Colourful Buzz

Page 3

dari atas: roti hangat dengan aroma menggoda; tawaran aneka seafood segar di la boqueria. kanan, dari atas: aneka daging yang dibungkus plastik vakum; kembang kol ungu di pasar praha.

koki tahu keunggulan garam yang butirannya lebih kasar ini dibanding garam dapur untuk keperluan rumah tangga yang campurannya sudah tidak murni. Penjualnya yang lancar berbahasa Inggris menjelaskan kalau garam ini berasal dari Guérande di tepi barat Prancis. Inspirasi pembuatan garam di kawasan itu dimulai sejak 945 oleh para biarawan dari Landévennec Abbey. Dengan mempelajari pasang surut, arah angin, dan matahari, mereka membuat

74

jalanjalan / februari 2013

‘blue print’ untuk pembuatan garam yang menyejahterakan warga Guérande hingga sekarang. Garam diproduksi secara manual tanpa mesin sehingga kandungan mineral-mineral alami dari laut tidak hilang. Mengikuti perkembangan zaman, inovasi produk pun dilakukan. Paket garam bercampur rempah-rempah seperti timi, oregano, rosmari, selasih, kayu manis, bahkan kari dibuat. Dalam setiap paket campuran garam tersebut terdapat petunjuk penggunaannya,

misalnya cocok untuk ditaburkan pada ikan, kentang, nasi, daging, atau telur dadar. Saya memutuskan membeli beberapa paket garam dalam kemasan 125 gram untuk eksperimen di rumah. Untuk melengkapi koleksi bumbu saya, di stan bumbu saya juga membeli sebungkus herbes de Provence, yang merupakan campuran bumbu kering terdiri dari selasih, timi, lavendel, rosmari, marjoram, dan savori. Campuran ini cocok untuk membumbui ikan dan daging panggang, atau sayuran rebus. Lavendel yang biasa digunakan untuk wangi-wangian, tersedia dalam bentuk kering dan ternyata bisa digunakan untuk memasak. Tips pemakaian yang dibagi penjualnya yaitu jangan bubuhkan terlalu banyak supaya tidak pahit. Bumbu ayam panggang Provencal dengan lavendel yang direkomendasikan sang penjual pun masuk dalam kantong belanjaan saya. Setelah saya coba di rumah, wangi lavendel memang memberikan sensasi rasa yang unik pada ayam panggangnya. Dari informasi pegawai hostel tempat saya menginap di Praha, saya tiba di Holešovice Trznice (pasar Holešovice) atau juga dikenal dengan pasar Praha. Pasar ini buka setiap hari, kecuali Minggu, mulai 07:00 hingga 20:00. Untuk masuk ke kompleks pasar, kita harus melalui gerbang dengan deretan bangunan tua mirip gudang. Menempati area seluas 11 hektare, pada 1895 pasar ini merupakan rumah jagal hewan yang mensuplai kebutuhan daging warga Praha. Operasional rumah jagal berhenti pada 1983 kemudian

Menempati area seluas 11 hektare, pada 1895 pasar ini merupakan rumah jagal hewan yang mensuplai kebutuhan daging warga Praha.

bertransformasi menjadi Holešovice Trznice. Selepas deretan gudang, saya mendapatkan belasan hangar dengan nomor berurutan. Di antara hangar tersebut terdapat kios-kios yang menjajakan aneka barang. Ada suvenir, barang elektronik, pemutar musik dan film, kaus, perhiasan, furnitur, hingga aneka tas. Bendabenda militer, tas imitasi, kerajinan tangan, alkohol, dan jajanan pasar pun ditawarkan. Menarik untuk menelusurinya satu per satu, tapi saya lebih tertarik untuk mencari bagian pasar yang menjual bahan makanan. Setelah nyaris putus asa mencari di areanya yang super luas, akhirnya saya menemukannya di Hall 22. Pasar sayur ini merupakan yang terbesar di Praha. Menempati bangunan luas dengan langit-langit tinggi, aneka sayur dan buah yang sebagian besar dihasilkan para petani Ceko, dijual di sini. Ditata rapi dalam kerat-kerat plastik, tidak ada batas antara stan satu dengan yang lain. Kondisinya sangat bersih dan bebas becek. Deretan paprika merah, hijau, dan kuning tampil menyegarkan mata. Dari deretan buah, prem dan persik mendominasi. Begitu pula dengan kentang yang kerap menjadi bahan utama dalam menu-menu Ceko. Buket dengan campuran bungabunga liar terlihat sangat cantik. Saya juga menemukan labu pipih putih yang tidak pernah saya temukan di pasar lain. Namun yang paling aneh adalah kembang kol berwarna ungu. Saya benar-benar penasaran, seperti apa rasanya jika dimasak. Namun sayangnya, saya tidak mungkin mencobanya karena pasti sudah busuk sebelum saya tiba di rumah. Sebagai gantinya, saya membeli prem ungu tua yang rasanya sangat manis. Sebelum beranjak pergi, saya mampir ke stan jajanan pasar yang menyajikan aneka daging dan ayam panggang, roti, serta produk olahan kentang. Saya mencoba bramborak, panekuk kentang khas Ceko dan

jalanjalan / februari 2013

75


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.