Berita Demokrasi_3

Page 1

Edisi III/Desember 2010

Berita Demokrasi

Kumuliakan Diriku Dengan Ilmu Dan Perjuangan

Tokoh Inspiratif

Tangerang 2010 Berita Demokrasi 1.indd 1

06.07.2010 13:53:07


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

4 | Ade Awaludin:

20 | SOMA ATMAJA:

Saya Ingin Menginspirasi Anak Muda

Saya Ingin Mewariskan Sesuatu yang Monumental

7 | Ahmad Subadri

24 | Subiyanto

Keberhasilan itu Milik Pemberani

Setia dan sabar memberdayakan buruh

11 | Ahyani An Nibhani Kemiskinan Harus Dilawan Sejak Dalam Pikiran

Saya Hanya Ingin Menjadi Orang Yang Dibutuhkan Dan Dirindukan

14 | Iratmoko

32 | Ira Simatupang

Saya Ingin Memberikan Sesuatu yang Positif Untuk Tangerang

Dari Kamar Bedah ke Gerakan Perempuan 17 | Rano Karno: Saya Ingin Punya Karya Untuk Kabupaten Tangerang

2

28 | Syafri

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 2

34 | Dwi Jatmiko

Kegagalan Hanya Batu Loncatan Menuju Keberhasilan

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:11


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Redaksi Berita Demokrasi PENANGGUNG JAWAB Dedy Ramanta AHS Shukur Khoirun Huda DEWAN REDAKSI Fauzan Mufid Kholidah Tamami Parlaungan Syafruddin Endra REPORTER : Subandi Misbah Hendi Kusmayadi Makhsis Syahabi Gilang Sumiarsa Hidayat Sukino Muyasaroh Sukiman EDITOR Fauzan Mufid Willy Aditya Ari Ujianto LAY OUT Fauzan Mufid Light Communications KEUANGAN & KESEKRETARIATAN : Niswita Putri Siswaya Agus Priyono Diterbitkan oleh : Sekolah Demokrasi Tangerang atas dukungan Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) bekerjasama dengan Perekat Demokrasi Sekretariat : Sekolah Demokrasi Tangerang Ruko Taman Falma Blok F1/15R Citra Raya Cikupa Tangerang Telp: 021 5961198 Fax : 021 5961198 Email : simpultangerang@yahoo.com Website : www.demokrasitangerang.or.id

Salam Demokrasi Di penghujung tahun 2010 ini, Berita Demokrasi menyajikan edisi khusus, berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya yang banyak menyoroti dan mengulas tentang persoalan-persoalan publik semisal air bersih, kesehatan maupun soalsoal basic need. Edisi Berita Demokrasi kali ini menghadirkan beberapa tokoh kepada pembaca yang budiman, figur mereka sebagian diantaranya sudah cukup akrab dalam memori kolektif pembaca. Niat kami adalah mengangkat sisi positif pemikiran serta pengalaman hidup mereka sehingga dapat menginspirasi pembaca. Tentunya tidak mudah untuk menemukan sosok-sosok inspiratif tersebut ditengah minimnya prestasi luar biasa yang mampu diingat oleh publik. Awalnya kami ragu tentang ide tersebut. Keraguan itu tidak lepas dari bebarapa kemungkinan gugatan dari pembaca/pengamat. Ada beberapa gugatan yang suka tidak suka akan muncul ketika akan memilih para tokoh tersebut. Pertama, bagaimana kriteria para tokoh inspiratif tersebut lantas bagaimana memilihnya?. Kedua, apakah tokoh yang dipilih tersebut inspiratif atau sekedar pencitraan dari tokoh tersebut?. Kedua gugatan tersebut akan bermuara pada sebuah tuduhan bahwa Berita Demokrasi hanya menjadi corong dari beberapa tokoh yang dipilih. Dalam tindakan teknis jurnalistik yang sepanjang kami tahu, Berita Demokrasi berupaya membentuk sebuah TIM KECIL yang terdiri dari peserta dan pengelola. Awalnya kami mencari sebanyak mungkin tokoh yang bisa memberi inspirasi. Namun akibat keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh Berita Demokrasi serta minimnya informasi yang kami peroleh kami memutuskan 10 orang tokoh inspiratif terpilih. Sengaja kami tidak membuat rangking atas kesepuluh orang tersebut. Kami hanya membagi mereka dalam beberapa kriteria yakni dari kalangan birokrasi, pengusaha, partai politik, dan organisasi sosial. Sebagai media komunitas kami hanya bisa memberi informasi kepada pembaca sesuatu yang terbatas, bila pembaca merasa mempunyai pendapat dan informasi yang lebih inspiratif kami menyarankan seyogyanya bisa juga menerbitakan hal serupa. Terkait dengan terbitan Berita Demokrasi tersebut, redaksi siap menerima informasi lain terkait para tokoh tersebut dan akan kami upayakan untuk juga ditulis dalam edisi berikutnya ataupun akan kami tulis dalam media online kami (www.demokrasitangerang.or.id) Pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Selamat membaca

Salam redaksi

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 3

III/Desember 2010

3

06.07.2010 13:53:11


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Ade Awaludin:

Saya Ingin

Menginspirasi

Anak Muda Saya hanya ingin menginspirasi kawankawan, anak muda. Bahwa jangan sampai ketinggalan perkembangan politik apalagi ditinggalkan. Konsisten terhadap perjuangan, konsisten terhadap tujuan hidup.

Ingin Membangun Kampung Halaman Nama Ade Awaludin mulai dikenal publik setelah kiprahnya menjadi anggota KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah-red) Kabupaten Tangerang. Namun sosok muda yang selalu tampil sederhana ini sebenarnya sudah berkiprah di dunia politik sejak lulus kuliah. Beberapa catatan diantaranya menjadi Panwas di Kecamatan Cikupa pada Pilgub Banten tahun 2006, Panwas Kabupaten pada Pilbup Tangerang 2007. Terjun aktif ke dunia politik akhirnya menjadi pilihan hidup Ade, padahal sebelumnya ia sempat mencoba 4

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 4

karier lain sebagai pengusaha air mineral. Namun seperti diakuinya, panggilan hatilah yang membuat ia konsisten berjuang di dunia pergerakan. “Mau tidak mau, suka atau tidak suka, segala kebijakan tata kelola hidup kita ini diatur oleh politik. Itu yang membuat saya harus back to nature, kembali lagi ke dunia pergerakan.� terang alumni Universitas Indonesia ini. Menurut Ade, dengan posisi ia menjadi bagian dari KPUD Kabupaten Tangerang, ia bisa mengambil peran aktif, tidak hanya menjadi penonton, tetapi mengambil posisi tegas dalam melaksanakan aturan

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:11


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

penyelenggaraan pemilu, sehingga KPUD tidak menjadi lembaga yang dibajak oleh kelompok kepentingan, “Jadi suka tidak suka pilihan politik itu ternyata harus kita perjuangkan. Kita tidak bisa membiarkan ketimpangan terus terjadi,” tambahnya. Tokoh muda dengan pemikiran cukup menggugah ini menegaskan, tanpa kita sadari sekalipun, segala sesuatu itu tata kelola kehidupan ini diselesaikan melaui proses politik, cara orang berdagang misalnya, cara orang berusaha, cara orang membangun tata ruang, membangun swakeola, semua keperluankeperluan itu tidak bisa diselesaikan lewat ide-ide, lewat program-program yang misalnya sifatnya hanya penguatan kapasitas. Suka Tantangan Memilih karier di dunia politik adalah pekerjaan yang sarat tantangan. Menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah bukan pekerjaan ringan. Lembaga yang menjadi tumpuan suksesnya penyelenggaran pemilu ini menjadi sangat strategis sekaligus wilayah yang yang rawan dengan konflik. Berbagai tantangan datang silih berganti, namun hal tersebut tidak membuat surut langkah seorang Ade, “Saya orang yang suka tantangan,” tegasnya. Sosok yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dicapainya ini kembali menegaskan keberhasilannya menjadi anggota KPUD Kabupaten Tangerang tidak terlepas dari sikap konsistennya dalam menjalankan aturan yang ada. Kesetiaan terhadap prinsip berdemokrasi dalam penyelesaian masalah penyelenggaraan pemilu menjadi prinsip yang tidak bisa ditawar lagi. “Kalau kita konsisten terhadap aturan yang ada, segala keputusan dan kebijakan akan selesai dengan sendirinya,”. Selain itu, tambahnya. Undang-undang penyelenggaraan pemilu sudah memberikan payung hukum dan sudah memperhitungkan aspek-aspek yang akan timbul di masyarakat terkait penyelenggaraan baik pilkada maupun pemilu legislatif ataupun pilpres. Karena itu sudah disiapkan payung-payung hukumnya. Sebagai penyelenggara, ia hanya tinggal melaksanakan apa yang sudah digariskan oleh undangundang serta peraturan lain terkait penyelenggaraan pemilu, tidak ada upaya untuk mencari celah keuntungan pribadi dibalik masalah yang ada. Sikap

konsisten itu lahir, ketika dirinya sudah menguasai utuh ruh dari penyelenggaraan pemilu itu sendiri, sehingga tidak ada keraguan untuk melaksanakannya “Kalau kita kuasai itu, kalau kita tetap berdasar porsi itu, ya selesailah. Artinya tidak mencari celah, tidak mencari keuntungan dibalik masalah saya kira akan selesai,” tungkasnya. Demokrasi adalah Proses Pembelajaran Salah satu buah dari proses reformasi di negeri ini adalah lahirnya kebijakan pemilihan kepala daerah dan presiden langsung. Menurut Ade, Pilkada maupun pilpres adalah sebuah langkah maju dalam sistem tata negara kita. Masyarakat bisa melihat dan menilai langsung calon pemimpinnya, hal tersebut sesuatu yang mahal harganya. Karena sebelumnya, proses pemilihan presiden maupun kepala daerah hanya diwakili oleh anggota legislatif. Namun terkadang, ada kekecewaan masyarakat terhadap hasil dari proses politik tersebut. Anggota maupun pimpinan yang mereka pilih ternyata belum bisa memberikan jawaban serta perubahan signifikan untuk mengatasi masalah yang berkembang. Menurut Ade, setelah melalui proses politik tersebut kemudian ternyata kualitas penilaian dan kualitas pilihan masyarakat tersebut masih kurang berkualitas, semua ini hanya sebuah proses, “Demokrasi adalah learning proces (proses pembelajaran). Dan memang ini harus didorong terus” Lanjut Ade, masyarakat kita sudah mulai melek politik, hal tersebut dibuktikan dengan tingginya tingkat partisipasi dalam pilbup, pilgub maupun pileg serta pilpres kemarin. Dan hal tersebut harus di dorong terus. Tingkat partisipasi masyarakat dipilkada kemarin sudah mencapai 67 persen, angka tersebut sudah cukup tinggi. Kecenderungan masyarakat di kabupaten Tangerang terhadap politik sudah semakin membaik, hal tersebut dipengaruhi oleh program-program pemda disamping juga support dari program pemerintah pusat. Masyarakat akhirnya semakin sadar, bahwa posisi DPRD itu sangat menentukan pembangunan di tingkat basis. Terutama dengan program PNPM Replikasi yang strukturnya mengakar sampai ke bawah. Yang terlibat dalam proses pembangunan, baik PNPM Mandiri, PNPM Perkotaan, PNPM Pedesaan

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 5

III/Desember 2010

5

06.07.2010 13:53:12


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

maupun PNPM Replikasi adalah tokoh-tokoh di tingkat bawah, tokoh-tokoh yang menjadi ketua BKM adalah tokoh di desa itu. Tokoh-tokoh pemberdaya itu sudah mulai sadar ketika menyampaikan usulan atau aspirasi harus ke DPRD. Kesadaran ini menjadi baik dan mereka (masyarakat-red) akhirnya membutuhkan juga terhadap posisi dewan (DPRD-red). Pengalaman yang paling berkesan selama menjadi anggota KPUD Ada kepuasan tersendiri yang Ade rasakan selama menjadi anggota KPUD, diakuinya ternyata dalam memutuskan suatu masalah tidak selalu terpaku pada aturan yang ada. Tapi juga dibutuhkan terobosan kebijakan-kebijakan hukum (hukum konversi) jika ternyata peraturan yang ada tidak melahirkan keputusan yang nyaman, ia dan tim di KPUD harus mampu berinovasi, berkreasi sehingga melahirkan kebijakan yang progresif. Ade memberikan contoh penyelesaian kasus ijazah palsu caleg dari salah satu partai, secara prosedural, caleg tersebut sudah memenuhi syarat. Tapi keberpihakannya terhadap dunia pendidikan dan tekadnya untuk dapat menghasilkan anggota legislatif yang berkualitas, membuat Ade dan kawan-kawan di KPUD Kabupaten Tangerang melakukan langkah 6

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 6

inovatif. “kalau kita menempuh jalur pengadilan, waktunya akan lama. Maka KPUD berdasarkan laporan masyarakat melayangkan surat ke DPP partai cleg bersangkutan berdasarkan laporan masyarakat, akhirnya caleg itu dipecat oleh DPP partainya� terangnya. Keberhasilan Ade menyelesaikan masalah tersebut juga mendapat apresiasi dari kawan-kawan sejawatnya di KPUD. Keberpihakan terhadap dunia pendidikan dan dorongan naluriah untuk menghasilkan anggota DPRD yang berkualitas melahirkan sikap konsisten yang bisa memberikan insiprasi untuk anak-anak muda lainnya. Ade yang kini tengah kembali menempuh pendidikan strata dua (S2) dengan konsentrasi studi hukum ini mengatakan bahwa dirinya hanya ingin menginspirasi kawan-kawan anak muda khususnya untuk berpolitik aktif, tidak hanya sekedar menjadi penonton saja, sehingga kaum muda bisa menjadi figur-figur yang membuat terobosan serta perubahan untuk kehidupan berbangsa serta bernegara yang lebih baik. (RR, FZ. HD)

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:12


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Ahmad Subadri

Keberhasilan itu Milik Pemberani Ketika sebagian banyak orang merasa cukup nyaman menjadi Pegawai Negeri Sipil, tapi lain halnya dengan sosok seorang Ahmad Subadri. Tahun 2006 ia melepas statusnya sebagai PNS Departemen Agama dan hijrah ke panggung politik. Niat awalnya hanya ingin menjadi anggota partai politik, namun nasib baik membawanya menjadi anggota DPD RI utusan Provinsi Banten. Apa resep keberhasilan sosok yang berobsesi menjadi Kepala Daerah (Bupati) Tangerang ini? Berasal dari Keluarga Miskin Ada pameo yang berkembang dalam masyarakat, “kesuksesan ditentukan oleh dua hal, pertama garis tangan, dan yang kedua campur tangan”. Namun bagi seorang Badri, demikian sosok ini disapa, hal tersebut sepertinya tidak berlaku. Ditemui diantara kesibukannya sebagai anggota DPD RI utusan

Provinsi Banten ia bercerita tentang latarbelakang keluarganya, “saya berasal dari kalangan yang biasa-biasa saja mas, saya lahir di Tapos, Tigaraksa. Ibu saya jualan nasi uduk, sedangkan Bapak saya hanya petani biasa. Demi bisa menyekolahkan anaknya, ibu saya mesti begadang sampai larut malam untuk menyiapkan segala keperluan saya, sehingga dengan duit dua ribu perak saya bisa pergi sekolah ke Serang”, ungkapnya mengenang. Oleh karenanya Badri menegaskan bahwa problematika pendidikan tidak hanya melulu soal biaya. Lebih lanjut ia menjelaskan, dari dulu masyarakat juga sudah diwajibkan membayar SPP maupun membayar biaya lain-lainnya, namun selagi ada kemauan disitu selalu ada jalan. Anak bungsu dari enam bersaudara ini juga mengatakan bahwa ia memiliki kebanggaan tersendiri terhadap keluarganya. Meskipun ia berasal dari keluarga yang miskin, akan tetapi keluarga pertama yang “mencetak” sarjana di desanya waktu itu adalah

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 7

III/Desember 2010

7

06.07.2010 13:53:12


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

keluarganya. Kakaknya adalah sarjana pertama di Tigaraksa. Kemudian ia kembali mengenang, ”waktu itu Tigaraksa lagi booming pembebasan tanah, kebanyakan orang menjual tanahnya untuk bikin rumah, beli kendaraan, naik haji, tapi keluarga saya menjual tanah untuk pendidikan. Jadi saya bangga dengan keluarga saya yang punya kesungguhan terhadap pendidikan. Ibu saya tidak tamat SD, bahkan bapak saya tidak sekolah sama sekali. Namun demi kelancaran pendidikan anak-anaknya, orang tua saya rela berkorban apapun”. Sehingga Ia tidak perlu jauh-jauh mencari keteladanan, karena keteladanan itu sudah ditunjukkan oleh orangtuanya semenjak ia masih kecil. Oleh karenanya ia melanjutkan keteladanan itu pada anaknya. Sekarang Badri adalah bapak dari tiga orang anak. Sebuah momen penting sempat “terekam” oleh Berita Demokrasi jelang pertemuan dengan Badri, yang sayang untuk dilewatkan dari penulisan. Usai Badri menghadiri acara kecamatan waktu itu, ia masih bisa membagi waktunya dengan keluarga, ia menjemput salah seorang anaknya yang mengikuti kursus terlebih dahulu dan mengantarkannya pulang sebelum diwawancarai. Padahal ia sempat mengatakan, hari libur justru menjadi hari yang efektif dan bisa dimaksimalkan bertemu dengan warga masyarakat, tapi tidak membuatnya lupa bahwa ia juga seorang bapak, pemimpin keluarga yang komit terhadap pendidikan anak-anaknya. Berhenti dari Pegawai Negeri Sipil Badri muda dengan biaya dari beasiswa melanjutkan kuliah di UNIS (Universitas Islam Islam Syekh Yusuf) namun tidak sampai selesai. Akhirnya ia menyelesaikan pendidikannya di Daarul Qolam. Sebelum menamatkan kuliah ia diangkat menjadi PNS di Departemen Agama. Namun sebuah keputusan penting yang selalu ia ingat dari perjalanan hidupnya (dideklarasikannya-red) sebagai pilihan. Tahun 2006 karena punya kecendrungan kuat ke politik akhirnya ia memastikan untuk berhenti dari PNS (Pegawai Negeri Sipil). Walaupun saat itu ia sudah aktif di KNPI, bahkan sempat menjadi ketua dan menahkodai organisasi pemuda tersebut. lalu ia mendaftar ke Partai Demokrat. Ia memberikan sebuah catatan penting, pada momen perjalanan hidupnya tersebut 8

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 8

“kalau ada orang yang mengatakan saya seorang pragmatis, tentu saya tidak akan melepaskan baju PNS dan selanjutnya bergabung ke partai demokrat. Bisa dibayangkan, keputusan itu saya ambil hanya untuk menjadi anggota partai saja, sama sekali nggak ada yang memberikan iming-iming kepada saya sebelumnya, agar diproyeksikan memangku jabatan strategis tertentu dalam partai”, bebernya. Lebih lanjut ia bercerita, pilihan ini sebuah terobosan luar biasa yang telah dilakukannya disaat kebanyakan orang merasa safe hidup sebagai PNS. Sebuah pilihan yang berat berikut dengan ikhtiar untuk merubah kebiasaan sebelumnya yang nota bene berada dalam zona aman, untuk selanjutnya menjadi seorang yang siap dengan segala kemungkinan, termasuk resiko yang paling buruk sekalipun. Karena baginya politik adalah dunia orang-orang berani, dunia orang-orang yang menyukai tantangan untuk melakukan perubahan. “jadi keberhasilan itu milik pemberani”, tegasnya tanpa ragu. Berbekal keyakinannya yang kuat, akhirnya usaha, komitmen, dan nasib mengantarkan Badri menjadi pucuk pimpinan Partai Demokrat Kabupaten Tangerang. Keinginan menjadi Kepala Daerah Seolah ingin menyatakan persetujuannya terhadap ungkapan Bung Karno puluhan tahun silam tentang keutamaan politik, Badri menjelaskan, “Kenapa saya tertarik ke politik, karena politik itu adalah panglima, undang-undang itu kan dilahirkan lewat proses politik, jadi kita tidak hanya teriak-teriak dijalan atau diluar lingkaran sistem”. Dengan jujur ia mengatakan, bahwa target politiknya yang sebenarnya bukanlah menjadi anggota legislatif, melainkan menjadi Bupati, karena dengan menjabat sebagai kepala daerah, sumber daya yang dikelola cukup besar sekaligus menjadi pembuat keputusan puncak eksekutif di daerah. “jadi tidak hanya omdo alias omong doang, meskipun tugasnya legislatif memang begitu, menyuarakan kepentingan rakyat”, ujarnya. Ia melanjutkan, menjadi anggota DPD berarti menjadi anggota legislatif yang merdeka, karena ia tidak dikomandoi oleh ketua partai politik manapun,

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:12


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

dalam masyarakat, di saat berhadapan langsung dengan realitas masyarakat yang ia wakili, menemukan jalan yang rusak, kesulitan air bersih, pertanian yang tidak memadai, justru semakin membesarkan “hasratnya” untuk menjadi kepala daerah. “Karena kalau menjadi kepala daerah, saya memiliki kewenangan untuk mengeksekusi keputusan, mengingat anggarannya ada untuk itu, tinggal disposisi aja kan”, tegasnya lagi meyakinkan. Pemimpin mesti punya sikap

walaupun ia sendiri berasal dari partai politik. Hal lainnya yang mendorongnya menjadi anggota DPD, ia ingin menjadikan pemilu kemarin sebagai test case. “Karena calon DPD itu calon perseorangan, dimana ketokohan, popularitas, diuji dalam masyarakat. Sehingganya saya merasa cukup mampu jika seandainya saya harus keluar dari “wilayah aman” saya yang sekarang sebagai DPD, selanjutnya berjuang lebih jauh ke dunia baru yang lebih menantang, menjadi Kepala Daerah. Makanya kalau masih punya kesempatan dan dikarunia kesehatan yang bagus oleh Yang Maha Kuasa, saya berkeinginan menjadi Kepala Daerah (Bupati-red)”, ujarnya lagi. Ia Kemudian menandaskan bahwa sejatinya kekuasaan itu bukan untuk kekuasaan. Padahal kalau bicara fasilitas, dan status sebagai anggota DPD lebih tinggi derajatnya ketimbang Bupati, karena DPD pejabat Negara. Apalagi bicara soal gaji, gaji DPD lebih besar daripada Bupati, ditambah lagi ketika pensiun, tunjangannya lebih gedean DPD. “Jadi sekali lagi saya tekankan kalau kelak saya berkeinginan “mengejar” posisi Bupati, itu bukan untuk kekuasaan semata. Karena untuk pribadi sendiri saya sudah merasa cukup, saya gak suka yang aneh-aneh, saya tidak suka traveling ke mancanegara, saya tidak suka shoping yang macam-macam, dan saya sudah merasa hepy bisa ketemu dengan masyarakat saat ini”, imbuhnya lagi. Meskipun demikian ia mengakui kadang ketika berada

Ketika ditanyakan siapa yang menginspirasi dia sampai sejauh ini, ia menjawab bahwa pergaulan didalam masyarakat yang menjadi gurunya. “jadi kalau ada yang menanyakan siapa mentor saya, ya, saya belajar dari pergaulan”, ungkapnya. Disisi lain hal ini dia rasakan menjadi salah satu alasan anggota dewan jadi malas turun ke masyarakat, selain disebabkan waktu kampanye ia sudah capek mengeluarkan biaya, disamping itu juga karena tidak biasa berdinamika dalam masyarakat. Sehingga wajar cost politiknya menjadi besar. Dan logika balik modalpun terjadi ketika ia sudah menjadi anggota dewan. Ia kemudian menceritakan pengalamannya disaat kampanye. Suatu ketika ia hilang kesabaran menghadapi warga yang meminta sesuatu yang tidak masuk akal dan berlebihan. Padahal ia sudah mencoba untuk merasionalisasikan, bahwa ia menyumbang mesti didasarkan pada kearifan dan logika. Namun warga tersebut tetap bersikeras dan malah mengeluarkan kata-kata yang merendahkannya. Pada titik inilah ia menyatakan bahwa seorang pemimpin mesti punya sikap. “saya gebrak meja, dan saya bilang pada mereka, sekalipun semua warga anda memilih saya belum jadi jaminan saya bakal terpilih, begitu juga sebaliknya, walaupun semua warga anda tidak memilih saya, tidak juga menjadi halangan bagi saya untuk tidak terpilih”, lontarnya serius. Termasuk juga dalam menghadapi demonstrasi dari warga. Kebanyakan pejabat banyak yang takut

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 9

III/Desember 2010

9

06.07.2010 13:53:13


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

menghadapi demonstrasi. Sedangkan dirinya lebih memilih menghadapi apapun bentuknya demonstrasi tersebut secara langsung. “Karena semakin kita lari dari suatu masalah maka kita mesti siap dengan kelanjutan masalah yang berlipat ganda lagi”, sambungnya. jadi menurutnya cara-cara dalam menghadapi masyarakat hanya dapat dipelajari dari menggali pengalaman bersama masyarakat itu sendiri. Ia cukup prihatin ketika ada anggota dewan karena tidak biasa menghadapi masyarakat, akhirnya malah memilih menghindar dari masyarakat. Ironis memang ia malah menjauh dari konstituennya sendiri. “gak usah jauh-jauhlah saya kasih contoh, ngasih nomor teleponnya aja dia enggan, apalagi ngasih yang lain”, ungkapnya getir tentang contoh buruk prilaku dewan. Sehingga Itulah kenapa dengan anggaran yang dikeluarkan untuk reses seperti sekarang ini, dia “berikan” lagi kepada konstituennya, “bisa dalam bentuk sumbangan pada kegiatan social, juga dalam bentuk traktiran makan kaya sekarang ini,”. Ujarnya sambil tersenyum simpul, disambut tawa yang hadir ketika itu.

Berkantor di desa ; wujud kepedulian terhadap masyarakat desa Badri menyatakan sebagai seorang yang memang sudah lama konsern terhadap pemerintahan desa. Bagaimana pemerintahan desa bisa berjalan secara efektif. Sehingga diharapkan pemerintahan desa bisa melayani masyarakat dengan membangun desanya. Organisasi apapun bentuknya jangankan pemerintahan, OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) saja memiliki anggaran. Sementara itu untuk pemerintahan desa belum ada dukungan anggaran yang memadai. sifatnya hanya mendapat bantuan. Hal ini mengingatkannya pada waktu sekitar tahun 2006, waktu itu ia masih memimpin KNPI. KNPI saja sebagai organisasi kepemudaan mempunyai anggaran 600 juta. Sedangkan bantuan per-desa melalui program Bangdes (Bantuan anggaran desa) waktu itu hanya dianggarkan 20 jutaan.

juta gimana caranya? Ibarat orang tua nyuruh anaknya bangun rumah dengan RAB (Rancangan Anggaran Belanja) 1 milyar tapi dikasih uang cuma 20 juta, lalu orang tuanya gak ambil pusing gimana caranya, yang penting rumah dengan RAB sebesar itu mesti selesai, parahnya lagi orang tuanya melarang untuk mencari dana tambahan”, ujarnya bertamsil. Ia kemudian meneruskan bahwa kenyataannya pemerintahan desa memang tidak diperbolehkan memungut retribusi maupun pajak kepada masyarakat. Jadi untuk itu ia punya program berkantor didesa. Agar DPD dapat membangun kepercayaan dari masyarakat. Sebetulnya DPD itu istilah programnya berkantor didaerah, namun ia mempertajam lagi menjadi berkantor didesa. Anggaplah DPD itu berdomisili didaerah, dan bersidang di Jakarta. Jadi ketika berkantor di daerah DPD dapat mengadakan rapat-rapat langsung dengan masyarakat didaerah.

“Ibarat bola, terjadinya gol kan bukan hanya disebabkan oleh penyerang. Namun hasil dari kerjasama tim. Kalo kita pemain belakang, kita kan mesti oper dulu kedepan, ditangkap gelandang dan diteruskan ke penyerang. Jadi kalau DPR yang ngegolin jadi kebijakan, ya monggo, saya orangnya gak rumit-rumit kok”, ungkapnya kembali bertamsil (*). (FZ, RR, DD, GL, NN, AL).

“jadi artinya ngurusin sekian ribu rakyat dengan duit 20 10

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 10

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:13


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi Ahyani An Nibhani Kemampuan seseorang melampaui kesulitan hidup dengan segala keterbatasan melahirkan keyakinan kuat yang mengakar. Ketika seseorang mampu merubah hidupnya sampai meraih sukses yang diinginkan, jalan hidup yang berliku hanya tinggal cerita indah untuk dikenang. Demikian pula yang dialami sosok Ahyani An Nibhani, pengusaha sekaligus aktivis kepemudaan telah mampu melampauinya. Kepada Berita Demokrasi, Ahyani berbagi cerita, gagasan serta pengalaman hidupnya hingga ia kini mampu berdiri di tempat yang lebih baik.

Kemiskinan Harus Dilawan Sejak Dalam Pikiran Masa Kecil Yang Penuh Pilu Tidak ada manusia ingin dilahirkan dalam keadaan serba kekurangan, apalagi kekurangan materi. namun, keinginan itu tidak selalu bergaris lurus dengan kenyataan. Demikian pula yang terjadi pada Ahyani, demikian sosok ini dikenal, Ia pertama kali membuka mata di dunia ini hanya melihat sosok ibu tanpa kehadiran seorang bapak karena orang tuanya sudah bercerai. Ahyani menceritakan, di usianya yang masih belia (4 tahun), ia pun harus kehilangan orang yang sangat dicintainya, Ibundanya dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa (meninggal). Lengkap sudah penderitaan Ahyani kecil waktu itu. Akhirnya Ia dengan kakaknya yang usianya tidak terpaut jauh dengannya tinggal dan dirawat oleh pamannya. Namun, sungguh sesuatu yang mengharukan, di usia 7 tahun ketika ia baru kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah, pamannya tersebutpun meninggal dunia, Ahyani pun hanya tinggal berdua dengan kakaknya.

Lulus Madrasah Ibtidaiyah, Ahyani melanjutkan pendidikan di salah satu pesantren di Bogor, tujuannya adalah untuk mondok dan mempelajari ilmu agama. Namun kembali kejadian tragis kembali datang menghadangnya, ketika ia sampai di pesantren tersebut, jam 12 malam pesantren yang bersangkutan mengalami musibah kebakaran, sampai kyai yang dituju pun turut meninggal dunia. “pas jam 12 saya datang ke pesantren, jam 12 malam pesantren kebakaran, bahkan kyainya pun sudah ga ada, meninggal dunia terbakar,� kenangnya penuh pilu. Tekad Melanjutkan Sekolah Setelah dua tahun menimba ilmu agama di pesantren, Ahyani mulai berfikir melanjutkan sekolah ke jenjang SLTP. keinginan tersebut dilatabelakangi nalar Ahyani yang mulai memikirkan masa depannya jika hanya lulusan pesantren dengan kemampuan yang tidak maksimal. dalam benak Ahyani waktu itu, jika ia hanya lulusan pesantren dengan kemampuan menguasai ilmu agama yang nanggung, ia tidak mungkin bisa

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 11

III/Desember 2010

11

06.07.2010 13:53:13


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

berkompetisi dalam kehidupan, ujung-ujungnya ia hanya menjadi ustad di kampung. “untuk melamar kerja saja susah, karena tidak memiliki keterampilan,” tegasnya. Ahyani pun memberanikan diri untuk keluar dari pesantren, dan masuk sekolah di SLTP Miftahul Ilmi, pilihan tersebut dikarenakan tidak mungkin kakaknya dapat membiayai kebutuhannya jika ia memilih jalur ganda, yaitu pesantren dan sekolah. “kakak saya pun hanya lulusan Madrasah Ibtidaiyah, hanya seorang buruh pabrik, tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan saya,” tambahnya suami Dewi Damayanti ini. Keterbatasan kemampuan ekonomi membuat Ahyani sering dipanggil oleh pihak sekolah yang meminta uang iuran SPP, setiap bulan ia selalu dipanggil pihak BP3, dan Ahyani pun hanya memberikan jawaban singkat, “nanti bulan depan kalau saya punya uang saya bayar terus begitu sampai akhir tahun,”. Tekad bulat ayah dari dua orang anak ini ( Haidar Darmawangsa dan Salwa Takhira) ini tidak pernah mengendurkan semangat belajar serta keinginan untuk sekolah, berbagai cara ditempuhnya untuk dapat membayar iuran sekolah tersebut. salah satunya adalah dengan mengorbankan waktu saat idul fitri dengan berdiam diri di kuburan, “Kalau Idul fitri orang lain jalan-jalan, saya tinggal di kuburan jadi kuncen. Kalau ada yang ziarah saya mengaji, waktu itu dapat uang Rp. 350.000, nah saya bayarkan SPP,” kenangnya. Tantangan hidup Ahyani berlajut ketika ia lulus SLTP. Ia pun kembali bertekad untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jengjang yang lebih tinggi. Bogor kembali menjadi pilihan hatinya, menurutnya siswasiswa SMA di Bogor pintar-pintar, karena sebagian guru-gurunya adalah dosen di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ahyanipun masuk di SMA Daarut Tafsir . Namun karena faktor keterbatasan ekonomi ketika kelas 2 SMA, ia pun harus pindah sekolah ke Tangerang,“. untuk menopang kebutuhan biaya sekolah, Ahyani mencoba merintis usaha, salah satunya budidaya jamur dan membuat kerajinan dari triplek, “saya merintis usaha budidaya jamur, kerajinan triplek akhirnya sekolah saya bisa selesai” tuturnya. 12

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 12

Semangat untuk terus menempuh pendidikan tidak berhenti meski ia telah mengantongi Ijazah SMA. keinginan kuat untuk kuliah itu yang mebersitkan leinginan Ahyani untuk mencari sosok seorang Bapak yang belum pernah ia kenal selama hidupnya. Ia menceritakan niatnya tersebut kepada kakaknya, namun yang ia terima adalah omelan kakaknya yang tidak merestui niatnya tersebut. “Pas mau kuliah saya coba mencari bapak, tapi oleh kakak diomelin. Tapi akhirnya saya mencarinya juga, dan ternyata ketemu,”. Pertemuan Ahyani dengan Bapaknya ternyata tidak sesuai dengan harapan sebelumnya. Sosok bapak yang ia impikan tidak sesuai kenyataan yang ia harapkan. Kondisi ekonomi bapaknya pun tidak jauh berbeda dengan yang ia alami. Bahkan bukan dukungan yang ia dapatkan, justru omelan bapak yang terngiang ditelinga, dengan bercucuran air mata ia pun pulang. Kakaknya yang melihat kondisi adiknya bercucuran air mata akhirnya bertanya, apa gerangan yang membuat ia menangis. Ahyani pun bercerita tentang keinginannya untuk melanjutkan kuliah. Tak tega melihat kondisi adiknya, kakaknya pun akhirnya menyarankan Ahyani untuk menjaul tanah warisan dari ibundanya. “Ada tanah warisan dari ibu 200 meter, ya jual lah 100 meter untuk biaya masuk kuliah,” tutur Ahyani menirukan kata-kata kakaknya waktu itu. tapi Ahyani berpesan kepada yang membeli tanahnya tersebut untuk tidak kembali menjual kepada orang lain, karena ia berniat membelinya kembali ketika sudah memiliki uang, dan niat tersebut terkabul. Ahyani pun kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, dan tahun 1996 ia diterima di Universitas Islam Negeri Syarifhidatullah, Jakarta dengan mengambil jurusan Tarbiyah. setelah itu, ia kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang strata dua (S2) di IMMI, Jakarta dengan konsentrasi pada Sumber Daya Manusia. Banting Setir Menjadi Pengusaha Sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya, ketika lulus kuliah akhirnya Ahyani mendharmabaktikan hidupnya di dunia pendidikan. Namun penghasilan yang pas-pasan sebagai guru ditambah lagi statusnya yang sudah berkeluarga, membuat Ahyani harus meninggalkan dulu profesinya sebagai pendidik dan memilijh menjadi pengusaha..

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:13


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

“Akhirnya saya banting setir, berhenti dulu mengajar untuk membangun usaha. Karena saya berfikir jangan sampai mengajar saya itu menjadi beban, saya akan kembali mengajar dengan niat saya mengajar bukan karena ada imbalan materi, hal itu bisa dilakukan ketika saya sudah punya basis ekonomi yang cukup kuat,” tegasnya.

dalam kehidupan pribadinya. Sehingga ia berharap, dengan membangun pola pikir positif, kemiskinan struktural yang kini terjadi bisa teratasi, “kemiskinan itu harus dilawan sejak dalam pikiran, sebenarnya kita menjadi miskin karena warisan pemikiran dari orang tua kita yang tidak mampu untuk kita rubah,” Tegas Bendahara KNPI Kabupaten Tangerang ini.

Seiring berjalannya waktu, Ahyani pun berhasil membangun usaha sendiri. Tahun 2004, Ahyani mendirikan PT. Haidar Putra Persada, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan tenaga kerja, khususnya security.

Pola pikir yang dimaksud Ahyani adalah pola pikir negatif yang diwariskan secara turun temurun. penyakit mental yang menghinggapi orang tua kita yang beranggapan segala sesuatu itu tidak mungkin bisa diraih karena dibatasi oleh kemampuan ekonomi. Ahyani mencontohkan ketakutan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya karena takut terhambat oleh faktor ekonomi. Padahal hal tersebut tidak perlu terjadi. “anak sudah mau sekolah saja saya sangat bersyukur, sehingga mereka mampu memperoleh pendidikan untuk merubah pola pikirnya” ucap Bendahara Yayasan Miftahul Khair yang bersama dengan rekan-rekannya menggratiskan pendidikan bagi kaum miskin ini.

Sisi sosial Ahyani pun terusik, melihat kenyataan banyaknya kelompok ibu-ibu yang usianya sudah tidak produktif lagi dengan kondisi menganggur, pikiran kreatif Ahyani pun akhirnya membuahkan inovasi. Ahyani bekerjasama dengan beberapa perusahaan diantaranya PT. Pusan Manis Mulia dan PT. Kizone untuk mengambil sebagian pekerjaan yang bisa dikerjaan oleh ibu-ibu tersebut, “Alhamdulilah sekarang sudah ada sekitar 70 orang ibu-ibu dilingkungan saya yang sudah bisa diberdayakan, dan penghasilan mereka bisa melebihi penghasilan buruh pabrik, diatas UMK,” tuturnya. Latar belakang Ahyani memberdayakan kelompok ibu-ibu disekitar rumahnya tersebut karena ingin membantu menopang kebutuhan ekonomi keluarga mereka, sehingga harapannya bisa keluarga itu bisa memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Membangun Yayasan Pendidikan Selain sebagai seorang dosen di perguruan tinggi swasta di Jakarta, Ahyani bersama rekan-rekannya juga mendirikan yayasan pendidikan di wilayah Curug, Tangerang, Yayasan Miftahul Kahir. Momen ini dimamfaatkan Ahyani untuk berbagi ilmu dan juga memotivasi orang tua murid. Ahyani lebih menekankan kepada pentingnya pendidikan untuk merubah pola pikir, terutama berpikir positif. karena menurut keyakinan Ahyani seperti yang disitirnya dari salah satu buku, ‘ketika orang berfikir positif, maka ia akan memperoleh kebaikan, sebaliknya ketika orang berfikir negatif maka ia akan memperoleh keburukan’.

Ahyani sangat meyakini, dengan pendidikan dan merubah pola pikir, kemiskinan struktural yang terjadi saat ini bisa teratasi. “Saya ingin menghilangkan paradigma tentang kemiskinan terstruktural. Ketika orang tuanya miskin, pasti anaknya akan miskin, pasti cucu-cucunya juga miskin. Tidak mungkin kita bisa menghilangkan kemiskinan tanpa diawali dengan pendidikan yang baik,” bebernya. Selain sebagai pengusaha, Direktur Eksekutif Multazam Leadersip ini juga tercatat sebagai Ketua PAC Partai Persatuan Pembangunan Kecamatan Curug, Ketua KONI Kecamatan Curug, Bendahara UmumKNPI kabupaten Tangerang serta beberapa organisasi sosial kemasyarakatan lainnya, sebagai penggiat organisasi sosial dan politik, Ahyani berharap kita untuk selalu berfikir positif, jangan takut untuk menyekolahkan anak, jangan dulu berfikir masalah biaya, yang terpenting adalah tekad untuk mendorong anak-anak agar mereka mau bersekolah sehingga mendapatkan pendidikan yang layak (*). (RR, FZ, DD, AL, GL).

Keyakinan Ahyani tersebut bukan sesuatu yang hampa tanpa nilai. Ia sudah membuktikan dan menguji Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 13

III/Desember 2010

13

06.07.2010 13:53:13


10 TOKOH Inspiratif

Iratmoko (Pencipta Permainan Bola Sundul)

Berita Demokrasi

Saya Ingin Memberikan Sesuatu yang Positif Untuk Tangerang

“Niat awal saya bukan ingin terkenal, bukan! Saya hanya ingin memberikan sesuatu yang positif untuk daerah (Tangerang-red)�.

Kekurangan yang Melahirkan Kreativitas

Sebagai guru mata pelajaran penjaskes di unit gedung baru, banyak keterbatasan yang ia hadapi. Pada saat itu, sekolah itu hanya mempunyai sebuah bola voli dan bola basket, kedua bola itu pun dalam kondisi kempes. Akhirnya siswa hanya diberi pelajaran lari dan senam saja.

Awal tahun 1995 Iratmoko menginjakkan kaki disekolah yang baru, SMA Negeri 1 Tigaraksa.

Kemudian ia merenung, terlintas dipikirannya suka dukanya ketika masih aktif bermain sepak

Permainan Bola sundul adalah jenis olahraga baru yang diciptakan Iratmoko, salah seorang warga kabupaten Tangerang. Permainan ini menggunakan keterampilan kepala dalam memainkan bola.

14

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 14

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:13


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

bola, terbayang juga betapa indahnya ketika dapat menciptakan gol melalui sundulan kepala. Dari sana timbullah inspirasi dan dorongan di dalam hati Iratmoko untuk mencoba menyusun permainan bola yang cara memainkannya khusus dengan kepala. Kemudian ia mengembangkan inspirasi tersebut dalam sebuah buku catatan dan selesai pada 7 Mei 1999, judul catatan itu ia beri nama Permainan Bola Sundul. “Saya mencoba mencari permainan yang belum ada di dunia ini. akhirnya dari situ saya coba tulis, saya konsep dan akhirnya coba saya praktekkan melalui anak-anak di sekolah. Sebuah permainan khusus untuk keterampilan menyundul bola.” Kenangnya.

Bola Sundul Sarat Dengan Falsafah Sebagai permainan yang diciptakan warga Tangerang, permainan bola sundul sarat dengan falsafah. Hal tersebut dijelaskan Iratamoko. Lapangan Bola Sundul berbentuk belah ketupat, hal tersebut dilatabelakangi budaya masyarakat yang senang membuat ketupat terutama pada saat hari raya Idul Fitri. “Saya harap bola sundul itu bisa populer seperti ketupat dan berkembang sampai di tingkat dunia,” Terang Iratmoko. Pada permainan olahraga Bola Sundul, jumlah pemain setiap regunya adalah empat orang. Dilihat dari falsafah nasionalisme, ketika kedua regu yang bertanding bertemu akan berjumlah delapan orang, bilangan delapan tersebut melambangkan bulan kemerdekan bangsa Indonesia. Nilai-nilai nasionalisme lainnya yaitu ketentuan kemenangan dalam sistem permainan yang tidak menggunakan sistem deuce. Sistem permainan bola sundul dengan menggunakan rally point dengan tiga babak sebagai penentu. Kemenangan satu babak ditentukan pada keunggulan mencapai nilai 17 lebih dahulu dalam satu babak. Pada saat kedua tim yang bertanding mencapai nilai 16 vs16, maka tidak diadakan duece . regu yang mencapai nilai 17 terlebih dahulu dianggap sebagai pemenang. “lambang bilangan 17 adalah lambang tanggal kemerdekaan bangsa Indonesia, dimana kemerdekaan adalah hak

segala bangsa dan tidak dapat ditawa-tawar lagi,” tambahnya. Pergantian pemain bola sundul hanya dapat dilakukan maksimal dua kali dalam satu babak, pemain yang telah diganti tidak boleh main lagi pada babak yang samatetapi boleh menggantikan pada babak berikutnya. Waktu istirahat diberikan selama tiga menit, jika terjadi rubber set, waktu istirahatnya lima menit. Iratmoko juga menambahkan, sisi garis luar lapangan jika diukur, berjumlah 45 meter. Sehingga lengkap sudah falsafah nasionalisme dalam permainan bola sundul tersebut, “terkadang, jika sedang memainkan permainan bola sundul ini, secara tidak disengaja menimbulkan sisi heroik tersendiri,” ucapnya. Lebih lanjut Iratmoko mengatakan, permainan bola sundul tidak berbahaya dan tidak beresiko, mengingat kekuatan kepala sudah diperhitungan dengan kekerasan bola yang digunakan. Bola yang digunakan lebih fleksibel lagi ketimbang bola voli. Kesetiakawanan Mempopulerkan Bola Sundul Bukan hal ringan sebuah cabang olahraga baru bisa begitu saja bisa diterima oleh masyarakat umum. Begitupun halnya yang dialami oleh Iratmoko dalam mensosialisasikan permainan yang diciptakannya ini. setelah diujicobakan ke siswa di sekolahnya melalui pertandingan antar kelas. Iratmoko sangat bersyukur, karena kepala sekolah tempat ia mengabdi mendukung penuh pengembangan permainan tersebut. 8 Juli 2000, Ia melaporkan sekaligus mengkonsultasikan permainan ciptaannya tersebut kepada kandepdiknas Kabupaten Tangerang, dan akhirnya ia berhasil mengantongi bukti telah diakui dan sahnya permainan bola sundul untuk disosialisasikan melalui jalur formal meskipun tidak mendapat bantuan materi karena tidak ada alokasi dana di dinas tersebut untuk membantu pengembangan permainan bola sundul ini. Hal yang membuatnya lebih terharu adalah dukungan Bupati Tangerang kala itu, Agus Junara yang memberikan dukungan finansial melalui Dinas Sosial Kabupaten Tangerang berupa bantuan dana latihan. “Saya mendapat dukungan yang apresiatif dari Kepala

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 15

III/Desember 2010

15

06.07.2010 13:53:13


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Dinas Sosial waktu itu (H. Mas Iman Kusnandar-red) dengan turunnya bantuan dana latihan,” tuturnya sumringah. Hal yang paling mengharukan yang dirasakan oleh Wiriatmoko adalah kesetiakawanan teman-teman sejawatnya sesama guru penjaskes. Pasca diadakan pelatihan Bola Sundul bagi guru penjas tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Tangerang pada tahun 2003, Wiriatmoko mendapatkan dukungan terutama dari guru-guru olahraga. “Saya sangat terharu sampai menitikkan airmata, sampai jika ada pertandingan Bola Sundul, kami ini swadana sendiri dan sampai sekarang teman-teman itu setia untuk mengembangkan permainan Bola Sundul,”. Tuturnya Tahun 2003, terbentuklah kepengurusan organisasi PERBOSI (Persatuan Bola Sundul Indonesia) yang diketuai oleh Andre Theriqa, yang saat itu salah satu anggota DPRD Kabupaten Tangerang, kemudian di tahun 2007, PERBOSI mendapat bantuan 360 buah Bola Sundul, 36 buah net dan 36 pasang tiang Bola Sundul dari Menteri Pemuda dan olahraga. Saat ini, kepengurusan PERBOSI cabang Kabupaten Tangerang masa bakti 2009-2013 diketuai Ir. H. JARNAJI , MM. “Kami mengaharapkan cabang pengurus PERBOSI bisa juga dibentuk di seluruh Indonesia, dengan demikian kita bisa mengusulkan agar olahraga bola sundul dapat juga dipertandingan PON,” harapnya. Ditahun 2007 pula, terbentuk pengurus besar PERBOSI yang diketuai oleh Drs. H. Agung Darmanto, MM. Wiriatmoko merasa kagum dengan kiprah serta pengorbanan H. Agung Darmanto tersebut, “loyalitas dan pengorbanan H. Agung Darmanto itu sangat luar biasa, beliau sebagai ketua sekaligus bapak angkat telah memberikan banyak kontribusi dalam mengembangkan permainan Bola Sundul ini,”. Permainan Bola Sundul terus diperkenalkan ke masyarakat sampai akhirnya pada 28 Oktober 2008, diadakan kejuaraan Bola Sundul Pemuda Cup III yang diikuti oleh 32 kecamatan se-kabupaten Tangerang. Seiring dengan berjalannya waktu, permainan Bola Sundul semakin popular di masyarakat Tangerang, terbukti dengan dipertandingkannya permainan 16

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 16

Bola Sundul di kejuaraan Bola Sundul PORKAB II Kaabupaten Tangerang 2009 yang belangsung pada 22-24 Juli 2009, Kejuaraan Bola Sundul Pemuda Cup IV 2009, Bupati Cup 2009,Pemuda Cup 2009 serta Kejuaraan Bola Sundul FIPOB V Banten 2010 pada Festival Pemuda dan Olahraga Bahari di Hotel Nuansa Bali Anyer- Banten yang berlangsung 7-8 Nopember 2010. Hak Cipta Diserahkan Kepada Daerah Makna logo Bola Sundul seperti ditulis oleh penciptanya dalam buku Pedoman Pelaksanaan Olahraga Bola Sundul adalah bahwa Masyarakat Tangerang menjungjung tinggi nasionalisme, semangat membangun dengan kualitas arif dan bijaksana untuk mencapai keadilan dan kemakmuran. “Niat awal saya bukan ingin terkenal, bukan! Saya hanya ingin memberikan sesuatu yang positif untuk daerah (Tangerang-red)” ucap Wiriatmoko. Sehingga ketika ditanya apakah ia mendapatkan royalti materi atas ciptaannya tersebut, sosok yang berpenampilan bersahaja ini hanya tersenyum, “saya tidak pernah memimpikan hal tersebut, permainan Bola Sundul ini bisa diterima dan berkembang dimasyarakat saja saya sudah luar biasa bahagia” tuturnya sambil tersenyum. Hak Cipta atas permainan Bola Sundul tersebut diserahkan Wiriatmoko kepada pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Permainan Bola Sundulpun kemudian menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan disetiap pekan olahraga kabupaten Tangerang. “ini adalah darma bakti saya terhadap Tangerang;” tambahnya. Deru idealisme terus bergemuruh di dada Wiriatmoko, sehingga ia tidak berhenti berinovasi ditengah keterbatasan kemampuan ekonominya yang hanya sebagai PNS golongan IV A yang terpaksa drop out saat melanjutkan pendidikannya ke jenjang strata dua (S2) karena harus membiayai sekolah dan kuliah anak-anaknya. “Secara keilmuan, masih banyak yang ingin saya kembangkan. Tapi saya terbentur dengan kebutuhan kehidupan keluarga, sehingga saya harus mengalah untuk kepentingan anak-anak saya, dan menerima apa adanya”. Pungkasnya.

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:14


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Saya Ingin Punya Karya Untuk Kabupaten Tangerang Rano Karno: “Kabupaten Tangerang memiliki potensi luar biasa untuk dibangun” Layaknya air, karier Rano Karnopun terus mengalir, dari insan perfilman menjadi politisi yang akhirnya mengantarkan sosok yang populer dengan karya fenomenalnya Si Doel Anak Sekolahan ini menjadi wakil Bupati Tangerang sejak tahun 2008 silam. Dari Panggung Hiburan Ke Panggung Politik Terlahir dari pasangan aktor kawakan, Soekarno M Noer dan Istiarti M. Noer, Rano Karno memulai debutnya sebagai aktor cilik sejak umur sembilan tahun dengan membintangi film Lewat Tengah Malam. Berbagai penghargaan sebagai aktor diterima sosok yang lahir di Jakarta, 8 Oktober 1960 ini. Tahun 2007, Ia diwacanakan menjadi pendamping Fauzi Bowo sebagai wakil gubernur dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta, dan sejak Maret 2008, ia menjadi Wakil Bupati Tangerang untuk periode 2008-2013. Publik pun akhirnya lebih mengenal Rano karno sebagai sosok politisi. Sebagai politisi dengan latarbelakang sebagai seniman tersebutlah, ia bertekad ingin membuat karya yang bisa dipersembahkan kepada masyarakat kabupaten Tangerang, meski dengan kapasitas yang terbatas mengingat jabatannya hanya sebagai wakil bupati.

Potensi Kabupaten Tangerang Ditemui diruang kerjanya, Puspem pemkab Tangerang, Selasa (7/12), Rano menceritakan kepada Berita Demokrasi bahwa potensi Kabupaten Tangerang sangat besar, “Sebagai wilayah penyangga ibukota, kabupaten Tangerang potensinya besar, dan wilayah penyangga ibukota cuma dua, Tangerang dan Bekasi.” Tuturnya. Selain Tangerang, wilayah penyangga ibukota adalah bekasi, namun kabupaten Tangerang memiliki potensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Bekasi,

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 17

III/Desember 2010

17

06.07.2010 13:53:14


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

“lahan kita masih luas, sehingga masih leluasa untuk membangun” tambahnya Namun, lanjut sosok yang juga duta lingkungan hidup

pembangunan tidak sesuai konsep tata kota. Perhatian tersebut dilatabelakangi oleh kondisi ekologis Kabupaten Tangerang yang mengalami degradasi, sehingga menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Banjir diwilayah pemukiman ketika musim hujan tiba, krisis air bersih hanya bukti kecil dari hal tersebut. Untuk mewujudkan harapan tersebut, menurutnya peran serta masyarakat harus dilibatkan, masyarakat harus diberikan persiapan melalui sosialisasi. Karena menurutnya, salah satu factor penghambat pembangunan itu adalah kurangnya sosialisasi dan peran serta masyarakat, “saya tidak ingin masyarakat hanya

PBB ini, jujur harus diakui, Bekasi secara perencanaan masih lebih baik daripada kabupaten Tangerang. Daerah industri di Bekasi sudah dipersiapkan infrastrukturnya, sedangkan di Kabupaten Tangerang tidak. Tangerang terkenal dengan wilayah industri, bahkan terkenal dengan 1001 indsutrinya. Perencanaan wilayah industrinya tidak terdisain dengan baik. sehingga menimbulkan masalah bagi tatakota serta dampak ekologis. “Marilah kita lihat, betapa hancurnya sungai Cisadane, semua pabrik buang limbah kesitu, kemudian PDAM Kota dan Kabupaten ambil air darisitu. Nah begitu internasional turun, begitu ada tekanan dari luar terkait isu climate change, global warming barulah kita ketar-ketir,”. Ia juga menambahkan, sebagai wilayah penyangga, Pembangunan di Kabupaten Tangerang lebih mudah dilakukan dibandingkan Jakarta. Problematika membangun Tangerang lebih menantang dibandingkan Jakarta. “ Kalau saya boleh memilih, saya lebih memilih membangun Kabupaten Tangerang dibanding saya jadi Gubernur Banten atau Gubernur DKI,” Tegasnya. Potensi lahan dikabupaten Tangerang masih terbuka, sehingga perlu ada penataan kota. Ia juga menegaskan jangan sampai Kabupaten Tangerang seperti DKI Jakarta yang mengalami kesulitan lahan dan juga jangan ada toleransi kepada penguasa ekonomi yang melakukan 18

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 18

menjadi penonton, mereka harus berperan serta karena hasilnya mereka juga yang menikmati” gugahnya. Reklamasi Pantai Utara Rano menceritakan, dengan lepasnya Tangerang Selatan dari Kabupaten, hampir 43 persen PAD (Pendapatan Asli daerah-red) Kabupaten Tangerang hilang, sehingga membutuhkan kreatifitas untuk meningkatkan PAD tersebut. Potensi pembangunan yang masih bisa dikembangkan adalah wilayah Tangerang Utara. “Lahan disana masih luas, sehingga masih bisa dikembangkan,” tuturnya. Proyek reklamasi pantai menjadi salah satu proyek yang dipilih, proyek itu sendiri sudah

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:14


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

ada sejak tahun 1996 namun terhambat karena belum mendapatkan rekomendasi dari gubernur Banten. Rano yang segera mempelajari proyek tersebut, namun ia tidak setuju dengan konsep reklamasi pantai, ia lebih setuju dengan reklamasi laut, ”saya tidak setuju dengan reklamasi pantai, saya lebih setuju reklamasi laut. Reklamasi laut itu konsep menahan air laut karena abrasi pantai kita parah sekali,” Terangnya. Rano maju sendiri ke Gubernur Banten untuk bisa menerbitkan rekomendasi. awalnya gubernur tidak mau memberikan rekomendasi tersebut, namun setelah ia meyakinkan akhirnya rekomendasi itu diberikan juga. Proyek reklamasi tersebut juga tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat, paling cepat 2015, dan ketika itu masa jabatannya sebagai Wakil Bupati sudah habis. Ia juga menambahkan, Proyek reklamasi ini kalaupun jadi dilakukan butuh waktu 20-30 tahun baru selesai. Namun Rano merasa bersyukur, dengan telah diterbitkannya rekomendasi tersebut tugasnya sebagai orang yang diberikan mandat untuk mendapatkan rekomendasi tersebut selesai. “Inilah karya yang sudah saya lakukan sebagai orang yang diberikan tugas untuk mendapatkan rekomendasi untuk kabupaten Tangerang,” ucap suami Dewi Indriati ini. Pembangunan Membutuhkan Blueprint Menurut Rano, pembangunan membutuhkan blueprint, sehingga tidak terjadi tumpang tindih kebijakan yang menghambat proses pembangunan itu sendiri. Apa yang telah direncanakan dalam RPMJP (Rencana Pembangunan Menengah dan Jangka Panjang-Red) tetap dilaksanakan walaupun kepemimpinan berganti, sehingga terjadi kesinambungan. Saat ini, hal tersebut belum terealisasi secara optimal, “Begitu habis masa jabatan, pimpinan baru belum tentu melaksanakan konsep tersebut, artinya kita ini ga punya GBHN (garisgaris besar haluan negara-red), tidak ada blueprint apa yang mau dikerjakan,” Tegasnya.

visi itu 14 tahun baru bisa tercapai,” Hambatan lain untuk melakukan pembangunan secepat mungkin adalah proses politik sistem penganggaran, padahal pemda sudah memiliki sumber keuangan melalui PAD (Pendapatan Asli Daerah-red) yang dituangkan dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-red). Namun seperti kita ketahui, anggaran tersebut baru bisa dicairkan di bulan Juli, pada bulan Agustus memasuki proses persiapan tender, September dilakukan tender, Oktober baru melakukan pembangunan, November sampai Desember tutup buku. Dengan proses seperti itu, Ia merasa bingung apa yang bisa dilakukan pemerintah? “Menurut saya apa sih susahnya? Kalau swasta susah, mau bikin apa-apa harus cari duit dulu. kalau pemerintah anggaran punya, BAPPEDA sudah bekerja untuk tahun anggaran selanjutnya, ini sampai sekarang bulan apa nih? Desember. APBD belum diketuk oleh Dewan,” kritiknya. Pencemaran Lingkungan Sisi lain dari proses pembanguan adalah dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Sebagai wilayah industri pencemaran lingkungan sesuatu yang tidak bisa dihindari, namun menurut Rano hal tersebut dapat diminimalisir. Sebagai contoh tambah Rano, industri di Kabupaten dan Kota Tangerang sudah mencemari lingkungan, begitu ada peraturan Lingkungan Hidup yang ketat, perusahaan-perusahaan tersebut tidak sanggup melaksanakannya, seperti membuat watertreatment, pertama mahal dan terbatasnya lahan. “Solusinya kita bisa membuat watertreatment yang fasilitasi pemerintah, dan hal tersebut sudah dilakukan oleh Denpasar, Bali, kebetulan saya konsultannya.” Pungkasnya. (AL, DD, NS, FZ).

Pentingnya blueprint tersebut menurut Rano karena tidak mungkin dapat merealisasikan visi kepemimpinan dalam waktu singkat, paling singkat visi dapat terealisasi dalam waktu 14 tahun, “Visi kan panjang bung, saya tidak percaya visi dalam 5 tahun bisa tercapai, tidak mungkin!. Sependek-pendeknya Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 19

III/Desember 2010

19

06.07.2010 13:53:14


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

SOMA ATMAJA:

Saya Ingin Mewariskan Sesuatu yang Monumental “kalau jadi birokrat (camat-red) hanya sekedar menandatangani KTP, kartu keluarga, akte jual beli, siapapun bisa,”.

Perjalanan hidup seseorang selalu mengguratkan pengalaman batin mendalam, demikian pula halnya yang dialami Drs. H. Soma Atmaja, Ditemui Berita Demokrasi di salah satu rumah makan di kawasan Citra Raya, Cikupa, Kamis (16/12), Camat Pagedangan ini menceritakan kisah perjalanan hidupnya terjun ke dunia birokrasi hingga gagasan yang dipeloporinya yaitu Kampung Pendidikan. Tidak Pernah Bercita-cita menjadi Birokrat “Sebenarnya dari kecil saya tidak bercita-cita jadi birokrat. Walaupun orang tua saya seorang PNS, Bapak saya seorang pelayan masyarakat di kantor pos. Terus terang, saya lebih suka seni (berkesenian-red). Saya suka teater, suka disain, puisi, pokoknya segala sesuatu yang punya nilai-nilai seni.” ujarnya membuka obrolan kami siang itu. cerita unikpun mengiringi perjalanan hidup H. Soma Atmaja tentang asal muasal dirinya terjun ke dunia birokrasi yang hanya secara kebetulan diajak pamannya menemani sepupunya mendaftar sekolah di Bandung, Soma sendiri tidak pernah mendaftar diamana, ternyata setelah sampai di Bandung mereka di daftarkan IPDN Bandung (saat ini 20

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 20

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:16


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

STPDN-red), padahal waktu itu dia sudah mendaftar di perguruan tinggi lain. Ternyata dari tiga orang yang mendaftar ( Soma dan dua orang sepupunya-red), hanya H. Soma saja yang diterima sekolah disana. “Mungkin kecelakanan sejarah ya saya tiba-tiba jadi PNS,’ kelakarnya Awalnya, H. Soma tidak bisa menikmati menjadi seorang PNS, “saya banyak bolos, lebih banyak jadi aktivis daripada jadi PNS sampai akhirnya saya dihadapkan pada suatu pilihan, dan pilihan itu menjadi sangat penting buat saya. Ketika istri bertanya, Ini mau pilih karier atau organisasi? tapi resikonya rumah tangga nih. Wah ini berat juga ya! Waktu itu saya masih di Sekretaris KNPI Banten, Darisana saya akhirnya membuat sebuah pilihan, ternyata menjadi PNS ini harus saya tekuni juga, ya udah saya mundur di organisasi pelan-pelan. Okelah kalau organisasi olahraga ttp saya ikut. Akhirnya saya tekuni di Birokrasi, akhirnya nikmat juga, ketika saya menemukan keasyikan tersendiri. Selalu Ingin Berbuat Lebih Sebagai sosok birokrat, H. Soma Atmaja selalu ingin berbuat lebih dari sekedar posisi jabatan yang diembannya, hal tersebut dilatarbelakangi oleh nasehat orang tuanya yang selalu diingatnya, “Kalau kamu jadi ketua RT, anggap saja kamu jadi Ketua RW, kalau kamu jadi ketua RW, anggap saja kamu jadi Lurah atau Kepala Desa, begitu seterusnya”ucapnya. Inti dari falsafah tersebut adalah agar dia memiliki cara pandang yang lebih tinggi dari apapun dia saat ini, filosofi tersebut diiringi pula dengan mengadopsi pemikiranpemikiran Mahatma Gandi yang kini turut serta mengiri ruang gerak langkah perjalanan hidupnya. Menurut Soma, kalau jadi birokrat (camat-red) hanya sekedar menandatangani KTP, kartu keluarga, akte jual beli, siapapun bisa. Tidak perlu pendidikan khusus, tidak perlu pemahaman khusus, tapi kalau tidak punya strategi tertentu, untuk apa jadi pimpinan atau pemimpin? Strategi yang dilaksanakan untuk menjalankan kepemimpinannya sebagai camat adalah dengan konsep mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan. Hal pertama yang dilakukan H. Soma, dimanapun beliau bertugas adalah membangun sekolah. “saya ingin membangun sebanyak mungkin sekolah.” Tegasnya. Tekad H. Soma Atmaja tersebut bukan hanya sekedar Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 21

III/Desember 2010

21

06.07.2010 13:53:16


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

retorika, camat yang pernah bertugas di Cikupa dan Teluk Naga ini telah melaksanakannya pula di tempat bertugas dia sebelumnya. Di kecamatan Cikupa, ketika pertama kali H. Soma diangkat menjadi camat, dia membangun 2 sekolah yang inisiatifnya datang dari dirinya sendiri, bukan dari dinas pendidikan. “Saya melihat waktu itu SMP baru satu di Cikupa ini (SMP Negeri 1 Cikupa-red). Saya Cikupa berpikir penduduk Cikupa dan Panongan terus bertambah, sehingga perlu dibangun sarana pendidikan lagi, akhirnya saya minta lahan ke PT Citra Raya, dan Alhamdulilah dikasih 3000 meter, dilahan itu saya bangun SMP Negeri 2 Cikupa. Lalu saya minta tanah lagi ke pengembang lain di Pasir Jaya, saya dikasih 6000 meter, saya bangun lagi SMP Negeri 3 Cikupa.” Jelasnya. Dikecamatan Teluk Naga pun H. Soma melakukan hal yang sama, namun karena di kecamatan ini tidak ada pengembang, tanah untuk membangun sekolah tersebut tersebut dianggarkan dari anggaran belanja pemerintah.“ Sedangkan di Pagedangan sendiri, Soma sudah membangun SMK 6, “itu salah satu strategi saya, tidak semua anak-anak ini mampu untuk kuliah, dia harus siap kerja, bangun saja SMK disana, Alhamdulilah saya minta tanahnya dikasih oleh BSD (Bumi Serpong Damai-Red) 1 hektar, saya bangga karena kita benarbenar memulai dari nol.”

Kampung Pendidikan Keberpihakan terhadap masyarakat serta perasaan terenyuh melihat realita deru pembangunan yang tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat kelas bawah, menimbulkan kegelisahan dalam kehidupan sosok H. Soma Atmaja. Laju industrialisasi serta pembangunan properti mengepung kabupaten Tangerang. Pembangunan selalu menampakkan dua sisi wajah yang berbeda, membawa mamfaat positif dan negatif. Hal tersebut terekam dari perbincangan kami dengan H. Soma Atmaja ketika memotret persoalan sosial, budaya serta ekonomi yang 22

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 22

kini tengah dihadapi masyarakat Kabupaten Tangerang. Terutama masih belum optimalnya akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dunia pendidikan yang berkualitas serta terjangkau oleh masyarakat, terutama di kecamatan Pagedangan wilayah tempat dia bertugas kini. “Saya banyak berdiskusi dengan teman-teman, bagaimana membangun kecamatan Pagedangan ini dengan sebuah cirri khasnya. Kalau di Jepang ada konsep One Village, One Product, kalau di kita konsep semacam itu belum ada” ucapnya. Terinspirasi oleh konsep tersebut, H. Soma Atmaja mengajak elemen masyarakat kecamatan Pagedangan untuk menggali potensi yang bisa dikembangkan. Kecamatan yang sudah diapit oleh beberapa develover besar Gading Serpong (Summarecon, Paramount) dan Bumi Serpong Damai ini, memiliki potensi besar sebagai kawasan yang akan berkembang dan menjadi lokasi strategis yakni menjadi pintu gerbang ke Kota Tangerang Selatan dan akan adanya akses tol Serpong-Balaraja. Gagasan menjadikan Kecamatan Pagedangan sebagai Sentra Pendidikan Kabupaten Tangerang didasarkan kepada aspek prasarana yang memungknkan untuk dikembangkan kearah pendidikan. Kampung pendidikan sendiri merupakan antithesis dari konsep yang tengah dikembangkan oleh pengembang Gading Serpong (SummareconParamount) dengan Scientia Garden yang sudah membangun Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Summarecon Gading Serpong serta Bumi Serpong Damai dengan Edu Town. Menurut Soma, tidak semua masyarakat bisa menikmati akses pendidikan yang dikembangkan oleh pihak swasta, karena keterbatasan kemampuan ekonomi. Sehingga Kampus-kampus yang berdiri hanya menjadi menara gading ketika masyarakat tidak mampu mengaksesnya. Soma sendiri merasa khawatir, jika kota ini terus berkembang dengan mengikuti selera pengembang, masyarakat yang tidak mampu akan semakin tersisih, sehingga Soma terus berusaha

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:16


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

menggugah masyarakat untuk menggali potensi kampungnya, akhirnya soma merasa cocok jika kecamatan Pagedangan dijadikan kota pendidikan dengan istilahnya kampong pendidikan. “Saya khawatir kalau yang mengendalikan itu para pengembang besar, suatu saat kota ini berdiri sendirinya dengan selera pengembang. Apa jadinya kita, masyarakat asli ini lho? saya gugah mereka, ayo kita mau jadikan apa? kalau menurut saya cocoknya kita jadikan kota pendidikan dengan istilah saya Kampung Pendidikan.” Tegasnya Hal penting lainnya, selain membangun sekolahsekolah baru untuk menguatkan pendidikan dasar dan menengah, Soma juga selalu aktif member semangat kepada masyarakat untuk tidak menjadi tamu di kampong sendiri. “Saat ini masyarakat kita masih menjadi penonton dikampungnya sendiri, jika bekerjapun hanya menempati posisi-posisi biasa, saya harap dengan pendidikan, anak-anak kita esok bisa memegang posisi-posisi penting di perusahaan-perusahaan yang ada dikawasan Pagedangan,” Kata Soma yang kadang-kadang langsung mengantarkan lamaran warganya ke masyarakat ke perusahaanperusahaan karena kepeduliannya. Hasil yang sudah dipetik dari dua tahun perjalanan konsep kampung pendidikan ini adalah terbentuknya Komunitas Pendidikan Pagedangan (KPP) yang rencananya akan ditingkatkan menjadi yayasan dengan tugasnya mengawal strategi pendidikan di Pagedangan serta kepedulian perguruan tinggi swasta di lingkungan sekitar Kecamatan Pagedangan melalui program corporate sosial responsibilitynya. Kerjasama dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) diantaranya melakukan pelatihan guru-guru dari sisi administrasi, pelatihan staf desa dan kecamatan, pembangunan perpustakaan komunitas yang buku-bukunya mendapat sumbangan dari mahasiswa UMN tersebut, selain itu untuk meningkatkan kemapuan pemuda dalam berwirausaha, telah dilakukan pula pelatihan kewirausahaan yang bekerjasama

dengan karang taruna. Selain itu, telah dibuka pula perpustakaan daerah meskipun saat ini sarananya masih menggunakan ruangan di kantor Kecamatan, “saya meminta setiap sekolah siswa-siswinya diwajibkan datang ke perpustakaan, dan hasilnya saat ini cukup menggemberikan,”ucap Soma Butuh Dukungan Politik Konsep Kampung Pendidikan adalah solusi yang diyakini Soma untuk mengatasi persoalan dunia pendidikan di Kabupaten Tangerang, namun hal tersebut juga tidak terlepas dari dukungan serta kemauan politik pemangku kekuasaan di kabupaten Tangerang (Bupati dan DPRD). “jika 5 persen lahan fasos dan fasum dikhususkan untuk dunia pendidikan, di kecamatan Pagedangan saja ada lahan 100 hektar yang bisa dimamfaatkan”tegasnya. Menurut Soma, dari 40 persen lahan Fasos dan fasum tersebut jangan hanya dijadikan jalan, taman dan fasilitas umum lainnya, namun harus disisihkan 5 persen khusus untuk pendidikan. Ditinjau dari aspek regulasi, Soma sendiri belum begitu memahami apakah hal itu memungkinkan atau tidak, namun jika ada kemauan politik hal tersebut sangat memungkinkan. “Kalau saya berjuang sendiri ini tidak mungkin, ini pekerjaan pimpinan saya (Bupati-red) dan DPRD. Jika ada kemauan politik pasti bisa, paling tidak merubah aturan bahwa fasos fasum itu, yang 5 persen khusus untuk pendidikan”ungkapnya. Setelah itu, lanjut Soma ketika kita punya tanah 100 hektar disana, kita mau jadikan apa? Kita hanya tinggal mengundang departemen pendidikan, mau kita apakan tanah 100 hektar itu?, Kita bikin perguruan tinggi negeri, karena kita belum memiliki perguruan tinggi negeri di Tangerang ini, padahal kebutuhan akan hal tersebut sudah sedemikian mendesak. (FZ,

GS, AL, RR)

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 23

III/Desember 2010

23

06.07.2010 13:53:16


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Subiyanto

Setia dan sabar memberdayakan buruh

Denyut nadi perjuangan kaum buruh di Kabupaten Tangerang tidak bisa terlepas dari peran sosok pria berkulit kuning langsat ini. Keberpihakannya terhadap nasib kaum yang masih termarginalkan (Baca;buruh) ini, membuatnya selalu bersuara lantang serta kritis. Maka tak heran, Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SP KEP SPSI) pun akhirnya mendaulatnya menjadi Sekretaris Umum Nasional. Ditemui Berita Demokrasi dikantornya pertengahan November 2010, Biyanto, demikian sosok ini sering disapa bercerita tentang pengalaman hidupnya selama menjadi aktivis buruh yang dalam perspektifnya buruh hingga kini masih termarginalkan. 24

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 24

Buruh Masih Termarginalkan Dilahirkan di Muara Enim, Sumatera Selatan 44 tahun yang lalu. Biyanto mulai berkecimpung dalam dunia pergerakan kaum buruh ketika ia diminta oleh teman-temannya menjadi perwakilan serikat pekerja di Unit Fitting di PT Surya Toto Indonesia. Dari perwakilan dia mencoba terlibat lebih dalam lagi dengan menjadi Sekretaris PUK (Pengurus Unit kerja). Setelah bertahun-tahun menjadi sekretaris organisasi pekerja di tingkat unit, dia diminta oleh kalangan buruh PT Surya Toto menjadi ketua PUK SPSI dan berlanjut selama dua periode berturut-turut. Setelah kenyang makan asam garam di Pengurus

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:17


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Unit kerja, Biyanto akhirnya menjadi sekretaris DPC (Dewan Pimpinan Cabang) KEP SPSI Kabupaten Tangerang. Kesetiaannya berjibaku dengan dunia perburuhan, mengantarkannya menjadi ketua cabang Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Sektor Kimia Energi dan Pertambangan Kabupaten Tangerang dan terus berlanjut sampai dua periode dan akhirnya bermuara di nasional mulai tahun 2007, dengan menjadi sekretaris umum nasional. Kepekaan Biyanto terhadap problematika yang dihadapi kaum buruh tidak terlepas dari latarbelakang pendidikan sarjananya dalam bidang sosial dan hukum, sehingga membantunya untuk lebih cepat memahami apa yang menjadi tuntutan kaum buruh serta kabut persoalan yang menyelimutinya. Sebagai “hadiah” menjadi aktivis serikat buruh, dia mengikuti berbagai kursus perburuhan baik yang diselenggarakan oleh ILO (International labour Organization) maupun beberapa organisasi internasional lainnya. Suatu kali dia harus berangkat ke negeri Matahari terbit untuk mengikuti kursus perburuhan yang diselenggarakan oleh Japan Internasional Labour Foundation serta diundang oleh serikat buruh di Singapura guna studi banding tentang serikat pekerja “Saya suka heran dengan negeri kita, sewaktu ke Jepang saya mendapatkan sebuah kesan bahwa negeri itu sangatlah menghormati para pekerjanya. Bagi mereka pekerja merupakan hal penting karena sangat terkait dengan sumberdaya manusia dan asset negara. Makanya di Jepang perlindungan negara terhadap pekerja sangat luar biasa. Pun juga dengan di Singapura, negara tetangga kita itu juga sangat memperhatikan para pekerjanya. Justru saya heran kenapa di Indonesia tidak terjadi perhatian itu?” tutur suami dari Palupi Retna Ningsih ini. “Saya merasakan bahwa para buruh di Indoensia itu posisinya termarginalkan, dipinggirkan dan kadang hanya sebagai pelengkap. Kadang saya merasa para buruh hanya seperti bagian dari sistem produksi, tidak lebih. Dia sebagai manusia kok tidak ada yang memikirkan. Misalkan sampai sekarang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional-red) juga tidak segera dilaksanakan padahal duitnya ada tinggal sistemnya yang diatur.” tambahnya. Biyanto menambahkan, Peristiwa Mei 2006, ketika

ribuan kaum buruh yang dimotori SPSI berdemonstrasi ke DPR untuk menolak revisi UU nomor 13 tahun 2003 merupakan momen yang membuat ia semakin bersikeras untuk ada dijalur gerakan kaum buruh. “Waktu itu kami berpendapat bahwa revisi ini pasti akan digunakan oleh para pengusaha untuk merubah aturan yang masih menguntungkan kaum buruh.” Tegasnya. Aksi ribuan buruh itu sampai merobohkan pagar gedung DPR/ MPR dan berakibat 8 orang buruh dijadikan tersangka dan dipenjara. “Saya merasa kami mendapatkan diskriminasi, bayangkan waktu itu kedelapan teman kami ini dipenjara gak ada kelompok sosial atau para anggota

DPR atau pemerintah yang menengok mereka. Hal ini membuktikan nampaknya buruh harus berjuang sendiri. Terpaksa kami mencari dana dari anggota untuk membebaskan kawan kami tersebut. Dan sekarang mereka masih bekerja di masing-masing pabriknya.” tambahnya berapi-api. Diskriminasi yang Sistematis Menurut Biyanto, diskriminasi terhadap kaum buruh terjadi secara sistematis, ia memberikan contoh misalnya kenapa standar hidup layak kok parameternya aneh. Misalnya listrik buruh 450 watt, pakaian hanya dua stel setahun dan total nilainya beda tipis dengan UMR. Itupun belum pernah ada dalam catatannya Upah Minimum Regional buruh itu KHL. “Bahkan yang lebih miris kenaikan upah buruh harus

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 25

III/Desember 2010

25

06.07.2010 13:53:18


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

ditempuh dengan cara memacetkan jalan tol, demo dan sebagainya. Padahal kenaikannya paling berkisar antara 10 ribu – 20 ribu. Harga sekali makan saja sudah lebih dari 10 ribu. Ironis memang? Nampaknya beberapa pihak lupa kontribusi buruh ini dengan angka-angka ekonomi makro dan peradaban bangsa Indonesia, bukankah tanpa buruh gak ada peradaban,� katanya dengan penuh perenungan

suara dan kekuatan kaum buruh terpecah dan sulit terkonsolidasi, potensi kekuatan buruh itu terancam tak bisa digunakan alias mubadzir. Liberalisasi serikat di Indonesia tidak diimbangi dengan pendidikan perburuhan dan politik yang memadai sehingga banyak serikat buruh yang bermuka dua. Satu sisi dia menjadi pengurus serikat dilain sisi dia menjadi pengusaha pengerah jasa tenaga kerja (outsourching).

Bagi Biyanto, rentetan diskriminasi sistematis terhadap buruh tak lepas dari kesadaran berorganisasi dan kesadaran politik kaum pekerja. Sebagai contoh dia memberikan ilustrasi bahwa sebanyak 4000 lebih perusahaan yang ada di Tangerang ini hanya sekitar 5% yang mempunyai Serikat Pekerja, selebihnya tidak ada serikat pekerjanya. Ketiadaan serikat pekerja ini disebabkan oleh dua hal yakni masih adanya politik anti serikat dikalangan perusahaan dan juga para buruhnya tidak mau atau tepatnya enggan untuk berorganisasi. Selain itu menurut Biyanto, persoalan yang juga turut memperparah adalah penegakan hukum perburuhan yang tidak terjadi. Jumlah aparat pengawas dari Dinas Tenaga Kerja di Tangerang ini hanya bisa dihitung dengan jari, padahal pabrik yang ada jumlahnya ribuan. Artinya tenaga pengawas tidak mencukupi. Selain itu kadang terjadi ‘kongkalikong’ antara aparat dengan perusahaan.

Persoalan outsourching menurutnya telah dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk meraih keuntungan dengan memperdagangkan tenaga manusia. Semestinya bila berkaca dari UU nomor 13 tahun 2003, hany 4 jenis pekerjaan yang bisa di outsourchingkan, pekerja yang bersifat kontrak tertentu atau PKWT (perjanjian waktu kerja tertentu). Pekerjaan itu adalah security, cleaning service, catering, driver yang sifatnya bukan core bisnis atau backbond. Pekerjaan tersebut bersifat hanya sebagai support sistem. namun kesempatan hukum itu telah berbuah pada apa yang disebut perdagangan manusia oleh manusia. Banyak perusahaan telah menyewa buruh dari perusahaan lain sehingga terlepas dari beban tanggung jawab dalam memenuhi ketentuan normatif UU ketenagakerjaan. Outsourching merupakan penyebab dan upaya yang sebenarnya melemahkan serikat pekerja. Sifat pekerjaan yang sementara waktu atau temporer membuat tidak ada loyalitas buruh terhadap perusahaan. Tidak adanya loyalitas sebenarnya memicu tingkat produktivitas dan kedisiplinan yang rendah. Hal ini yang menyebabkan angka produktivitas para pekerja di Indonesia buruk. Dampaknya sebenarnya sangat luas, namun pemerintah tidak peka atas situasi tersebut. Sehingga banyak praktek outsourching terus mengalami kemajuan seiring dengan dukungan tidak langsung dari banyak pihak.

Suatu saat Biyanto pernah membela para buruh PT Arta Neggala Mulia, dipabrik itu ada pelanggaran normatif sebanyak 15 pelanggaran mulai dari upah sampai libur dan lembur yang tidak dibayar. Anehnya perusahaan itu juga tidak diberi sanksi. Baru setelah terbentuk serikat pekerja, hak-hak normatif terpenuhi meskipun tidak mudah. Serikat pekerja sampai harus ke PHI (Pengadilan Hubungan Industrial) dan ke Polisi. Kebebasan Berserikat dan Kemunduran Perjuangan Kaum Buruh Setelah UU Nomor 21 tahun 2000 diberlakukan dalam waktu singkat telah bermunculan banyak serikat pekerja, bahkan SPSI saja sudah terpecah sampai tiga kali. Dalam pandangan Biyanto kebebasan tersebut ada hal positifnya namun juga banyak pukulan balik yang harus diterima kaum buruh. Mestinya serikat buruh yang kuat adalah kunci dari jalannya negosiasi antara para buruh, pengusaha dan negara. Namun ketika 26

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 26

Menurut Biyanto, pada titik tertentu ketika perusahaan mempekerjakan buruh outsoursing terus menerus dia akan dihantui oleh krisis sumber daya pada tingkat perusahaan dan krisis loyalitas. Banyak perusahaan yang tidak menyadari hal ini. Ketidakpekaan negara juga terjadi dalam penentuan besaran upah buruh, banyak perusahaan tidak sadar bahwa upah buruh yang rendah akan juga memicu rendahnya produktivitas para buruhnya. Indonesia terlalu menyederhanakan persoalan, seolah-olah persoalan perburuhan terbatas

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:18


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

pada soal investasi modal. Menurutnya, Indonesia harus membuat kerangka kebijakan perburuhan yang lebih berorientasi pada daya saing para pekerja Indonesia. Ia juga mengatakan, mestinya dari sekarang investasi dalam pendidikan atau pelatihan bagi kaum pekerja segera dimulai. Biyanto pun menyadari, upaya perbaikan daya saing kaum buruh bukan proses yang instan, tidak akan terasa dampaknya secara langsung namun akan berdampak panjang. Dibandingkan dengan Negara maju, Indonesia masih jauh tertinggal. Di negara-negara maju justru kaum buruh berkontribusi banyak terhadap negara, misalkan di Australia ada partai buruh dan serikat buruh. Hasilnya para buruh mendapatkan perhatian yang baik dari negara. Negara memberikan prioritas untuk memperbaiki kualitas kaum buruh. dan hal itu dibuktikan dengan praktek yang dilakukan pengusaha asing yang berinvestasi di Indonesia, terutama yang berasal dari Eropa dan Amerika yang menerapkan kebijakan perlindungan tenaga kerja dengan standar yang baik.

Belum Tertarik Masuk Partai Politik Perjuangan buruh yang terjadi selama ini masih mengandalkan kekuatan ekstra parlemen, akibat dari ketidakterwakilan buruh di parlemen tersebutlah yang menyebabkan suara buruh hanya lantang diluar gedung parlemen. Ketika ditanya Berita Demokrasi kenapa Biyanto tidak masuk partai poltik, ia hanya menjawab sambil tersenyum, “Saya memang percaya bahwa perubahan juga perlu melalui jalan-jalan politik formal, namun situasi politik kita tidak menguntungkan buruh/ aktivis yang tidak punya uang. Politik sekarang masih mengandalkan uang sebagai modal utama. Banyak Bupati dan pejabat yang masuk bui gara-gara korupsi akibat harus mengembalikan modal awal serta berbagai konsensus dengan sponsor. Persoalan lain

yakni masyarakat kita belum terdidik secara politik.. Banyak yang hanya mengandalkan kepentingan sesaat terus mau menerima sogokan politik tanpa mengerti visi misi para calon”. Berjuang bersama kaum buruh tentunya membutuhkan energi dan nafas yang panjang, banyak aktivis buruh yang tumbang ditengah jalan. Perasaan bosan dan frustasi kadang hinggap menyapu idealisme, hal tersebutpun sering dirasakan Biyanto, “Saya kira kalau bosan pasti ada, namun saya ingin sedikit menyumbangkan tenaga dan pikiran saya untuk serikat pekerja. Menurut saya serikat pekerja itu hak, namun sebagai hak dia tidak dipenuhi dengan berbagai penyebab baik kultural maupun struktural. Di tingkatan structural jelas kebijakan yang masih setengahsetengah dilakukan. Di tingkat kultural masih ada budaya “nrimo” terima apa adanya,” tuturnya Terkait dengan langkah kedepan, Biyanto sudah memiliki beberapa program untuk meningkatkan kapasistas buruh, “Saya akan mencoba memperluas jangkauan pendidikan dan pelatihan buruh, dan mempengaruhi kebijakan Negara,” pungkas sosok yang berulang tahun pada tanggal 1 Januari ini. (RR, FZ, DD)

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 27

III/Desember 2010

27

06.07.2010 13:53:18


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Syafri

Saya Hanya Ingin Menjadi Orang Yang Dibutuhkan Dan Dirindukan Jika kita menjadikan Amerika Serikat sebagai potret Negara yang memiliki sistem pemerintahan yang kerap dijadikan rujukan untuk pelaksanaan suatu model demokrasi, ada ungkapan yang menyatakan, “Seseorang tidak akan pernah menjadi seseorang senator apabila tidak pernah melakukan kerja-kerja sosial dalam masyarakat�. Voluntarisme (kesukarelaan) itulah akar dari tradisi kepemimpinan tersebut. Barangkali Syafri tidak pernah sampai berpikir akan menjadi seorang pemimpin seperti yang dialaminya saat ini. Bahkan dengan predikat yang sering disematkan kepadanya sebagai seorang Anggota Dewan kaum muda yang pernah ada di lembaga legislatif Kabupaten Tangerang. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah seorang pekerja sosial murni bukan seseorang yang tumbuh dari pengalaman politik kepartaian. Namun kenyataannya ia sudah mengecap “panas-dinginnya� duduk di kursi parlemen daerah tersebut dalam usia relatif muda yakni 30 tahun. Barangkali juga Syafri sebelumnya tidak pernah mendengar ungkapan seperti di atas, akan tetapi dalam perjalanan hidupnya jauh sebelum menjadi anggota dewan (lebih tepatnya sekarang sebagai Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang) Syafri sudah menunjukkan gejala-gejala 28

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 28

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:19


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

sebagai seorang calon pemimpin yang mengawali kariernya dari tradisi Voluntarisme (kesukarelaan). Bahkan kesukarelaan tersebut sudah muncul semenjak ia masih duduk dibangku sekolah menengah. Ditemui disela-sela kegiatannya yang padat, Syafri dengan penampilan yang sederhana, tubuhnya yang terbilang kurus dibungkus dengan setelan jas biasa, jauh dari kesan anggota dewan kebanyakan bahkan ia menemui reporter berita demokrasi seorang diri tanpa ada yang mendampingi. Ia mengenang, “sebetulnya ketika masih sekolah ditingkat Sekolah Menengah Umum, saya sudah bermasyarakat, seperti membantu masyarakat memudahkan membayar rekening listrik, mengurus KTP, dan lain sebagainya. Kebiasaan bermasyarakat tersebut terus berlanjut sampai ia duduk dibangku kuliah. Berbuat untuk masyarakat Pada masa kuliah ia kemudian berkecimpung ke dalam organisasi kemasyarakatan yang bernama KOMARA (Komunitas Masyarakat Sekitar Bandara). Sebuah organisasi yang didirikan untuk memberdayakan masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2002 KOMARA yang berbentuk yayasan menjalin kerjasama dengan PT Angkasa Pura II. “Sampai sekarang hubungan kerjasama saya melalui Yayasan Komara masih tetap berlanjut dengan PT Angkasa Pura II, Alhamdulillah kami diberi amanah untuk mengelola CSR (corporate Sosial Responsibility) perusahaan tersebut”. Lebih lanjut ia bercerita, sudah banyak masyarakat terbantu dengan kerjasama tersebut, seperti pembukaan lapangan pekerjaan untuk warga masyarakat setempat dimana KOMARA melakukan kegiatan pelatihan (training) untuk kemudian kemampuan tersebut disalurkan dengan bekerja di Angkasa pura maupun melalui anak-anak perusahaannya. Dalam bidang kegiatan ekomomi lainnya, membina masyarakat untuk membuka kegiatan usaha, melalui bantuan pinjaman yang bervariasi, dimulai dari nominal 5 juta sampai 30 juta. Sebuah nilai yang cukup untuk mendorong munculnya unit-unit kegiatan Mandiri atau UKM ditengah masyarakat. Tidak lupa juga berkontribusi secara aktif untuk kegiatan keagamaan, termasuk membangun mesjid dan sarana penunjang untuk kegiatan pendidikannya. Dari total kegiatan tersebut dimulai sejak tahun 2002 sampai sekarang, untuk kegiatan sosialnya saja kami sudah mengucurkan dana 800 jutaan, sedangkan untuk pemberdayaan ekonominya sudah menghabiskan biaya 1 milyar lebih dalam bentuk pinjaman modal usaha. “bahkan beberapa waktu yang lalu, kami melakukan kegiatan sunatan massal dan nikah massal”, imbuh dia lagi. Wakil rakyat bukan mata pencaharian, melainkan pengabdian. Ketika ditanyakan tentang latar belakang pendidikannya safri Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 29

III/Desember 2010

29

06.07.2010 13:53:19


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

menjawab dengan penuh antusias, ”masa itu adalah salah satu penggalan waktu yang sangat berkesan bagi saya, sebuah momen penting dan menentukan dalam perjalanan hidup saya, karena saya kuliah dibantu oleh seorang professor yang menjadi orang tua angkat saya dan sekaligus pemilik dari sekolah Ilmu Administrasi Menara Siswa di Bogor, sehingga saya kuliah di perguruan tinggi tersebut tanpa dipungut bayaran. Saya hanya perlu memikirkan biaya ujian saja dari D3 sampai S1”. Lebih lanjut ia mengenang, ”Saya memang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Bahkan sampai sekarang orang tua saya masih bekerja sebagai penjual nasi uduk, karena bagi saya walaupun saya sudah menjadi anggota dewan bukan berarti usaha tersebut dihentikan. Saya menganggap ini sudah melekat dan menjadi bagian dari perjalanan hidup saya bersama keluarga. Dari usaha tersebut kami bisa menyambung hidup”. Akhirnya Syafri menyelesaikan kuliahnya pada tahun 2006. Lagipula ia menambahkan sikap mempertahankan usaha nasi uduk orang tuanya tersebut, berangkat dari cara pandangnya bahwa Anggota Dewan itu bukan mata pencaharian, bukan tempat mencari makan, melainkan kerja-kerja pengabdian kepada masyarakat. Minat membaca awal dari pengetahuan. Pada tahun 2005 melalui organisasi KOMARA, Syafri juga mendirikan program planet baca yang sampai saat ini sudah berkembang menjadi lima tempat di tiga kecamatan di kabupaten Tangerang yakni di kecamatan bojorengat, Pakuhaji, dan Kosambi. Tak lama lagi akan bertambah di dua tempat. Planet baca adalah upaya Syafri untuk menggalakkan kebiasaan membaca dalam masyarakat dengan sebuah konsep sederhana. Itu dapat dilihat dari fasilitas penunjangnya yang berbentuk saung-saung sebagai tempat untuk membaca. Bangunan saung tentu mengingatkan orang akan suasana pedesaan. “salah satu persoalan pendidikan, adalah kurangnya minat baca dari masyarakat, padahal membaca adalah gerbang menuju pengetahuan, maka dari dahulu saya sudah merasa terpanggil untuk bisa berkontribusi sekecil apapun untuk pendidikan, dan budaya baca semestinya sudah dipacu dari usia dini”, ujarnya. Sekarang program tersebut berjalan bersama dukungan dua orang rekannya yang lain, yakni Deny Hermawan yang sekarang menjabat sebagai dekan UNIS (Universitas Islam Syech Yusuf) dan IR. Ananta Wijaya, yang sekarang sedang berada di Kuwait. 30

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 30

Need for achievment, semangat berbuat melalui prestasi. Selesai kuliah pada tahun 2006, Syafri mencoba mengembangkan sayap lebih jauh lagi. Ia mengikuti seleksi SP3 (Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan) yang merupakan program dibawah naungan Departeman Pemuda dan Olahraga. Seleksi berawal dari 200 orang ditingkat kabupaten, dari 200 orang disaring menjadi 10 besar, dari seleksi 10 besar berlanjut ketingkat provinsi disaring lagi menjadi 5 besar Sampai akhirnya dikirim untuk mengikuti pelatihan ke pusat. Sebuah momen penting kembali lagi terjadi dalam hidup Syafri. Suatu anugrah yang membuatnya tidak henti-henti bersyukur. Pada tahun 2008 pemerintahan pusat melalui Departemen Pemuda dan Olahraga mengadakan pemilihan SP3 berprestasi tingkat nasional. Syafri terpilih lagi menjadi wakil dari provinsi Banten. Sebuah program unggulan dari kementrian pemuda dan olahraga. Alhasil dari kegiatan tersebut, Lembaga KOMARA terpilih sebagai lembaga yang layak untuk dijadikan percontohan secara nasional. Lalu Syafri mendapatkan predikat sebagai satu-satunya sarjana dari program SP3 yang mampu bekerjasama dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Disamping sumbangan-sumbangan yang bersifat pemikiran ada ketentuan dalam SP3, yang mempersilahkan anggota-anggotanya untuk menjalin kerjasama dengan BUMN, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) maupun perusahaan-perusahaan swasta. Menariknya lagi Syafri adalah angkatan ke17 sejak program tersebut berlangsung. “Luar biasa, sungguh sebuah kejutan buat saya, saya ditelpon oleh kementrian untuk menjadi orang pertama yang bisa bermitra dengan BUMN setelah sekian lama program tersebut berjalan, dalam tempo waktu 5 hari saya mempersiapkan acara tersebut”, ucap Safri dengan satu helaan nafas panjang dan pandangan menerawang jauh ke depan. Lebih jauh Syafri mengungkapkan, acara diresmikan dan dihadiri langsung oleh pejabat Kementrian Pemuda dan Olahraga, Gubernur Provinsi Banten dan Bupati Kabupaten Tangerang. Menjadikan KOMARA sebagai project percontohan bagi sarjana SP3 lainnya yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia merupakan kebanggaan tersendiri buat Syafri. “Diluar dugaan saya, acara ini mendapatkan sambutan luar biasa, tidak saja

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:19


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

dari kalangan pemerintahan akan tetapi dari seluruh lapisan masyarakat, yang berkaitan langung atau tidak langsung dengan KOMARA ”, tandas Syafri lagi. Apalagi mengingat acara nasional ini diadakan bersamaan dengan hiruk pikuk jelang pemilu ketika itu dan kebetulan saya juga salah seorang Caleg (Calon Legislatif) dari PKS. Sehingga tak dapat dihindarkan ada saja komentar miring yang bermunculan dari masyarakat, “ya, wajarlah selalu ada pro kontra dalam masyarakat, mas, namun saya menjawabnya dengan kesungguhan bahwa “pertemuan” antara kerja sosial saya dan kegiatan politik ini dalam waktu yg bersamaan bukanlah peristiwa yang sudah saya bayangkan sebelumnya, karena banyak campurtangan Tuhan disini”, tegas Syafri lagi. Pada momenmomen penting inilah yang menjadi pangkal sebab perjumpaan Syafri secara intens dengan partai politik, dan keputusan Syafri untuk memulai karier baru terjun ke dunia politik. Perjumpaan dengan partai politik Suami dari Siktina Despiranti yang belum lama dinikahinya ini menceritakan lebih lanjut, rupanya kegiatan- kegiatan sosial masyarakat yang dilakukan Syafri selama ini diikuti perkembangannya oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dikemudian hari Syafri mengetahui PKS ternyata telah memantau perkembangannya secara serius selama dua tahun belakangan hingga ia kemudian terpilih menjadi salah seorang tokoh masyarakat dari kecamatan kosambi yang dicalonkan oleh PKS untuk menjadi caleg. Ada 4 orang nama yang masuk kedalam bursa calon di kecamatan tempat ia tinggal waktu itu sementara ia dinobatkan sebagai tokoh dari kalangan mudanya. Hanya saja hal yang menarik bagi safri, terpilihnya ia menjadi Calon Legislatif, menimbulkan prasangka dikalangan sebagian masyarakat bahwa ia menggunakan kegiatan-kegiatan SP3 untuk media kampanye terselubung. Apalagi kemunculan namanya dalam baliho-baliho yang dipasang di jalan-jalan raya sampai kepelosok desa sebagai caleg dengan no urut 8 dari PKS, bertepatan dengan acara nasional kunjungan dari tim teknis SP3 seluruh Indonesia. Namun buru-buru Syafri menampik, “Perlu saya tegaskan, sama sekali kegiatan ini tidak ada urusan dengan partai politik, sebab ini murni terkait dengan

kapasitas saya selaku SP3, sebuah akibat dari proses karier professional saya selama ini, dan banyak orang yang tahu bagaimana saya mengawali ini semua, lagian juga tidak masuk akal saya bisa menggiring instrumen pemerintahan sekelas departemen hanya untuk menjadi Anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Tingkat Daerah)”. Namun Syafri tidak memungkiri bahwa event nasional ini memberikan keuntungan bagi dia secara politis. Pada saat yang sama Syafri menyadari bahwa situasi dengan no urut 8 bukan merupakan hal yang mudah untuk bisa meloloskan dia menjadi Anggota Dewan. Namun keajaiban kembali terjadi, keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) soal keterpilihan berdasarkan suara terbanyak, membukakan peluang dia semakin besar untuk bersaing secara terbuka dengan calon-calon yang lain. Keyakinannya semakin bertambah dan tentu saja percaya diri yang semakin melambung, dengan “investasi sosial” yang sudah ia kantongi selama ini. Ini adalah saatnya ia memanen dukungan dan bisa berbuat lebih banyak lagi bagi masyarakat. Meskipun dalam perjalanannya, Syafri mengakui sempat mengalami frustasi, karena dukungan dana yang tipis, “saya hampir saja mengurungkan niat untuk maju loh mas, namun keputusan MK bagaikan oase bagi saya, ditengah kelemahan-kelemahan yang saya miliki”. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pengalaman ini disadarinya menjadi semacam perjalanan sprituil, karena bagaimana mungkin tanpa ada “faktor x” ia bisa melalui berbagai macam halangan dan rintangan yang hampir mustahil bisa ia lewati. Sebagaimana yang diketahui, akhirnya Syafri terpilih menjadi Anggota Dewan dengan usia yang terbilang masih muda.

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 31

III/Desember 2010

31

06.07.2010 13:53:19


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Dr. Ira Simatupang, SpOG

Dari Kamar Bedah ke Gerakan Perempuan Sebagai dokter perempuan, perhatiannya tidak hanya pada aspek kesehatan, tapi juga turut berjuang mewujudkan kesetaraan perempuan.

Kanker Serviks Seorang perempuan tergeletak tak berdaya disalah satu ruangan perawatan di sebuah rumah sakit swasta di Tangerang. Tercium bau bangkai yang menyengat, untuk mengusir bau tersebut, seorang petugas kesehatan harus membakar kopi bubuk diatas kertas. Ternyata kanker serviks stadium 3 B telah menggerogoti rahim si pasien. Penyakit yang menempati urutan pertama dari kanker lainnya. Sedangkan suami pasien tersebut sudah menikah lagi dan meninggalkan si pasien tergeletak sendirian. Kisah tersebut diceritakan dr. Ira Simatupang, SpOG kepada Berita Demokrasi disela-sela kesibukannya. Kanker serviks penyakit yang menyerang alat reproduksi perempuan diakibatkan oleh virus HPV akibat hubungan seks. Biasanya bagi perempuan polos dia terular dari pasangannya. Akibat kerusakan yang akut pada alat reproduksinya mengeluarkan bau bangkai. Jika hal ini dibiarkan maka akan menyerang ginjal si penderita. Akibatnya si penderita harus melakukan cuci darah karena ginjalnya menjadi tidak berfungsi. Padahal salah satu fungsi ginjal adalah 32

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 32

mnegeluarkan racun purium agar tidak menumpuk didalam darah. Penumpukan ini akan mengakibatkan pasien menjadi sesak nafas. Jika tidak ada tindakan medis maka nyawa pasien menjadi taruhannya. “Saya kadang timbul rasa marah, kadang dokter itu timbul rasa marah sebetulnya karena gak tega liat pasien sesak nafas dan mesti dicuci darahnya. Ini kok gak diurus-urus, belum ada keluarga yang ngurus, ternyata pertanyaan saya dijawab dengan tangisan, bahwa suaminya sudah kawin lagi. Pada momen ini lah rasa feminis saya bangkit, ini laki-laki udah make setiap hari diwaktu sehat tapi giliran sakit ditinggal lari. Si korban karena kenaifan dan kepolosannya yang sehari- nungguin lakinya dirumah, tiba-tiba dibawakan virus dari luar, kemudian kena kanker serviks, akhirnya menjadi penderita. Dalam keadaan menderita bau bangkai tersebut malah disia-siakan oleh suaminya.� Keluh dr Ira Simatupang, SpOG. Kepuasan batin adalah segalanya Menjadi dokter merupakan pekerjaan sekaligus ibadah. Setidaknya itulah saripati perbincangan tentang suka-duka menjadi dokter. Ketika seorang

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:19


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi dokter berhasil menyelamatkan nyawa pasiennya maka hal itu akan terus membekas dalam hati seorang dokter. “Pada suatu ketika saya berhasil menolong banyak nyawa akibat penyakit yang timbul dari kanker serviks, serta beragam persoalan yang berkaitan dengan kandungan, orang melahirkan serta bayi yang baru lahir. Kepuasaan hati tidak selalu berhubungan dengan materi, pengalaman hidup saya dengan bisa meringankan penderitaan sesama adalah kepuasan yang tak bisa dinilai dengan materi” kata dokter Ira menerangkan.

rekomendasi belajar. Bahkan upaya membungkam perlawanan dokter Ira nampaknya akan sampai ke upaya pencabutan ijin praktek sang dokter. Meskipun belum terwujud, hal tersebut tidak membuat gentar. Ira terus melawan tindakan sewenang-wenang tersebut. Bukan tidak mungkin konspirasi para “elit kesehatan”akan terjadi. Ira hanya berharap bahwa hukum akan berjalan sebagaimana mestinya dan bepihak pada korban. Meskipun sempat depresi akibat hal tersebut Ira telah bangkit untuk memulai perjuangan hidup. Tuhan tidak tidur.

Menjadi Aktivis Perempuan

Berbagi ilmu untuk sesama

Awal keberangkatannya menjadi aktivis perempuan diawali dari kejadian yang menimpanya. Saat Ia menjadi dokter di rumah sakit Umum Daerah Tangerang, dia menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang dokter spesialis di RSUD tersebut. Kasusnya telah dilaporkan ke polisi serta telah dipublikasi di media massa. Akibat perlawanan yang terus dilakukan membuat ia dipecat oleh manajemen RSUD Tangerang. Parahnya pemecatan tersebut telah membuat dia kehilangan kesempatan mengikuti pendidikan spesialis ahli kanker kandungan jenjang S3. Padahal pendidikan tersebut akan selesai 9 bulan lagi (semenjak surat pemecatan).

Pengalaman hidupnya telah membentuk sedikit kesimpulan bahwa perempuan harus berdaya dan bangkit dari keterpurukan. Mengawali upaya pemberdayaan perempuan selain dengan bergabung ke KPI dia juga merelakan waktu dan tenaganya serta pengetahuannya mendukung gerakan advokasi kesehatan. Tak jarang banyak aktivis kesehatan terbantu dengan keahliannya terkait dengan penanganan pasien miskin. Tak segan dia mengratiskan biaya bila ternyata pasiennya tidak mampu membayar.

Posisi perempuan dalam lingkungan yang patriakhi membuat perempuan menjadi rentan. Khususnya rentan terhadap tindakan pelecehan seksual. Hal itu yang dialami oleh dokter Ira. Lingkungan kerja rumah sakit yang terdiri dari orang-orang berpendidikan belum menjamin bahwa perempuan terbebas dari ancaman pelecehan seksual. Tak tanggung-tanggung pelakunya adalah seorang dokter dengan latar belakang pendidikan dan status sosial yang tinggi. Akibat perbuatan pelecehan seksual dan percobaan pemerkosaan tersebut dilaporkan ke atasannya, ke manajemen Rumah Sakit Umum Daerah bahkan ke Ikatan Dokter Indonesia Tangerang. Namun para dokter tersebut tidak berupaya meresponnya dengan membuat mekanisme penyelesaian yang menguntungkan korban. Alih-alih melindungi dokter Ira, justru serangkaian ancaman dan tindakan teror yang didapat oleh sang dokter perempuan tersebut. Serangan balik yang sistematis tersebut dilancarkan dengan pemecatan Ira dari RSUD Tangerang, kemudian dilanjutkan dengan pencabutan surat

Selain membantu upaya advokasi kasus, tak jarang dokter Ira membuat penyuluhan dan deteksi dini serta pemeriksaan tentang bahaya kangker serviks. Kegiatan yang dilakukan tanpa harus memungut biaya alias gratis.” Selain tindakan pengobatan penderita kanker serviks, kita juga perlu mengetahui penyebabnya sehingga sejak awal bisa menghindari terkena kangker serviks. Pengalaman saya sebagai dokter menunjukkan bahwa para penderita datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut, sehingga tindakan medis yang dilakukan menjadi mahal secara biaya. Mestinya jika sejak awal para perempuan menyadari penyebab/ pemicu kanker serviks hal itu semestinya tidak terjadi” terang Ira Ditengah kesibukan menjadi dokter ahli kandungan, Ira masih menyempatkan dirinya membantu Komite Komunitas Tangerang untuk mendorong sebuah Peraturan Daerah tentang pelayanan kesehatan yang berpihak pada rakyat miskin. “semestinya peraturan tentang kesehatan itu harus merujuk pada MDG’s (Millennium Developments Goals), sehingga target MDG’s 2015 tercapai”tandas Ira dalam sebuah FGD bersama Komite Komunitas Tangerang (*).

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 33

III/Desember 2010

33

06.07.2010 13:53:20


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

Dwi Jatmiko

Kegagalan Hanya Batu Loncatan Menuju Keberhasilan Mencapai kesuksesan itu sama saja masuk kompetisi. Kalau ingin sukses harus mempersiapkan diri menerima kegagalan.

Berawal dari sebuah kekecewaan karena tidak dipenuhinya janji-janji yang diberikan kepadanya, Dwi Jatmiko bertekad untuk mengambil langkah untuk hidup mandiri. bermetamorfosa dari orang gajian (buruh) menjadi orang yang menggaji (pengusaha) Bekerja dan Belajar “Kepergian Bapak menghadap Yang Maha Kuasa merupakan momen penting dalam hidup saya, karena hal itu yang membuat saya berfikir bahwa saya tidak akan berkembang jika saya hanya hidup di kampung, akhirnya saya memutuskan merantau ke Jakarta”. Kalimat tersebut membuka perbincangan Berita Demokrasi dengan Dwi Jatmiko siang itu, diusia yang masih terbilang muda (18 tahun) kala itu, Dwi melangkahkan kaki meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib di Jakarta. Tekadnya datang ke Jakarta tidak semata-mata hanya untuk bekerja, ia juga membulatkan tekad untuk terus belajar. “Pagi saya bekerja di restoran sebagai tukang cuci dan tukang sapu, dan sore saya minta izin belajar di Akademi Komputer Jakarta. Malam harinya saya bekerja lagi untuk mendapatkan penghasilan 34

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 34

tambahan,” bebernya kepada Berita Demokrasi. Merintis usaha dari nol Kegagalan adalah hal yang pertama dirasakan Dwi ketika pertama kali membangun usaha, namun hal tersebut tidak mematahkan langkah dan semangatnya. Dengan keyakinan bahwa rejeki itu sudah diberikan Tuhan dengan porsi masing-masing, Dwi bersikap pasrah namun tidak pernah menyerah. “Saya pernah mengalami kegagalan berat, namun saya berprinsip bahwa rejeki itu sudah ada takarannya masing-masing, kita hanya tinggal berusaha untuk membuatnya bertambah dan berkembang,” tuturnya. Sosok yang membangun usaha dengan prinsip kemandirian ini, membangun sinergi positif dengan rekan-rekannya, perlahan namun pasti, Dwi menapaki tangga kesuksesan secara bertahap. Filosofi Dwi yang dikutip dari Einstein, membuatnya semakin yakin dengan pilihan hidupnya. Einstein, seperti dituturkan Dwi mengatakan, Belajarlah dari hari kemarin, bekerja untuk hari ini, berpikir untuk hari depan. “Tiga rangkaian kata itu dikumpulkan menjadi kalimat bertanya. Apa sih yang sudah saya

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:20


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi kerjakan kemarin?, apa sih yang sudah saya kerjakan hari ini?, dan apa yang akan saya kerjakan besok?’ Terang Pendiri dan Direktur PT. Gita Rajawali Sukses ini.

“Sikap serta mentalitas orang-orang di negara kita ini instan, karakater yang sudah mengakar dalam budaya kita. Sehingga mereka lebih suka mencari wilayah aman, misalnya menjadi pegawai negeri sipil,”.

Lebih lanjut Dwi menjelaskan, jika filosofi itu sudah terpatri dalam diri kita, tidak ada istilah kegagalan terulang untuk kedua kalinya. Sebab, kita akan selalu berintropeksi diri dan berkaca diri. “Apapun bentuk kegagalan adalah loncatan untuk mencapai keberhasilan,” tegasnya.

Maka Dwi setiap membaca adanya peluang usaha, ia selalu memotivasi rekan-rekannya. Memberikan motivasi kepada siapapun untuk bisa berkembang dan hidup mandiri, mengembangkan potensi yang ada dan bersama-sama mensinergikan potensi yang dimiliki masing-masing individu untuk membangun kekuatan bersama.

Tidak Mengandalkan Satu Pohon Strategi Dwi dalam mengembangkan usaha adalah dengan mensinergikan potensi-potensi yang ada di rekan-rekannya. Membangun kekuatan dengan hasil yang dapat dinikmati bersama. “yang saya lakukan adalah mengerjakan apa yang harus saya lakukan hari ini, bergaul dan menggalang kekuatan dengan rekanrekan saya hasilnya dinikmati bersama,”. Selain itu, Dwi selalu memamfaatkan setiap peluang dan potensi yang ada. Maka tak heran jika perusahaannya saat ini bergerak dibeberapa bidang. “Dalam mengembangkan usaha saya tidak mengandalkan pada satu pohon saja. Dan pada saat yang sama saya memupuk tumbuhnya akar-akar yang baru,”. Tamsilnya. Dwi memang banyak melakukan berbagai kegiatan usaha diantaranya property, supplier alat-alat berat, mesin industri, catering, jasa konstruksi, media, hingga cleaning service hingga media cetak (tabloid). “Jadi seperti dengan apa yang saya ibaratkan sebagai pohon yang memiliki banyak akar dimanamana,” tambahnya. Membangun Jiwa Enterpreneurship Dwi secara pribadi merasa prihatin dengan karakter serta mentalitas masyarakat secara umum. Menurut Dwi, karakter masyarakat kita saat ini adalah mentalitas orang-orang yang suka dengan hal-hal instan, paradigma serta karakter tersebut sudah mengakar bahkan telah menjelma menjadi budaya. Hal tersebut bisa terpotret dari lebih sukanya sebagian masyarakat kita mencari wilayah aman dalam hidupnya, misalnya menjadi pegawai negeri. Sebuah posisi jabatan yang dalam sebagian besar masyarakat kita dianggap memiliki prestise terhormat.

“Saya sering memberikan masukan kepada anak-anak muda dengan motivasi untuk tidak fokus pada satu titik, harus bias menerima wawasan serta tantangan, harus bias mandiri dan mencoba membuka usaha, karena peluang usaha itu banyak hanya tinggal kemauan saja,”. Namun secara jujur Dwi mengatakan, sebagian besar orang-orang yang ia motivasi tersebut masih memiliki kelemahan untuk mau berjuang untuk maju, karena kembali kepada mentalitas yang ingin serba instan, tidak sabar berproses karena ingin cepat menikmati hasil. “Kita harus berani mengayunkan kaki, sekali melangkah kita jangan menghentikan langkah kita,”. Dwi menegaskan kunci dasar untuk berani menjadi entrepreneur.

Mengedepankan Nurani Dipenghujung perbincangan, Dwi menekankan bahwa meraih sukses harus dengan mengedepankan nurani. Dwi yang selalu berprinsip membangun usaha dengan bekal kemadirian ini, berprinsip mencapai kesuksesan itu harus mengedepankan nurani. Kesuksesan bukan selalu mencapai hasil yang maksimal. Mengedepankan nurani dalam meraih kesuksesan menurut Dwi adalah halutama yang harus dilakukan, “Sukses harus dicapai sesuai dengan visi, tujuan, keinginan serta kata hati,” Pungkas Ketua DPD KSPSI Banten ini.

Berita Demokrasi

Berita Demokrasi 1.indd 35

III/Desember 2010

35

06.07.2010 13:53:20


10 TOKOH Inspiratif

Berita Demokrasi

JANGAN

0

%

action

100% TALK 36

III/Desember 2010

Berita Demokrasi 1.indd 36

Berita Demokrasi

06.07.2010 13:53:20


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.