Inspirasi Bisnis dan Pribadi Bertumbuh
KAMIS KLIWON, 1 DESEMBER 2016 1 MULUD 1950 JE
KPU DIY Prediksi Golput Mencapai 30 Persen
JOGJA, BERNAS - Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta memprediksi persentase pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya pada Pemilihan Kepala Daerah 2017 Kota Yogyakarta mencapai sekitar 30 persen. “Kami perkirakan jumlah golput bisa mencapai sekitar 25-30 persen pada Pilkada 2017 di Kota Yogyakarta,” kata Komisioner KPU DIY, Guno Tri Tjahjoko, saat ditemui di kantornya, Yogyakarta, Rabu (30/11). Prediksi itu, kata dia, dipicu munculnya kelompok masyarakat yang mengajak warga untuk tidak menggunakan hak pilihnya saat Pilkada 2017. “Ada kelompok masyarakat di Yogyakarta yang terangterangan menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2017,” kata dia. Menurut dia, penolakan kelompok masyarakat akibat
adanya kekecewaan terhadap pasangan calon yang akan bertarung pada Pilkada Kota Yogyakarta. Untuk itu, KPU Kota Yogyakarta hanya menargetkan partisipasi masyarakat sekitar 60 persen. Karena itu, katanya, KPU DIY dan KPU Kota Yogyakarta terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan hak suaranya secara benar tanpa terpengaruh dengan ajakan yang tidak bertanggung jawab. Meski demikian, KPU Kota Yogyakarta dan KPU DIY kesulitan untuk menindak kelompok masyarakat itu. Namun, KPU DIY optimistis untuk menargetkan jumlah partisipasi pemilih mencapai 70 persen. Guno mengatakan secara nasional KPU pusat dan KPU di daerah menargetkan tingkat partisipasi pemilih yang menggunakan hak suaranya pada Pilkada Serentak Februari 2017 mencapai 77,5 persen.
NO 013TH KE-71 TERBIT 16 HAL Rp 3.000
Ribuan Warga Teguhkan Kesetiaan pada NKRI JOGJA, BERNAS -- Upaya memperkokoh bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dilakukan secara serentak, Rabu (30/11) kemarin, di ratusan kota di Indonesia. Di Jogja, aksi yang bertajuk Gerakan Nusantara Bersatu ini diikuti 4.500 orang dari 43 elemen masyarakat yang ada.
Widihasto Wasana Putra, Koordinator Umum aksi massa Nusantara Bersatu, mengungkapkan aksi dan pawai menyusuri kawasan Malioboro pada Rabu 30 November siang ditujukan untuk memumpuk dan merawat
ke-Indonesia-an yang berakar dari kemajemukan suku, bangsa, ras dan agama. “Tujuan gerakan kebangsaan Nusantara Bersatu adalah merawat ke-Indonesia-an kita berdasarkan
Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika dalam bingkai NKRI. Seperti tanaman yang membutuhkan pupuk, air dan perawatan. Negara juga membutuhkan perawatan, kebersamaan dan kekompakan sesama warga bangsa,” ujarnya. Meski menolak dikaitkan dengan isu yang memanas akhir-akhir ini, Widihasto menyatakan aksi tersebut murni ditujukan sebagai bentuk kesiap-
siagaan terhadap ancaman disintegrasi bangsa. “Aksi ini tidak ada hubungannya, tak ada kaitannya dengan hal-hal yang mungkin terjadi akhir-akhir ini terjadi. Ini murni untuk membangun kesiapsiagaan dan kewaspadaan karena di era saat ini ancaman disintegrasi bangsa itu bisa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri,” katanya. ke hal 7
ke hal 7
Bernas Hari Ini - Sultan Ground untuk Siapa?
Hal 4
- Rekayasa Jalan di Bundaran UGM Hal 11 - Toko Lokal MInta Diberi Kelonggaran
Hal 12
- Penghapusan UN Perlu Ditinjau Ulang
Hal 14 ROSIHAN ANWAR/HARIAN BERNAS
NUSANTARA BERSATU – Ribuan warga Jogja dari berbagai elemen mengikuti aksi massa, Rabu (30/11) siang, dengan tajuk “Gerakan Nusantara Bersatu: Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita” yang digelar dari Taman Parkir Abu Bakar Ali menuju Titik Nol Kilometer.
KPK Dalami Peran Banjir, Aktivitas Sekolah Lumpuh Bupati Kebumen JAKARTA, BERNAS KPK sedang mendalami peran Bupati Kebumen, Muhammad Yahya Fuad, dalam penyidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kebumen APBD Perubahan 2016. “Kami sedang menelusuri pihak-pihak mana saja yang terlibat, meski kasus ini terjadi di Dinas Pendidikan, tapi tidak menutup kemungkinan SKPD-SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) lain yang terlibat dan menerima aliran dana dan amasih didalami kemungkinan keterlibatan Bupati (Kebumen),” kata Pelaksana Harian (Plh) Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati di gedung KPK Jakarta, Rabu (30/11). Pada hari ini KPK memerika Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Kebumen Zaini Miftah. “Aliran uang sebenarnya ada beberapa cabang yang didalami, pertama ke kepala dinas, kemudian ada keterlibatan orang-orang dekat
yang tidak ada struktur, tapi saya tidak bisa mencontohkan orangnya,” ungkap Yuyuk. Kasus ini diawali dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada 15 Oktober 2016 terhadap Ketua Komisi A DPRD Kebumen dari fraksi PDI-Perjuangan Yudhy Tri H dan PNS Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kebumen Sigit Widodo. KPK menyita Rp70 juta yang diduga sebagai bagian suap dari total “commitment fee” senilai Rp750 juta yaitu sebesar 20 persen dari jumlah anggaran Rp4,8 miliar. Yudhi dan Sigit yang ditetapkan sebagai tersangka penerima suap berdasarkan Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 UU No 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Keduanya diduga menerima suap terkait proyek di Dinas Pendidikan dan Dinas Pemuda dan Olah Raga ke hal 7
GUNUNGKIDUL, BERNAS – Akibat hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Gunungkidul, Selasa (29/11) malam, gedung sekolah SMPN 3 Saptosari di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, terendam. Akibat kejadian ini, semua aktivitas sekolah termasuk proses belajar mengajar lumpuh. Air hujan sempat merendam gedung sekolah SMPN 3 Saptosari setinggi 50 centimeter. Meski Rabu (30/11)
kemarin air sudah surut, namun genangan lumpur masih mengotori ruang kelas, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Karena kondisinya tak layak untuk proses belajar mengajar, akhirnya diputuskan meliburkan 300 siswa sekolah tersebut. Salah seorang siswa SMP 3 Saptosari, Irvan Noverdi, mengatakan libur akibat banjir ini telah mengganggu persiapan siswa menghadapi ujian akhir semester. “Kami mau
SUTARYONO/HARIAN BERNAS
TERENDAM -- Gedung SMPN 3 di Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari, terendam banjir, akibat hujan lebat. Dengan kejadian ini aktivitas sekolah lumpuh dan siswa diliburkan, Rabu (30/11).
ujian, namun karena adanya banjir ini terpaksa diliburkan terlebih dahulu. Seharusnya waktu-waktu ini bisa kami gunakan untuk persiapan,” katanya. Kepala SMP 3 Saptosari, Agus Supardiyo, mengatakan kejadian banjir ini bukanlah yang pertama kali terjadi di sekolahnya. Ia mencatat, pada tahun 2016 ini sudah dua kali peristiwa banjir menerjang sekolahannya. Ia mengaku, lokasi sekolahnya yang berada di lembah, sehingga ketika hujan air berkumpul ke bawah dan menggenangi sekolah.”Banjir mulai intensitas tinggi sampai rendah, sudah dua kali ini terjadi,” ujar Agus. Akibat banjir tersebut, pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah yang seharusnya dilaksanakan Rabu (30/11), terpaksa ditunda sampai situasi membaik. “Tapi kalau banjir belum surut, kami berencana memindahkan lokasi ujian di balai desa atau tempat lain yang lebih tinggi,” tuturnya. Agus mengakui, pihaknya sudah mengajukan usulan untuk pemindahan lokasi sekolah kepada Pemkab Gunungkidul, namun belum juga ke hal 7
“Eat, Travel and Love” Singapura-Vietnam-Kamboja (3 – habis)
Akhir Perjalanan Tuk-tuk di Kota Mutiara PERJALANAN penulis yang mencoba jadi traveler berakhir sudah di Phonm Penh, Kamboja. Sebenarnya Kamboja awalnya bukan merupakan bagian dari negara yang akan kami datangi dalam perjalanan kali ini. Namun kami berpikir sudah sampai Vietnam kenapa tak diteruskan sekalian ke Kamboja. Toh hanya enam jam perjalanan darat dari Ho Chi Minh ke perbatasan Kamboja. Karena itu akhirnya mencari biro travel yang mengantarkan kami menuju Phom Penh dari District I Bui Vien Street di Ho Chi Minh. Tidak susah mendapatkan tiket perjalanan ke Kamboja dari kota wisata itu karena di banyak sudut kota terdapat birobiro travel yang menawarkan beragam paket wisata atau perjalanan ke sejumlah negara lewat jalan darat, termasuk untuk pengurusan paspor. Tak disangka, kami dengan cepat mendapatkan tiket perjalanan pulang pergi (PP) dengan harga sesuai review para traveler sebesar 570 ribu Dong. Meski jadwal keberangkatan harus mundur lebih dari tiga jam, kami rela menunggu sleeping bus menjemput kami tengah malam.
Alih-alih menggerutu, kami mencoba menikmati keterlambatan jadwal tersebut. Toh kejadian-kejadian yang jauh lebih dramatis sudah kami lewati sejak beberapa hari terakhir. Jadi, menunggu bersama traveler-traveler sejumlah negara
seperti Jerman, Austria, Prancis, Filipina dan bahkan satu traveler asal Indonesia yang secara kebetulan bertemu di negara antah-berantah, bukanlah masalah besar. Beruntung dalam perjalanan tersebut kami mendapatkan teman-teman
YVESTA PUTU AYU/HARIAN BERNAS
BERWISATA--Sejumlah wisatawan dari berbagai negara berkelling di Royal Palace Kamboja, beberapa waktu lalu.
seperjalanan lain yang baik. Meski dari berbagai negara yang berbeda, kami bisa saling berbagi makanan yang dibawa dari masing-masing negara. Bahkan salah satu wisatawan asal Austria menyukai slondok, salah satu sangu yang sengaja kami bawa bila rindu makanan Indonesia. Sekitar pukul 06.00 waktu Kamboja, kami tiba-tiba dibangunkan crew bus untuk menuju ke kantor imigrasi di perbatasan untuk mengurus perijinan menyeberang ke negara tersebut. Laiknya orang yang baru bangun tidur dan harus beradaptasi dengan dunia nyata, penulis sempat merasa bingung dengan kantor imigrasi yang lebih terlihat seperti gudang pabrik dibandingkan kantor imigrasi yang pernah kami kunjungi di negara lain. Imajinasi penulis pun langsung menuju pada film-film peperangan dan pelajaran sejarah jaman Khmer Merah. Petugas imigrasi yang bermuka lempeng saat memanggil nama-nama kami, semakin mempertegas imajinasi penulis akan peperangan Khmer Merah yang terjadi pada 1975 lalu. Senang rasanya bisa ke hal 7
Ma araman
J
Gitaris Apes
ika Anda punya mimpi membangun sebuah grup band, maka jadilah vokalis yang akan dengan gampang dikenal publik. Jangan “cuma” menjadi gitaris, karena boleh jadi akan mengalami kisah konyol seperti CM ini. Meskipun termasuk salah satu musisi populer dan bahkan pernah menjadi finalis di ajang pencari bakat tanah air, namun ternyata tak semua orang kenal dengan CM. Suatu malam, gitaris grup band itu dihadang sekuriti lantaran wajahnya tak begitu familiar. Padahal, momen tersebut terjadi di konser grup bandnya sendiri di sebuah hotel. Sebetulnya CM sudah setengah mati menjelaskan bahwa ia awak grup band yang manggung di hotel tersebut. Namun, karena wajahnya memang kurang dikenal, petugas keamanan hotel tetap saja ngotot tak mengijinkan CM memasuki ruang catering. Anehnya, CM justru tertolong oleh penonton yang kebetulan memang familiar dengan wajah CM. Maklum, Rita, penonton bertiket VIP itu memang penggemar gurp band yang akan manggung di hotel tersebut. Namun, upaya Rita meyakinkan petugas hotel ternyata tidak mudah. Rita yang sudah berbaik hati menawarkan ID-cardnya agar CM bisa masuk ke ruang catering, tak mempan juga. Tak kurang akal, Rita akhirnya membuka internet melalui telepon genggam yang dibawanya. Rita sengaja membuka foto seluruh personel grup band tersebut. Foto itu kemudian ditunjukkan ke petugas keamanan hotel. Petugas keamanan hotel sempat mengamati sejenak foto personel grup band dengan orang di depan matanya. Setelah yakin, CM akhirnya diperbolehkan masuk ruang catering hotel. Maka, jangan bangga dulu jadi anak band. Pastikan Anda benar-benar dikenal publik.(jay)