Diskursus Masa Jabatan Presiden Tiga Periode

Page 1

1

BEBERAPA HAL PENTING TERKAIT MASA JABATAN PRESIDEN: BAHAN MASUKAN UNTUK WAKIL KETUA MPR RI DR. H. JAZILUL FAWAID, S.Q., M.A.

Pada Pasal 7 UUD NRI 1945, disebutkan bahwa “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan”. Pasal ini merupakan hasil amandemen pertama UUD NRI 1945 pada 1999 yang secara implisit (tersirat) membatasi masa jabatan presiden dan wakil presiden selama dua periode saja. Amandemen pertama ini juga sebagai respons dari tuntutan reformasi politik pada masa itu yang tidak menghendaki presiden berkuasa tanpa batas waktu (limitless) seperti yang dipraktikkan Presiden Soeharto yang berkuasa selama hampir 32 tahun (abuse of power). Secara singkat, amandemen pertama terkait masa jabatan presiden ini merupakah langkah legal-konstitusional untuk membatasi masa jabatan presiden.

Pengaturan masa jabatan presiden selama dua periode ini dapat dilihat praktik atau implementasinya pada Pilpres secara langsung yang digelar sejak 2004. Dalam kurun 2004-2019 yang menghasilkan Pilpres secara langsung sebanyak empat kali, diperoleh dua orang yang memegang jabatan presiden selama dua periode, yakni Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk periode 2004-2009 dan 2009-2014, serta Presiden Joko Widodo untuk periode 2014-2019 dan 2019-2024. Walaupun menjabat selama dua periode, masing-masing presiden didampingi oleh wakil presiden yang berbedabeda sebagai konsekuensi sistem pemilihan umum presiden dan wakil presiden yang diusung oleh partai politik dan atau koalisi/gabungan partai politik (sistem dua putaran / two rounds system menjadi pemicu bagi partai politik dan koalisi partai politik untuk memiliki paket pasangan calon yang memiliki elektabilitas tinggi).

Belakangan ini menguat isu dan wacana masa jabatan presiden selama tiga periode. Isu ini dilontarkan oleh pendiri Partai Ummat, Prof. Dr. Amien Rais, sebagai bentuk sindiran dan kritik atas beragam kebijakan di masa Presiden Joko Widodo yang ia anggap bersifat oligarki, sehingga ia berasumsi bahwa tak heran jika sebentar lagi akan ada isu perubahan atau amandemen konstitusi yang merubah masa jabatan presiden dari dua periode menjadi tiga periode. Isu masa jabatan presiden selama tiga periode ini pada dasarnya bukan isu baru. Di masa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, isu ini sempat meluas dan menyita perhatian publik. Akan tetapi, karena mendapatkan banyak kritik dan penolakan secara luas dari masyarakat, isu ini akhirnya kandas dan menjadi isu yang berkembang di media massa saja.

Munculnya wacana masa jabatan presiden selama tiga periode ini pada dasarnya dapat dijelaskan secara rasional. Tingginya tingkat elektabilitas atau keterpilihan presiden yang menjabat, baik dalam konteks Presiden SBY pada masa itu maupun Presiden Joko Widodo pada masa sekarang, menjadi faktor yang mendorong para pendukungnya, termasuk partai politik yang mengusungnya, untuk memunculkan wacana penambahan masa jabatan. Presiden yang masih memiliki popularitas dan elektabilitas yang


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.