setelah ini. Tanpa gelar dan pengalaman apapun, rasanya mustahil jika ingin mendaftarkan diri di gedung-gedung yang sangat tinggi itu. Ia juga tidak memiliki keterampilan apa-apa. Manusia mana yang mau percaya dengan orang yang kesehariannya tidak jelasakandibawakemana.

Pak Uci tidak ingin kemesraan dengan sepiring nasi di hadapannya segera berakhir. Sambil menyuapkan nasi, Pak Uci melihat fenomena orang-orang yang berolahraga meletakkan tas dan dompet mereka di loker penitipantanpapenjaga.Indekskepercayaanorang-

orang di sini sangat tinggi karena mereka percaya kualitas sumber daya manusia yang terjamin tidak akan membiarkandirinyauntukmengambilmilikoranglain. Setelah keadaan memungkinkan, Pak Uci mendekat ke loker penitipan barang. Ternyata, pemikiran mendalam tadi membuahkan hasil berupa ide Pak Uci untuk menjadipenjagaloker.

“Maaf, Pak. Bukannya loker ini biasanya tidak dijaga, ya?” Seorang pelari datang menghampiri Pak Uci yang merupakan sebuah pemandangan baru di samping lokerberwarnabiru.

“Betul, Dik. Tapi, mulai hari ini Bapak akan menjadi penjaganya sebab ditunjuk pemerintah setempat sebagai bentuk pengabdian di hari tua. Tenang, penjagaan ini tidak akan menimbulkan biaya penitipan, kok.”

Salah, apabila kalian mengira Pak Uci mengambil kesempatan menjadi penjaga loker untuk meminta imbalan atas jasa yang telah dilakukan. Satu hari yang padat telah berlalu, semua orang merasa lebih aman dan terlanjur percaya karena tidak ada berita kehilangan.

Di hari berikutnya, Pak Uci mulai menjalankan aksinya. Pak Uci mengambil beberapa rupio dari dompet orang yang menitipkan barang. Tenang, Pak Uci tidak sebodoh itu. Pak Uci pandai mengendalikan diri. Tidak semua dompet ia curi. Tidak semua isi dompet diambil utuh, biasanya hanya satu sampai lima rupio. Tidak setiap hari Pak Uci melancarkan aksinya. Perilaku Pak Ucimampumengelabuiparapenggunajasanya.

13

Rutinitas Pak Uci ini sudah berlangsung selama tiga bulan. Semua berjalan dengan lancar dan sama sekali tidak ada orang yang merasa kehilangan. Langit tampak cerah dikontrol pelindung cuaca di atas sana. Terdengar suara jejak kaki orang kesana kemari. Tampak seorang pria berkaos hijau mendekat sambil terburu-buru meletakkan barang bawaannya. Setelah meletakkan bendadibalikbatu,iaberlarisepertimengejarsesuatu.

Ini kesempatan yang bagus, pasti ia tidak sempat untuk memastikan berapa jumlah uangnya, batin Pak Uci kegirangan. Aksinya berjalan lancar. Tidak ada detak jantung yang ramai berdebar. Bahkan semua organ ikut bertepuk tangan. Siapa sangka mencuri dapat dilakukan semudahini.

Setelah beberapa saat, pria tadi kembali bersama seorang wanita. Pria itu buru-buru mengambil tas dan dompetnya serta segera mengeluarkan lembaran uang berwarna merah muda. Wajah pria itu berbinar-binar mengandung senyum yang lebar mengembang. Seperti ada petir yang menyambar, tiba-tiba senyum pria itu jatuh dan berganti dengan raut muka kebingungan. Sepertinya, tadi lebih banyak dari ini, batin pria itu masih dengan kebingungan. Masalahnya pria itu yakin pasti soal berapa jumlah nominalnya sebab ia baru saja mengambilnya dari bank. Perjalanan dari bank lumayan memakan waktu lama, maka dari itu ia terburu-buru ketika sampai tadi karena ada wanita istimewa yang harus ia temui. Rupanya wanita itu adalah seseorang yang ia panggil ibu, dan pria itu adalah seorang polisi yang baru saja mendapatkan gaji pertamanya. Menuduh Pak Uci sebagai pelakunya, terjadi adu mulut hebat antara pria itu dan Pak Uci atas kejadian ini. Sayang tidakadabuktiyangkuatagarkasusinidapatterungkap.

Di tengah rasa kecewa, pria itu terbelalak dan menyadari sesuatu. Tadi ia meletakkan telepon genggamnya di balik batu yang ia gunakan untuk merekam diam-diam peristiwapentingseumurhidupnyaitu.

Tanpa pikir panjang, ia ambil telepon genggamnya dan mulai memutar video yang baru saja ia akhiri rekamannya. Pak Uci yang kaget dengan rekaman tak terduga ini sudah siap untuk berlari. Sayang, ia kalah telak melawan polisi yang sudah dibekali dengan kemampuan mengalahkan lawan. Keributan itu memancingorangberdatangandanmenyayangkansikap Pak Uci. Telinga Pak Uci dipenuhi sumpah serapah sampai akhirnya digantikan lengkingan sirine. Pak Uci berteriakdanmemberontakdidalammobilsana.

“LEPAS! LEPASKAN SAYA! SAYA TIDAK MAU DIPENJARA!”

“LEPAS!SAYABILANGLEPAS!”

Tit… tit… tit…

Suara mesin tahun 2067 bertarung melawan suara berontak Fauzie. Keluarnya bunyi alarm menandakan selesainya prosesi melihat bayangan masa depan dengan mesin berteknologi tinggi. Fauzie masih terengah-engah denganskenarioyangialihatbarusan.

“Itu bayangan dirimu di masa depan,” ucap seorang profesionalmemakaipakaianserbaputih.

Fauzie setengah tidak percaya dengan apa yang baru saja iadengar.Adatangisyangditahan.

“Jika kamu tidak bekerja keras dari sekarang,” sambungnya.

Fauzie menangis sejadi-jadinya. Tangannya gemetar digunakan untuk meremas rambutnya kuat-kuat. Untung ia menemukan kupon gratis wisata masa depan di pinggir jalan. Setelah ini ia akan mulai berbenah. Setelah ini tidak akan ada kaki yang pasrah. Juga setelah ini tidak akan ada tekad yang lemah. Percayalah, jika semua orang bisa melihat masa depan, maka tidak akan adaorangmalasdiduniaini.

15

Karya Peserta

Nurhayati

TEMPURUNG

Anaphalis Javanica, seorang gadis yang tengah bertarung dengan luka yang memerangkapnya dalam tempurung kesempurnaan tanpa pernah ia sadari bahwa sempurna bukan berarti bahagia. Bersama mimpi, Pangeran Darius, Gunung Merapi, saudaranya yakni edelweis, serta Grandis, Ana mampu memecah tempurungnya. Semuaberhakbahagia.

-

Gadis itu melongok ke bawah, berharap kawah mendidih tidak tiba-tiba meluap dan menjadikannya manusia panggang. Matanya menajam berusaha mencari pintu dimensi lain. Meski panas terasa membakar tubuhnya, ia tetap bertekad menemui Pangeran Darius yang konon bersemayam di dalam kawah Gunung Merapi. Ia tidak boleh pulang dengan sia-sia setelah perjuangannya menyerang penyihir penjaga Jalan Kaliurang dan naga penunggu lereng. Kemudian, netranya menangkap siluet lubang seukuran sumur menganga yang siap menelan apa saja.Ialimbung,tersedot,dantiba-tibasemuanyaberubah.

“Atas nama Anaphalis Javanica!” seru laki-laki bertopi cokelat dengan apron berwarna senada dari balik meja kasir.

Ana yang terkejut namanya dipanggil, berusaha menyadarkan diri dari bunga tidur yang sudah menerornya seminggu ini. Matanya mengerjap karena silau cahaya matahari sore sementara badannya refleks berdiri menghampiri meja kasir walau dengan kaki sempoyongan.

“Maaf,Mas.Terimakasih,ya.”

Ana dengan cepat mengambil minuman favoritnya, segelas milkshake stroberi dengan topping irisan pisang serta tidak lupa gula seperempat porsi. Ia berjalan keluar kedai tidak peduli, meninggalkan penjaga kasir yang kesalditinggaltidurpembelinya.

Dahinya mengerut tidak mengerti. Mimpi itu pastinya bukan mimpi biasa. Ana jadi ragu sendiri dan pikirannya kemana-mana. Ia bergidik ngeri memikirkan bahwa bisa saja mimpi itu merupakan pesan dari makhluk halus penjagaSelokanMataramyangsetiaphariialewati.

Ia berjalan gontai menyusuri trotoar Jalan Persatuan sambil sesekali menyeruput minumannya. Matanya fokus mengamati penjual kaki lima yang mulai menata gerobaknya. Ia melihat dengan saksama penjual oseng mercon, masakan khas Jepang, seafood, jajaran nasi goreng, dan pecel lele. Matanya tak luput dari tenda berwarna biru, ember cucian berwarna hijau botol, dan gambar harimau di kaos salah satu pegawai pedagang sate madura. Ana selalu memperhatikan hal-hal kecil yang dianggap biasa saja oleh orang lain. Kemudian, matanya menyipit melihat gambar hijau neon mencolok yang ditempel pada tiang listrik di kanan jalan. Kakinya gatal jika tidak bergegas menyeberang jalan dan mengecek pengumuman apa yang termuat pada gambar itu. Ana tidak pernah melewatkan informasi apapun untukmembuatnyaaktifberkegiatan.

Alisnya bertaut mencerna kata-kata yang tertera pada gambar. “Ekspedisi konservasi edelweis…” napasnya terhentisebentar,“dilerengGunungMerapi!

17

Serasa semesta memasukannya pada lubang hitam seukuran sumur. Menariknya perlahan kepada mimpimimpi tidurnya. Sarafnya sibuk menghubungkan tsunami fakta, mengaitkan satu sama lain hingga tercetus sebuah keputusan gila nan berisiko. Ia akan menjemput Pangeran Dariusnya. Darius yang tidak Ana ketahui dan lihat wajahnya, karena hanya ada lubang sumur di dalam kawah yang ia lihat. Gadis gila itu segera mengayunkan kakinya seringan kapas menuju kos kemudian mempersiapkan diri dengan nekat. Lamatlamat ia tersenyum ke arah siluet Gunung Merapi yang terpulas biru muda di utara Jalan Persatuan. Besok ia akanbertemu dengannya.

Semalaman Ana tidak bisa memejamkan mata. Ia sungguh beruntung, kuota tim ekspedisi konservasi edelweisdiGunungMerapimasihtersisapadahalhariini adalah hari terakhir pendaftaran. Ia berguling bergantian ke kanan dan ke kiri. Memejamkan mata kemudian menghitung domba di plafon atas kamarnya, berharap dapat terlelap dalam malam yang senyap. Namun, hormon adrenalin sudah beredar bebas di pembuluh darahnya. Memaksa jantungnya berdetak lebih cepat dan membuatnya semakin tidak sabar untuk bertemu dengan si cantik Merapi. Semua barangyangdiperlukan sudah ia kemas dengan rapi di ransel besar. Lengkap, detail, tidak terlewatsuatuapapun.

“Ibu, apa benar gunung berwarna biru? Kenapa bisa warnanya biru? Apakah gunung tidak bertengkar dengan laut dan langit karena berebut warna biru?” Ana kecil menengadah,menatapibunyadenganpenasaran.

“Lihat Gunung Ungaran itu, Nak. Dari sini ia memang biru. Jika kamu ingin mengetahui apa benar gunung berwarna biru, saat nanti sudah besar kunjungilah gunung untukIbu.”

Dering alarm menjerit nyaring membangunkan sang empu dengan lelehan jigong di pipi. Sial. Ia tidak lagi bermimpi mengenai Pangeran Darius dan lubang hitam. Ia memimpikan kepingan kenangan yang ujung kepingnya menggores hati dengan kasar. Ia bahkan tidak bisa menangis. Itu percakapan terakhirnya dengan Ibu, sebelum kecelakaan bus rombongan wisata sekolah kanak-kanaknya.

Entah sopir bus sibuk mengagumi birunya Gunung Ungaran atau memang malaikat maut sudah bersiap menghadang bus. Ingatan 15 tahun lalu itu semakin mengabur dan membiru layaknya memandang sebuah gunungdarikejauhan.

Sebenarnya tidak ada motivasi khusus yang mendasari Ana yang secara tiba-tiba memutuskan mengikuti ekspedisi konservasi ini. Hanya alasan mimpi berulang menjemput Darius di kawah Merapi dan iseng mengisi liburan semesternya dengan kegiatan menantang. Ia tidak bisa berdiam diri. Tapi, sekarang ia bimbang setelah mimpinya tadi pagi. Ana tidak pernah ke gunung. Pertama kali ia hendak ke gunung, ia kehilangan ibunya. Ia tidak mau ke sana lagi hingga gunung hanyalah gambaran imaji yang hanya bisa disaksikan kebiruannya dari kejauhan. Kemudian, pertama kalinya ia melupakan luka yang gunung torehkan pada ingatannya, ia nekat mengunjungi gunung dan sesaat tidak ingat apa-apa. Lalu percakapan dalam perjalanan wisatanya ke Gunung Ungaran membuatnya enggan untuk kembali melupakan luka itu. Ia tidak jadi mandi. Ia ragu. Berpikir ulang,a kemudian menyerah. Tiba-tiba saja bayangan cantiknya edelweis melewati pikirannya. Ia goyah kembali.

Dan di sini Ana mengakhiri perdebatan paginya. Di dalam mobil jeep ia tidak tertarik berbaur dengan orangorang gila baru yang baru saja ia temui di titik kumpul ekspedisi. Matanya memandang kosong betapa birunya Merapi pagi ini. Merapi masih biru, berarti masih jauh untuk mencapai lerengnya. Ana benar-benar menjemput PangeranDariusnya.

Page 19

Gunung Merapi semakin lama semakin besar. Semakin hijau, kecantikannya hilang berangsur bersamaan dengan lenyapnya warna biru. Ana terperangah melihat gunung dari dekat. Detak jantungnya kian berpacu denganingatanburuknyadimasalalu.

Ibu benar, aku harus pergi ke gunung untuk membuktikan bahwa gunung memang berwarna biru atau tidak, batin Ana sambil berusaha membuang jauh-jauh rasa sedihnya.

“Hai! Namaku Grandis, Tectona Grandis.” Ana yang hampir meneteskan air mata terperanjat melihat tangan terjulur di depannya. Seorang pria manis berkacamata dan bertopi krem tersenyum lebar ke arahnya. Selama 30 menit menaiki jeep, Ana tidak sadar bersebelahan dengan pria ini. Ana terdiam sebentar. Sejurus kemudian ia juga menerimajabatantanganpriaranselhitamitu.

“Halo, Grandis. Anaphalis Javanica, panggil saja Ana,” ucapAnasambiltersenyumtipis.

“Wow! Apakah kamu bersaudara dengan bunga edelweis? Whataprettyname!” Ana tersenyum, Grandis adalah orang ke-ratusan yang mengatakanhalsama.

“Orang tuamu pasti mendoakanmu menjadi orang yang kuat dan kokoh. Pohon jati juga menarik.” Ana balas memuji.

“Semoga. Tapi kamu tahu, Ana? Orang yang kuat adalah orang yang berani melangkah dan mengobati lukanya,” ucap Grandis lagi-lagi dengan senyuman paling manis yangAnatahudalamhidupnya.

Ana benar-benar masuk ke dalam lubang hitam. Lubang itu membesar, menariknya, memutarnya, hingga terputar semua memori yang ia pendam. Ana tidak pernah benarbenar sembuh.Anaselalumelangkah.

Page 20

Ana aktif mencetak prestasi dan mengukir rasa bangga untuk Ibu. Ana bahkan tidak pernah melewatkan satu detailpunkesempatanyangiamiliki.Iaselalusempurna.

Tapi di balik segala kesempurnaannya, Ana melupakan sesuatu.

Ana hanya berjalan di tempat. Ia tidak menyembuhkan luka, tapi hanya menolerir sakitnya, menyimpannya— hingga ia kebal terhadap rasa sakit tersebut. Semesta menyayangi Ana. Ana tidak boleh mendewasa di dalam kerandatempurunglukayangtidakpernahiacobauntuk sembuhkan. Lewat perantara mimpi, Pangeran Darius, Gunung Merapi, saudaranya yakni edelweis, serta Grandis, semesta membantu Ana mengobati traumanya. Tidak ada yang ingin mendewasa dengan luka. Ana berhak terbebas dari tempurung dan menemukan suatu keindahan bernama penerimaan. Ia harus menerima dan membuktikan bahwa gunung itu bukanlah berwarna biru.Semuaberhakbahagia.

21

Karya Peserta

Ranya Davina Salfadji

HELLOTOTHEMEFROMADIFFERENTTIME

Jemea memiliki kekuatan unik untuk melihat ke masa depan. Setelah mengalami pengalaman traumatis, dia menggunakan kekuatannya untuk melihat masa depan mereka sendiri. Di sana, dia bertemu dengan wajah familierdanmempelajarisesuatutentangdirinya.

Pertama kali Jemea menggunakan kekuatannya, dia berumur lima tahun dan melihat orang tuanya meninggal tepat di depan matanya dalam sebuah kecelakaan mobil. Dia ingat sekali melihatnya—rasa api, asap, dan gambar mobil hancur dengan genancang darah berceceran di jalanan menempel di otaknya. Tetap saja setelah sepuluh tahun telah berlalu, bayangan itu masih menghantui pikirannya,seolahterjadikemarin.

Semua itu berjalan seperti mimpi buruk, kejadian berubah menjadi tragedi, dan ketika dia membuka matanya dan menangis sekencang mungkin sampai orang tuanya lari ke kamarnya untuk menenangkannya, dia hampir tidak percaya bahwa itu hanya mimpi buruk. Dia ingat menceritakannya kepada orang tuanya, suara pecah dan tersendat-sendat di setiap kata. Orang tuanya meyakinkannya bahwa itu hanyalah mimpi buruk, hasil dari menonton terlalu banyak film horor sebelum tidur. Sekarang, mimpinya menjadi nyata dan dia sedang berdirididepanbatunisanorangtuanya.

22

Jemea menatap batu nisan itu seakan dia menyalahkannya untuk semua ini. Dadanya terasa hampa dan hatinya nyeri, satu-satunya hal yang membuatnyatetapberdiriadalahtangan.

Tante di pundaknya. Hujan mulai bergerimis ketika doanya diakhiri. Dia berdiri sekaku patung, menetap di posisinya meskipun tamu-tamunya mulai pergi. Hujannya menjadi lebih deras, mukanya terciprat air dengan bajunya basah kuyup, dan satu-satunya hal yang dia pedulikan sekarang ini adalah fakta bahwa dia tidak akanpernahbertemudenganorangtuanyalagi.

“Ayo, Jemea,” Tante berkata, setelah beberapa menit sunyi berlalu. Hanya tinggal mereka berdua yang masih adadipemakamannya.

“Yuk, pulang,” dia berkata lembut, seakan takut jika suaranya lebih keras lagi, itu akan merusakkan ketegangan yang menggantung di antara mereka dan membuatsuasananyalebihburuk.

“Akugakmau,”Jemeaberkata,suaranyasedingines.

"Nak," Tante menutup matanya dan menghela napas. Dia tampak lelah, mata merah bekas nangis dan kantong di bawah matanya tiba-tiba membuatnya terlihat mirip sekali dengan Papa sampai terasa sakit jika menatapnya terlalu lama. “Ini sudah hujan deres, Dek. Nanti kamu kenaflukalaulama-lamadisini.”

“Gak mau pulang.” Tangannya dikepal menjadi kepalan. “Akudisiniaja.”

“Nak-” Tante membuka mulut, tapi sebelum dia bisa lanjutngomong,Jemeamemotongnya.

“Akubilangakugakmau!”

23

Tiba-tiba, Jemea mulai berlari. Dia bergerak secepat kakinya bisa, meskipun terasa seperti sedang mengalami gempa bumi. Tante, terkejut dengan lariannya, hanya bisa melihat sambil berteriak. Apapun yang Tante bilang setelah itu, dia tidak mendengar—suaranya mengecil dengansetiaplangkahdiaambil.

Dia berlari sekencang mungkin, melewati banyak kuburan yang mengelilinginya, jantungnya berdebardebar dan nafasnya memburu. Pikirannya berjalan secepat hatinya, tidak ada pikiran jelas. Satu-satunya yang bisa dia pikirkan disaat itu hanyalah bahwa dia tidakinginpulangkerumah.

Pulang ke rumah berarti dia akan tinggal sendirian di rumah sekarang. Pulang berarti rumah nanti terasa terlalu sepi. Pulang berarti tidak ada lagi lagu pengantar tidur, tidak ada lagi senyuman manis Mama dan tawa riang Papa, tidak ada lagi menunggu mereka pulang kerja di depan pintu karena mereka tidak akan pulang ke rumahlagi.

Saat dia berlari, mengabaikan hujan deras, kakinya tersandung, dan tiba-tiba dia jatuh ke tanah, tubuhnya tercecer oleh rumput basah dan lumpur, mukanya ternodai. Dia bernapas cepat, berusaha mendorongkan dirinya meski gemetaran tangannya. Di saat itu, dia baru sadar bahwa dia tidak tahu dia sekarang ini di mana. Tante tidak terlihat sama sekali. Mulutnya bergetar. Matanya terasa berkaca-kaca, tapi dia menahannya. Dia tidakakanmembiarkansatutetespununtukjatuh.

Mendorong dirinya dari tanah, dia melihat ke depan dan menemukan sebuah pohon. Pohonnya terlihat besar dan tua, kesepian tanpa ada pohon lain yang terlihat dekatnya. Tetapi yang lebih penting lagi, dia bisa berlindungdarihujandibawahpohonitu.

Jemea bergegas dan berteduh di bawahnya, kakinya gelisah terseok-seok dan ditekan dekat dadanya. Dia meringkuk,dagunyadiataslutut,menyaksikanhujan

turun deras. Awan gelap menggantung di atasnya, mengancam dengan petir dan hujan lebih dahsyat lagi jika dia tetap berada di sini lebih lama lagi. Tetap saja, dia tidak ingin pulang, meskipun hatinya kencang denganrasatakut—seakanmenahannapasdibawahair.

Frustrasi menaik seperti gunung sedang merapi, dia mencengkeram rambutnya dan memejam matanya, menundukkan kepala. Dia mengabaikan semua yang ada di sekelilingnya. Dia tidak peduli lagi dengan hujan lebat, petir menakutkan, atau Tante yang mungkin sedang mencarinya sekarang ini; semua itu tidak penting.Diamengatupkangiginya.

Di belakang kepalanya, otaknya teringat ketika dia sedang mengamuk dan menangis kencang karena mainannya rusak. Rasa sekarang persis seperti itu, marah dan sedih bercampur menjadi satu, kecuali waktu itu orang tuanya ada di sana untuk membantunya. Mereka menenangkan, mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja, tidak apa-apa jika mainannya rusak, mereka akan membantu memperbaikinya. Kali ini, dia sendirian, terpaksa menghadapi semuanya tanpa siapapun untuk memegangtangannya.

Namun, sebelum dia bisa berpikir terus, tiba-tiba ada suarabaru.

“Eh,kamugakapa-apa?”

Ragu-ragu, dia mendongak dari lututnya dan melihat ke orang asing itu. Jemea berkedip. Terkejut, ia tidak menyangka orang yang menatapnya untuk terlihat familier, seseorang yang sangat ia kenal; wajahnya sendiri.

Orang asing tersebut, dibanding dengan dia, tidak terlihat terkejut sama sekali. “Oh. Kamu itu aku, ya? Tunggu, itu terdengar aneh. Sebentar.” Dia mengusap rambutnya, menggigit bagian dalam pipinya, sebelum akhirnyadiamengomel.

“Baik,akubisaini,akubisajelasin.”

25

“Hah?”

“Lupakan itu. Nih, intinya aku mau tanya: kamu pernah tidakdapatmimpitentangmasadepan?”

Jemeamenganga,terkejut.“Kokkamubisa-" Orang-yang-terlihat-seperti-dia bersenyum. “Kamu. Aku. Kita orang yang sama. Bedanya, aku itu dari masa depan kamu, dan sebaliknya: kamu itu dari masa lalu aku. Masukakal,gak?”

Dia mengangguk pelan, hanya karena dia memiliki terlalu banyak pertanyaan dan terlalu kaget untuk menanyakan satu pun. Ini semua membingungkan untukdia.

Wajahnya dia- Jemea Tua- menjadi lebih cerah. “Bagus. Sekarang,yukkitangomongin.”

“Ngomonginapa?”

“Kenapa kamu sedang di sini sekarang. Kita seharusnya gakbertemukecualibenar-benarharus,tahu.”

Jemea menengok ke sebelah, menghindari kontak mata. “Akugakmaungomongin.”

“Ayo dong, aku gak apa-apain kok. Kan, kamu lagi ceritainkedirisendiri,seharusnyagakmasalah.”

Jemea memelototinya, lalu menundukkan kepala. Dia mengendus,airmatanyaberlawananuntukkeluar.

Jemea Tua berhenti sejenak. “Tunggu. Kamu itu umur berapa? Ini bukannya waktu aku-” Matanya menjadi lebar, seakan baru menyadari sesuatu. “Oh. Kamu dari waktuituya.“

Dia tidak mengerti apa yang diomongin. “Maksudnya apaansih?”

“Gak usah dipikirin. Sini, aku duduk di sebelah kamu.” Sesuai katanya, dia bergerak dan menduduki sisi kiri Jemea.Merekaberduadibawahpohonsekarang.

Jemea tidak tahu harus berkata apa. Apa yang seharusnya dia katakan? Tidak ada apapun yang akan membuat semuanya lebih baik. Perasaan campuran antara marah dan duka yang tidak asing lagi meliputi tubuhnya, dan dia hanya ingin untuk bersembunyi di bawahselimutnyasampaiseluruhduniahilang.

DiahanyainginMamadanPapadisini.

Namun, sebelum dia bisa bereaksi, Jemea Tua tiba-tiba melingkarkan lengannya di tubuhnya, memeluknya eraterat.Diamenatapnyadenganbingung.

“Ngapainsih?”

“Inibukansalahnyakamu,ya.”

Kata itu membuat seluruh tubuhnya membeku. “Kok kamu-”

“Gak perlu jelasin apa-apa. Masa aku bisa lupa sih, waktu itu rasanya kayak apa. Aku masih inget. Aku tahu rasanyasepertiapa.”

Kemudian, seperti bendungan yang tidak bisa menahan lagi, pintu airnya pun terbuka. Tetesan air mata jatuh tanpa henti. Tangannya bergetar, kakinya terasa lemah, dandiamenangissekencangrasasakithatinya.

“Inigakadil,”diamengendus,"gakadilsamasekali."

Suaranya terdengar seperti terpecah menjadi beribu serpihan beling. Kenapa harus Mama dan Papa? Kenapa mereka pergi tanpa dia? Apa memang sudah pasti merekameninggalditabrakanmobil?

“Memang gak adil, sih,” Jemea Tua setuju. “Tapi ya, mau gimana lagi. Gak bisa diapa-apain sekarang. Maaf ya.”

27

Untuk beberapa saat, mereka berdua tetap seperti itu, Jemea menangis tersedu-sedu dan membiarkan semuanya keluar. Saat air matanya mulai mereda, Jemea Tuamelihatnyadenganterlalubanyakemosidimatanya.

“Nih, dengerin ya. Pastinya rasa nyeri yang kamu rasakan itu,” dia menunjuk dadanya dengan jarinya, “itu akan mereda. Aku tahu, itu rasanya gak mungkin, tapi aku janji nih. Rasa sakitnya sih gak akan hilang, gak semuanya, tapi aku percaya kamu bisa nanganin. Ingat aja, ini semua akan berlalu sebelum kamu mengetahuinya.

“Percaya aku, ya. Masa aku bohongin diri sendiri sih,” Jemea Tua bersenyum. Ada kesan terakhir di katakatanya, seakan mereka akan berpisah. Anehnya, ucapannya membuat dia merasa tenang. Kemudian, dalam sekedip mata, Jemea sudah kembali di kuburan. Dia berkedip lagi. Dia mengangkat kepalanya ke langit, sebelum segera menaruh lengannya di atas matanya. Sudah terang saja, Jemea berpikir, sebelum dia baru ingat.Bukannyabarusansajahujanderas?

Pelan-pelan, Jemea berdiri dan menarik bajunya untuk melihat. Bersih, tidak ada noda sama sekali yang menceritakan dia pernah basah kuyup atau terkena lumpur. Namun, sebelum dia bisa berpikir lebih dalam, adateriakandarisuarayangdiakenal.

“Jemea! Jemea! Nak, kamu disini tidak?” Suara Tante bergema,mencapaitelinganya.

Jemea baru ingat bahwa dia meninggalkan Tante di kuburan, membiarkannya di situ, dan tetap saja, Tante sedang mencarinya. Dia melihat ke tanah dibawah kakinya. Mungkin Mama dan Papa tidak di sini lagi, tapi itu bukan berarti dia sendirian. Tante masih ada di sini, dan walaupun Tante tidak akan pernah menggantikan orang tuanya, dia akan berada di situ untuk dia. Sebelum Jemea pergi untuk bereuni dengan Tante, dia berputar balik dan menghadapi pohon tersebut. Untuk pertama kalidihariitu,Jemeabersenyum.

Audreysia Kayla

PULANGKERUMAH

Sebuah harap belum tentu tentang makmurnya kehidupan. Banyak hal yang menjadi harap selain kemakmuran, salah satunya ialah rumah. Rumah, tempat di mana Sukar melepas kesah. Rumah, tempat di mana Sukar melangkah pulang, dan rumah, tempat di mana Sukar dipeluk. Sayangnya, harap Sukar hadir dalam bentuk lain. Bentuk yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan dalam benaknya, hingga Tuhan melepas harapitu.

SCAN FOR MORE

Anindya Chandrawimba

TAKADAJAMINANSEMUA

BAIK-BAIKSAJA

Omong kosong. Basi bila semua manusia tak setuju berpisah itu hal yang mudah. Sulit itu menjadi Nindya, menangani klien orang yang dicintai oleh bekasnya. Sumpah pada profesinya diuji, ingatannya diiring kembali, dendam berhasil menyelimuti. Akankah Nindya menang melawan egonya? Atau Nindya hanya bisa mengakui, betapa rapuh dirinya yang dipaksa merela?

SCAN FOR MORE

29

Di tengah keramaian kota impian, Sabrina, seorang gadis berusia 17 tahun dengan hati yang dipenuhi ambisi, memandang ke langit malam yang berbintang. Dia bermimpi menjadi pramugari, sebuah takdir yang ia yakini lebih dari sekadar keinginan. Ibunya, Anne, yang pernah menjadi penari balet berbakat namun kini terjebak dalam bayang-bayang kegagalannya, melihat ambisi Sabrina sebagai refleksi dari cita-cita yang telah hilangdarinya.

Bennita Keylanaya Justisia

SHEHEALEDHEROWNSELF

“Sheisdangerousbecauseshehealedherownself.”

Siapikirsetelahiamenjadidewasadanmenjalanikuliah untuk menggapai cita-citanya akan terasa menyenangkan. Namun, hidup tidak semudah itu. Semakin ia mencoba menutupi kelemahannya dan bersikap baik-baik saja untuk menjadi dewasa, semakin dia menumbuhkan akar berduri yang secara perlahan melukaidirinyasendiri.

SCAN FOR MORE

SCAN FOR MORE Page 30

Bunga Putri Agistian

Cerpen ini menceritakan tentang Ana, seorang mahasiswa jurusan peternakan yang bermimpi untuk bisa bekerja bukan hanya sekedar di kandang namun bisa di gedung-gedung tinggi. Ana selalu membayangkan takdir yang akan ia dapat di masa depan.Keraguanyangadadalamdirinya,membuatAna bekerja keras mewujudkan mimpinya. Berbagai peluang yang ada, seperti mendaftar magang di perusahaan besar, Ana coba dan taklukan. Selain itu, Ana juga seorang yang suka menuangkan ekspresinya ke dalam bentuk karya tulis. Kisah berliku ini membawa Ana dalam mengarungi samudera kehidupan, menerka bayangan masa depan yang akan terjadi. Dalam cerita hidupnya, ia menemukan alur yang tidak pernah terduga, dan dalam bayangannya, ia menemukan dirinyasendiri.

Layla M. Al-Muqaddas

ROSSADANSIGADISKECIL

Di kala dunianya runtuh dan kehilangan arah, Rossa bertemu dengan seorang gadis kecil. Anak kecil itu membuatdirinyamenemukanalasanuntukhidup.

SCAN FOR MORE

FOR MORE Page 31

RENCANALANGIT
SCAN

Ika Novita

TERIMAKASIH,AURORA

Kenzhi

BAYANGANMIMPI

Cerpeninidiceritakanmelaluinarasidiritokohutama. Cerita ini juga menceritakan konflik emosional diri denganlingkungansosialnya.

Karya berjudul “Terima Kasih, Aurora” menceritakan sebuah perjalanan seorang gadis bernama Aurora yang mempunyai impian besar untuk meningkatkan taraf hidup petani. Aurora merupakan gadis yang terlahir dari seorang petani di desa. Kehidupan masa kecilnya dipenuhi dengan pemandangan tak mengenakkan yang dialami oleh para petani yang membuat Aurora memiliki tekad kuat untuk meningkatkan taraf hidup. Ia mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian berbekal ilmu selama kuliah dan bekerja di perusahaan pengolahan pertanian di Jepang. Sampai pada suatu saat, perusahaan yang ia bangun mengalami kebakaran yang membuat semangatnya sempat surut. Akan tetapi, berkat dukungan dari seseorang, ia berhasil membangun mimpinya kembali bersama para petani hinggamencapaipuncakkesuksesan. SCAN

Joenapra DUADIRI,SATUMASA

SCAN FOR MORE

Febriyana Dwimas P.

ARCADARISEBONGKAHBATU YANGDITATAH

Riyana Pramitha Carolina, gadis yang mempunyai banyak mimpi di angan-angannya. Segala cara akan dia tempuh untuk mengupayakan keinginannya itu bisa terwujud. Dia mengikuti banyak kursus untuk meningkatkan value dirinya, mengambil kerja part time, dan mengajukan banyak surat lamaran pekerjaan pada beberapa lembaga. Sampai suatu hari, kebimbangan melanda dan mimpi besarnya tak berjalan sesuai rencana. Namun, Tuhan begitu baik menciptakan alur bahagiadalamhidupnya.

Keberadaan dua entitas dalam satu wadah menjadi beban berat, membuatnya tak pernah menjalani hariharinya dengan lancar. Seringkali ia terbangun dengan ingatan yang hilang di beberapa hari sebelumnya. Saat dihadapkan dengan cinta, segalanya semakin sulit; semua konstruksi yang dibangun menjadi hancur berantakan. Akhirnya, keduanya mencapai kesepakatan untuk menyatukan diri menjadi satu kepribadian. Meskipun cinta menjadi runyam, namun, kehidupan dapatkembaliberjalandenganlebihharmonis. SCAN FOR MORE

Marsellius

MEWARNAIKANVAS

KETIDAKPASTIAN

Seorang pria muda merasa terjebak dalam ketidakpastian masa depan, dihantui oleh keraguan dan rasa tidak tahu arah hidup. Setelah berbicara dengan sahabatnya dan mengambil cuti dari pekerjaannya, ia menemukan inspirasi dari seorang seniman tua yang mengajarkan bahwa ketidakpastian adalah kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang indah. Dengan pandangan baru ini, ia mulai melihat masa depan sebagai kanvas kosong yang siap diwarnai. Ia mulai berani melangkah maju dan siap menghadapi apa pun yangakandatang.

SCAN FOR MORE

M. Rafif Akio Sarwadi

AYAT-AYATBULAN

Ria, seorang gadis kecil, bermimpi setinggi-tingginya dalam situasi serendah-rendahnya setelah sebuah masa kesulitan di daerahnya. Namun, hal tersebut tidak menghalangi dia dalam memimpikan impiannya yang dilihatmustahilolehkeluarganya.

SCAN FOR MORE

34

JIKANANTIKITATAKJADI

APA-APA

Cerpen ini menceritakan tentang Nanda, seorang mahasiswa semester akhir yang sedang bergulat dengan lingkungan sekitarnya. Rasanya, semua teman-teman Nanda sudah berada di puncak kesuksesan masingmasing. Nanda merasa tertinggal jauh. Ia merasa bahwa dirinya tidak bergerak maju. Di tengah kegelisahannya, kedua orang tua Nanda menumpukan sebongkah harapan besar yang membuat Nanda merasa tertekan. Nanda takut jika dirinya tidak bisa menjadi seperti apa yang orang tuanya cita-citakan. Nanda takut gagal sendirian. Nanda takut jika nanti ia tidakmenjadiapa-apa.

Denianto Agung W.

Kehidupan sebagai dosen mengharuskanku untuk menyelesaikan pengabdian masyarakat berupa proyekproyek penelitian. Tabungan yang terbatas membuatku harus mengajukan proposal dana hibah ke berbagai tempat. Setelah mendapat dana hibah dan merasa beruntung, kesenanganku terhenti karena harus terlibat denganmafialokal.

Pratama Dharma Surya

BAYANGANCINTA

Cerpen ini mengikuti perjalanan emosional seorang individu yang berjuang dengan perasaannya terhadap seseorang yang tidak dapat dimilikinya. Diceritakan melalui narasi dalam diri tokoh utama, cerita ini menggambarkan konflik internal yang dialami oleh tokoh, antara keinginan untuk memiliki orang yang dicintainya dan keinginan untuk melihat kebahagiaannya, bahkan jika itu berarti harus melepaskannya.

FOR MORE

Patricia Vianny Diego

MENGEJARBAYANGAN: MENELUSURITAKDIRTERSEMBUNYI

Protagonis mendapati dirinya dihantui oleh sosok hitam yang mengikutinya kemana pun ia pergi. Setelah tiga hari, dia semakin terganggu oleh kehadiran sosok tersebut dan curiga akan niat jahat di baliknya. Pada suatu malam, saat mengurus seekor kucing hitam di luar apartemennya, dia mengalami sensasi mencekam dan melihat sepasang mata yang bersinar di dalam kegelapan.

SCAN FOR MORE

SCAN

Divaliza Nesyagustin Santoso

Pertama EWW Kamadhis UGM 2024

Eka-cittaWritingWorkshopadalahsalahsatukegiatan yang tidak perlu pikir panjang untuk saya ikuti. Informasi yang diberikan dalam pesan broadcast dan guidebook mampu menarik minat saya. Acara ini merupakanjalankeluaruntuksayayangkerapbingung bagaimana cara memulai mengembangkan minat menulis saya. Acara ini diselenggarakan dengan sangat baik, dan saya sangat puas menjadi pesertanya. Narasumber yang diundang informatif dan memberikan banyak pengetahuan bagi saya yang pemula. Good job, panitia! Selamat acaranya sudah berjalandengansangatmemuaskan!

Nurhayati

Juara Kedua EWW Kamadhis UGM 2024

Workshop ini sangat seru dan banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang bisa dipetik. Di saat kehidupan kuliah memaksa skill menulis kreatif menurun, workshop ini menjadi angin segar yang mengembalikan gairah menulis fiksi. Saya sendiri yang hampir 2,5 tahun tidak menulis fiksi, begitu tertantang untuk menyelesaikan workshop dengan baik hingga akhir. Ternyata beristirahat untuk berpikir saintifik tetap diperlukan agar tidak gila diterpa laporan praktikum. Terima kasih workshop insightful-nya, Kamadhis UGM. Terima kasih banyak materi dan pelajaran yang bisa dipetik, Kak Ananda Putri. Semoga tahun depan saya bisa mengikuti Eka-Citta Writing Workshop, karena tahun lalu saya juga ikut (tapi kalah). Terima kasih.

Page 37

Ranya Davina Salfadji

Juara Ketiga EWW Kamadhis UGM 2024

Aku suka sekali mengikuti writing workshop Kamadhis UGM ini! Senang untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang cara menulis, memperluas pengetahuantentangbagaimanamembuatcerpenyang baik, dan eventnya secara keseluruhan bagus! Aku bahagia telah dapat kesempatan untuk mengikuti workshopini!

Juara
"Menulis akan membuat kesedihan cepat reda dan berlalu."
– Nadhifa Tsana (Rintik Sedu)
Lorencia Permata Tjahyadi
Anathalia Meyskina Pangestu
Jap, MarshellaWillbirth Aviandi
Ericha Mellyana Felycia Devizca
Caitlyn CaineStella
Mahardhika Dhammananda
Aryani Padmawijaya Sikoko
Ivelin
Farrel Elton
Narasimha Kusuma Aliwarga
Stefhen
Caitlyn Winata
Kynthia Sadha
Avril Ione
Cheisya Nathania
Vallen Efferia
Lovely Almira James

CARNIVAL OF IMAGINATION: UNLEASHING A+ CREATION

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.