Refleksi Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021

Page 1

Refleksi Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 Oleh: Dr. H. Jazilul Fawaid, S.Q., M.A., Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Periode 2019-2024 Presiden Joko Widodo pada 2016 menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2016. Penetapan tersebut merupakan suatu hal yang sangat penting dan bernilai strategis bagi bangsa Indonesia sebagai salah satu upaya untuk mengarusutamakan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui refleksi yang bersifat tahunan. Bangsa Indonesia diajak untuk merenungkan kembali aspek filosofis dan historis dari kelahiran Pancasila sebagai ideologi, dasar negara, serta pedoman hidup bangsa Indonesia. Peringatan hari lahir Pancasila tahun ini mengusung tema, “Pancasila dalam tindakan, bersatu untuk Indonesia tangguh”. Tema tersebut sangat relevan apabila dikaitkan dengan situasi dan kondisi hari ini. Harus jujur diakui bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila mulai tergerus. Arus globalisasi yang sangat masif dan masuknya anasir budaya luar yang tidak cocok dengan budaya bangsa menjadi penyebabnya. Hal ini menjadi semakin kompleks ketika Indonesia menghadapi beragam ancaman yang dapat menggoyahkan persatuan dan kesatuan. Maka dari itu, refleksi terhadap hari kelahiran Pancasila menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Pembelajaran Refleksi terhadap hari lahir Pancasila sejatinya akan menghantarkan bangsa Indonesia pada banyak pembelajaran dan kearifan yang diberikan oleh para pendiri bangsa (founding fathers). Perumusan Pancasila merupakan langkah visioner yang ditempuh oleh para pendiri bangsa yang peduli akan pentingnya sebuah dasar negara sebagai landasan eksistensi dan dinamika Indonesia pasca kemerdekaan. Para pendiri bangsa juga menyadari bahwa tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pasca kemerdekaan akan lebih sulit dan kompleks dari sekedar melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah pedoman hidup bagi bangsa dan negara dalam berdinamika ke depan. Perumusan Pancasila sebagai dasar negara bukan merupakan sebuah proses yang mudah. Ada banyak dialektika dan perdebatan di dalamnya. Masing-masing perumus Pancasila, yakni Soekarno, Yamin, dan Soepomo, memiliki pandangannya masing-masing. Namun demikian, kearifan dan mekanisme musyawarah yang selalu dikedepankan mampu menuntun para pendiri bangsa tersebut untuk bersepakat bulat dengan merumuskan sila-sila Pancasila seperti yang kita miliki hari ini. Yang menjadi pembelajaran penting dalam proses formulasi tersebut adalah sikap para pendiri bangsa yang mengedepankan dialog dan mencari persamaan ketimbang berdiri di atas perbedaan pandangan dan pendapat masing-masing. Dalam sekuensi perumusan dasar negara, yakni Mei hingga Agustus 1945, ada pembelajaran penting lainnya yang bisa kita semua renungi. Redaksional sila pertama dalam rumusan dasar negara yang disusun oleh Panitia Sembilan yang lazim disebut sebagai Piagam Jakarta akhirnya dianulir karena hanya merepresentasikan agama tertentu, sedangkan sejatinya bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural dan terdiri atas beragam agama dan keyakinan. Penghapusan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Refleksi Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 by Boy Anugerah - Literasi Unggul Foundation - Issuu