Center for Indonesian Medical Students’ Activities
October 2011
1st edition
Focus
Editor in Chief (IMD) Tiwi Qira Amalia, Unsyiah Text Editors (IMD team) Febriana Intan Hayatul rahmi Suci Maghfirah Yoga Primadi
UGM UR Unsyiah UNS
Design/Layout : Tiwi Qira Amalia, Unsyiah
Page SCOME www.cimsa.or.id Facebook Scome Cimsa Twitter @scomecimsa Mailing List scome-cimsa@yahoogroups.com
Scomedoans Newsletter / 1st edition
Agama: Seberapa Penting untuk Kesehatan Jiwa? Depresi didefinisikan sebagai suatu gangguan mental yang ditandai dengan perasaan tertekan, kehilangan ketertarikan terhadap hal yang biasanya disukai, dan perasaan bersalah sepanjang waktu. Harold George Koenig dalam bukunya yang berjudul “Medicine, Religion, and Health: when science and spirituality meet” berpendapat bahwa hampir semua orang (anak-anak hingga lansia) di dunia pernah mengalami depresi sampai pada level tertentu. Menangani depresi bukan perkara yang mudah. Seseorang penderita yang sudah jelas menunjukkan gejala dan tanda depresi bahkan sering tak mau memeriksakan dirinya ke ahli jiwa atau psikiater lantaran merasa malu. Data WHO melaporkan bahwa terdapat kurang dari 25% dari 121 juta penderita depresi di seluruh dunia yang benar-benar memeriksakan dan menangani keadaan depresi yang dialaminya. Pada akhirnya –meski tak selalu- ia bisa saja terus larut dalam perasaan tertekan dan keputusasaan sehingga tindakan mengakhiri hidup tampak sebagai satusatunya jalan keluar yang meyakinkan. Bunuh-diri dilakukan dengan anggapan bahwa segera setelah ia meninggal, maka perasaan bersalah dan putus asa tersebut akan sirna dan membawanya ke tempat yang lebih baik. Baginya, tak ada satu alasan pun untuk meneruskan hidup dan berharap bahwa akan ada banyak hal baik yang bisa terjadi setelah ia berhasil beradaptasi dengan keadaan yang sedang tak diinginkannya itu. Page 1