DPS 2 Oktober 2012

Page 1

MEDIA KOMUNITAS MASYARAKAT BALI SELASA, 2 OKTOBER 2012 - NOMOR 4.565 TAHUN KE - 15

ECERAN RP 2.500

C. 1174

C. 541

Dua Kaki Manusia Ditemukan di Hutan Bangkiang Jaran Diduga Korban Binatang Buas Tabanan, DenPost Mayat manusia misterius yang hanya tersisa dua kakinya ditemukan tergeletak di tengah hutan Bangkiang Jaran, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Senin (1/10) kemarin. Saat ditemukan, organ tubuh bagian bawah itu sudah dalam kondisi mem-

busuk. Penemuan kedua kaki itu terjadi sekitar pukul 10.00 ketika sejumlah warga setempat berburu tupai. Saat membidik seekor tupai, binatang pengerat itu luput dari tembakan, kemudian lari ke arah mayat yang tergeletak. Salah seorang saksi, Ketut Taniyasa (48), kemudian menghubungi

Polsek Selemadeg Barat lewat telepon. Kapolsek Selemadeg Barat AKP Gede Sumena bersama sejumlah anggotanya kemudian turun ke lokasi kejadian. Untuk menuju lokasi tersebut, mereka harus menempuh jalan setapak berliku sekitar 100 meter dari jalan utama, kemudian masuk ar-

eal hutan lindung. Seperti saat pertama kalinya ditemukan warga, posisi mayat yang hanya tersisa sebagian pinggang dan kedua kakinya yang terbalut celana hitam itu tergeletak di antara rerumputan dan semak-belukar di sungai yang tidak ada airnya. Polisi belum dapat memastikan jenis kelamin

mayat tersebut, namun melihat fisik kedua kaki itu, seperti kaki perempuan. Sedangkan dari pemeriksaan visum dokter puskesmas yang diterjunkan ke lokasi kejadian menduga, kondisi mayat manusia dewasa yang tanpa badan, tangan, dan kepala itu, sudah dua bulan membusuk. Baca Dua Kaki di Hal. 15

DenPost/gagah

MISTERIUS - Mayat misterius yang hanya tersisa dua kakinya ditemukan tergeletak di tengah Hutan Bangkiang Jaran, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Senin (1/10) kemarin.

Jaksa Ngotot Tuntut Arnawa 6,5 Tahun Cok. Isteri 5 Tahun Renon, DenPost Jaksa penuntut umum (JPU) dalam kasus dugaan korupsi dana bansos Bangli, I Wayan Eka Widdyara bersama Carikyasa, dalam repliknya Senin (1/10) kemarin tetap minta kepada majelis hakim tipikor pimpinan IGAB Komang Wijaya Adhi supaya menghukum terdakwa Nengah Arnawa selama 6,5 tahun penjara dan Cokorda Isteri Tresna Dewi 5 tahun penjara. Menurut kata Eka, yang juga Kasipidsus Kejari Bangli itu, pembelaan teRdakwa Arnawa, Cok. Isteri, dan kuasa hukumnya, tidak berdasar. “Pembelaan terdakwa dan tim penasihat hukum terdakwa harus dikesampingkan,” sambung Carikyasa.

DenPost/suryawan

TEMUI KERABAT - Terdakwa Cokorda Isteri Tresna Dewi dan Nengah Arnawa menemui kerabatnya saat menghadiri sidang tuntutan di Pengadilan Tipikor Denpasar, Senin (1/10) kemarin. Arnawa tetap dituntut 6,5 tahun penjara dan Cokorda Isteri Tresna Dewi 5 tahun penjara.

Mahasiswi Pembuang Orok Dilimpahkan ke PPA Polres Gianyar, DenPost Setelah diperiksa intensif oleh jajaran Polsek Payangan, Gianyar, kasus pembuangan orok dengan tersangka Faradita Mujoko (19) yang beralamat di Sumber Urip, Banyuwangi, Jatim, dilimpahkan ke Penyidik Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gianyar, Senin (1/10) kemarin. Sedangkan jenazah orok berjenis kelamin perempuan yang diperkirakan berumur 7 bulan itu sudah dikirim ke RSUP Sanglah untuk diotopsi. Kapolsek Payangan AKP I Dewa Gede Rai Sujaya mengatakan hal itu Senin kemarin. Tersangka yang mahasiswi salah satu sekolah tinggi pariwisata ternama di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung itu, dilimpahkan ke Polres Gianyar karena sudah ada PPA untuk menangani kasusnya. Baca Mahasiswi di Hal. 15

Pengirim SS Masih Misterius Bendol Tolak Dibezuk Semarapura, DenPost Polres Klungkung ternyata betul-betul kesulitan mengungkap kasus narkoba di Rumah Tahanan (Rutan) Klungkung. Pasalnya, pascaditemukannya narkoba jenis shabu-shabu (SS) di dalam rutan, petugas Sat. Narkoba Polres Klungkung belum mengetahui pasti orang yang

menitipkan barang haram tersebut ke dalam rutan. Apalagi salah seorang napi kasus narkoba, Ferdianto (34) alias Bendol, asal Banyuwangi, yang dititipi barang haram tersebut menolak bertemu dengan siapa pun dengan alasan dijebak. Baca Pengirim di Hal. 15

DenPost/sriwiadnyana

C. 1003

TITIP BARANG - Seorang pengunjung yang menitip barang di Rutan Klungkung, Senin (1/10) kemarin.

Dalam replik itu, JPU tetap pada pendiriannya, dan menyebutkan bahwa Arnawa dan Cok. Isteri secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Ayat 1 jo Pasal 18 UU No. 31 Tahun

1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana diubah dalam UU No.20 Tahun 2001 tetang perubahan atas UU No.31 Tahun 1999 jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP jo Pasal 54 Ayat 1 KUH Pidana. Karenanya, jak-

sa berketetapan tuntutan telah sesuai dengan ketentuan undang-undang (UU) yang ada. Jaksa menambahkan, dasar tuntutan itu, selain fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, juga berdasarkan barang bukti. Sedangkan kuasa hukum terdakwa, Ngakan Kompyang Dirga, di hadapan majelis hakim mengatakan, akan menanggapi replik jaksa. “Kami mohon waktu untuk menanggapi, majelis,” pintanya. Baca Jaksa di Hal. 15 Genta Interaktif Topik: Jaksa Ngotot Tutntut Arnawa 6,5 Tahun. Silakan berkomentar di telepon (0361) 2782445 mulai pukul 09.00

Kepala Bocah Itu Putus Bukan Dipotong Terdakwa Sidang Kasus Pembantaian Sekeluarga Dangin Puri, DenPost Ahli Forensik RSUP Sanglah, dr. Dudut Rustyadi, dihadirkan sebagai ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Made Purnabawa dan keluarganya, Senin (1/10) kemarin. Dudut menjadi ahli forensik dengan terdakwa Mohammad Kadir alias Abdul Kodir, dan Sapa’at alias Herman alias Fa’at. Ahli yang dihadirkan oleh tim jaksa I Wayan Widana dkk. itu, menjelaskan bahwa semua tulang istri Purnabawa yakni Ni Luh Ayu Sri Mahayoni di sebelah kiri patah. “Kematian Mahayoni karena pukulan di wajah yang mengakibatkan luka dan darahnya membeku. Darah itu bercampur dengan darah yang masih bagus sehingga mengakibatkan kerusakan organ,” jelas dr. Dudut. Dia menjelaskan, luka memar tidak mungkin terjadi pada orang yang telah meninggal dunia. “Jadi benturan benda keras itu terjadi saat korban masih hidup. Secara umum, jika luka di organ kepala, apalagi sampai patah tu-

lang, akan berpengaruh pada organ tubuh lain, termasuk otak yang menyebabkan orang meninggal dunia,” jelasnya. Atas pemeriksaan secara spesifik itu, jaksa Gusti Widana sempat menanyakan ketika Mahayoni saat ditemukan tidak mengenakan celana dalam. “Apakah korban juga

mengalami pelecehan seks?” tanya Widana. Atas pertanyaan itu, Dudut menjelaskan bahwa memang benar telah memeriksa jenazah Mahayoni. Dia menjelaskan setiap lubang di organ tubuh korban sudah dikerubuti belatung. Baca Kepala di Hal. 15

DenPost/suryawan

BERI KETERANGAN - Dokter Dudut Rustyadi (paling kanan) saat memberikan keterangan dalam sidang kasus pembunuhan Made Purnabawa dan keluarganya, dengan terdakwa Mohammad Kadir dan Sapa’at (paling kiri).

Mengenal Sosok I Made Ferry Astawa (1)

Lewati Masa Jaya, Digantikan sang Putra SOSOK kroser I Made Ferry Astawa tentunya tak asing lagi bagi penggemar dunia otomotif khususnya motocross era 80-an. Dengan penampilan garang, melahap lintasan berdebu dengan gundukan tajam yang disertai liukan, merupakan ciri khas Made Ferry saat menunggangi motor trailnya. Hal itu membuat decak kagum orang yang menyaksikannya.

C. 1088

DenPost/adhi wijaya

C.1175

I Made Ferry Astawa B.Sc.

Bahkan Made Ferry—- sapaan akrab Made Ferry Astawa — telah melanglang buana mengikuti berbagai even nasional di Tanah Air, sehingga dia sangat disegani oleh para kroser. ‘’Saya awalnya turun di motocross sejak tahun 1979. Dari sanalah saya turun di even nasional dan meraih peringkat ketiga nasional sejak tahun 1989 sampai tahun 1993,” kata Made Ferry, Senin (1/10) kemarin. Menembus peringkat III besar nasional merupakan kebanggaan tersendiri bagi

pria yang kini pensiun dari motocross ini. Bahkan dalam berbagai even nasional, prestasi demi prestasi diraihnya sehingga 800 piala juara kini menjadi koleksi Made Ferry. ‘’Dalam even nasional itu, saya biasanya mengikuti empat sampai lima kelas yang dipertandingkan. Dalam even itu saya bisa mendapatkan empat sampai lima piala, sehingga saya mengumpulkan 800 piala juara,” ujarnya seraya tersenyum. Even nasional yang pernah diikuti Made Ferry di antaran-

ya di Medan, Pontianak, Makassar, sampai Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tak hanya itu, even di daratan Jawa pun dilahapnya. Pada intinya, semua daerah di Indonesia yang menggelar motocross nasional sudah dilaluinya. Hanya even di luar Indonesia yang belum bisa diikutinya. Seorang atlet tentu akan menemui masa pasang-surut, seperti halnya Made Ferry. Mengingat sudah melewati masa jaya-jayanya, dia tak serta-merta meninggalkan dunia motocross. Sebagai gantinya, Made Ferry menurunkan ilmunya kepada sang putra, Ketut Ferdika Ferry. ABG berusia 14 tahun itu kini jadi penerusnya di dunia motocross. ‘’Dia sudah mengumpulkan 42 piala juara. Baca Mengenal di Hal. 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.