Menghapus Perundungan dalam Dunia Pendidikan Spesialis
KapalKPMituangkatsauhdariTelukBayur,makaberangkatkatlahSamsulBahridengandiiringilambaiantangan kedua orang tuanya dan juga dari Siti Nurbaya sang pujaan hati menuju Batavia. Adegan kemudian beralih pada perpelocoan yang dialami Samsul Bahri di STOVIA, sekolah calon dokter zaman Hindia Belanda. Demikian kita saksikan dalam Film “Siti Nurbaya” besutan TVRI tahun 2004 yang diangkat dari roman legendaris karya Marah Roesli.
Perpeloncoan memang sudah ada sejak pendidikan tinggi di buka di Indonesia. Mohamad Roem seorang tokoh yang mewakili Indonesia pada perundingan Roem-Royen membagikan pengalamannya mengalami perploncoan pada tahun 1924 di STOVIA, serupa dengan yang dialami Samsul Bahri. Perpeloncoan yang diceritakan Roem bernama ontgroening yang berasal dari kata groen yang berarti hijau yang dianalogikan sebagai murid baru. Sedangkan ontgroening secaraBahasaBelandaberartimenghilangkanwarnahijauataubarutersebut.
Perpeloncoanditengaraimenjadilestasidalampendidikanspesialisyangkemudiandisebutsebagai bullying atau perundungan. Api dalam sekam ini menjadi terlihat baranya sejak dikorek oleh Kementerian Kesehatan, kasus perundungandengandampakringansampaidenganyangdiluarnalarmulaiterungkatdimana-manatermasukdalam pendidikandoktergigispesialis.
Perang Kemenkes Lawan PERUNDUNGAN
su perundungan terhadap mahasiswa kedokteran di rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes)akhirnyadiseriusi.Halini tentunya buntut dari kasus perundungan terhadap sejumlah dokter pada tiga Rumah Sakit Vertikal (RSV). Tak tanggung-tanggung, Menteri Kesehatan sampai merasa perlu mengeluarkan Intruksi Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/ MENKES/1512/2023TentangPencegahan Dan Penanganan Perundungan Terhadap Peserta Didik Pada Rumah Sakit Pendidikan Di Lingkungan Kementerian Kesehatan tertanggal20Juli2023.
Apa sih yang dimaksud dengan perundungan? Intruksi Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MEN KES/1512/2023 menjabarkannya dengan jelas. Perundungan adalah segala tindakan yang merugikan peserta didik yang dilakukan oleh satuorangatausekelompokorangdi luar atau yang tidak berhubungan denganprosespendidikan,penelitian atau pelayanan. Lebih lanjut, bentuk perundungan biasanya memiliki ciriciri dilakukan secara berulan dan disengaja, adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban, serta membuat dampak negatif terhadap korban baik fisik maupun mental.
menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit,mencakar,termasukmemeras danmerusakbarangmilikoranglain sertapelecehanseksual.
Perundungan verbal terdiri dari tindakan mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama lain (name-calling), sarkasme, mencela/ mengejek, mengintimidasi, memaki, dan menyebarkan berita yang belumjelaskebenarannya.
Dalameradigital,perundunganjuga dilakukan melalui media elektronik. Termasuk Perundungan siber (Cyber Bullying) adalah menyakiti atau melukai hati orang lain menggunakan media elektronik seperti menyampaikan berita atau video yang tidak benar dengan tujuan memprovokasi atau mencemarkan nama baikoranglain.
kematian korbannya. Perundungan ini dapat berdampak secara mental. Korban bisa merasa stress, depresi, kehilangan kepercayaan diri hingga menghilangkan nyawa. Perundungan juga berdampak pada akademis peserta didik. Motivasi belajar menjadi menurun, sulit mencapai potensi terbaiknya, hingga mengundurkan diri dari pendidikan spesialis. Selain itu perundungan juga memberikan dampak sosial. Korban perundungan akan merasa terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Perundungan di pendidikan dokter dan dokter gigi spesialis adalah masalah nyata yang membutuhkan perhatian. Kemenkes seyogyanya harus lebih tanggapdantegasdalammenangani kasus ini agar dapat menciptakan lingkungan pendidikan dokter dan doktergigispesialisyanglebihsehat. [KostermanUsri]
Menurutbeslittersebut,perundungan dibagi menjadi empat jenis yaitu perudungan fisik, verbal, siber, serta nonfisikdannonverballainnya.
Perundungan fisik meliputi tindakan memukul, mendorong, menggigit fhfhfhf
Tindakan mengucilkan, mengabaikan, mengirimkan surat kaleng (blackmailing), memberikan tugas jaga di luar batas wajar, meminta pembiayaan kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, atau pengeluaran lainnya di luar biaya pendidikan yang telah ditetapkan termasuk dalam perundungan non-fisik dan non-verbal. Tindakan ini menciptakan tekanan sosial dan finansial yang dapat mengganggu proses pendidikanpesertadidik.
Tentunya masalah perundungan ini bukan masalah sepele. Kasus terakhir yang menghebohkan masyarakat adalah menyebabkan gggggg
TZero Bullying, Mungkinkah?
anpa kita sadari, mungkin sudah sejak lama isu perundungan ini bak apidalamsekamdiduniapendidikan kedokteran/kedokteran gigi spesialis. Kasus-kasus perundungan kini mulai mencuat sejak Kemenkes memulai survey tentang depresi yang dialami pada residen yang bekerja di Rumah Sakit Vertikal. Hasil survey ini mengungkapkan bahwa perilaku perundungan pada peserta didik menjadi salah satu penyebab depresi. Kemenkes kemudian mengeluarkan Instruksi Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MEN KES/1512/2023 terkait perundungan ini.Denganadanyakebijakanterbaru dari Kementerian Kesehatan, banyak pihak mulai mempertanyakan, apakah visi "zero bullying" dapat terwujuddalampendidikankedokterangigi spesialis?
Dalam dokumen tersebut Menkes menetapkan instruksi sebagai pedoman pencegahan perundungan bagi tenaga pendidik, pegawai, maupun pesertadidik.Bagiparapendidikdan pegawai dilarang untuk memperlakukan peserta didik seperti asisten pribadi untuk melakukan pekerjaan yang tidak terkait dengan status sebagai peserta didik; tidak meminta peserta didik untuk menggantikan tugas diluar pelayanan di RS Pendidikan; dilarang melakukan diskriminasi, kekerasan fisik, verbal, pelecehan dalam bentuk apapun, hingga ancaman kepada peserta gghhhhhhg
didik. Hal menarik yang tercantum dalam instruksi Menkes tersebut ialah tenaga pendidik tidak boleh meminta peserta didik untuk membiayai hal di luar kebutuhan pendidikan, penelitian dan pelayanan seperti alat kesehatan, alattulis,makanan,minuman,biaya olahraga dan seni, biaya seminar dan publikasi ilmiah, alat elektronik dan iuran lain di luar kebutuhan pendidikan, penelitian, dan pelayanan. Padahal, biaya-biaya ini kadangkala dibutuhkan dalam keberlangsungan pendidikan, terutama terkait seminar dan publikasi ilmiah.
yanan;tidakmemintaataumemaksa peserta didik lain untuk melakukan pembiayaan di luar kebutuhan pendidikan, penelitian, dan pelayanan;tidakmelakukanpembatasan praktik atau kesempatan belajar peserta didik lain; tidak menyuruh melakukan kecurangan dalam kegiatan aka-demik; serta dilarang melakukan bentuk perundungan fisik, verbal dan nonverbal kepada pesertadidiklain.
https://perundungan.kemkes.go.id
Dengan terungkapnya kasus demi kasus, akhirnya Kemenkes membuat langkah konkrit dengan membuka kanal pengaduan melalui website https://perundungan.kemkes.go.id/ dan nomor Whatsapp 0812-99799777. Selain itu, rumah sakit pendidikan juga diwajibkan membentuk unit layanan pelaporan yang bertugas menangani aduan secara cepat, rahasia, dan transparan. Korban juga berhak mendapatkan pendampingan psikologis dan hukum, termasuk perlindungandariancamanatauintimidasi. Namun sayangnya, dari beberapa laporan di lapangan, masing-masing sentra pendidikan spesialis masih belum memiliki alur yang jelas dan sistematis mengenai alur pengaduan ini. Sosialisasi mengenai pengaduan jugamasihkurang.
Tak hanya pendidik, instruksi pencegahan perundungan bagi peserta didik juga dipaparkan secara mendalam. Diantaranya, Peserta didik dilarang memerintah peserta didik lain secara paksa untuk melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan proses pendidikan, penelitian, dan pelayanan;
Bagiparapelaku,sanksitegassudah menunggu. Dalam dokumen tersebut sanksi yang diberikan mencakup Teguran tertulis dan Skorsing hingga tiga bulan bagi pelaku dengan pelanggaran ringan, dan penurunan pangkat atau diberhentikan, dan dikeluarkan dari program pendidikan bagi peserta didik untuk kasus yang lebih serius. Langkah ini diharapkan memberikan efek jera dan memastikan terciptanya lingkungan belajar yang aman. Namun, efektivitasnya juga masih dipertanyakan.
Mewujudkan lingkungan pendidikan ‘zero bullying’ tentu tidaklah mudah. Beberapa tantangan seperti budaya hierarki yang sering memicu perundungan, kurangnya kesadaran seluruh elemen pendidikan tentang dampak perundungan membuat kasus perundungan seringkali diabaikan. Selain itu korban perundungan biasanya takut untuk melapor meski sudah disediakan kanal pelaporan. Tentunya visi ‘zero bullying’ membutuhkan komitmen semua pihak. Instruksi Menteri Kesehatan yang beredar dapat menjadi pedoman, dan tentunya implementasi di lapangan perlu diawasi ketat karena berkaitan dengan perubahan kultur budaya di masing-masing rumah sakit. [Messya Rachmani]
Tiga Dokter Gigi Mendapat Penghargaan
Tiga orang dokter gigi mendapat penghargaan sebagai “Fasilitas Kesehatan Paling Berkomitmen Terhadap Mutu Pelayanan Bagi Peserta Jaminan Nasional (JKN)”. Penghargaaninidianugerahkandalam acara Pertemuan Nasional Fasiltas Kesehatan BPJS Kesehatan 2024 yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jakarta, 19 September 2024. Ketiga dokter gigi tersebut adalah drg. Willy dari Palembang, drg. Nuzulisa Zulkifli dari Pontianak, serta drg. Andi MuchlisadariKabupatenBulukumba.
Pertemuan Nasional tahun ini mengusung tema “Komitmen Fasilitas Kesehatan dalam Menjaga Mutu dan Akuntabilitas Program Jaminan Kesehatan Nasional” dihadiri antara lain oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Alexander Marwata, serta jajaran Direksi dan DewanPengawasBPJSKesehatan.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Gdddd
Ghufron Mukti menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai pihak, mulai dariinstansipemerintah,fasilitaskesehatan,hinggaasosiasidanorganisasi profesi,dalammendukungkeberlangsungandanpeningkatanmutuProgram JKN. Ia mengatakan bahwa tahun 2024 adalah momen tepat untuk melanjutkan transformasi mutu layanan, terutama dalam memperluas akses layanan.
Dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 23.294 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 3.140 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Selain itu, pada tahun 2023 tercatat 606,7 juta pemanfaatan layananJKN,denganrata-rata1,7jutapemanfaatanperhari.
Program JKN terbukti bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan, mulai dari yang ringan hingga yang berbiaya katastropik,"ungkapGhufron.[KostermanUsri;Foto:PDGI]
Kedokteran Gigi Digital Sudah Saatnya Diterapkan
Teknologi digital ternyata sudah merambah dunia kedokteran gigi, dan agar tidak tertinggal sudah saatnya dokter gigi Indonesia mengadopsi teknologi ini dalam praktik sehari-hari, demikian terungkap dalam acara Digital Detistry Innovation & Vision Event (DIVE) yang digelar oleh PT Cobra Dental Indonesia pada Sabtu 7 September 2024 di Hotel Azana Suites,Antasari,Jakarta.
DIVEbertujuanmembekaliparadokter gigi Indonesia dengan pengetahuan terkini dan keterampilan untuk mengimplementasikan teknologi canggih dalam praktik mereka seharihari. “Melalui acara ini, kami ingin memberikan kesempatan bagi para dokter gigi untuk memperbaharui asssssss
pengetahuandanketerampilan,dan memperluas jaringan profesional,” ujar Revozan Agustinus, Head of Marketing, CobraDentalIndonesia.
Dengan menggandeng Shining 3D acara DIVE diselenggarakan untuk memperkenalkan teknologi digital terbaru di dunia kedokteran gigi. Peserta acara dapat menyaksikan bagaimanateknologidigitalmeningkatkan efisiensi dan kualitas layanankedokterangigi,termasukproduk -produk inovatif dari Shining 3D yang diperkenalkan pada acara ini yaitu FabCure 2, FabWash, Aoralscan 3, AccuFab-L4D, dan AutoScan-DS-EX.Produk-produkini dirancang untuk mendukung digitalisasi praktik kedokteran gigi, mulai aaaa
dari peralatan pemindaian digital hingga perangkat pencetakan 3D.
Sementara itu CEO PT Cobra Dental Indonesia, dr. Adrian Susanto mengatakan DIVE merupakan bentuk komitmen perusahannya dalam mengedukasi para dokter gigi, terutama mengenai transformasi digital di dunia kedokteran gigi. “Jadi kami ingin para dokter gigi sadar akan pentingnya transformasi digital, karenaakanmempersingkatwaktu kerja, memberikan kenyamanan untuk pasien dan benefit-benefit lainnya yang akan didapatkan dengan bertranformasinya dunia kedokteran gigi ke arah dunia digital,"ujarnya.[KostermanUsri]
Opini
SKI 2023 :
PETA BARU KESEHATAN GIGI MULUT
Oleh:HayyuFailasufa
PenulismerupakanseorangdoktergigidiSemarang
DINDONESIA
itengahupayapemerintahIndonesiauntukmeningkatkankesehatanmasyarakat,dataterkinimenjadikunciuntuk merancangkebijakanyangefektif.SurveiKesehatanIndonesia2023(SKI2023)memberikangambaranbarutentang kondisi kesehatan gigi dan mulut di Tanah Air, menggantikan data dari RISKESDAS 2018 yang telah lampau. Sebelum diterbitkannya SKI 2023, data utama tentang kesehatan gigi dan mulut di Indonesia diperoleh dari RISKESDAS 2018. Survei ini memberikan wawasan berharga, namun, seperti halnya data lama, informasinya bisa menjadi tidak relevan seiring dengan perubahan kondisi kesehatan masyarakat. Kesehatan gigi dan mulut merupakanaspekpentingdarikesehatanumum,dengandampakluasterhadapkualitashidupdankesejahteraan.
PengenalanSKI2023
Survei Kesehatan Indonesia 2023 merupakan perpaduan antara Penelitian Kesehatan Dasar (Riskesdas), Survei Status Gizi Balita (SSGI), bersama dengan penilaian Biomedis dan Kesehatan Gigi dan Mulut. SKI 2023 adalah survei yang dirancang untuk memberikan data terbaru tentang kondisi kesehatan di Indonesia, termasuk kesehatan gigi danmulut.
DemografiSKImencakupsetiaprumah tangga yang tersebar di seluruh Indonesia.Menargetkansampel34.500 BlokSensus,SKI2023bertujuanuntuk melibatkan 345.000 rumah tangga reguleruntukRiskesdasdantambahan 345.000 rumah tangga balita untuk SSGI. Di antara 34.500 Blok Sensus SKI, 2.500 telah dialokasikan untuk pengambilan sampel dalam PemeriksaanGigiBiomedisdanMulut.
PengumpulandataSKI2023meliputi6 dataset,salahsatunyaadalahdataset gigi. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi status gigi geligi, kebutuhan perawatan segera dan gigi tiruan. Selain itu, informasi kesehatan gigi mulut juga masuk dalam blok keterangan individu dan identifikasi responden.
Temuan Utama Kesehatan Gigi MulutdariSKI2023
Kementrian Kesehatan Indonesia merilis Laporan SKI Dalam Angka melaluiwebsite:
https://www.badankebijakan.kemkes.g o.id/hasil-ski-2023/. Selain itu, Kemenkes juga membuat suatu laporan tematik yang berisi 7 isu permasalahan dan prioritas kesehatan. Problematika gigi mulut masuk menjadi salah satu daftar masalahyangdibahasdalamlaporan tersebut.
Temuan dari SKI 2023 menunjukkan bahwa sekitar 50% penduduk Indonesia berusia tiga tahun ke atas mempunyai keluhan masalah kesehatan gigi dan mulut. Provinsi SulawesiBaratmenunjukkanproporsi tertinggi, sementara Provinsi Bali dengan proporsi terendah. Di antara 56,9% individu yang menyatakan adanya masalah gigi, hanya 11,2% mencari bantuan dari profesional gigi untuk mengatasi masalah kesehatan mereka. Banyak faktor berkontribusi pada keengganan individu untuk segera melakukan perawatan untuk masalah kesehatan gigi dan mulut. Ketakutan terpapar Covid-19 menjadi alasan utama (81,7%), diikuti oleh waktu tunggu yang panjang untuk layanan(80,2%),danpreferensiuntuk pengobatansendiri(79,3%).
Dalam laporan SKI 2023, berkenaan denganpengelolaanmasalahgigidan mulut, sebanyak 24,8% populasi memilih pengobatan sendiri atau penggunaan obat analgesik untuk ketidaknyamanan gigi tanpa bimbingan seorang profesional medis (LaporanSKI,2023).
Implikasi untuk Kebijakan Kesehatan
HasildariSKI2023dapatmemberikan informasi penting bagi pembuat kebijakan dan praktisi kesehatan. Dengan data yang lebih akurat, kebijakan dan program kesehatan gigi dan mulut dapat dirancang dan disesuaikan untuk mengatasi masalah kesehatan yang paling mendesak. Hal ini termasuk pengembangan program pencegahan, peningkatan akses ke layanankesehatangigi,dankampanye pendidikanmasyarakat.
TantangandanLangkahkeDepan Meskipun SKI 2023 memberikan data yang lebih baru, masih ada tantangan dalam mengimplementasikan temuan ini secara efektif. Tantangan ini meliputi kebutuhan untuk sosialisasi hasil survei kepada stakeholder terkait dan penguatan infrastruktur kesehatan gigi di seluruh Indonesia. Langkahlangkah ke depan harus mencakup pemantauan berkelanjutan dan penyesuaian kebijakan berdasarkan dataterbaru.
Data dari SKI 2023 memberikan wawasan yang sangat penting tentang kesehatangigidanmulutdiIndonesia. Pemanfaatan data terbaru ini akan memungkinkan pemerintah dan organisasi kesehatan untuk membuat keputusan yang lebih informasional dan efektif dalam meningkatkan kesehatangigidanmulutmasyarakat.
Kabar Gembira, Kini Fakultas Kedokteran Gigi Tersebar Hingga Indonesia Timur
umlahdoktergigidiIndonesiamasih sangat kurang. Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), drg. Usman Sumantri, M.Sc., mengatakan bahwa kondisi persebaran dokter gigi di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Sesuai dengan rekomendasi WHO, idealnya1orangdoktergigimelayani 7.500 pasien. Namun, saat ini di Indonesia dokter gigi masih melayani sekitar 12.000 lebih pasien atau setara dengan rasio 1:12.000. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023, dimana terdapat 35.193 orang dokter gigi. Para dokter gigi ini kebanyakan berpusat di Pulau Jawa atau kotakota besar. Sementara di beberapa daerah luar Pulau Jawa atau pulau terpencilbelumtersedia.
Melihat adanya permasalahan kekurangan dokter gigi, pemerintah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan memperbanyak lulusan dokter gigi. Salah satu caranya dengan membuka moratorium Fakultas Kedokteran Gigi. Dengan dicabutnya aturan ini, maka kini banyak universitas di Indonesia mulai membuka Program PendidikanKedokteranGigi.
Beberapa universitas yang kini memiliki Program Pendidikan Kedokaaaaaaa
teran Gigi, diantaranya Universitas Ciputra, Surabaya dan Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Universitas Muslim Indonesia, Makassar merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta yang memiliki FKG di wilayah timur Indonesia. Selain itu masih ada 2 Universitas lain yang masih dalam pengurusan oleh Dikti, yaitu FKG Helvetia, Medan dan FKG RS Soepraoen,Malang.
Hingga 5 Agustus 2024, jumlah Fakultas Kedokteran Gigi bertambahmenjadi36yangtersebardi seluruh Indonesia. Dengan dibukanya beberapa Fakultas Kedokteran Gigibaru,diharapkanakansemakin banyak lulusan dokter gigi untuk pemenuhankebutuhandoktergigidi Indonesia. Selain pemenuhan jumlah dokter gigi, tentunya akses
layanan kesehatan juga harus diperbaiki, sehingga distribusi pelayanan kesehatan lebih merata sampaidaerahterpencil.
Akses layanan kesehatan gigi dan mulut yang belum merata terutama di daerah terpencil, menjadi faktor sulitnya upaya peningkatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Hambatannya adalah tenaga medis gigi, yaitu dokter gigi dan dokter gigi spesialis, kurang dan lebih banyak bekerja di sektor swasta dan perkotaan. Dibutuhkan penanganan yang tepat dengan menambah sarana prasarana dan produksi tenaga kesehatan gigi, disertai dengan distribusi yang merata sampai daerah terpencil. [Mutiara A, Messya R, Foto : ciputra.ac.id & ayokuliah.info]
IIKGEI
Hadirkan Rangkaian
Webinar Estetik untuk
Dokter Gigi Seluruh Nusantara
KGEI(IkatanKedokteranGigiEstetik Indonesia) terus berusaha memberikan kontribusi dibawah PB PDGI memfasilitasi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran gigi estetik. Salah satu aktivitas yang diluncurkan adalah ‘Practical Esthetic Webinar Series’. Yaitu rangkaian webinar yang bertujuan memberikan tips praktis dan menjangkau para dokter gigi di Indonesia. Ketua penyelenggaraan webinar ini, drg. William Adi Santoso, M.Sc. Kini ia akan berbagi informasi menarik tentang kegiatan inidalamwawancaraeksklusif.
Dok, Siapa Saja yang Dapat BergabungdenganIKGEI?
IKGEI adalah wadah terbuka bagi semuadoktergigiyangtertarikuntuk mengetahui lebih baik, di bidang kedokteran gigi estetik. "Kedokteran gigi estetik bukan hanya memperbaiki penampilan, tetapi merupakan pendekatan interdisip-liner yang mencakup banyak aspek kedokteran gigi untuk menghasilkan fungsi dan estetika yang optimal," jelas drg. William. IKGEI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk dokter gigi yang sudah berpengalaman, tetapi juga terbuka bagi para dokter yang baru ingin memulai perjalanan mereka dalam bidangestetikagigi.Makaitu,prinsip yang di sebarluaskan IKGEI adalah ‘tentang berbagi’ dari semua kalanganKedokterangigi.
Webinar dengan Pendekatan Praktis
Rangkaianwebinarinimengusung tema besar Practical Esthetic, yang bertujuan memberikan pendekatandalamkonteks‘estetik’ yang bisa langsung diterapkan dalam praktik sehari-hari. drg. William menegas-kan, "Kami ingin semua dokter gigi, di mana pun mereka berada, memiliki kesempatan untuk belajar dan meningkatkan mutu pelayanan merekatanpaterbebaniolehbiaya yang tinggi." Dengan harga yang terjangkau, IKGEI memastikan bahwa setiap peserta dapat mengikuti dan meman-faatkan webinar ini untuk meningkatkan keterampilanmereka.
Pembicara Berkualitas dari BerbagaiWilayah
Webinar ini menghadirkan para pembicara Nasional dari berbagai wilayah, baik dalam maupun luar negeri. Di antaranya adalah: Ali Sundiharja, drg., CMC., FICD; Addin Nazar, drg., FISID., FICD; Timotius Arif Gunawan, drg; Elmend Lorentzon, drg., MSc; Sandy Aditya Susilo, drg., M.MT., Sp.Pros;sertaKarolBabinski,DDS yangdimintakhususdariPolandia. Para pembicara ini menyajikan berbagaimateri,mulaidariestetika restoratif, yang dapat diterapkan langsung oleh para peserta dalam praktikklinismereka.
AntusiasmePesertayangTinggi
Antusiasmedariparapesertasangat luar biasa. Sampai saat ini IKGEI sudah menjaring lebih dari 3000 peserta dari seluruh Indonesia terutama dari luar Pulau Jawa. Hal inilah yang mendorong IKGEI untuk lebih menjangkau para sejawat di seluruhIndonesiadengantopik-topik yangsemakinberagamdanaplikatif.
SimposiumdanAcaraPuncak Setelah rangkaian webinar selesai, IKGEI akan melanjutkan dengan acara simposium offline bertajuk ‘Aesthetic in Daily Practice for General Practitioner’. pada tanggal 30 November hingga 1 Desember 2024 di Banjarmasin, dan akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti hands-on, pameran alat kedokteran gigi, serta pesta, lelang dan diskusi santaiantarsejawat.
IKGEI juga berkolaborasi dengan Perhimpunan Dokter Estetik Indonesia (Perdesti) untuk menggelar acara besar I-SWAM Dentistry di ICE BSD, Tangerang, pada tanggal 7 hingga 8 Desember 2024. Acara ini akan menghadirkan pembicara internasional Dr. Baraa Alsrouji, seorang ahli dalam bidang kedokterangigirestoratifdanestetik. Dengan berbagai kegiatan ini, drg. William Adi Santoso dan seluruh Team berharap dapat memfasilitasi keinginan belajar dan berbagi bagi semuasejawat.[M.Syauqi]
Perawatan Gigi oleh
Dokter
Gigi Robot
Pertama di Dunia
oktergigirobot,yangdidukung oleh sistem aritificial intelligence (AI), berhasil menyelesaikan prosedur perawatan kedokteran gigipadamanusiauntukpertama kalinya. Robot ini waktu delapan kalilebihcepatuntukmelakukan perawatan dibandingkan dengan dokter gigi pada umumnya. Robot yang dirancang oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Perceptive, dibuat dengan tujuan untuk melakukan prosedur restoratif yang lebih cepatdanakurat.
Dokter gigi robot ini menggabungkan sistem AI, lengan robotik, serta teknologi penindai yang akan mem-bangun model rongga mulut termasuk gigi, gusi,hinggasarafdalambentuk 3D. Model ini dibuat menggunakan teknologi Optic Cohenrens Tomography (OCT). Kelebihan dari robot ini, yaitu dapat beroperasi dalam kondisi pergerakan yang banyak dengan kecepatan dan ketepatan yang sangatbaik.
CEO dan pendiri Perceptive, Dr.hris Ciriello, mengatakan qqggg
“terobosan medis ini meningkatkan ketepatan dan efisiensi prosedur perawatan gigi, serta menjanjikanperawatangigiyang lebih baik dalam peningkatan kenyamanan pasien dan hasil akhirklinis.”
Pengembanganrobotdoktergigi ini mendapat dukungan dari Ayah Mark Zuckerberg pendiri Meta, yang merupakan seorang dokter gigi, Ed Zuckerberg. Menurut Ed, sistem perawatan kedokteran gigi dengan robot telah lama dirancang dan diuji berulanguntukmemastikanprosedur kedokterangigidilakukansecara aman.
Dokter gigi robot diklaim dapat melakukan preparasi mahkota gigi dalam waktu 15 menit, dimana pada prosedur normal dokter gigi membutuhkan waktu 2 jam yang terbagi dalam 2 kali kunjungan. Di Amerika, robot ini masih menunggu persetujuan regulasi yang sekiranya akan memakanwaktubeberapatahun sebelum dapat digunakan pada perawatan pasien. [Mutiara A; MessyaR,Berita,foto:aimojo.io]
Sekilas LAYANAN KONSULTASI BKGN 2024
GUNAKAN AI
BKGN 2024, hasil kolaborasi Pepsodent dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), kini hadir dengan layanan konsultasi gigi berbasis AI. Teknologi bernama "Pepsodent AI Denta-Scan" memungkinkan masyarakat mengakses layanan “Tanya Dokter Gigi” secara gratis. Selain memberikan edukasi dan layanan kesehatan, BKGN tahun ini menargetkan lebih dari 29.000 pasien di 30 lokasi di Indonesia. Pepsodent juga menjadi mitra resmi perawatan gigi Timnas Sepak Bola Indonesiadalamprogramyangberlangsung dari September hingga Desember 2024. [Berita,Foto:Dentamedia]
PENERAPAN IDCRA PECAHKAN REKOR
MURI
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKG UMY) bersama Pemerintah Kota Tegal berhasil mencetak Rekor MURI untuk jumlah pesertaterbanyakdalamskriningkesehatan gigi menggunakan Indonesian Dental CariesRiskAssessment(IDCRA).Kegiatan pada 13 September 2024 ini melibatkan 1.215peserta.IDCRA,dikembangkansejak 2018 oleh mahasiswa FKG UMY, membantu mendeteksi risiko karies pada anakdanmemberirekomendasiperawatan. [Berita,Foto:Dentamedia]
Nama Dokter Gigi yang Diangkat Menjadi Kolegium
Akhirnya susunan baru Konsil Kesehatan Indonesia (KKI), Majelis Disiplin Profesi, dan Kolegium Kesehatan; resmi angkat sumpah di hadapan Menteri Kesehatan. Pengangkatan sumpah ini bertempat diAuditoriumSiwabessyKementerian Kesehatan pada tanggal 14 Oktober 2024. Pengangkatan KKI baru didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 69/M Tahun 2024 tertanggal 11 Oktober 2024. Drg. Aryanti Anaya, MKM. didapuk menjadi Ketua KKI. Aryanti
sebelumnya merupakan Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan. Anggota (KKI) terdiri dari masing-masing kelompok tenaga medis dan tenaga kesehatan. Dr. dr. Budi Rahmat, Sp.BTKV(K) dan drg. Andriani, Sp.Ort., FICD diangkat menjadi anggota konsil mewakili kelompok tenaga medis kedokterandankedokterangigi.
Majelis Disiplin Profesi diangkat melaluimekanismePanitiaSeleksi
(Pansel) dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dr. Sundoyo, SH, MKM, M.HumdanDr.AhmadRedi,SH,MH, MSi.didapukmenjadiKetuadanWakil KetuaMajelisDisiplinProfesi.
Berbeda dengan sistem pemilihan Konsil Kesehatan Indonesia dan Majelis Disiplin Profesi, pemilihan Kolegium Kesehatan Indonesia sebagian pemilihannya dilakukan melaluivotinguntukkemudian.Berikut nama-nama yang terpilih untuk KolegiumKedokteranGigi:
Kolegium Dokter Gigi : Prof. drg. TetianaHaniastuti,M.Kes.,Ph.D Kolegium Bedah Mulut & Maksilofasial : Prof. Muh. Ruslin, drg,M.Kes,SpBMM(K),PhD. Kolegium Kedokteran Gigi Anak : Prof. Dr. Eriska Riyanti, drg, Sp,KGA(K).
Kolegium Patologi Mulut & Maksilofasial : Prof. Mei Syafriadi, drg.,MDSc.,Sp.PMM(K).,Ph.D.
Nama-nama yang diangkat sebagai kolegium tidak selalu merupakan peraih suara terbanyak berdasarkan voting. Ada tiga kolegium yang diangkatnya bukan suara terbanyak, serta ada 2 kolegium yang tidak melalui proses voting karena jumlah calon tidak mencapai target. [KostermanUsri,MessyaR]