E-MODUL EKOSISTEM BIOLOGI KELAS X SEMESTER II

Page 1

KelasX SMA/MA Semester II GELAR ELSYA APRILLIA MONICA | UNIVERSITAS NEGERI
MALANG

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan modul elektronik (e-Module) Biologi pada materi Ekosistem untuk SMA/MA Kelas X Semester II dengan tepat waktu tanpa adanya suatu hambatan apapun.

Adanya modul elektronik (e-Module) Biologi pada materi Ekosistem untuk SMA/MA Kelas X Semester II ini disusun untuk memenuhi tugas akhir Penulis yang digunakan sebagai media pembelajaran pendukung. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Murni Sapta Sari, M.Si. serta Bapak Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc. yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan hingga terselesaiakannya e-module ini

Modul elektronik (e-Module) Biologi pada materi Ekosistem untuk SMA/MA Kelas X Semester II berisi uraian materi mengenai ekosistem beserta interaksi dan permasalahan yang ada pada ekosistem yang dilengkapi dengan gambar untuk memudahkan siswa dalam memahami materi. Selain itu, e- Module ini juga dapat menambah wawasan bagi pembaca, terutama siswa SMA kelas X SMA/MA mengenai ekosistem.

Penulis menyadari bahwa e-Module ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi

i
KATA PENGANTAR................................................................................................. i DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii PETA KONSEP....................................................................................................... iii EKOSISTEM............................................................................................................. 1 A. Ruang Lingkup Ekosistem ........................................................................... 1 B. Komponen Ekosistem................................................................................... 2 C. Interaksi dalam Ekosistem.......................................................................... 3 D. Jenis-jenis Ekosistem................................................................................... 6 Ekosistem Darat............................................................................................ 6 1. Ekosistem Perairan.................................................................................... 10 2. Ekosistem Buatan....................................................................................... 16 3. E. Aliran Energi dalam Ekosistem................................................................. 16 Rantai Makanan........................................................................................... 17 1. Jaring-jaring Makanan............................................................................... 18 2. F. Piramida Ekologi............................................................................................ 18 G. Produktivitas Ekosistem............................................................................ 21 ASESMEN FORMATIF......................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 29 TENTANG PENULIS............................................................................................ 30 ii

Komponen

Penyusun

Ekosistem

Interaksi dalam

Ekosistem

Jenis-jenis Ekosistem

EKOSISTEM

Aliran Energi dalam

Ekosistem

Piramida

Ekologi

Produktivitas

Ekosistem

Biotik Abiotik

Interaksi Komponen Biotik dengan Biotik

Interaksi Komponen Biotik dengan Abiotik

Ekosistem Darat

Ekosistem Perairan

Ekosistem Buatan

Rantai Makanan

Jaring-jaring

Makanan

Piramida Jumlah

Piramida Biomassa

Piramida Energi

Produktivitas Primer

Produktivitas

Sekunder

iii

A.RuangLingkupEkosistem A.RuangLingkupEkosistem

Ekosistem berasal dari gabungan kata eco dan system. Kata eco merujuk pada lingkungan dan hubungan manusia. Sementara itu, kata system berasal dari bahasa Latin systema yang memiliki arti "susunan". Maka dari itu, ekosistem dapat diartikan sebagai suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekosistem merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh dari semua unsur lingkungan hidup yang saling berinteraksi.

Keseimbangan suatu ekosistem akan terjadi ketika komponenkomponennya yang ada pada suatu ekosistem memiliki jumlah yang proporsional. Ekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik meliputi produsen, konsumen, dan pengurai (dekomposer). Sementara itu, komponen abiotik meliputi tanah, air, api, dan faktor iklim seperti matahari, suhu, kelembaban, curah hujan, dan angin

Dalam suatu ekosistem, energi dan materi diubah melalui fotosintesis dan rantai makanan. Sebagian besar energi yang masuk ke dalam ekosistem sebagaian diperoleh dari cahaya matahari. Energi yang diperoleh tersebut diubah menjadi unsur kimiawi oleh organisme autotrof. Selanjutnya, unsurunsur kimiawi dikonsumsi oleh organisme heterotrof. Pada akhirnya, unsurunsur kimia dikembalikan ke lingkungan dalam bentuk anorganik melalui proses metabolisme tumbuhan, hewan, dan organisme lainnya.

Tingkat trofik suatu organisme dikelompokkan berdasarkan sumber utama nutrisi dan energi. Produsen mendapatkan nutrisi yang bersumber utama dari cahaya matahari, lalu energi tersebut digunakan sebagai bahan untuk respirasi dan pembangun ketika proses pertumbuhan. Herbivora merupakan konsumen primer. Sementara karnivora pemakan herbivora disebut sebagai konsumen sekunder, dan karnivora yang memakan karnivora lain merupakan konsumen tersier.

Tumbuhan, alga, dan prokariot fotosintetik merupakan autotrof utama biosfer Organisme heterotrof bergantung kepada produk yang dihasilkan oleh produsen sebagai organisme autotrof. Hal ini menyebabkan tingkat trofik organisme heterotrof di atas produsen primer. Kelompok heterotrof penting lainnya yaitu detritivor Detritivor mengubah material organik dari semua tingkat trofik menjadi senyawa-senyawa anorganik yang bisa digunakan oieh produsen primer.

1

B.KomponendalamEkosistem B.KomponendalamEkosistem

Dalam suatu ekosistem terdiri dari dua komponen, diantaranya adalah sebagai berikut:

Komponen Biotik Komponen Biotik 11. .

Komponen biotik dapat diartikan sebagai komponen hidup yang terdiri atas organisme baik yang berukuran mikro maupun makro.

Contoh: berbagai macam makhluk hidup, seperti tumbuhan dan hewan.

Sumber:

Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, komponen biotik dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

Produsen, merupakan organisme yang mampu mensintesis senyawa organik dari bahan senyawa anorganik dengan bantuan energi matahari. Contoh produsen adalah berbagai macam tumbuhan yang dapat melakukan fotosintesis.

Konsumen, merupakan organisme yang memperoleh bahan organik dari organisme lain Contoh konsumen adalah berbagai macam hewan Dekomposer, biasa disebut pengurai yang merupakan organisme yang mampu merombak sisa produk organisme maupun organisme yang telah mati menjadi senyawa anorganik Contoh dekomposer adalah bakteri dan jamur.

Detrivor, merupakan organisme yang memakan serpihan-serpihan organik dari suatu organisme. Contoh detrivor adalah cacing dan teripang.

Berdasarkan cara memperoleh makanannya komponen biotik dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

Autotrof, berasal dari kata auto yang berarti sendiri dan trophikos yang berarti menyediakan makan). Autotrof adalah organisme yang mampu membuat makanan sendiri. Organisme ini berperan sebagai produsen, Contoh organisme autotrof adalah tumbuhan hijau

Heterotrof, berasal dari kata heteros yang berarti berbeda dan trophikos yang berarti makanan. Organisme heterotrof memanfaatkan senyawa organik dari makhluk hidup lain untuk dapat bertahan hidup Contoh organisme heterotrof adalah berbagai jenis hewan.

Gambar 1. Komponen Biotik dalam Ekosistem
2
BoboGrid

2. Komponen Abiotik 2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik dapat diartikan sebagai komponen tidak hidup atau benda mati.

Contoh: air, tanah, udara, cahaya matahari, kelembaban, iklim, dan lain-lain.

C.InteraksidalamEkosistem C.InteraksidalamEkosistem

Terdapat 2 interaksi yang dapat terjadi pada suatu ekosistem, yaitu interaksi antara komponen biotik dengan biotik dan interaksi antara komponen biotik dengan abiotik.

11. .

Interaksi antara Komponen Biotik dengan Biotik Interaksi antara Komponen Biotik dengan Biotik

Interaksi antara komponen biotik dengan biotik dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu interaksi antar organisme, populasi, dan komunitas.

Interaksi antar Organisme

Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Setiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain. jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain Interaksi antarorganisme dirincikan sebagai berikut:

a. Netral

Sumber: Kompas

Netral atau netralisme didefinisikan sebagai hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama, yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak.

Contoh: Interaksi antara capung dan sapi, ayam dan kucing, interaksi antara kambing dan ayam

b. Predasi

Sumber: Kompas

Gambar 2. Interaksi netral antara kambing dan ayam Gambar 3. Predasi antara singa dengan kijang
3

Predasi didefinisikan sebagai hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator) Hubungan ini berlangsung sangat erat, dikarenakan tanpa adanya mangsa predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.

Contoh: Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, burung hantu dengan tikus.

c. Mutualisme

Sumber: Kumparan

Mutualisme diartikan sebagai hubungan saling menguntungkan antara dua organisme yang berbeda spesies.

Contoh: bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan, bunga dan lebah

d. Komensalisme

Sumber: Kumparan

Komensalisme dapat diartikan sebagai hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan. Pada simbiosis komensalisme, salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan

Contoh: anggrek dengan pohon inangnya dan ikan hiu dengan ikan remora.

Gambar 4. Simbiosis Mutualisme antara Bunga dan Lebah Gambar 5. Simbiosis Komensalisme antara Bunga Anggrek dan Inangnya
4

e. Parasistisme

Gambar 6. Simbiosis Parasitisme antara Bunga Nyamuk dengan Manusia

Sumber: Enesis

Parasitisme dapat didefinisikan sebagai hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya

Contoh: Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang, nyamuk dengan manusia

Interaksi antar Populasi

Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya Contoh interaksi antarpopulasi dirincikan sebagai berikut.

a. Alelopati

Alelopati dapat diartikan sebagai suatu interaksi antarpopulasi, jika populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contoh dari alelopati yaitu area disekitar pohon walnut (juglans) yang jarang ditumbuhi oleh tumbuhan lain karena walnut menghasilkan zat yang bersifat toksik. Selain itu, interaksi alelopati juga terjadi pada Penicillium sp. mampu menghasilkan senyawa antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu

b K i i

5

Interaksi antar Komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, adalah komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antar komunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan

2. Interaksi antara Komponen Biotik dengan Abiotik

2. Interaksi antara Komponen Biotik dengan Abiotik

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

D.Jenis-jenisEkosistem D.Jenis-jenisEkosistem

Ekosistem Darat (Terestrial) Ekosistem Darat (Terestrial) 11. .

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma. Bioma yaitu ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasi yang dominan di wilayah tersebut. Batas antara dua bioma disebut ecotone. Jenis-jenis bioma adalah sebagai berikut.

Bioma Padang Rumput

Sumber: Pixabay

Gambar 7. Bioma Padang Rumput
6

Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, dan Australia.

1.

Bioma padang rumput atau stepa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Memiliki curah hujan antara 25-50 cm/tahun, tetapi ada beberapa daerah yang mencapai 100 cm/tahun.

2.

3.

Curah hujan relatif rendah turun secara tidak teratur

Hujan yang turun tidak teratur menyebabkan porositas dan drainase kurang baik

4

Tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput

5.

Hewan yang hidup di bioma padang rumput diantaranya bison dan kuda liar (mustang), gajah, domba dan kanguru. Selain itu juga terdapat karnivora seperti singa, serigala, anjing liar, dan cheetah.

Bioma Gurun

Sumber: RuangGuru

Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika

Utara, Australia, dan Asia Barat.

Bioma gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun

1.

2.

Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi

Gambar 8. Bioma Gurun
7

Bioma Hutan Tropis

Gambar 9. Bioma Hutan Tropis

Sumber: Kumparan

Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, serta lembah Kongo di Afrika.

Bioma hutan tropis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.

Curah hajan tinggi yaitu antara 200 - 22 cm/tahun.

2.

Matahari bersinar sepanjang tahun.

3. Tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.

Kondisi gelap sepanjang hari, baik dibawah kanopi atau tudung pohon

4.

5.

Terdapat berbagai mcam spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi. Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit

6.

Banyak dihuni oleh hewan-hewan yang bersifat diurnal dan nokturnal

Bioma Hutan Gugur

8

Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.

Bioma hutan gugur memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Curah hujan 75 - 100 cm/tahun

1.

2.

Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi.

3.

Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis.

4

5.

Memiliki pohon dengan jumlah sedikit dan tidak terlalu rapat

Hewan yang terdapat di hutan gugur antara lain rusa, beruang, rubah bajing, burung pelatuk, dan rakun

Bioma Taiga

Sumber: IDN Times

Bioma taiga banyak ditemukan di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, dan Kanada

1.

Bioma taiga memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi pada musim dingin suhu sangat rendah

Gambar 11. Bioma Taiga
9

Bioma Tundra (Kutub)

Gambar 12. Bioma Tundra

Sumber: RuangGuru

Bioma tundra terletak di kawasan lingkungan kutub utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumputrumputan, dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.

1.

Bioma tundra memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin berlangsung sangat lama

2

Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.

3.

Hewan khas bioma tundra adalah bison berbulu tebal (muskoxem) dan rusa kutub

4.

Memiliki sedikit pohon dan tidak terlalu rapat

2. Ekosistem Perairan (Akuatik) 2. Ekosistem Perairan (Akuatik)

Ekosistem Air Tawar

Gambar 13. Ekosistem Air Tawar

Sumber: Bobo Grid

Ekosistem air tawar memiliki tingkat salinitas rendah dibandingkan dengan ekosistem lain yaitu ekosistem darat atau ekosistem laut, ekosistem air tawar sangat sedikit. Ekosistem air tawar adalah ekosistem yang terdapat di air tawar yang kaya akan mineral dengan pH air kurang lebih 6. Tumbuhan yang paling banyak ditemukan adalah jenis ganggang. Pada ekosistem air tawar hampir ditemukan semua filum hewan.

10

Sumber: RoboGuru

Zonasi ekosistem ait tawar dibagi menjadi 3, yaitu litoral, limnetik, dan profundal.

Litoral, meripakan bagian yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari Daerah ini merupakan daerah dangkal dengan produsennya adalah tumbuhan berbiji (spermatophyta)

Limnetik, merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Pada daerah ini, produsen utamanya adalah fitoplankton dan tumbuhan air yang terapung bebas.

Profundal, bagian dari ekosistem perairan yang yang dalam dan tidak dapat ditembus lagi oleh cahaya matahari. Pada zona ini banyak dihuni oleh jenis-jenis bakteri dan fungi, cacing darah, yang meliputi larva chironomidae, dan annelida

a. Ekosistem Sungai

S b K

Sungai dapat didefinisikan sebagai suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Sungai memiliki air dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Secara umum, sungai dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian atas (hulu), tengah, dan bawah (hilir). Bagian hulu ialah bagian awal dari sebuah sungai. Biasanya bagian ini terletak di pegunungan, dengan ciri-ciri memiliki aliran yang sangat deras dan memiliki tingkat kedalaman yang tinggi Bagian tengah memiliki kondisi landai, yang mengakibatkan aliran air tidak begitu deras. Sementara bagian hilir bagian yang akan mengantarkan air sungai menuju muara yaitu air laut, yang memiliki ciri-ciri berupa lembah sungai menyerupai huruf U. Sungai di daerah hilir ini biasanya merupakan sungai yang berliku-liku.

Gambar 15. Ekosistem Sungai Gambar 14. Zonasi pada Ekosistem Air Tawar
11

b. Ekosistem Danau

Gambar 16. Ekosistem Danau

Sumber: Sila News

Danau didefinisikan sebagai suatu badan air yang menggenang yang memiliki luas mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Berdasarkan produksi materi organiknya, danau dikelompokkan menjadi 2, yaitu danau oligotrofik dan eutrofik

1.

Danau oligotrofik, merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Danau jenis ini memiliki air yang sangat jernih, dihuni oleh sedikit organisme, dan terdapat oksigen sepanjang tahun.

2.

Danau Eutrofik, merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Danau oeutrofik memiliki air yang keruh, dihuni oleh berbagai macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

Ekosistem Air Laut

Gambar 17. Ekosistem Air Laut

Sumber: Kompas.com

Ekosistem air laut merupakan suatu ekosistem yang berada di perairan laut. Ekosistem air laut didominasi oleh air laut yang luas dan merupakan habitat biota laut dan tanaman laut seperti ganggang dan terumbu karang. Ekosistem air laut terdiri beberapa macam ekosistem, yaitu ekosistem pantai, ekosistem terumbu karang, dan ekosistem estuari.

12

Berdasarkan tingkat kedalamannya, wilayah perairan laut dikelompokkan menjadi 4 zona, yaitu zona litoral, neretik, batial, dan abisal

Gambar 18. (a) Pengelompokan Wilayah Laut Berdasarkan Kedalamannya (b) Pengelompokan Wilayah Laut Berdasarkan Permukaan Horizontal Sumber: (a) Kompas.com (b) Siswapedia

1.

2.

Zona Litoral, merupakan wilayah yang berbatasan dengan daratan.

Zona Neretik, merupakan wilayah memiliki ke dalam ± 200 meter. Sinar matahari dapat menembus pada zona ini.

3.

Zona Batial, merupakan wilayah dengan kedalaman berkisar antara 2502500 meter.

4.

Zona Abisal, merupakan wilayah yang memiliki kedalaman berkisar mulai dari 1 500 hingga 10 000 meter

Sementara itu, berdasarkan permukaan horizontal, wilayah perairan laut dikelompokkan menjadi 5 zona, yaitu zona epipelagik, mesopelagik, batiopelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik

1.

Zona Epipelagik, merupakan wilayah permukaan laut dengan kedalaman air 200 m.

2.

Zona Mesopelagik, merupakan wilayah dengan kedalaman air berkisar 200 1000 m Ikan yang dapat ditemukan pada wilayah ini salah satunya adalah ikan hiu.

Zona Batiopelagik merupakan wilayah lereng benua dengan kedalaman 3

13
(a) (b)

a. Ekosistem Pantai

Gambar 19. Ekosistem Pantai

Sumber: IDN Times Jatim

Pantai merupakan pertemuan antara ekosistem daratan dan juga ekosistem akuatik. Ekosistem pantai sangat dipengaruhi oleh siklus harian arus yang pasang dan surut. Hal ini menyebabkan flora dan fauna yang bisa bertahan di pantai adalah flora dan fauna yang dapat beradaptasi dengan cara melekat pada substrat keras agar tidak terhempas gelombang. Ekosistem pantai dikenal sebagai salah satu jenis ekosistem yang unik sebab mencakup tiga unsur yakni tanah di daratan, air di lautan dan juga udara.

Wilayah paling atas dari ekosistem pantai adalah titik yang hanya terkena air pada saat pasang naik tinggi. Area ini didiami beberapa jenis moluska, ganggang, kerang, dan beberapa jenis burung pantai. Sementara itu, titik tengah pantai terendam jika pasang tinggi juga pasang rendah Tempat ini didiami beberapa organisme semisal anemon laut, remis, siput, ganggang, porifera, dan lain sebagainya. Sementara itu wilayah terdalam dari ekosistem pantai dihuni oleh beragam jenis mahluk invertebrata juga ikan dan berbagai jenis rumput laut.

b. Ekosistem Estuari

Gambar 20. Ekosistem Estuari

Sumber: Kumparan

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.

14

b. Ekosistem Terumbu Karang

Gambar 20. Ekosistem Terumbu Karang Sumber: Phinemo.com

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang sangat penting bagi keberlangsungan wilayah pesisir dan lautan. Ekosistem terumbu karang berperan sebagai penyangga kehidupan pesisir dan laut Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat beragam. Selain itu, ekosistem ini dapat melindungi pantai dari abrasi yang disebabkan oleh arus, angin, dan ombak. Secara ekonomi, ekosistem terumbu karang merupakan kawasan dengan potensi ekonomi dan produksi yang besar. Terumbu karang juga merupakan kawasan dengan panorama bawah laut yang sangat indah, yang memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata.

Pada ekosistem terumbu karang, terdapat 3 tipe-tipe terumbu karang yaitu terumbu karang tepi penghalang cincin dan datar

1.

Terumbu Karang Tepi, perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas.

2.

Terumbu Karang Penghalang (barrier reefs), tumbuh di sekitar pulau yang membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus.

3.

Terumbu Karang Cincin (ring coral reefs), merupakan proses tindak lanjut dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter.

4

Terumbu Karang Datar, merupakan terumbu karang yang dapat berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman yang relatif dangkal.

Gambar 21. Tipe Terumbu Karang
15
Sumber: Sejarah Peradaban Orang Muna

Ekosistem Buatan

Sumber: Jatim Network

Secara sederhana, pengertian ekosistem buatan (man made-ecosystem) tak lain adalah suatu ekosistem yang terbentuk berkat rekayasa manusia dalam tujuannya untuk memenugi pun mencukupi kebutuhan hidup manusia atau penduduk yang semakin hari semakin meningkat. Ekosistem buatan ini memperoleh subsidi energi dari luar dan baik itu tanaman maupun hewan akan memperoleh pengaruh besar dari manusia oleh karena itu bisa dikatakan keanekaragamannya sangat rendah. Ada banyak contoh ekosistem buatan yang direkayasa manusia, antara lain:

1

Ekosistem Bendungan

2.

Ekosistem Tanaman Produksi

3.

Ekosistem Sawah Irigasi.

4.

Ekosistem Perkebunan

5.

Ekosistem Tambak

6.

Ekosistem ladang

E.AliranEnergidalamEkosistem E.AliranEnergidalamEkosistem

Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer, konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah. Siklus ini berlangsung dalam ekosistem.

Produsen merupakan makhluk hidup yang mampu menangkap energi matahari untuk kegiatan fotosintesis sehingga dapat menghasilkan materi organik yang berasal dari materi anorganik. Bumi mendapatkan pasokan energi dari matahari sebanyak 1022 Joule tetapi hanya sekitar 1 % yang dapat diperoleh produsen dan diubah menjadi energi kimia melalui fotosintesis.

Konsumen merupakan makhluk hidup yang memperoleh energi dalam bentuk materi organik Berdasarkan tingkat trofiknya (dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan), konsumen dibedakan menjadi konsumen primer, sekunder, dan tersier.

Gambar 22. Bendungan sebagai Contoh Ekosistem Buatan
16

Dekomposer merupakan makhluk hidup yang memperoleh makanannya dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang sudah mati. Dekomposer berperan mengembalikan materi ke lingkungan abiotik dan digunakan kembali oleh tumbuhan hijau.

Gambar 23. Rantai Makanan

Rantai makanan yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofik. Hal ini dikarenakan organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofik pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen.

Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofik kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga atau konsumen primer sekunder, terdiri atas hewan-hewan karnivora dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.

Sumber: RoboGuru (a) (b)

17

2. Jaring-jaring Makanan

2. Jaring-jaring Makanan

Dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantaimakanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Pada suatu ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan, sehingga jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan.

Perbedaan rantai makanan dengan jaring jaring makanan, pada rantai makanan organisme hanya memakan satu jenis organisme saja, sedangkan pada jaring jaring makanan organisme memakan organisme lainnya yang tidak hanya satu jenis saja.

F.PiramidaEkologi F.PiramidaEkologi

Piramida ekologi adalah gambaran abstrak yang menunjukkan hubungan struktur trofik dan fungsi trofik komponen-komponen biotik ekosistem Semakin ke atas bentuk piramida semakin mengecil. Hal inilah yang mendasari adanya penyebutan piramida ekologi.

Gambar 25. Jaring-jaring Makanan Sumber: RoboGuru Gambar 26. Piramida Ekologi Sumber: RoboGuru
18

Pada sebuah piramida ekologi, produsen (tingkat trofik I) selalu berada di bagian dasar piramida Konsumen primer (tingkat trofik II) berada tepat di atas produsen dan konsumen sekunder (tingkat trofik III) berada di bagian atas konsumen primer. Semakin tinggi tingkat trofik suatu organisme semakin sedikit proporsinya di lingkungan.

Berdasarkan fungsinya, piramida ekologi dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.

Piramida Jumlah Piramida Jumlah 11. .

Gambar 27. Piramida Jumlah

Sumber: detikcom

Piramida jumlah menunjukkan jumlah relatif organisme pada suatu area dengan melihat hubungan antara predator dan mangsanya. Pelopor teori ini adalah Charles Elton (ahli ekologi Inggris) pada abad ke 20 Jumlah organisme dihitung dalam satuan luas area tertentu. Semakin tinggi tingkat trofik organisme semakin sedikit jumlahnya di lingkungan.

2. Piramida Biomassa

2. Piramida Biomassa

Gambar 28. Piramida Biomassa

Sumber: UtakAtikOtak.com

19

Biomassa adalah perkiraan atau taksiran massa organisme (biomassa) yang mewakili setiaptingkat trofik pada waktu tertentu Massa kering tiap individu dalam suatu ekosistem ditimbang dan dicatat. Ukuran yang digunakan biasanya menggunakan gram (massa kering organisme) per satuan luas (gr/m2 atau kg/ha). Piramida biomassa disusun berdasarkan massa total populasi organisme pada suatu waktu. Cara ini dianggap lebih baik dalam menggambarkan hubungan tingkat trofik komponen biotik daripada piramida jumlah.

Piramida biomassa digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu piramida biomassa tegak dan piramida biomassa terbalik

1.

Piramida Biomassa Tegak, menggambarkan massa gabungan semua produsen yang lebih besar daripada massa gabungan tiap tingkatan konsumennya. Piramida biomassa tegak biasanya terjadi pada ekosistem darat.

2.

Piramida Biomassa Terbalik, menggambarkan massa gabungan dari produsen yang lebih kecil daripada massa gabungan tingkatan konsumen diatasnya. Massa produsen yang lebih sedikit ini mampu menopang kelangsungan hidup konsumen di atasnya Piramida biomassa terbalik biasanya terjadi pada ekosistem perairan.

2. Piramida Energi

2. Piramida Energi

Gambar 29. Piramida Energi

Sumber: kejarcita

Piramida energi menggambarkan hubungan tiap organisme pada tingkatan trofik sesuai perpindahan energi yang dimulai dari produsen hingga konsumen puncak. Pada suatu piramida energi, aliran energi yang diterima setiap kelompok trofik akan mengalami penurunan pada tiap kelompok trofik selanjutnya Sehingga, masing-masing kelompok trofik akan membentuk piramida dengan produsen sebagai penerima dan pemilik energi terbesar diikuti kelompok trofik berikutnya.

20

Semakin berkurang aliran energi pada tiap kelompok trofik disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1.

Tidak semua bagian makanan dapat dimakan dan dicerna, sehingga ada yangtersisa dan ada yang menjadi kotoran (residu).

2.

Hanya ada beberapa saja dari makanan yang dimanfaatkan oleh organisme pada tingkatan trofik berikutnya.

3.

Sebagian energi yang diperoleh dikonversi terlebih dahulu sebagai sumberenergi untuk beraktivitas.

G.ProduktivitasEkosistem G.ProduktivitasEkosistem

Gambar 30. Skema Aliran Energi dalam Ekosistem Sumber: Blog Pak Andani

Produktivitas ekosistem merupakan kemampuan makhluk hidup (organisme) dalam suatu ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi. Produktivitas ekosistem juga dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem yang dinyatakan dengan biomassa atau bioenergi dalam kurun waktu tertentu. Produktivitas ekosistem dijadikan sebagai parameter yang penting dalam penentuan aliran energi total melalui semua tingkat trofik dari suatu ekosistem. Produktivitas ekosistem dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu produktivitas primer dan produktivitas sekunder.

21

1. Produktivitas Primer

1. Produktivitas Primer

Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof sebagai produsen mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik Hanya sebagian kecil energi cahaya yang dapat diserap oleh produsen. Produktivitas primer berbeda pada setiap ekosistem, yang terbesar ada pada ekosistem hutan hujan tropis dan ekosistem hutan bakau.

Keseluruhan bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada organisme autotrof disebut produktivitas primer kotor (PPK). Sekitar 20% energi dari PPK digunakan oleh organisme autotrof untuk melakukan proses respirasi, pertumbuhan, dan perkembangan. Sisa PPK yang baru disimpan dikenal sebagai produktivitas primer bersih (PPB). Biomassa organisme autotrof diperkirakan mencapai 50%-90% dari seluruh bahan organik hasil fotosintesis. Hal ini menunjukkan simpanan energi kimia yang dapat ditransfer ke trofik selanjutnya melalui hubungan makan-dimakan dalam ekosistem

2. Produktivitas Sekunder

2. Produktivitas Sekunder

Produktivitas sekunder adalah kecepatan organisme heterotrop mengubah energi kimia dari bahan organik yang dimakan menjadi simpanan energi kimia baru di dalam tubuhnya. Energi kimia dalam bahan organik yang berpindah dari produsen ke organisme heterotrop (konsumen primer) dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya sebagian yang dapat diubah menjadi energi kimia yang tersimpan didalam tubuhnya sebagai produktivitas bersih. Demikian juga perpindahan energi ke konsumen sekunder dan tersier akan selalu menjadi berkurang. Perbandingan produktivitas bersih antara trofik dengan trofik-trofik di atasnya dinamakan efisiensi ekologi. Diperkirakan hanya sekitar 10% energi yang dapat ditransfer sebagai biomassa dari trofik sebelumnya ke trofik berikutnya.

22

Gambar 31. Kehilangan Energi dalam Rantai Makanan

Sumber: Modul Biologi Kelas X KD 3 10 Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN

Dalam rantai makanan tidak semua energi dari satu tingkatan trofik ke tingkatan trofik berikutnya berpindah secara sempurna, selama perjalanannya energi terus berkurang karena hilang ke lingkungan selama perpindahan dari tumbuhan ke konsumen primer dan dari konsiumen primer ke konsumen sekunder dan seterusnya. Hilangnya energi tersebut karena digunakan untuk proses respirasi oleh semua tingkatan trofik di ekosistem. Kehilangan energi yang paling besar adalah antara tumbuhan dan konsumen primer (herbivora). Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1.

Tidak semua bagian tumbuhan dimakan oleh herbivora, misalnya jaringan batang dan akar.

2

Tidak semua bagian tumbuhan dicerna secara sempurna oleh herbivora, karena tidak bisa terserap sempurna oleh pencernaan. misalnya serat kasar.

3.

Kehilangan energi sebagai panas selama dicerna oleh sistem pencernaan konsumen.

23

A.PilihanGanda A.PilihanGanda

1. Juliet melakukan pengamatan mengenai komponen ekosistem di halaman sekolah, dan diperoleh data sebagai berikut:

(1) rumput teki

(2) semut merah

(3) batu

(4) pasir

(5) tumbuhan cabai

(6) kerikil

(7) batu bata

(8) belalang kayu.

Berdasarkan data yang diperoleh, yang termasuk komponen biotik adalah …

A. (1), (2), (4), dan (5)

B. (1), (2), (3), dan (4)

C. (1), (2), (5), dan (7)

D. (1), (2), (5), dan (8)

E (1), (2), (3), dan (5)

2. Pada suatu ekosistem sawah yang memiliki kelembaban yang baik, ditemukan sekelompok tanaman padi, ulat, dan beberapa tikus. Berdasarkan fenomena tersebut, pernyataan yang tepat mengenai komponen ekosistem dan peranannya yang tepat adalah…

A. Padi merupakan produsen karena merupakan makhluk hidup yang dapat melakukan proses respirasi dan metabolisme

B Tikus merupakan konsumen tingkat satu karena merupakan hewan yang memakan tanaman padi

C. Padi merupakan produsen karena merupakan organisme autotrof yang mampu memanfaatkan cahaya matahari untuk menghasilkan zat makanan melalui proses fotosintesis

D. Ulat merupakan konsumen tingkat dua karena memakan padi

E. Kelembaban udara merupakan komponen abiotik yang tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi dan ekosistem sawah

24

3. Bacalah wacana dibawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 3-6.

Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, karena Indonesia tercatat sebagai penyandang wilayah hutan mangrove terbesar di dunia melebihi Brazil, Nigeria, dan Australia. Namun hasil penelusuran berbagai penelitian di Indonesia, Indonesia memiliki luas mangrove sekitar 4,25 juta hektar atau 3,98% dari seluruh luas hutan di Indonesia, akan tetapi dari seluruh luas kawasan mangrove itu hanya 2,5 juta hektar saja dalam keadaan baik. Berdasarkan dari kondisi tersebut, kawasan mangrove terbanyak masuk dalam kategori sedang sampai rusak dan sangat sedikit di temukan kategori baik Hal serupa juga disampaikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) pada tahun 2012. Mangrove di Indonesia hanya 56% yang masih baik dan sisanya adalah sedang dan rusak.

Salah satu wilayah yang mengalami kerusakan mangrove juga terjadi di daerah pesisir pantai selatan Kabupaten Malang. Dilansir dari media online Tempo pada tahun 2013, seluas 195 ha atau 57% dari 344 ha hutan bakau di pesisir selatan Kabupaten Malang telah rusak. Hal itu juga diungkapkan dalam profil Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang tahun 2013, dari 200 ha luas mangrove tersebut yang terhitung dalam kondisi baik hanya sekitar 10 hektar, sedangkan 190 hektar sisanya berada dalam kondisi rusak. Hutan mangrove yang mengalami kerusakan terparah antara lain ada di wilayah Pantai Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Selain itu ancaman dari kerusakan hutan mangrove juga akan berlanjut jika tidak ada penguatan masyarakat pesisir Malang Selatan, tentang pentingnya konservasi alam. Hal itu bukan tidak beralasan karena adanya suatu perencanaan proyek pemerintah kedepanya di wilayah Sendangbiru yang akan dijadikan pelabuhan Nusantara dengan mengambil lahan rehabilitasi mangrove seluas 30%, sampai 40% dari kawasan seluas 76 hektar.

Kerusakan mangrove di wilayah Pesisir Malang Selatan dimulai secara besar-besaran sejak pasca-reformasi 1998, yang membuat luasnya menyusut. Selain itu hutan tropis pantai yang juga merupakan habitat lutung Jawa, banteng dan berbagai satwa lain itu pun ikut musnah. Hutan mangrove di pesisir Pantai Dusun Sendang Biru Kecamatan Sumbermanjing Wetan sebelum tahun 1998 pernah sangat lestari bentang alamnya. Luasan hutan mangrove bisa mencapai ratusan hektare, kemudian mengalami penurunan luasan menjadi 73 hektar, Itu pun sebagian sisanya mengalami kerusakan hanya menyisakan bonggolnya Dampak dari penggundulan hutan mangrove, yaitu kerusakan ekosistem di kawasan Pesisir Malang Selatan.

25

Dampak terparah yang dirasakan oleh masyarakat pesisir Malang Selatan akibat rusaknya mangrove di Sendang Biru Masyarakat Sendang Biru yang semula kaya dengan ikan tiba-tiba terjadi paceklik pada tahun 2000-an, sampai-sampai pada tahun 2004 Pemerintah Kabupaten Malang mengirimkan bantuan beras untuk warga di Sendang Biru.

3. Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan wacana diatas adalah…

A Kerusakan mangrove di wilayah pesisir malang dipicu oleh adanya pengalihfungsian pelabuhan pada tahun 2000-an

B. Penggundulan hutan mangrove dilatarbelakangi oleh kebutuhan kayu bakau yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku alat-alat rumah tangga

C. Kerusakan mangrove diakibatkan oleh perilaku oknum tidak bertanggungjawab yang memperjualbelikan kayu mangrove sebagai bahan baku pembuatan arang

D. Indonesia memiliki luas mangrove sekitar 4,25 juta hektar atau 3,98% dari seluruh luas hutan di Indonesia, akan tetapi dari seluruh luas kawasan mangrove itu hanya 2,5 juta hektar saja dalam keadaan baik.

E. Populasi mangrove di Indonesia yang mengalami kerusakan sebesar 46% dari jumlah keseluruhan mangrove

4. Berdasarkan wacana di atas, manakah yang bukan termasuk dampak ekologis yang ditimbulkan dari adanya peristiwa tersebut?

A. Hilangnya habitat bagi berbagai jenis organisme, termasuk ikan, moluska, dan crustacea

B. Berkurangnya hasil tangkapan ikan, yang dapat merugikan ekonomi masyarakat lokal yang bergantung pada sumber daya alam pesisir

C.Terganggunya rantai makanan pesisir dengan mengurangi ketersediaan makanan untuk ikan dan hewan lainnya, menyebabkan dampak pada populasi hingga tingkat trofik yang lebih tinggi.

D. Semakin meningkatnya populasi ikan yang ada di pesisir pantai

E. Berpotensi meningkatkan risiko abrasi pantai, dan memungkinkan air laut yang lebih tinggi masuk ke daratan

26

5. Berdasarkan wacana tersebut, solusi yang dapat dilakukan adalah…

A Melakukan penanaman kembali (reboisasi) mangrove di daerah yang mengalami kerusakan

B. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keunggulan kayu mangrove untuk bahan baku peralatan rumah tangga

C. Mengajak organisasi pengelola lingkungan untuk meneliti kandungan penting yang ada pada kayu mangrove

D. Mendirikan industri furnitur yang memanfaatkan kayu mangrove sebagai bahan baku agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat

E Menyelenggarakan pelatihan tentang cara yang tepat untuk menebang mangrove

6. Berdasarkan wacana diatas, usaha apakah yang akan kalian lakukan untuk mengatasi kerusakan mangrove yang ada di wilayah pesisir Malang?

A. Melakukan sosialiasi mengenai peran penting mangrove dalam mencegah abrasi pantai

B. Melakukan tebang pilih mangrove yang ada di wilayah pesisir Malang, terutama di Kawasan Sendang Biru

C. Melakukan penanaman kembali atau membudidayakan mangrove di wilayah pesisir Malang

D. Menghukum pelaku yang melakukan penebangan mangrove secara liar

E. Melaporkan pelaku yang melakukan penebangan mangrove secara liar kepada pihak kepolisian

7. Berikut ini yang merupakan usaha yang paling tepat untuk melestarikan ekosistem laut adalah

A. Menggunakan jala atau jaring untuk menangkan ikan di laut

B. Mengurangi penggunakan barang yang berbahan plastik

C. Menanam bakau untuk mencegah abrasi pantai

D. Melakukan rehabilitasi terumbu karang yang rusak dengan metode terumbu karang buatan sebagai tempat melekatnya polip karang dan transplantasi bibit karang

E. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian sumber daya perairan

27

8. Berdasarkan informasi yang ada pada wacana, dampak jangka Panjang apakah yang akan terjadi jika hutan mangrove di Indonesia terus mengalami kerusakan?

A. Dapat mempengaruhi siklus biogeokimia, dengan dampak negatif pada perubahan iklim global.

B. Dapat meningkatkan populasi ikan yang ada di daerah pesisir sehingga mampu meningkatkan pendapatan Masyarakat

C. Berpotensi dalam meningkatkan risiko abrasi pantai, dan memungkinkan air laut yang lebih tinggi masuk ke daratan

D Penurunan hasil tangkapan ikan karena ikan kehilangan habitat aslinya

E. Kerusakan mangrove dapat mengurangi kemampuan ekosistem untuk membersihkan air, sehingga kualitas air di daerah pesisir menurun

A.PilihanGanda A.PilihanGanda

Bacalah topik tersebut untuk mengerjakan soal nomor 9-11.

Topik: Sampah Plastik Mengganggu Keseimbangan Rantai Makanan di Ekostem Laut

9. Jelaskan mengapa sampah plastik dapat mempengaruhi berbagai tingkat trofik dalam rantai makanan yang berisiko terhadap keberlanjutan spesies dan merusak keseimbangan ekosistem laut, kenudian identifikasilah 3 teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut!

10 Berdasarkan topik tersebut, analisislah dampak positif dan negatif dari teknologi yang dapat mengatasi ketidakseimbangan ekosistem yang telah kalian pilih!

11. Berdasarkan 3 teknologi telah kalian analisis, kalian diminta untuk merancang sebuah ide/gagasan mengenai suatu teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan sampah plastic yang mengganggu ketidakseimbangan ekosistem laut.

28

Azhar, A., dkk. 2015. Hubungan pengetahuan dan etika lingkungan dengan sikap dan perilaku menjaga kelestarian lingkungan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 13(1), pp.36-41.

Huda, Khoirul 2020 Modul Pembelajaran SMA Biologi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sekolah Menengah Atas.

Muhammad, B. R. 2021. Hubungan Manusia dan Lingkungan, Reseachgate.net, p.4.Availableat:https://www.researchgate.net/publication/348949392 HUBU NGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN.

Nuraini, R., dkk. 2015. Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Biologi SMA Kelompok A. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenakan Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Rabb, A. M. A. 2017. Kajian Fungsi Area Green Open Space Sebagai Pengendali Daya Dukung Ekosistem Pada Pembelajaran Biologi Di SMA. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 2, No. 1, p. 225).

Ramadhani, T. R., dkk. 2022. Buku Bahan Ajar Mata Pelajaran Biologi Ekosistem untuk Siswa Kelas 10. Pasundan: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan

Rumiyati. 2016. Biologi X semester 2. Klaten: Intan Pariwara

29

Penulis bernama lengkap Gelar Elsya Aprillia Monica. Wanita kelahiran 20 April 2002 itu kerap disapa Elsya Penulis berasal dari Kota Malang, Jawa Timur. Sekarang, penulis sedang dalam proses menyelesaikan studinya di Universitas Negeri Malang. Penulis merupakan mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Biologi angkatan 2020.

Saat ini, penulis sedang duduk di bangku perkuliahan tepatnya di semester 8. Penulis memiliki ketertarikan dalam kepenulisan dan pengumpulan berita. Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan yang ada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UM. Penulis pernah menjadi bagian dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi pada tahun 2021 serta Badan Eksektif Mahasiswa (BEMFA) MIPA pada tahun 2022 hingga 2023. Penulis juga merupakan reporter Majalah Komunikasi UM pada tahun 2022 hingga sekarang.

30

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.