Berau magz edisi 06

Page 1

Media Komunikasi PT Berau Coal

EDISI 06 • desember 2012

ISO 9001

Tingkatkan Mutu dan Perbaikan Berkelanjutan

2 Major, 2 Minor & Hari Tanpa Kecelakaan Kerja 1 Agustus 2012

Menjalankan Bisnis dengan Etika 1


contents 12 Mining

Mengelola Air Dengan Bijak

Pengelolaan air tambang menjadi komitmen Berau Coal dalam menjaga lingkungan dari pencemaran.

14 ECO Friendly

Cikal Bakal Revegetasi Upaya revegetasi dan reklamasi yang dilakukan Berau Coal tidak hanya berupaya membuat lahan eks tambang kembali hijau. Tapi tidak hanya itu, tapi bagaimana tanaman yang ditanam dapat menjadi tanaman produktif.

20 Catatan SM HSE

2 Major, 2 Minor & Hari Tanpa Kecelakaan Kerja 1 Agustus 2012

06 Main Issue ISO 9001

Tingkatkan Mutu dan Perbaikan Berkelanjutan

27 Shipping

Lebih Nyaman Dengan Pre Arrival Notification of Security

Pemberitahuan awal kedatangan kapal menjadi suatu kewajiban setiap kapal untuk menjaga keamanan fasilitas pelabuhan dan keselamatan kapal.

38 Safety First

18 Human Resources

Tidak jarang karyawan yang mengalami kecelakaan kerja bukan karena kelalaian dari dirinya saja tetapi juga karena perusahaan kurang memahami dan tidak melindungi karyawan dengan alat pengaman ketika mereka bekerja. Kalau ini dibiarkan maka motivasi dan kinerja karyawan bakal semakin menurun.

Berau Coal terus melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk menghasilkan SDM berkualitas dan mampu meningkatkan performa perusahaan. Salah satu program yang dilakukan lewat Assessment Center.

Strategi Menuju Zero Accident

22

Bright Project Implikasi Sistem Demi Kinerja yang Maksimal Kini, Berau Coal akan mengimplementasikan SAP (System Application and Product) untuk memungkinkan proses integrasi dan otomasisasi roda bisnis perusahaan meliputi semua aspek seperti operasional, produksi dan distribusi.

Assessment Center Mencari The Right Man On The Right Place

25 Our Health

Mengatasi Fatigue Agar K3L Selalu Terjaga Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja selalu menjadi prioritas kita. Namun kelelahan bekerja akan membuat kewaspadaan kita menurun.


Editorial Note

Satukan Energi

Untuk Masa Depan yang Lebih

Cemerlang

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya, kita masih diberi keselamatan, kesehatan, dan kesempatan untuk mempererat persaudaran dalam keluarga besar Berau Coal. Sebuah kebanggaan bagi saya dapat memimpin tim Berau Coal, sebuah tim profesional yang bekerja bersama dengan dilandasi nilai nilai perusahaan yaitu inovatif, progresif dan kepercayaan. Marilah kita jadikan momentum ini untuk memperkuat silaturahmi, menyatukan energi bersama untuk

Copyright: The published article has been through the process of drafting in the participation of experts in their fields. Received material will become property of beraumagz unless otherwise specified. Publishers have a permission to load pictures of the party concerned to be used when necessary.

menggapai masa depan yang lebih baik. Tantangan dan tujuan bersama mampu kita wujudkan melalui langkah yang tepat berdasar prinsip fokus pada solusi. Solid secara tim, dan memegang prinsip simplicity, kebersahajaan memandang persoalan, namun fokus pada tujuan. Sebagai tim yang solid, yang mampu merangkai program kerja berdasarkan prioritas dan mampu dicapai serta terukur untuk kepentingan bersama. Ditengah masa sulit, turunnya harga batubara sebagai akibat gejolak ekonomi di Eropa menjadi tantangan

Publisher : PT Berau Coal Adviser : Direksi PT Berau Coal Editor in Chief : Bintoro Prabowo Managing Editor : Arif Hadianto Editor : Farhan Soeprapto, Juhri Selamet Editorial Board : Tri Setiyantono, Mashuri, Hamdan, Arya Nugraha, Agung Suryanto, Louis Paerong, Saridi, Muhammad Ector Prasetyo, Hassanul Haq Batubara, Hivensasi Siregar, Asep Ismail, Yustinus Hari Setiawan, La Ode Ilyas, Muhammad Fachrudin, Cahyo Andrianto.

tersendiri bagi Berau Coal. Namun, Berau Coal harus mampu menerapkan filosofi layang-layang terbang tinggi karena dia menantang angin, bukan mengikuti angin yang membuatnya akan turun. Senantiasa kita harus selalu berpikir panjang dan strategis. Niat bekerja, fisik, pikiran dan hati kita harus berada di Berau Coal. Dengan kerja keras, saya yakin kita mampu menghadapinya. Sebagai penutup, semoga ikatan kekeluargaan kita semakin erat, menyatukan energi bersama menggapai masa depan cemerlang

Editorial Address: Jl. Pemuda No.40, Tanjung Redeb 77311, Berau Kalimantan Timur, PO BOX 114, Phone :(62-554) 23400, (62-21) 5794 4625, Fax : (62-554) 23465,(62-21) 5794 4626 www.beraucoal.co.id Criticism and suggestions send to: admin.pr@beraucoal.co.id Organiser: Inmark Publishing (www.inmark.co.id)

3


New Mandatory

Menjalankan Bisnis dengan Etika Setiap perusahaan tidak hanya memikirkan bisnis dan keuntungan semata. Namun harus berjalan dengan etika bisnis dalam setiap langkahnya. Sebagai sebuah landasan dalam tata kelola perusahaan yang baik dan profesional.

4

1. Kode Etik Usaha/Bisnis

2. Lingkungan Kerja

Kami berkomitmen melaksanakan usaha dengan cara yang terbuka dan jujur, yang penting bagi reputasi kami dan dalam usaha membangun kepercayaan dari pemangku kepentingan utama kami. • Kami tidak mentolerir penyuapan dalam jenis apapun. • Kami tidak terlibat dalam kegiatan pencucian uang. • Kami tidak menerima atau memberikan hadiah dan hiburan yang dapat mempengaruhi secara tidak layak terhadap penerima. • Kami selalu waspada akan kemungkinan konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan Perusahaan. • Kami memastikan bahwa semua informasi keuangan dan nonkeuangan yang dihasilkan dan didapat dalam perusahaan adalah lengkap dan akurat. • Kami memberikan informasi akurat dan terbaru kepada pemangku kepentingan eksternal. • Kami melindungi Perusahaan dari penggunaan informasi rahasia yang tidak semestinya. • Kami mengharapkan karyawan kami melindungi dan menggunakan aset Perusahaan sebagaimana mestinya.

Mencapai standar tinggi kesejahteraan pribadi, termasuk penyediaan lingkungan kerja yang aman dan baik, adalah tujuan utama keberhasilan usaha kami. • Kami berkomitmen menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi semua karyawan dan kontraktor. • Kami tidak mentolerir pelecehan atau perilaku yang tidak baik. • Kami menjunjung tinggi keberagaman, keadilan dan rasa hormat dalam lingkungan kerja kami. • Kami menghormati privasi dan kerahasiaan. • Kami berkomitmen mengembangkan karyawan kami dan memberikan penghargaan berdasarkan keberhasilan pencapaian.

3. Mitra Usaha/Bisnis Kami akan menjaga standar kegiatan usaha dalam berhubungan dengan semua mitra usaha, untuk mempertahankan hubungan yang sejajar dan melindungi reputasi kami. • Kami berusaha secara sah dan wajar setiap saat. • Kami tidak memenangkan atau

mempertahankan usaha atau hubungan usaha apapun melalui kegiatan ilegal atau yang melanggar perjanjian kontrak. Kami mengharapkan semua kontraktor, perantara dan agen yang mewakili Perusahaan mematuhi Kode Etik kami.

4. Masyarakat & Lingkungan Melindungi dan menjaga masyarakat dan lingkungan tempat kami beroperasi, adalah hal mendasar untuk menjaga usaha kami agar lestari. • Kami berkomitmen mengembangkan kegiatan perlindungan lingkungan dengan standar tertinggi. • Kami menjunjung tinggi hak asasi manusia di wilayah-wilayah dimana kami dapat memberi pengaruh dan dampak. • Kami akan bekerjasama dan berinvestasi di masyarakat yang dekat dengan wilayah operasi kami untuk mencapai manfaat jangka panjang. • Kami akan berkontribusi terhadap pengembangan sosial ekonomi. • Kami akan menjadi peserta aktif dalam wacana global seputar lingkungan hidup dan sosial.


MAIL BOX

Nama NPK Jabatan Departement

: Dea Mariska Febriani : 11000810 : HR Project Specialist : HRD

PT Berau Coal di tahun 2013, saya harap bisa menjadi perusahaan yang tetap survive dan berdiri kokoh dalam menghadapi segala tantangan. Selain itu juga dapat tetap produktif dan menemukan penyelesaian-penyelesaian yang cerdas untuk segala masalah dan rintangan yang menghampiri, serta tetap menjadi perusahaan yang dapat memberi manfaat pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Tidak hanya survive, saya harap PT Berau Coal juga akan terus progresif dan total dalam menjalankan misi-misinya demi mencapai visinya sebagai pengalihragam energi yang eksponensial. Dengan kekuatan sumber daya manusia yang terus berkembang, saya yakin setiap elemen di perusahaan ini mampu berkontribusi dalam mewujudkan visi tersebut. Tentunya hal ini dapat kita lakukan dengan menjunjung tinggi, menginternalisasikan, dan mengaplikasikan ketiga nilai PT Berau Coal pada setiap langkah kita, yaitu selalu inovatif membuat terobosan baru, progresif dalam bekerja, serta menjunjung tinggi kepercayaan dengan semua pihak, baik internal maupun eksternal. Saya berharap dan saya yakin, di tahun 2013 ini, setiap individu di perusahaan ini mampu menjadi individu yang berkualitas, terus berkembang, dan memiliki karakter yang berlandaskan nilai-nilai tersebut sehingga dapat menjadi pondasi yang kuat dalam membangun kesuksesan kita bersama dan tentunya kesuksesan PT Berau Coal.

Nama NPK Jabatan Departemen

: Firman Gunawan : 11000577 : Acid Mine Drainage Superintendent : Environment

Harapan untuk Berau Coal 2013: Menutup tahun 2012 dan membuka lembaran baru di tahun 2013 selalu diiringi dengan doa dan harapan-harapan baru. Setiap tahun PT Berau Coal terus tumbuh dan berkembang untuk menjadi perusahaan yang lebih besar dan lebih baik. Begitu pula dengan tantangan yang harus dihadapi, tentunya akan semakin

besar dan beragam. Harapan saya, dalam menjalani pertumbuhan dan menghadapi tantangan ini, PT Berau Coal bisa terus berjalan dengan solid, progresif dan berkesinambungan. Kapasitas dan karir karyawan dapat ditingkatkan terus menerus sehingga mampu menjadi sumber daya yang siap bersaing dan menjawab tantangan yang ada. Aplikasi good mining practice dapat terus dikembangkan sehingga perusahaan ini mampu mencapai target produksi dengan tetap menjadikan keselamatan dan kelestarian lingkungan sebagai hal yang utama. Keberadaan PT Berau Coal ini tidak hanya membawa kesejahteraan bagi karyawannya saja, namun juga bisa mengembangkan kehidupan ekonomi social bagi masyarakat sekitar. Semoga juga badai krisis yang melanda beberapa negara bisa segera berakhir dan permintaan pasar batubara global bisa bergairah kembali.

Nama : Rizki Marinus Said Berikut harapan untuk 2013 NPK : 11000511 “Harapan di tahun 2013 yang akan datang tentunya adalah Jabatan : Supervisor peningkatan kemampuan perusahaan untuk tetap kompetitif di dalam Departement : Environment dunia industri pertambangan batubara nasional maupun internasional. Adanya beberapa tantangan terkait probabilitas fluktuasi harga komoditas batubara seiring dengan pergerakan perekonomian global dan kondisi geopolitik global di tahun 2013. Harapannya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan Inovatif-Progresif-Kepercayaan seluruh tantangan tersebut dapat diatasi. Tantangan yang tak kalah penting di tahun 2013 adalah peningkatan kualitas aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan yang seluruhnya dapat tercapai apabila seluruh pihak berupaya mensukseskan misi perusahaan dalam mengelola sumberdaya alam menjadi sumberdaya energi dengan standar operasional yang mengutamakan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.�

5


MAIN ISSUE

ISO 9001

Tingkatkan Mutu dan Perbaikan Berkelanjutan Sebaiknya perlu diketahui seperti apa pola, proses pekerjaan yang akan dilakukan. Perlu dilakukan mapping sistem kerja yang berlaku agar pekerjaan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

6

Sekedar informasi, ISO 9001 lahir pada tahun 1987. Waktu pertama kali diluncurkan, dikenal dengan standard for quality assurance, baru berubah menjadi standard for quality management system pada tahun 2000. Standar ini berisi persyaratan tentang bagaimana seharusnya sebuah sistem manajemen mutu, aktifitas apa saja yang harus diatur, apa saja dalam aktifitas tersebut yang harus diatur, apa yang harus dibuat dan sebagainya. Pemberlakuan ISO 9001 ditujukan untuk menstandarisasi seluruh proses bisnis PT Berau Coal sebagai perbaikan tata kelola perusahaan serta langkah awal dalam menciptakan improvement proses kegiatan yang terukur

Seluruh proses kegiatan didefinisikan, sehingga akan terbentuk suatu peta proses kegiatan yang dapat digunakan untuk mereview efisiensi dan efektifitas proses. Selain itu juga, peta proses kegiatan dapat digunakan untuk mensinergikan proses kegiatan antar departemen sehingga tidak ada overlap maupun grey area pada tugas dan tangung jawab. Agung menekankan, ISO 9001 yang dijalankan di Berau Coal tidak ditujukan untuk memperoleh sertifikasi, namun lebih kepada perbaikan proses. Untuk selanjutnya, perbaikan proses yang telah dlakukan dalam project ISO 9001 akan ditindaklanjuti dengan risk management. Dengan mengetahui seluruh proses


kerja yang kita lakukan, maka dapat diketahui setiap resiko yang dapat terjadi dari tiap proses kerja yang kita lakukan. Aturan selalu berpasangan dengan implementasi. Begitu juga dengan sistem manajemen mutu. Kita tidak bisa menilai bagus atau tidaknya sistem manajemen mutu suatu organisasi dari sekumpulan dokumen kebijakan, struktur organsiasi, prosedur, instruksi kerja saja, tetapi dari sejauh mana seluruh hal tersebut diterapkan dan efektif memperbaiki dan menjaga kinerja mutu perusahaan. ISO 9001 hanya sebagai pemicu agar seluruh pihak menjalankan standar manajemen mutu dengan baik. Hal ini akan bermuara kepada peningkatan

berkelanjutan (continual improvement). Bila pemicunya tidak dibentuk maka harapan terhadap continual improvement tidak akan berjalan. Pada saat pembentukan ISO 9001, diperlukan bantuan dari setiap departemen untuk mengidentifikasi seluruh proses kerja yang dilakukan. Implementasi ISO 9001 antara lain adanya proses organisasi secara efektif & efisien yang dicirikan oleh PDCA yaitu Planning (Perencanaan), Do (Pelaksanaan), Check (Pengendalian/ Kontrol/Penilaian), serta Action (Aksi yang bisa berupa tindakan Perbaikan). Dengan mengetahui kelemahan dan melakukan perbaikan terhadap

proses kerja kita, maka dapat dilakukan efesiensi seperti pengurangan waktu kerja yang lebih efektif dan mengurangi beban biaya perusahaan. Peningkatan kualitas berkelanjutan dapat terjaga dengan memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu melalui pemakaian kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan korektif dan preventif dan tinjauan manajemen. Diakui, sebelumnya sistem kerja yang terbangun selama ini terbentuk setelah kegiatan operasional berjalan. Jadi sistem kerja mengikuti apa yang selama ini telah berjalan. Semuanya harus taat prosedur sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), taat azas sesuai dengan Peraturan atau Undang-Undang

7


MAIN ISSUE

yang berlaku dan menjadi tanggung jawab seluruh elemen tanpa kecuali, sesuai kompetensi masing-masing. Sistem manajemen mutu sebagai kesatuan dari berbagai komponen (komponen dalam hal ini adalah prosedur, manual, struktur organisasi, kebijakan dan sebagainya) untuk melakukan pengaturan aktifitasaktifitas yang mempengaruhi mutu kerja Berau Coal. Misalnya, sistem K3L, yang mengendalikan dan pengelolaan terhadap resiko kerusakan lingkungan. Sebagai perusahaan batubara tidak cukup dengan pelaksanaan sistem K3L yang berjalan dengan baik. Namun hal tersebut kurang fokus pada mapping process. Saat ini perbaikan akan dilakukan secara lebih sistematis. Sehingga akan terjadi peningkatan antara lain termasuk sistem K3L yang berlaku di Berau Coal. Pelaksanaan ISO 9001 menghasilkan peningkatan kinerja operasional melalui pengurangan proses tindakan korektif, dan penghapusan, meningkatkan profitabilitas, dan keunggulan pemasaran. Berau Coal ingin meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan melalui

8

jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematis sekaligus juga meningkatkan citra dan daya saing Berau Coal di pasar global. Tanpa dukungan dan komitmen seluruh pihak, hal tersebut tidak akan terwujud.

Tentang ISO 9001 ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur tentang sistem manajemen mutu (Quality Management System). Sistem ISO 9001:2008 fokus pada efektifitas proses kontinual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA, dimana dalam setiap proses senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi. Pilar berikutnya yang digunakan demi mensukseskan proses implementasi ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah 8 prinsip manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem agar proses yang berlangsung sesuai dengan fokus utama yaitu efektifitas kontinual improvement. Prinsip

manajemen tersebut adalah: 1. Customer Focus: Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem semata-mata untuk memuaskan konsumen. 2. Leadership: Top Management berfungsi sebagai Leader dalam mengawal implementasi sistem bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak yang sinergi pada setiap elemen organisasi. 3. Keterlibatan semua orang: Semua elemen dalam organisasi terlibat dan concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi kerjanya masing-masing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berkualitas. 4. Pendekatan Proses: Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui business process. Dengan demikian, pemborosan


main issue

karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan. 5. Pendekatan Sistem ke Manajemen: Implementasi sistem mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan (manajemen) proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan memperbaiki cara dalam

Improvement, adalah roh implementasi ISO 9001:2008 7. Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan: Setiap keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008

Dengan delapan pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benarbenar menjadi sangat produktif dan efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai targettarget yang telah ditetapkan.

8. Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok: Supplier adalah mitra usaha, business partner karena itu harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan.

menghilangkan akar (penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah. 6. Perbaikan berkelanjutan:

9


System & Procedurs

Bangun Budaya Kerja 5R Metode kerja 5R yang dianut perusahaan Jepang sudah menjadi budaya kerja yang diadopsi oleh berbagai perusahaan. Tidak ada salahnya, Berau Coal juga mengadopsinya demi budaya kerja yang lebih baik. 10

Metode 5R adalah sebuah metode penataan dan pemeliharaan (Good Housekeeping) wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang. Dikenalkan oleh Hiroyuki Hirano pada tahun 1990 dengan nama 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Berau Coal juga menjadikan metode 5R sebagai sebuah budaya kerja yang berlaku di perusahaan. Menurut Manager QHSE Berau Coal, Agung Suryanto manfaat dari metode 5R ini antara lain untuk memelihara ketertiban, menciptakan efisiensi dan produktifitas, serta menumbuhkan disiplin diri yang tinggi dari setiap karyawan di dalam lingkungan kerja yang bersih dan rapi. Sehingga, jika 5R tersebut bisa dilaksanakan dengan baik maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh.

Yang dimaksud dengan 5R ini adalah:

1. Ringkas (Seiri): Menyingkirkan atau mengurangi barang-barang yang tidak diperlukan di tempat kerja. Barang yang ada di tempat kerja adalah barang yang memang sangat diperlukan untuk menunjang aktivitas kerja. Hal - hal yang menjadi pertimbangan dalam meringkas adalah frekuensi pengunaan suatu barang (jarang, sering, selalu), dan fungsi kerja barang (rusak, perlu perbaikan, bagus).

2. Rapi (Seiton): Penataan dan penyimpanan. Segala sesuatu harus diletakkan pada tempatnya dan harus memberikan identitas pada setiap barang, ataupun barang dapat disimpan berdasarkan jenis materialnya, kemudian ditata di


System & Procedurs

satu tempat yang mudah dijangkau, sehinggga apabila dibutuhkan tidak akan memakan waktu yang lama untuk mencarinya.

3. Resik (Seiso): Pembersihan. Yaitu, membersihkan tempat dan lingkungan kerja, mesin, peralatan dan barang-barang agar tidak terdapat debu dan kotoran. Hal ini bisa menjaga kesehatan kerja dan meningkatkan mood bekerja karena lingkungan bersih. Juga meningkatkan citra perusahaan.

4. Rawat (Seiketsu): Rawat bermaksud agar setiap individu dapat secara berkelanjutan menerapkan ketiga prinsip sebelumnya atau dengan kata lain mempertahankan hasil yang telah dicapai dari 3R sebelumnya dengan membakukannya (membuat standarisasi) tujuannya untuk memelihara kondisi yang sudah ditata dengan baik tersebut tetap terjaga secara optimal.

5. Rajin (Shitsuke): Berarti pembiasaan, yang maksudnya

adalah rajin melakukan secara berulangulang kebiasaan positif di tempat kerja, memelihara kedisiplinan setiap individu sehingga dengan kesadarannya sendiri diharapkan dapat secara konsisten menjalankan 4R sebelumnya meski tidak diawasi oleh atasannya. Penerapan 5R ini sendiri harus dilaksanakan sesuai dengan urutannya. Jika tahap pertama, Ringkas tidak dilakukan dengan baik, maka tahap selanjutnya tidak akan dapat dijalankan secara maksimal dan seterusnya. Suatu perusahaan yang menjalankan metode ini dengan konsisten dan disiplin yang tinggi dapat membentuk kultur yang sehat dan baik bagi perusahaan tersebut. Selain kegiatan 5R bermanfaat besar bagi perusahaan atau industri, juga berdampak positif bagi pribadi karyawan itu sendiri. Itu artinya bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas kehidupan kerja mereka. Meskipun secara teori sangat mudah menjalankan metode ini, kenyataannya 5R ini adalah sebuah masalah budaya. Memicu dan membangun kultur bekerja setiap karyawan memang sangat sulit.

Bukan perkara yang sederhana. Untuk mengubah suatu budaya kerja bukanlah perkara yang mudah, ini membutuhkan ketelatenan, ketekunan, dan semangat untuk berubah menjadi lebih baik. Keteladanan juga penting. Jadi pimpinan juga dapat memberi contoh yang baik agar 5R bisa tumbuh pada setiap individu. Contohnya, metode 5R ini sudah diterapkan di Berau Coal sejak lama sekitar tahun 2008, namun hingga saat ini masih sulit terwujud. Memang tidak gampang menerapkan 5R dalam pekerjaan setiap hari. Dari semua definisi di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa 5R ini adalah sebuah metode yang dilandasi dari kebulatan tekad setiap individu untuk melakukan suatu perubahan positif di tempat kerja sehingga kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan 4 sasaran pokok yaitu, efisiensi, produktifitas, kualitas dan keselamatan kerja dapat tercapai dengan mudah.

11


MINING

Mengelola Air Dengan Bijak Pengelolaan air tambang menjadi komitmen Berau Coal dalam menjaga lingkungan dari pencemaran. Air yang terdapat pada area pertambangan batubara secara umum dapat mengganggu berlangsungnya proses penambangan. Air yang berasal dari areal pertambangan batubara

12

juga cenderung bersifat asam (ph<7), sebagai akibat teroksidasinya mineral sulfide pada batuan pada kondisi lahan yang terbuka dan adanya air. Air Asam Tambang ini bersifat asam sehingga cenderung merusak lingkungan, baik terhadap hewan biota air maupun tumbuhan disekitar perairan tersebut. Nah untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pengendalian dan pengelolaan air dalam sebuah pertambangan. Untuk itulah diperlukan ilmu hidrologi. Hidrologi adalah satu

cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang pergerakan, distribusi dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk pengaruh air terhadap lingkungan. Hidrologi sendiri adalah ilmu murni yang terapannya disebut Hidrolika yang berasal dari bahasa Yunani Hydraulikos, hidro = air , aulos = pipa. Hidrolika berurusan dengan sifat–sifat mekanis fluida, yang mempelajari tingkah laku atau perilaku air secara mikro maupun makro. Penerapan hidrologi dan


MINING

juga hidrolika di dalam aktivitas pertambangan batubara yaitu digunakan untuk memprediksi atau mempelajari perilaku hujan terutama periode curah hujan berkaitan dengan perhitungan banjir yang dapat terjadi di areal pertambangan. Kajian prediksi meliputi, seberapa besar kemungkinan besarnya banjir, bagaimana penanganannya, antisipasi yang dapat dilakukan terhadap banjir tersebut dan juga cara mengatasinya sehingga aktivitas pertambangan bisa tetap berjalan. Di dalam pertambangan batubara ini ada satu aspek yang disebut Surface Water Management atau Manajemen Permukaan Air, yang fungsinya menangani air permukaan yang berasal dari berbagai sumber seperti hujan, sungai, dan mata air yang masuk ke

dalam areal pertambangan yang luas. Pada Berau Coal kendala terbesar dalam proses produksi batubara yaitu karena iklim Kalimantan yang tidak

Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan suatu rekayasa teknik seperti pembuatan drainase yang baik atau dengan membangun paritan sehingga air bisa mengalir aman dan sebisa mungkin tidak mengganggu proses produksi.

pasti, dimana pada musim kemarau tetap turun hujan dan pada saat anomali cuaca. Karena pengaruh dari La Nina, misalnya, hujan bisa turun lima kali dalam sehari dan keadaan seperti ini sangat menyulitkan aktivitas pertambangan. Akibatnya, akan terjadi lost time dalam proses produksi. Pengaruh yang paling signifikan akibat hujan adalah terhentinya produksi pertambangan selama beberapa saat atau hari. Tergantung pada intensitas dan durasi hujan tersebut. Sebenarnya untuk mengantisipasi terhentinya produksi karena hujan tersebut, satu tahun sebelumnya sudah dilakukan prediksi terhadap perkiraan terjadinya hujan dan curahnya. Namun kenyataannya, kondisi alam di lapangan bisa jadi lebih sulit atau di luar prediksi sebelumnya. Perihal pengelolaan air asam tambang, Berau Coal memiliki komitmen yang tinggi dalam mengelola lingkungan. Hal ini telah tertuang dalam Be GeMS. Dalam sistem penirisan air asam tambang ini dilakukan beberapa tahapan, air asam tambang dikumpulkan terlebih dahulu di dalam sump, yaitu tempat yang paling rendah (semacam kolam kecil) dalam tambang untuk menampung air. Kemudian, dari tempat itu air dipompa keluar tambang dan ditampung di sediment pond atau settling pond yang fungsinya dalah sebagai kolam pengendapan. Selanjutnya air asam ini akan masuk ke WMP (Water Monitoring Point), lalu dilakukan treatment untuk menetralkan asamnya dengan cara menambahkan kapur padam/Ca(OH)2 pada liming box yang digerakkan oleh tekanan air. Air asam tambang yang telah netral, akan kembali diendapkan melalui beberapa kompartemen settling pond sebelum dialirkan ke badan air dan selanjutnya air yang sudah asam yang sudah netral dan jernih ini dialirkan menuju sungai. Tentunya, kualitas air terhadap baku mutu sudah melalui pengawasan dan kontrol dari BLH. Pengelolaan air asam tambang ini dilakukan dengan cara semaksimal mungkin sebagai wujud dan komitmen Berau Coal dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.

13


ECO FRIENDLY

Cik a l Revegeta Bakasil Upaya revegetasi dan reklamasi yang dilakukan Berau Coal tidak hanya berupaya membuat lahan eks tambang kembali hijau. Tapi tidak hanya itu, tapi bagaimana tanaman yang ditanam dapat menjadi tanaman produktif. Untuk memulai upaya revegetasi, langkah awal dimulai dari pembibitan tanaman. Semuanya dimulai dari nursery. Nursery adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih berikut bahan media tanamnya menjadi bibit atau semai yang siap untuk ditanam di lapangan. Persemaian merupakan kegiatan awal sebelum dilakukan penanaman di lapangan dalam rangka pengelolaan revegetasi. Berau Coal memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan reklamasi. Sejak tahun 2011, Berau Coal telah membangun Nursery yang lebih representatif dan permanen. Ketiga site Berau Coal terdapat sebuah nursery, baik Binungan, Sambarata maupun Lati. “Kegiatan yang dilakukan di nursery merupakan cikal bakal dari kegiatan revegetasi. Mulai dengan menyediakan bibit dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik, sesuai dengan rencana pengelolaan revegetasi lima tahun kedepan,� ujar Saridi, Manajer Environment Berau Coal. Salah satu nursery yang telah ada di site BMO berdiri di area disposal A2 seluas 0,74 hektar dengan permukaan

14


ECO FRIENDLY

PEMBIBITAN BINUNGAN

LATI

SAMBARATA

Kapasitas: 30.000 bibit Produksi : 120.000 bibit/tahun

Kapasitas: 65.000 bibit Produksi : 260.000 bibit/tahun

Kapasitas: 26.000 bibit Produksi : 104.000 bibit/tahun

yang datar dan terdapat sarana air untuk penyiraman. Untuk keperluan revegetasi tahun ini di Binungan, sekitar 74,88 hektar dan membutuhkan tanaman yang sehat sebanyak 46.000 bibit. Produksi bibit di Nursery BMO setiap tahun akan disesuaikan dengan target luas lahan kegiatan revegetasi. Untuk melengkapi keanekaragaman jenis pelaksanaan penanaman dilapangan, pada Nursery telah dikembangkan sejumlah bibit jenis pionir lokal seperti Jabon (Anthocepallus cadamba), Mallotus paniculatus, Mahang (Macaranga hypoleuca), Kayu Putih (Melaleuca Leucadendron), dan Laban (Vitex pubescens). Tanaman pionir lainnya seperti sengon, trembesi, johar dan akasia. Di nursery dikembangkan berbagai tehnik pembibitan yang tepat bagi lahan revegetasi. Untuk tanaman pionir dimulai dari pembibitan dengan tehnik biji. Sementara tanaman lokal lebih banyak pemanfaatan dari biji atau tehnik cabutan. Benih tanaman lokal setinggi 10–30 cm ini diperoleh dari eks lahan yang dipindahkan, diinventaris dan dipelihara di nursery.

Langkah ini cukup berhasil untuk mengembangkan tanaman lokal. Berau Coal juga bekerjasama dengan masyarakat untuk mengembangkan tanaman lokal. Selain tanaman pioner, tanaman buah lokal juga dikembangkan seperti lengkeng, durian, cempedak dan rambutan. Serta tanaman jenis primer lokal seperti Meranti dan Kapur. Dalam menjalankan kegiatannya, nursery BMO secara teknis dipimpin oleh seorang teknisi enviro yang membawahi beberapa tenaga harian yang berasal dari masyarakat lokal melalui beberapa jasa koperasi. Saat ini tenaga harian berjumlah 18 orang yang berasal dari masyarakat Rantau Panjang, Bena Baru, Inaran, Pegat Bukur, serta dua orang driver. Kegiatan reguler dari nursery ini adalah melakukan penyebaran benih pada bak semai dengan media semai berupa kompos dan pupuk kandang. Kemudian, mengisi polybag ukuran 15 x 20 dengan kompos. Dilanjutkan dengan pemupukan pada persemaian dengan menggunakan pupuk sesuai kebutuhan bibit. Lalu dilakukan penyemprotan Decis untuk membunuh hama dan

melakukan penyiraman bibit secara teratur pada pagi hari. Bibit yang tumbuh disiapkan untuk disapih dan dipindah ke media polybag. Setelah dipindah, selalu dipantau dan dibersihkan terhadap gulma dan penyakit serta tanaman liar yang mengganggu. Tindak lanjut dari pemanfaatan limbah organik, dibuat kompos dari limbah domestik yang terdapat di sekitar tambang. Kompos ini digunakan sebagai salah satu media semai. Kebutuhan kompos yang besar ini membuat Berau Coal juga bekerja sama dengan departemen Community Development untuk pembinaan masyarakat. Memberdayakan masyarakat dengan cara mengajari masyarakat membuat kompos dan hasilnya dibeli Berau Coal untuk pemanfaatan di nursery. Selain untuk memenuhi kebutuhan bibit untuk reklamasi dan revegetasi yang dilakukan Berau Coal, kehadiran nursery ini dapat menjadi sebuah laboratorium hidup. Sehingga dari nursery milik Berau Coal dapat dihasilkan aneka tumbuhan varietas unggulan.

15


0 1 MOTIVATOR

Rahasia kesuksesan Bangsa Jepang yang Patut Ditiru

KERJA KERAS

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

MALU

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (menteri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur ditengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

HIDUP HEMAT

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti-konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Banyak orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

LOYALITAS

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

INOVASI

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

16


Motivator

PANTANG MENYERAH

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.

BUDAYA BACA Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.

KERJASAMA KELOMPOK

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam”rin-gi”.

MANDIRI

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang akan mereka kembalikan di bulan berikutnya.

JAGA TRADISI

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang.

17


Human Resource

Assessment Center

Mencari The Right Man On The Right Place Berau Coal terus melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk menghasilkan SDM berkualitas dan mampu meningkatkan performa perusahaan. Salah satu program yang dilakukan lewat Assessment Center. Sebagai aset penting dari sebuah perusahaan, maka perusahaan memandang perlu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar mampu menampilkan kinerja yang berkualitas dan profesional. Begitu pula dengan Berau Coal terus berupaya mengembangkan tingkat kompetensi seluruh karyawan Berau Coal. Selain sejumlah pelatihan, seminar, dan kegiatan pengembangan diri lainnya, Berau Coal juga melakukan Assessment Center (AC) kepada karyawan, khususnya level superintendent hingga manager. AC adalah suatu metoda dengan menggunakan beragam teknik evaluasi dan beragam evaluator untuk mengidentifikasi suatu potensi kompetensi seseorang yang dianggap mewakili suatu keberhasilan perilaku. Teknik evaluasi yang dipakai adalah diskusi kelompok, simulasi, wawancara, dan pengisian kuesioner. Dengan beragam teknik evaluasi dan beragam evaluator diharapkan dapat mengurangi bias penilaian, sehingga hasil yang diperoleh memiliki validitas yang lebih

18

tinggi. Dimensi kompetensi yang dinilai antara lain: Manage Reasoning (Analytical and conceptual thinking), Manage Task, Manage Self, Manage People, dengan memiliki potensi yang tinggi dalam dimensi kompetensi tersebut, diharapkan karyawan lebih terarah untuk mengembangkan karirnya. AC yang dilakukan lebih fokus untuk soft competency dalam mengisi kebutuhan di bidang Managerial. Seperti dijelaskan oleh Cahyo Andrianto, Superintendent Organization Development & Recruitment PT Berau Coal, dalam sebuah organisasi, penempatan atau promosi seseorang pada sebuah posisi atau jabatan tidak bisa sempurna seratus persen, tapi masih ada kekurangan dan kelebihan dari setiap individu tersebut dalam memenuhi kualifikasi jabatannya. Cahyo menambahkan, dengan mengetahui kompetensi karyawan tersebut, membantu dalam mempercepat membuat strategi pengembangan kompetensi manajerial mereka sesuai dengan jabatan. AC juga menjadi upaya untuk menyiapkan kaderisasi karyawan, dan kandidat karyawan yang potensial dapat menduduki suatu jabatan secara tepat. Program ini telah diikuti oleh lebih dari 50 orang dari level superintendent keatas. AC ini sejatinya hendak menjadikan elemen kompetensi sebagai salah satu pilar dalam mendongkrak produktivitas karyawan, dan sekaligus memekarkan kinerja bisnis. Secara spesifik, AC mencoba menggali level kompetensi seseorang melalui serangkaian jenis metode.

Para karyawan yang mengikuti AC akan diuji berbagai kompetensi manajerial seperti kompetensi leadership, communication skills, problem solving skills, team skills, dan sejenisnya. Ada empat kriteria yang harus diikuti oleh peserta AC yaitu meliputi Manage Reasoning, Manage Task, Manage Self, dan Manage People. Pada Manage Reasoning, kompetensi mereka diuji untuk kemampuan berpikir analitis dan konseptual. Pada Manage Task diuji seputar kemampuan perencanaan dan mengorganisir, managing quality, dan decision making. Untuk Manage Self diukur perihal semangat berprestasi, kemampuan berubah, pengembangan pribadi, dan integritas. Sedangkan Manage People, meliputi aspek kerja tim, kepemimpinan, dan customer focus. Metode AC tidak ditujukan untuk mengukur kompetensi fungsional seperti marketing research skills, interviewing skills, programming skills, dan sejenisnya. Melalui metode AC inilah, pihak manajemen Berau Coal bisa mengetahui dengan cukup akurat potret kompetensi para karyawan. Dan dari sinilah kemudian bisa disusun sejumlah employee development plan yang relevan. Disisi lain, karyawan juga dapat menilai kompetensi pribadinya sendiri. Pada sisi manajemen juga telah membuat succession planning dengan membuat replacement card. Dengan AC ini juga dapat dipetakan untuk merancang strategi development plan.


new comers new comers

NEW COMERS

Nama : Bayu Hidayat Jabatan: Enviro Technician Dept: Environment DOJ: 1 Juni 2012

Nama : Alexandro Amendo Jabatan: Coal Production & Hauling Supervisor Dept: SMO DOJ: 4 Juni 2012

Nama : Alfian Jabatan: Adm GA Dept: GA DOJ: 4 Juni 2012

Nama : Achmad Jabatan: Payroll Adm Dept: HRO DOJ: 4 Juni 2012

Nama : Bartholomeus Taula’bi Jabatan: Safety Technician Dept: OHS Dept DOJ: 4 Juni 2012

Nama : Hanafi Jabatan: Hydrology Engineer Dept: Geo Techic & Hydrology Engineer DOJ: 4 Juni 2012

Nama : Tri Hantoko Priyo Jabatan: Suppor Officer Geology Dept: Support Officer Geology DOJ: 4 Juni 2012

Nama : Dimas Aditya Jabatan: AMD Technician Dept: Environment DOJ: 11 Juni 2012

Nama : Vidiyana Mega Wardhani Jabatan: Assistent Investor Relation Dept: HR & GA Jakarta DOJ: 14 Juli 2012

Nama : M. Ramli Jabatan: Plant Operator Dept: SMO DOJ: 18 Juni 2012

Nama : Abdul Arif Rahman Hakin Jabatan: Lab Analyst Dept: Environment DOJ: 18 Juni 2012

Nama : Traju Anggi Andikadatu Jabatan: Senior Internal Auditor Dept: Internal Audit DOJ: 18 Juni 2012

Nama : Adhitya Mulyanis Saputra Jabatan: Transhipment Supervisor Dept: Shipping DOJ: 18 Juni 2012

Nama: Zaldi Nugroho Jabatan: Trade Finance Officer Dept: Treasury and Bank Relation DOJ: 25 Juni 2012

Nama : Arifuddin Jabatan: Safety Supervisor Dept: OHS Dept DOJ: 25 Juni 2012

Nama : Andik Tri Wahyudi Jabatan: Supporting Infrastructure Dev Supervisor Dept: Support Infra Dev DOJ: 25 Juni 2012

Nama : Ezra Boron Jabatan: Safety Supervisor Dept: OHS Dept DOJ: 11 Juni 2012

Nama : Awan Fitriatmaja Jabatan: Plant Operator Dept: SMO DOJ: 11 Juni 2012

Nama : Ahmad Daim Adhi Kusuma Jabatan: Mine Surveyor Dept: Technical Services DOJ: 11 Juni 2012

19


Catatan SM HSE

2 Major, 2 Minor & Hari Tanpa Kecelakaan Kerja 1 Agustus 2012 Mau tahu apa yang disampaikan oleh Pak Soni Marunduh, Driver Truk Batubara Madhani Sambarata yang rebah di front loading Pit T2 B West Sambarata pada tanggal 26 Juli 2012, ketika saya berkunjung di ruang perawatannya, di Rumah Sakit Umum Tanjung Redeb pagi 27 Juli 2012? “Benar itu safety, Pak! Saya yang kualat. Setiap safety berbicara di depan, ketika safety talk, saya di barisan belakang selalu celetuk, ini safety cerewet! Itu-itu terus yang disampaikan. Seat Bel terus, seat belt terus!” ujar Pak Soni dengan logat kental Torajanya. “Tapi, Pak. Kalau saja saya tidak pake seat belt, waktu saya menggantung setelah unit rebah, saya lihat ke bawah, wuihh…bisa pecah kepala saya ini, Pak” lanjut Pak Soni, masih dengan logat kental Torajanya. Pak Soni memang diselamatkan oleh seat belt-nya, ketika kecelakaan tunggal, unit DT Scania CT 3020 yang dikemudikannya rebah, saat keluar dari front loading, menghindari lubang dan mengambil jalan pintas keluar lintasan jalan, karena beda tinggi 16%. Namun, hasil rontgen menyatakan pergelangan tangan kiri Pak Soni patah. Ini akibat tangannya terhimpit diantara tubuh dan dashboard bagian tengah. Pak Surya Aribowo, Senior Manager TSA yang saat itu ada di Berau, dan saya undang pagi itu membezuk Pak Soni, bergumam, “Sayang ucapan Pak

20

Soni tidak saya rekam, bisa Pak Hamdan gunakan tuh untuk safety awareness.” Insiden yang dialami oleh Pak Soni Marunduh adalah insiden cidera berat kedua pada tanggal yang sama, 26 Juli 2012! Sebelumnya, dini hari di tanggal 26 Juli 2012 pukul 02:20, Pak Muhammad Nur Said, juga Driver Truk Batubara di Buma Lati, mengalami kecelakaan tunggal. Unit DT Mercy 081 yang dikemudikan oleh Pak Said ini sulit dikendalikan ketika melewati KM 2.5 jalan hauling batubara Lati arah muatan setelah melakukan overtaking atau menyalib di KM 3.5 dan terlambat menurunkan kecepatan, sehingga nyaris menyenggol median jalan di KM 2.5, ketika berusaha mengembalikan posisi dan melakukan pengereman, di saat itulah unit rebah ke kanan. Akibat dari insiden ini, Pak Muhammad Nur Said mengalami patah kaki kanan Lima hari sebelum dua kejadian di tanggal 26 Juli 2012 ini, tepatnya tanggal 21 Juli 2012, Pak Rasban. Mekanik PT SIS Sambarata, jari tengahnya terpukul oleh putaran engkol winch tiang tower lamp, ketika sedang memperbaiki arah sorot tower lamp. Engkol winch tower lamp ini hilang fungsinya karena snapring dari winch tersebut hilang fungsinya setelah dilas. Kenapa dilas? Karena snapring ini sering lepas dan mengakibatkan wire rope lari dari rilnya. Ini masuk kategori Minor Insiden atau Cidera Ringan.

Dan sehari setelah tanggal 26 Juli atau tepatnya 27 Juli 2012, seorang anak muda, Jupri, 23 tahun, helper motoris di Transshipment area mengalami benturan pada kepala bagian belakang, akibat tidak memperhitungkan kondisi ombak ketika memasang tali pengikat ke MV. Great One. Ini juga masuk kategori Minor Insiden atau Cidera Ringan. Apa pelajaran dari 2 kejadian cidera berat dan 2 cidera ringan ini? “Allah menganugerahkan ‘hikmah’ kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan barang siapa dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak, dan hanya orang-orang yang berakal-lah yang dapat mengambil pelajaran (Quran, Al-Baqarah: 269) Mari kita gunakan pemikiran kita terhadap pelajaran mahal ini. Guru baru saya dari PWC, Pak Tua David Webb, menanyakan seberapa efektif resiko dikendalikan? Karena pengendalian resiko adalah hal yang paling pokok dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Pak Tua David ini menjelaskan bahwa untuk mengukur kinerja keselamatan dan kesehatan kerja ada dua monitoring yang harus dijalankan, yaitu monitoring aktif atau beliau menyebutnya Leading Indicator dan monitoring reaktif atau beliau menyebutnya Lagging Indicator. Beliau menjelaskan Lagging Indicator adalah suatu bentuk dari monitoring reaktif yang dibuat atas hasil suatu


Catatan SM HSE

Hamdan

Senior Manager Divisi Healthy Safety and Environment

pelaporan dan investigasi dari suatu insiden atau kecelakaan dan kejadiankejadian yang memperlihatkan kelemahan-kelemahan dari sistem keselamatan dan kesehatan kerja.

Lebih ringkas beliau katakan bahwa lagging indicator terlihat ketika tidak tercapainya target keselamatan dan kesehatan kerja. Contoh seperti kejadian

diatas 2 cidera berat dan 2 cidera ringan ini termasuk lagging indicator, atau tabel insiden rate ytd Juli 2012 dibawah ini adalah contoh lain dari lagging indicator.

Incident Rate 11.08

Jan

12.1

12.06

13.4

7.65

Feb

Mar

Apr

May

16.55 11.01 11.84

13.04

Jun

Aug

Jul

9.92

Sep

13.84 9.21

Oct

Nov

Dec

15.81 16.66 10.41

Jan

2011 Kemudian Leading Indicator adalah suatu bentuk dari aktif atau proaktif monitoring yang fokus terhadap beberapa sistem pengendalian resiko yang kritis untuk memastikan pengendalian resiko tersebut berjalan secara efektif. Atau dalam bahasa sederhananya, Leading Indicator membutuhkan pemeriksaan rutin secara sistematis terhadap aksi-aksi kunci atau aktifitas yang diharapkan dilakukan. Contoh seperti berapa persen Group Leader

8.38

Feb

11.9

Mar

Apr

May

17.90 13.00

Jun

Jul

2012 atau Foreman jalan hauling melakukan inspeksi kondisi jalan dalam setiap shit-nya? Atau berapa persen tindakan perbaikan dari green card atau hazard report atau rencana perbaikan ditindaklanjuti seusai dengan target waktu yang ditetapkan? Atau berapa persen Project Manager melakukan inspeksi ke front loading dalam satu minggu? KTT sudah menetapkan 1 Agustus 2012 sebagai Hari Tanpa Kecelakaan.

Mari kita pastikan lagi operasional dan tanggung jawab area kita masing-masing dengan dua monitoring yang oleh Suhu saya David Webb, guna terwujudnya 1 Agustus 2012 sebagai Hari Tanpa Kecelakaan.

Insya Allah kita semua pasti bisa! No Such Thing As Can’t!

21


Bright Project

Implikasi Sistem Demi Kinerja yang Optimal 22

Sistem informasi dan perencanaan perusahaan (Enterprise Resource Planning/ERP) membutuhkan improvement yang signifikan dalam rangka memaksimalkan output kinerja perusahaan. Kini, Berau Coal akan mengimplementasikan SAP (System Application and Product). Hal ini memungkinkan proses integrasi dan otomasisasi roda bisnis perusahaan meliputi semua aspek seperti operasional, produksi dan distribusi. Penerapan sistem SAP memiliki dampak positif terhadap produktivitas dan kinerja operasional perusahaan.


Implikasi dari implementasi sistem SAP tersebut membuahkan perubahan yang signifikan terhadap pola kerja dan kebijakan seluruh lini. Perubahan tersebut meliputi sektorsektor sebagai berikut:

Perubahan Umum Perubahan sistem yang secara signifikan melahirkan konsep efisiensi dan terintegrasi. Semua data seperti Sales, Data Plaint Maintenance, dan divisi lainnya akan terintegrasi ke dalam satu sistem SAP, begitu juga proses bisnisya. Perubahan tersebut juga menyangkut

perilaku, cara kerja, pola berpikir dan sikap. Sementara itu, integrasi proses end to end sistem SAP ini meliputi proses-proses seperti operasional, keuangan, procurement, HR, dan GA. Jika sebelumnya proses bisnis tidak terintegrasi dan data tersebar di banyak sistem/tempat, kini proses bisnis terintegrasi secara online dan real time di sistem SAP (data terpusat di sistem SAP). Hal ini menghasilkan standarisasi proses bisnis, terkait data atau informasi yang terintegrasi dan lebih cepat serta lebih mudah untuk diakses karena sistem reporting yang lebih mudah, akurat, dan efisien.

Perubahan di Operasional Dalam proses coal handling jika sebelumnya pencatatan dokumen dilakukan di excell, dan tersebar di banyak PC, maka dengan sistem SAP pencatatan akan dilakukan secara terpusat, real time, dan online. Artinya, semua bentuk inventory movement tercatat secara aktual. Hal ini dibutuhkan kesadaran pentingnya

menginput data secara akurat dan tepat waktu. Lalu dibutuhkan juga kesadaran bahwa kualitas data yang optimum diperlukan oleh sistem dan pengguna berikutnya di dalam mata rantai produksi batubara. SAP juga memungkinkan untuk menbentuk standarisasi parameter pengukuran dan penilaian kualitas di seluruh area. Pengukuran dan penilaian kualitas produk menjadi seragam baik yang dilakukan oleh CPP dan PQDC. Sistem akan mengeluarkan penilaian kualitas berdasarkan parameter yang telah ditetapkan. Standarisasi parameter mengeliminasi adanya duplikasi data dan kalkulasi kualitas batubara dilakukan oleh sistem yang memudahkan user dalam pengolahan dan mempercepat pengambilan keputusan. Untuk mencapai itu semua, maka diperlukan training dan pembiasaan terhadap user mengingat user belum pernah menggunakan sistem ERP sebelumnya. Di sisi dokumen sales, sistem SAP memungkinkan transaksi sales dan shipment diinput ke dalam sistem secara sequential. Proses data flow mengalir dari kontrak, sales order, delivery order, transportation, shipment cost, dan billing. Hal ini menbuat fungsi kontrol dan audit lebih maksimal sekaligus mampu menganalisa pelaporan serta pelacakan dokumen secara terintegrasi. Hal tersebut juga meminimalisir human error saat entri data dan duplikasi data. SAP juga memungkinkan emergency work order dapat berjalan secara baik dan sesuai prosedur yang berlaku. Jika sebelumnya belum ada prosedur untuk emergency status, kini sudah dirancang platform prosedur dan SOP untuk pejabat berwenang dalam memutuskan emergency status. Dampaknya terhadap etos kerja adalah manajemen harus bersedia 24 jam untuk stand by on call jika terjadi kasus darurat.

Perubahan di Keuangan dan Procurement Implementasi SAP di sektor manajemen aset akan lebih efisien dan tercatat setiap perubahan master datanya. Jika sebelumnya perpindahan

aset dari satu lokasi ke lokasi lain dicatat secara manual, maka dengan SAP perpindahan lokasi cukup dimaintain dengan meng-update master data aset di SAP. Sementara itu, dari sisi profit center accounting, memungkinkan untuk menggunakan standar harga yang sudah dirancang di SAP. Hal tersebut tentu membutuhkan penyesuaian perhitungan profit center dan cost center, perubahan metode perhitungan costing, dan setiap bulan akan ada penyesuaian standar cost. Lalu diproses Purchasing Info Record (PIR) bisa menggunakan procurement consigment untuk vendor held stock. Untuk proses procurement solar, jika sebelumnya pencatatan pemakaian dilakukan setelah dikonsumsi sehingga tidak aktual, maka di sistem SAP pencatatan pemakaian sesuai aktual pemakaian. Alhasil, biaya yang muncul pun secara aktual. Hal ini mengakibatkan tidak adanya PO, fungsi PO digantikan oleh PIR.

Perubahan di HR dan GA Dengan sistem SAP, jadwal kerja akan lebih terorganisir sehingga produktivitas bisa dipacu maksimal. Departemen terkait akan menetapkan jadwal kerja dalam periode jangka panjang untuk karyawan, dimana jadwal kerja tersebut dapat disubsitusi untuk membuat jadwal kerja roster untuk karyawan yang tidak memiliki pola kerja. Hal ini membuat etos kerja di lingkungan Berau Coal mempunyai pola-pola kerja yang tetap. Namun demikian, diperlukan subsitusi agar pola kerja lebih fleksibel. Jika dahulu subsitusi dilakukan di payroll, maka setelah SAP perlu dilakukan di departmen. Cara membuat roster juga tidak harian lagi, harus dalam format SAP. Artinya, diperlukan mengubah kebiasaan payroll untuk membuat roster dengan format SAP. Sementara itu, SAP juga memungkinkan integrasi antara Travel – PO. Jika sebelumnya integrasi travel plan dan PO di-maintain dalam format excel, maka nantinya integrasi travel plan dan PO di-maintain dalam SAP. Integrasi tersimpan dalam sistem sehingga memudahkan untuk melakukan pengecekan.

23


EVENT

Membentuk Angkatan Kerja yang Kompeten via BLK

PT Berau Coal (BC) membangun Balai Latihan Kerja (BLK) yang diidamkan masyarakat Bumi Batiwakkal sejak beberapa tahun lalu. Komitmen pembangunan BLK tersebut ditunjukkan PT Berau Coal yang bekerjasama dengan Pemkab Berau dengan mendirikan gedung BLK di atas lahan 20 hektare di kawasan Jl Sultan Agung Kilometer 5 Teluk Bayur.

Halal Bihalal Demi Masa Depan yang Lebih Cemerlang

Segenap jajaran manajemen PT Berau Coal menggelar event halal bihalal dalam rangka menyambut usainya bulan suci Ramadhan 1433 H. Acara ini juga dihadiri oleh Serikat Pekerja PT Berau Coal serta seluruh karyawan dan keluarga. Acara berlangsung pertengahan September lalu di Gedung Olah Raga Pemuda, Berau. Acara yang berlangsung meriah dan akrab dengan unsur kekeluargaan ini mengambil tema “Satukan Energi untuk Masa Depan yang Lebih Cemerlang� 24


Our Health

Mengatasi Fatigue Agar K3L Selalu Terjaga Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja selalu menjadi prioritas kita. Namun kelelahan bekerja akan membuat kewaspadaan kita menurun.

Secara umum, fatigue adalah kelelahan yang sangat dalam yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dapat berupa kelelahan mental (Mental Fatigue) dan kelelahan fisik (Physical Fatigue). Gejala kelelahan secara fisik biasa seperti, otot tubuh yang lemah, sulit digerakkan, kesemutan, ada rasa pusing atau nyeri. Penyebab lelah fisik ini biasanya karena teralu lama duduk saat bekerja, menggunakan hanya satu bagian tubuh tertentu, misalkan mata, telinga, dalam jangka waktu yang lama. Sementara kelelahan mental gejalanya adalah, menurunnya daya pikir, sulit berkonsentrasi, sering lupa, gelisah, bosan dalam bekerja, dan sulit

tidur. Kelelahan jenis ini disebabkan oleh, beban kerja yang terlalu berat, terlalu banyak berpikir, lingkup kerja yang terlalu luas, aspek permasalahan yang dihadapi, kurang relaksasi, dan lemahnya ketahanan emosional individu. Penyebab fatigue ini secara umum terbagi dalam dua faktor utama yaitu faktor internal/individu dan faktor eksternal/ beban kerja. Faktor internal tersebut yakni usia, jenis kelamin, masa kerja, status gizi/IMT (Indeks Massa Tubuh), kondisi fisik/kondisi kesehatan. Sedangkan faktor eksternal yakni beban kerja fisik, waktu istirahat kerja, variasi kerja (pekerjaan yang monoton), shift kerja/ sistem kerja bergilir, lingkungan kerja, desain stasiun kerja. Akibat dari fatigue meyebabkan individu karyawan akan mengalami

kurangnya gairah dalam bekerja, persepsi yang buruk dan lambat, menurunnya kinerja jasmani dan rohani. Dalam dunia kerja atau industri hal ini akan memberikan pengaruh buruk pada tubuh dan pikiran. Hal ini cenderung menyebabkan penurunan efektifitas dan efisiensi kerja baik fisik maupun mental. Sementara itu manifestasi yang sering timbul akibat dari fatigue ini adalah adanya keluhan dari pekerja dan seringnya tenga kerja tidak masuk kerja. Menurut dr. Ardi Sertiyan, dari Klinik Berau Coal, jika fatigue ini dibiarkan terus berlanjut tanpa adanya penanganan yang tepat, maka ini akan berdampak pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pasalnya, bila individu karyawan tidak dapat berkonsentrasi secara optimal terhadap pekerjaannya, maka resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat meningkat. Hal ini tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga karyawan lain. Tentu saja, dapat mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas perusahaan.

25


Our Health

Contoh penyebab fatigue : • Adanya intensitas dan durasi kerja fisik dan mental • Lingkungan kerja yang tidak baik, pencahayaan, kebisingan • Tanggung jawab, kecemasan terhadap suatu pekerjaan, dan konflik • Penyakit, rasa sakit, kekurangan gizi dan nutrisi

Fatigue ini sendiri dapat diatasi dengan cara mengelola kelelahan kerja yang dilakukan oleh setiap individu karyawan dan berkomunikasi dengan atasan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh individu karyawan adalah:

• Mengenali penyebab fatigue tersebut: karena apa, dimana, kapan, saat mengerjakan apa • Mengatur pola dan kualitas tidur • Menjaga asupan gizi dan nutrisi, menghindari alkohol, kafein, rokok • Melakukan olahraga secara teratur • Mengatur kehidupan berkeluarga dan kehidupan sosial yang baik • Konsultasi kepada dokter • Meminta cuti kerja bila diperlukan

Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelelahan kerja :

• Duduklah dengan tegak, posisi duduk yang salah menyebabkan kelelahan cepat terjadi • Makanlah buah pisang karena pisang mengandung glukosa, sukrosa, fruktosa dan serat, sehingga memberikan peningkatan energi secara instan, substansial dan lama • Memijat daun telinga dengan pelan selama 1 menit untuk meningkatkan aliran energi • Berkumur dengan air dingin, membasahi wajah dan belakang leher dengan air dingin.

26


Shipping

Lebih Nyaman Dengan Pre Arrival Notification (PAN) of Security Pemberitahuan awal kedatangan kapal menjadi suatu kewajiban setiap kapal untuk menjaga keamanan fasilitas pelabuhan dan keselamatan kapal. Keamanan Pelayaran (Maritime Security) saat ini dan masa mendatang cenderung terganggu atau terancam. Ancaman ini datang karena semakin meningkatnya ancaman terhadap kelancaran kegiatan pelayaran dan semakin luasnya jangkauan kepentingan angkutan laut. Kapal sebagai sarana angkutan laut dan pelabuhan sebagai interface angkutan laut dapat dimanfaatkan untuk melakukan perbuatan yang merugikan banyak pihak, misalnya penyelundupan obatobat terlarang, pencurian muatan, bahkan kapal sebagai sarana angkutan

laut dapat digunakan sebagai senjata pemusnah massal. Kalangan internasional, khususnya negara-negara anggota International Maritime Organization (IMO) melihat ancaman terhadap keamanan pelayaran harus segera diantisipasi. Terlebih lagi setelah melihat peristiwa 11 September 2001, dimana sarana transportasi udara dapat digunakan sebagai senjata yang menghancurkan. Sehingga pada tanggal 12 Desember 2002, IMO telah menyetujui amandemen SOLAS dalam meningkatkan sistem keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan. Keduanya merupakan bagian integral dari keselamatan di laut. Dari hasil amandemen ini diperoleh ketentuan internasional yang mengatur masalah keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan. Ketentuan ini dikenal dengan nama ISPS Code (International Ship and Port Facility Security Code). Pemenuhan Part A dari ISPS Code adalah kewajiban bagi kapal-kapal asing yang terkena lingkup penerapan

serta fasilitas pelabuhan yang melayani jasa kepelabuhan terhadap kapal yang beroperasi secara internasional. Sesuai dengan persyaratan ISPS Code, semua kapal yang terkena peraturan ini, harus menetapkan Sistem Manajemen Keamanan kapal yang didokumentasikan dalam manual Ship Security Plan (SSP) dalam rangka menjamin operasional kapal dengan aman. Dalam rangka implementasi ISPS Code di Indonesia, pada tahun 2005, Direktur Jendral Perhubungan Laut menerbitkan petunjuk untuk kapal-kapal yang akan memasuki fasilitas pelabuhan di Indonesia bahwa kapal-kapal yang akan memasuki fasilitas pelabuhan di Indonesia bahwa kapal-kapal tersebut diharuskan untuk menyampaikan awal kedatangannya (Pre Arrival Notification/ PAN) 3 bulan terakhir selambatlambatnya 72 jam atau minimal 24 jam kepada PFSO (Port Facility Security Officer), kemudian PFSO kepada KUPP (Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan).

27


Shipping

PT Berau Coal sebagai pemilik pelabuhan-pelabuhan yang dikelola sendiri (pelsus) di beberapa titik lokasi yaitu, Lati, Suaran dan Sambarata, serta memiliki area pemuatan batubara mother vessel di transhipment point, Muara Pantai, Berau sudah senantiasa menerapkan ISPS Code sejak Januari 2005 dengan tingkat security level 1 (minimum appropriate protective security measures). Bersama Capt. Hasanul Haq Batubara, M. Mar selaku PFSO (Port Facility Security Officer), dan Hivensasi Siregar selaku Deputy PFSO, PT Berau Coal senantiasa melaksanakan drill (setiap 3 bulan) dan exercise (setiap 18 bulan) di wilayah pelabuhan dan transhipment point, Muara Pantai. Dimana exercise terakhir dilaksanakan di bulan Desember 2011 dengan tema “Kesiapan Menghadapai dan Merespon Ditemukannya Barang Berbahaya”. Tentunya penerapan pemberitahuan awal kedatangan kapal sudah merupakan salah satu ketentuan di dalam ISPS Code. Berau Coal sudah menerapkan aturan ini dengan diterbitkannya SoCPF (Statement of Compliance Port Facility). Pemberitahuan kedatangan kapal dapat dilakukan oleh pemilik kapal/ agen/company security officer ataupun nahkoda kapal dengan terlebih dahulu mengisi format PAN. Pre Arrival Notification yang diterapkan di Berau Coal berisi 18 item yang harus diisi pada format PAN tersebut. Dengan dikirimkannya PAN tersebut, PFSO dapat mengetahui mengenai data kapal serta tingkat keamanan kapal. Informasi keamanan akan diperoleh dari setiap kapal yang datang. Dalam format PAN, 10 pelabuhan terakhir yang telah dikunjungi kapal pun akan tertera, sehingga memudahkan kita untuk mengetahui darimana saja kapal tersebut berasal. Kita dapat mengetahui asal-muasal kapal tersebut, apakah berasal dari daerah terkena bencana misalnya bencana radiasi reaktor nuklir di Jepang atau berasal dari wilayah teroris atau wilayah konflik yang berbahaya. Dengan mengetahui hal tersebut, akan memudahkan PFSO untuk merencanakan hal apa saja yang akan dilakukan untuk keamanan kapal tersebut. Terkait dengan isu lingkungan, dengan

28

penerapan PAN, dapat pula diketahui standar pelaksanaan sistem manajemen air ballast (BWMS) di kapal tersebut. Apakah sudah sesuai dengan standar pelaksanaan sistem air ballast di negara lain yang pernah didatangi, seperti Brazil dan Australia. Sistem manajemen air ballast ini bertujuan untuk untuk mengurangi penyebaran organisme laut yang tidak terkendali lagi. Ribuan spesies laut (termasuk bakteri dan mikroba, invertebrate kecil, kista, dan larva berbagai spesies) terkandung dalam air ballast kapal. Ketika kapal melakukan proses ballasting dan deballasting maka akan terjadi pertukaran organisme di satu daerah dengan daerah lainya. Proses ini berlangsung selama bertahun-tahun selama kapal beroperasi di dunia. Hal ini mengakibatkan keseimbangan ekosistem terganggu karena organisme asli bercampur dengan organisme pendatang menyebabkan banyak terjadi mutasi genetika. Namun, belum semua negara menerapkan sistem manajemen air ballast. Pasalnya, biaya untuk

menerapkan sistem yang mengharuskan air ballast yang keluar dari kapal harus dalam kondisi bersih ini sangat mahal. Sistem ini juga masih menjadi wacana di Berau Coal. Rencananya, baru tahun ini akan mengusulkan penerapan sistem ini. Keuntungan dengan menerapkan sistem ini akan berdampak positif untuk citra perusahaan di mata negara pemilik kapal. Dengan penerapan sistem keamanan yang baik terhadap kapal-kapal yang tiba di Muara Pantai, secara tidak langsung akan menjalin komunikasi yang baik antara shipper dan buyer. Kapal-kapal yang mendapat perlakuan keamanan istimewa dari Berau Coal akan melaporkan hal ini ke CSO perusahaan mereka. Setelah itu pada umumnya CSO akan melaporkan tingkat keamanan kita ke IMO. Tentunya, hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat berharga jika negara-negara lain sudah mendeklarasikan bahwa area Transhippment Berau Coal adalah area yang aman, sehingga tidak ada keraguan baik dari pemilik kapal maupun buyer untuk memberangkatkan kapalnya ke area Berau Coal.

Tujuan dari ISPS Code adalah : • Membentuk kerangka kerjasama internasional antar negara-negara anggota (Contracting Government), Badan-badan pemerintah, Pemerintah setempat, industri pelayaran dan pelabuhan untuk mendeteksi ancaman keamanan dan mencegah insiden keamanan yang berpengaruh terhadap kapal-kapal atau fasilitas pelabuhan yang dipergunakan untuk perdagangan internasional. • Menetapkan peran dan tanggung jawab setiap negara anggota (Contracting Government), Badan-badan pemerintah, Pemerintah setempat, industri pelayaran dan pelabuhan, baik di tingkat nasional maupun internasional untuk menjamin keamanan di laut (maritim). • Menjamin pengumpulan dan saling tukar informasi keamanan yang dini dan efisien. • Menyediakan suatu metodologi untuk penilaian keamanan yang dipergunakan untuk membuat rencana keamanan dan prosedur-prosedur untuk tindakan aksi terhadap perubahan setiap level keamanan. • Menjamin kepercayaan diri bahwa tindakan keamanan maritim telah mencukupi dan sesuai dengan proporsinya. ISPS Code berlaku internasional sejak 1 Juli 2004 untuk : • Tipe-tipe kapal yang melayari perairan internasional, meliputi kapal penumpang, termasuk High Speed Passenger Craft, Cargo Ship, termasuk High Speed Craft dengan tonase >500 GT dan Mobile Offshore Drilling Unit (MODU). • Fasilitas Pelabuhan yang memberi layanan terhadap kapal-kapal yang melayari perairan internasional.


Community

Pos Gizi Melalui Pendekatan Positive Deviance Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam mengimplementasikan PHBS secara maksimal. Pola pendekatan positive deviance (PD) atau suatu pendekatan untuk mencari praktik-praktik perilaku dan strategi yang sudah ada pada keluarga di dalam masyarakat. Hal tersebut dijadikan suatu model contoh penanganan kesehatan keluarga, sehingga sesuai dengan budaya

setempat dan diharapkan penerapannya bisa lestari. Implementasi pendekatan PD sudah dimulai sebagai bagian dari kegiatan CSR Berau Coal sejak tahun 2011 lalu. Kegiatan tersebut diwujudkan melalui pelatihan Implementer dan Pembentukan Pos Gizi melalui pendekatan Positive Deviance (PD) yang sudah dibentuk di 5 kampung yaitu: Pegat Bukur, Tumbit Dayak, Tasuk, Birang dan Samburakat. Kini, hingga akhir tahun 2012 ini rencananya akan digelar di 16 kampung meliputi: Melati Jaya, Pulau Besing, Gurimbang, Tanjung Perangat, Merancang Ulu, Merancang Ilir, Sukan, Batu-batu, Sambakungan, Maluang, Gunung Tabur, Bena Baru, Inaran, Long Lanuk, Suaran, dan

Bangun. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kerjasama PT Berau Coal dengan Positive Deviance Resource Centre (PDRC) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan Dinas Kesehatan Kabupaten Berau. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu digelar pelatihan TOT Pola Pendekatan Positive Deviance (PD) dalam perbaikan dan peningkatan status kesehatan dengan melibatkan perwakilan Dinas Kesehatan Berau, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB Berau, Pengurus PKK Kabupaten dan Kecamatan seBerau, serta perwakilan masyarakat Kampung Birang, Pegat Bukur dan Tumbit Dayak. Program pelatihan implementer ini bertujuan agar peserta mampu melatih dan memfasilitasi pelatihan praktik perilaku dan pemulihan gizi melalui pendekatan PD. Peserta juga diharapkan bisa memahami program perbaikan gizi masyarakat serta mampu mengelola data Posyandu, merumuskan

29


COMMUNITY

masalah dan menemukan solusinya. Para peserta juga diharapkan mampu menggali dan menemukan perilaku umum di masyarakat serta mampu menelusuri sekaligus menganalisis perilaku khusus yang positif di masyarakat. Semantara itu, program ini juga bertujuan untuk menyiapkan kampung dampingan PT Berau Coal khususnya dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan dan gizi dengan pendekatan PD melalui pembentukan pos gizi. Salah satu faktor utama penentu status kesehatan yang baik adalah asupan gizi yang dikonsumsi. Gangguan gizi yang terjadi pada usia dini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan anak bahkan bisa menyebabkan kematian. Menurut data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan permasalahan gizi tetap menjadi penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia dan kelompok yang paling rentan adalah bayi dan balita. Sedikitnya 17.289 bayi umur 6-12 bulan meninggal dunia setiap hari karena kelaparan dan kurang gizi. Untuk di Berau sendiri, dari bulan Januari hingga Agustus 2012 terdapat

30

18 bayi dan balita yang meninggal akibat kekurangan gizi atau gizi buruk (Malnutrisi). Sedangkan data dari 61 Posyandu di Kabupaten Berau, pada bulan Juni 2012 terdapat Âą 144 balita di bawah garis merah (BGM) atau memiliki status gizi buruk dari Âą 4.330 balita. Kemiskinan seringkali dikaitkan sebagai penyebab gizi kurang atau buruk. Dengan pola pendekatan PD ini akan dicarikan penyebab, praktik-praktik perilaku dan strategi yang dilakukan keluarga yang memiliki anak-anak bergizi baik padahal hidup di keluarga dan masyarakat kurang mampu sehingga dapat dijadikan percontohan bagi keluarga lain yang memiliki status gizi kurang di lingkup masyarakat itu sendiri. Setelah dilakukan pola pendekatan PD, penyebab status gizi kurang atau buruk bukan karena faktor kemiskinan saja. Adapun penyebab terjadinya gizi kurang atau buruk akibat rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan keluarga. Kurangnya pengetahuan sikap dan keterampilan keluarga dalam hal cara menyusui anaknya juga menjadi

salah satu faktor penyebab gizi buruk. Sementara itu, pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri dan lingkungan yang masih minim juga menjadi faktor lainnya. Adapun pola makan yang kurang teratur dan kurang sesuai dengan kebutuhan gizi anak juga menjadi salah satu faktor yang cukup dominan. Dengan pelaksanaan pola pendekatan PD, masyarakat dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam pemenuhan kesehatan keluarga yang baik.


People

Konsisten Adalah Kunci Utama Asep Ismail HRO Manager PT Berau Coal

Total dan konsisten dalam bekerja! Mungkin prinsip inilah yang selalu dianut oleh Asep Ismail, HRO Manager PT Berau Coal. Pria kelahiran Cirebon, 5 Mei 1968 ini berkutat di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) sekitar 15 tahun dalam berkarya. Banyak hal ia bisa petik seiring perjalanan karirnya. Pengalamannya di bidang SDM memang sudah tak diragukan lagi. Hal itu diperkuat dengan dua gelar sarjana dari disiplin ilmu yang berbeda, yaitu Sarja Hukum (SH) dan Sarjana Ekonomi (SE). “Awalnya latar belakang pendidikan saya di bidang ekonomi, dan saya adalah orang yang ingin selalu belajar, dan selama 15 tahun lebih saya berkecimpung di bidang SDM saya merasa perlu untuk memperdalam

pengetahuan mengenai hukum. Hal ini juga ada kaitannya dengan bidang pekerjaan yang selama ini saya geluti,� kata Asep. Awalnya bidang pekerjaan yang ia masuki adalah Finance & Marketing. “Saya sangat tertarik dengan pekerjaan tersebut karena berkaitan dengan hitung-hitungan dan pemasaran. Kita bisa tahu perencanaan keuangan, cash flow dan lain-lain. Sementara di dunia marketing seni yang harus kita memiliki adalah bagaimana kita dapat mempengaruhi customer agar tertarik dengan yang kita tawarkan dan itu tidak mudah, butuh kesabaran,� ungkapnya. Setelah itu, sekitar 1992 ia mulai berkecimpung di dunia SDM dengan bergabung di PT Freeport Indonesia.

Selama sembilan tahun ia merintis karirnya di sana, dengan jabatan akhirnya sebagai Senior Coordinator HR. Sekitar tahun 2000 ia memutuskan pindah dari PT Freeport Indonesia dan bergabung dengan PT Gunanusa Utama Fab, sebuah perusahaan konstruksi peralatan berat yang berbasis di Cilegon, Banten. Ia menapaki karir selama tiga tahun di perusahaan tersebut dengan jabatan akhirnya sebagai Senior HR Officer. Waktu terus berjalan, dan tiga tahun kemudian ia bergabung PT Batavindo Kridanusa sekitar tahun 2003. Ia menjabat sebagai HR & GA Superintendent di perusahaan manufaktur bahan kimia yang berbasis di Indramayu, Jawa Barat. Tiga tahun

31


PEOPLE

kemudian, karirnya pun kian melesat setelah ia memutuskan bergabung dengan PT Wedabay Nickel sekitar tahun 2006. Ia pun berhasil menjabat sebagai HR & Administration Department Head. Perusahaan tersebut berlokasi di Halmahera Tengah, Maluku Utara dan bergerak di bidang Metalurgi, Pertambangan & Eksplorasi. Selama tiga tahun ia merintis karir dan berkarya di perusahaan tersebut. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan PT Berau Coal pada 5 Mei 2009. “Program pengembangan karyawan di PT Berau Coal sudah dilakukan dengan baik, tetapi bukan berarti tidak perlu adanya perubahan dan peningkatan pengembangan SDM. Perubahan dan peningkatan sistem pengembangan tetap harus terus dilakukan, dan ini bukan hanya tanggung jawab HR tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk terus menggali dan menciptakan potensi-potensi SDM yang kompetitif dan berani untuk menjadi agen perubahan,” jelasnya. Kini, ia menjabat sebagai HRO Manager PT Berau Coal dan tetap konsisten berkarya dalam jalur pengembangan sumber daya manusia. Domisili dari Ayah tiga anak ini di Cirebon, Jawa Barat. Kendati jauh dari keluarga, namun hal itu tak menjadi halangan baginya untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan. “Jujur, ketika pertama kali akan bergabung dengan PT Berau Coal cukup sulit saya mengambil keputusan karena harus berpisah lagi dengan anak-anak dan istri. Walaupun sebetulnya ini bukan yang pertama kali bagi saya harus berpisah dengan keluarga,” ungkap Asep. Ternyata, perusahaan menyediakan fasilitas HOP untuk tinggal di Kabupaten Berau bersama dengan keluarga. “Setelah satu tahun saya bergabung di PT Berau Coal dan keluarga berkunjung di Kabupaten Berau, saya berdiskusi dengan istri dan anak-anak untuk tinggal bersama di Berau tetapi terus terang anak-anak kurang tertarik untuk hidup dan menetap di Kabupaten Berau. Ya..hidup adalah pilihan, dan

32

setiap pilihan yang diambil pasti ada konsekuensinya. Akhirnya kami mengambil pilihan keluarga tetap di Cirebon,” kata Asep. Konsisten di bidang yang telah dikuasai lebih dari satu dasawarsa inilah yang menjadi kunci sukses utama dalam perjalanan karirnya. Prinsip tersebut juga lah selalu memuluskan Asep dalam menapaki karirnya setelah beberapa kali pindah perusahaan. “Sekarang ini

PENGALAMAN KARIR

hidup saya jauh dari keluarga, tetapi hal tersebut tidak menghalangi saya untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarga, apalagi Alhamdulillah saya dikaruniai anak-anak yang cerdas dan pintar. Sudah barang tentu hal tersebut semakin memacu saya untuk terus memberikan fasilitas pendidikan umum dan agama secara maksimal,” tutupnya.

• HRO Manager, PT Berau Coal (2009-sekarang) • HR & Administration Department Head, PT Wedabay Nickel (2006 - 2009) • HR & GA Superintendent, PT Batavindo Kridanusa (2003-2006) • Sr. HR Officer, PT Gunanusa Utama Fab. (2000-2003) • Sr. Coordinator HR, PT Freeport (1991-2000)


REVIEW

28 Business Thinkers Who Changed The World Penulis : Rhymer Rigby Halaman : 280 halaman Penerbit : Noura Books Bagaimana cara Steve Jobs membuat konsumen Apple begitu setia? Mengapa opini Oprah Winfrey bisa mempengaruhi jutaan orang di dunia? Apa yang dilakukan Sergey Brin dan Larry Page sehingga Google berhasil menyalip para pendahulunya? Buku ini memuat pemikiran 28 tokoh hebat saat ini. Diantaranya ialah Steve Jobs, Warren Buffett, Anita Roddick, Rupert Murdoch, Oprah Winfrey, Bill Gates, Mark Zuckerberg, Michael Dell, Roman Abramovich, George Soros, dan sebagainya. Mereka bukan hanya kaya, terkenal, ataupun sukses. Mereka juga merupakan orang-orang yang secara signifikan mengubah peta bisnis dunia. Beberapa di antara mereka melakukannya karena ingin mengubah dunia menjadi lebih baik, beberapa karena termotivasi uang dan kekuasaan. Sebagian memang berotak cemerlang atau kaya raya, tapi ada juga yang berhasil karena memiliki insting bisnis yang kuat. Temukan inspirasi dari pengalaman luar biasa dan gebrakan dari mereka.

Young On Top New Edition: 35 Kunci Sukses Di Usia Muda Penulis : Billy Boen Halaman : 228 Penerbit : B - First Setiap orang pasti punya impian untuk berada di puncak karier. Tapi kenapa harus menunggu usia 50 tahun untuk mencapai predikat sukses? Anda tidak perlu lagi menunggu hingga usia segitu. Sekaranglah kesempatanmu dalam merencanakan kesuksesan, Young On Top. Sang penulis mendapatkan gelar Bachelor of Science dari Utah State University dalam waktu 2 tahun 8 bulan. Kemudian meraih gelar MBA di State University of West Georgia, dalam kurun waktu satu tahun dengan predikat cum laude. Ia pulang ke Indonesia dan kali pertama kerja di PT BercaSportindo, tempat dia mendapatkan kesempatan untuk menangani merek Nike, Umbro, dan menciptakan merek League pada 2004. Ketika usianya 26 tahun, dia menjabat sebagai general manager untuk Oakley di Indonesia; kala itu, dia adalah GM termuda Oakley di seluruh dunia. Ketika berumur 29 tahun, dia dipercaya untuk memimpin tiga perusahaan di bawah naungan MRA Group: Hard Rock Cafe Jakarta, Hard Rock Cafe Bali, dan Haagen-Dazs. Dia memimpin lima ratus karyawan saat itu. Kini Billy menjabat sebagai CEO PT Jakarta International Management (JIM) dan PT YOT Nusantara. Ia juga adalah salah satu pemegang saham dan President Director Rolling Stone Cafe Jakarta, sebuah bisnis yang merupakan joint-venture antara perusahaannya dengan PT a&e Media, penerbit majalah Rolling Stone Indonesia. Buku ini memberikan semua tools yang Anda butuhkan untuk berada di puncak karier. Buka mata, telinga, dan hatimu. Mari berkompetisi dan tunjukkan bahwa kamu bisa! 33


RENDEVOUS

Eksotisme Taman Nasional Komodo

Pulau Komodo merupakan pulau yang terletak di ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Di Pulau Komodo juga dapat ditemukan resor bertaraf internasional, serta beberapa pondokan yang disediakan oleh masyarakat setempat dan juga restoran. Untuk mencapai Taman Nasional Komodo, wisatawan harus terlebih dahulu mendarat di Labuan Bajo – titik terdekat menuju lokasi. Wisatawan hanya dapat menggunakan pesawat baling-baling berjenis Modern Ark dan sejenisnya dari Bandara Ngurah Rai-Bali. Labuan Bajo –sebuah kota pelabuhan 400 km di timur Bali yang menjadi pintu gerbang untuk mengeksplorasi Pulau Komodo dan Flores Barat. Setelah itu, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menyewa mobil atau motor untuk menuju pelabuhan

34

dan lanjut menyewa kapal menuju pulau-pulau di kawasan Taman Nasional Komodo. Ojek di Labuan Bajo umumnya sekitar Rp10 ribu. Jika ingin seharian berkeliling kota, maka wisatawan bisa menyewa mobil dengan tarif mulai dari Rp300–Rp500 ribu tergantung jenis mobil dan motor dengan tarif dari Rp25– Rp150 ribu tergantung jenis motor. Fasilitas penyewaan kapal kayu untuk menuju Pulau Komodo (pulangpergi) juga tersedia bagi wisatawan. Bahkan, wisatawan juga bisa menginap di atas kapal jika memang ingin, dan tentunya dengan tambahan sewa kapal. Sebenarnya, paket wisata ke Pulau Komodo bisa di-googling dan di situ terdapat beragam paket perjalanan wisata dengan harga yang terjangkau. Paket perjalanan tersebut ada yang sudah meliputi tiket pesawat menuju Labuan Bajo dan ada juga yang tidak. Wisatawan bisa saja singgah terlebih dahulu ke Loh Buaya yang berarti teluk buaya. Loh Buaya merupakan pintu masuk Pulau Rinca, pulau terdekat

yang menjadi habitat asli hewan purba komodo. Pulau Rinca menjadi salah satu pulau besar yang termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Populasi komodo terbesar sebetulnya ada di Pulau Rinca, yaitu sekitar 1.300an ekor, lebih banyak dibandingkan populasi komodo di Pulau Komodo-nya sendiri yaitu 1.200-an ekor. Selain dua pulau besar itu, ada dua pulau lainnya yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Komodo dan menjadi habitat asli komodo yaitu Pulau Gili Motang dan Pulau Nusa Kode. Namun jangan khawatir, umumnya setiap wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo pasti akan dibawa pula berkelana Pulau Rinca, sekan sudah menjadi satu paket. Di Pulau Rinca, wisatawan akan diajak menjelajahi trek sepanjang 2 km–8 km untuk mengunjungi habitat asli komodo. Begitu pun di Pulau Komodo. Panjang dan lamanya trek perjalanan tergantung pilihan wisatawan.


RENDEVOUS

Sejarah Pulau Komodo Pada tahun 1908, gugusan satuan tempur pasukan Belanda melaporkan bahwa mereka melihat hewan naga menyerupai monster di sebuah kepulauan sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mendengar hal tersebut, Letnan Steyn van Hens Broek, seorang pejabat administrator kolonial Belanda tertantang untuk membuktikannya. Ia kemudian menyiapkan satuan tempur armada kapal Belanda yang bermarkas di Flores untuk menuju pulau tersebut. Setelah tiba di lokasi, Letnan Steyn dan anak buahnya melihat hewan berupa kadal raksasa yang panjangnya berukuran hingga dua meter. Steyn

berhasil membunuh salah satu dari kadal rakasa tersebut dan membawa ke markasnya di kota Ende. Kadal raksasa ini kemudian dipotret dan gambarnya dibawa kepada Peter A Ouwens, seorang direktur Zoological Museum and Botanical Garden di Bogor. Inilah dokumentasi pertama sebuah kadal raksasa yang ternyata bernama komodo. Berangkat dari temuan tersebut, pada tahun 1910 pihak Belanda menamakan pulau tersebut Pulau Komodo. Komodo merupakan hewan langka dari spesies kadal terbesar di dunia dengan rata-rata panjang tubuhnya mencapai hingga 3,13 meter dan beratnya mencapai 165 kg. Wisatawan juga dapat menyaksikan berbagai aktivitas hewan langka ini, seperti perkawinan komodo yang terjadi antara bulan Mei hingga Agustus. Di pulai ini, wisatawan juga bisa melihat aktifitas komodo yang sedang menyantap mangsanya seperti rusa, kambing, dan babi. Pemandangan seperti komodo berjemur di jalanan dan di cabang pepohonan pada pagi hari juga merupakan dimensi

eksotis tersendiri bagi wisatawan yang melihatnya. Sebagai langkah preventif komodo dari kepunahan, sekitar tahun 1980 Pemerintah menjadikan Pulau Komodo sebagai Taman Nasional Komodo. Enam tahun kemudian, taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Taman nasional ini terdiri atas dua pulau besar, yakni Pulau Rinca dan Padar, yang dikelilingi oleh beberapa pulau kecil. Total luas wilayah daratan taman nasional ini mencapai 1.817 km². Menyusul penetapan Taman Nasional Komodo sebagai New Seven Wonders of Nature pada pertengahan Mei 2012. Setidaknya, nama Pulau Komodo yang semakin mendunia makin mendapat perhatian dari wisatawan mancanegara dan terutama wisatawan lokal.

35


STAKEHOLDER

Menjaga Performa Dengan Baik PT Madhani Talatah Nusantara (Madhani) merupakan salah satu perusahaan kontraktor yang mengerjakan proyek penambangan di Berau Coal. Meski terbilang kontraktor muda, namun kinerja yang ditampilkan cemerlang. PT Madhani pertama kali menjadi kontraktor di Berau pada akhir tahun 2007. Awalnya, Madhani mengerjakan sejumlah proyek di Berau Bara Energy yang dimulai pada tahun 2008.

36

Kemudian, Madhani mulai mengerjakan proyek pertambangan di Berau Coal wilayah B West di Sambarata sejak Juli 2010 dengan masa kontrak selama lima tahun. “Bagi Madhani, proyek di Berau Coal ini merupakan proyek terbesar ketiga yang dikerjakan oleh perusahaan,� ungkap Hardjunadi. Sejak awal menjadi kontraktor di Berau Coal, PT Madhani termasuk kontraktor dengan kinerja memuaskan. Indikasinya, dari volume produksi yang digarap oleh Madhani, pencapaiannya melampaui target. Namun bukan berarti perjalanan PT Madhani di Berau Coal berjalan mulus. Seperti yang disampaikan oleh Hardjunadi Hartono, Eks Project Manager PT Madhani Talatah Nusantara site SMO PT Berau Coal, sama seperti kontraktor lainnya, Madhani juga pernah mengalami

kendala. Misalnya, terkait standar dan sistem dan prosedur dari Berau Coal yang ketat bagi para kontraktor. Oleh sebab itu, dibutuhkan penyesuaian selama beberapa bulan. Barulah pada bulan Mei 2011, Madhani mulai berjalan secara mapan dan telah dapat memenuhi kewajiban terhadap standarisasi regulasi, peralatan, dan kompetensi personel sesuai dengan standarisasi dari Berau Coal. Sementara kendala alam yang dihadapi Madhani di lapangan adalah hujan yang otomatis akan membuat aktivitas pertambangan berhenti. Solusi untuk mengatasi masalah ini, adalah bagaimana melakukan penambangan yang benar, cara mengendalikan air, dan cara mengatur sumber daya manusia dengan baik. Artinya, diperlukan pengawasan terhadap kinerja para pekerja termasuk juga jam kerja yang baik dan ketepatan waktu.


STAKEHOLDER

Contohnya, saat hujan berlangsung , pekerja di bagian excavator harus tetap bergerak untuk membereskan masalah drainase yaitu dengan melakukan kontrol terhadap air. Termasuk melakukan metode pengalihan air, dimana air dialirkan menuju tempat aman, atau diisolasi di satu tempat. Sehingga ketika hujan berhenti aktivitas pertambangan bisa langsung dikerjakan kembali tanpa harus kehilangan waktu untuk mengeringkan air terlebih dahulu. Semakin cepat proses penambangan dimulai kembali pasca hujan, maka mismanagement dapat dihindari dan target produksi penambangan dapat tercapai. Sampai saat ini total SDM yang dimiliki Madhani dengan 9 proyek yang tengah dikerjakan berjumlah sekitar 380 personil. Dengan perincian sekitar 240 orang adalah personil operator, 90 orang mekanik, dan sisanya adalah personil pendukung dan survey. Hingga saat ini kinerja yang ditunjukkan Madhani dalam mengerjakan proyek di Berau Coal dapat dikatakan sangat baik. Meski terbilang masih kontraktor muda yang menjalin kerjasama dengan Berau Coal. Produksi yang dihasilkan mampu melampaui target. Pada tahun 2011, pencapaiannya untuk produksi batu bara mencapai lebih sekitar 1,4 juta ton dari target 900 ribu ton termasuk OB mencapai 16 juta dari target semula

14 juta. Semua ini dilakukan Madhani dengan tetap menjunjung tinggi standar K3L. Hasilnya, semua ini dapat dicapai dengan zero fatality dan zero lost time injury. Kemudian untuk membantu mencapai target ini Madhani melakukan beberapa langkah untuk meningkatkan produktifitas. Seperti menambah personil dan alat-alat berat baru untuk mendukung tercapainya target yang sudah ditetapkan. Sebanyak 1 unit PC 2000, dan 7 unit HD telah menambah jajaran armada alat berat yang dimiliki Madhani. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan volume produksi sesuai dengan target produksi batubara tahun 2012 yang mencapai hingga 1,7 juta ton termasuk untuk OB, 19 juta ton per tahun. Semoga dengan kerja keras dan semangat yang dimiliki Madhani bersama dengan Berau Coal dapat mewujudkan hal tersebut.

Hardjunadi Hartono Eks Project Manager PT Madhani Talatah Nusantara site SMO PT Berau Coal

37


SAFETY FIRST

Strategi Menuju Zero Accident Tidak jarang karyawan yang mengalami kecelakaan kerja bukan karena kelalaian dari dirinya saja tetapi juga karena perusahaan kurang memahami dan tidak melindungi karyawan dengan alat pengaman ketika mereka bekerja. Kalau ini dibiarkan maka motivasi dan kinerja karyawan bakal semakin menurun.

Karena itu tidak terkecuali Berau Coal, setiap perusahaan sewajarnya memiliki strategi memperkecil dan bahkan menghilangkan kejadian kecelakaan kerja di kalangan karyawan sesuai dengan kondisi perusahaan. Sejumlah strategi perlu diterapkan pada perusahaan bila ingin melindungi karyawan dari resiko kecelakaan kerja. Strategi tersebut meliputi; Perlindungan dari pihak manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi karyawan dalam menghadapi kejadian kecelakaan kerja. Misalnya karena alasan finansial, kesadaran karyawan tentang keselamatan kerja dan tanggung jawab perusahaan dan karyawan maka perusahaan bisa jadi memiliki tingkat perlindungan yang minimum bahkan maksimum. Manajemen perlu menentukan apakah peraturan tentang keselamatan kerja bersifat formal ataukah informal. Peraturan formal yang dimaksud adalah setiap aturan dinyatakan secara tertulis, dilaksanakan dan dikontrol sesuai dengan aturan. Sedangkan, secara informal dinyatakan tidak tertulis atau konvensi dan dilakukan melalui pelatihan dan kesepakatan-kesepakatan. Selain itu, manajemen harus memilih antara sikap proaktif dan reaktif dalam pengembangan prosedur dan rencana tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Proaktif berarti pihak manajemen perlu memperbaiki terus menerus prosedur dan rencana sesuai kebutuhan perusahaan dan karyawan. Sementara pengertian reaktif adalah pihak manajemen perlu segera mengatasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja setelah suatu kejadian timbul. Tingkat derajat keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah juga dapat menjadi faktor promosi perusahaan ke publik. Bila derajatnya rendah, artinya perusahaan sangat peduli dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Program yang diterapkan untuk menerjemahkan strategi

38


SAFETY FIRST

tersebut biasanya melalui berbagai pendekatan yang berbeda. Hal ini sangat bergantung pada kondisi perusahaan. Secara umum program memperkecil dan menghilangkan kejadian kecelakaan kerja dapat dikelompokkan: telaahan personal, pelatihan keselamatan kerja, sistem insentif, dan pembuatan aturan penyelamatan kerja.

dari pekerjaan, aturan dan peraturan keselamatan kerja, dan perilaku kerja yang aman dan berbahaya.

D

A Telaahan Personal Telaahan personal dimaksudkan untuk menentukan karakteristik karyawan tertentu yang diperkirakan potensial berhubungan dengan kejadian keselamatan kerja: (1) faktor usia; apakah karyawan yang berusia lebih tua cenderung lebih lebih aman dibanding yang lebih muda ataukah sebaliknya, (2) ciri-ciri fisik karyawan seperti potensi pendengaran dan penglihatan cenderung berhubungan derajat kecelakaan karyawan yang kritis, dan (3) tingkat pengetahuan dan kesadaran karyawan tentang pentingnya pencegahan dan penyelamatan dari kecelakaan kerja. Dengan mengetahui ciri-ciri personal itu maka perusahaan dapat memprediksi siapa saja karyawan yang potensial untuk mengalami kecelakaan kerja. Lalu sejak dini perusahaan dapat menyiapkan langkah upaya pencegahannya.

B Sistem Insentif

Insentif yang diberikan kepada karyawan dapat berupa uang dan bahkan karir. Dalam bentuk uang dapat dilakukan melalui kompetisi antarunit tentang keselamatan kerja paling rendah dalam kurun waktu tertentu, misalnya selama enam bulan sekali. Siapa yang mampu menekan kecelakaan kerja sampai titik terendah akan diberikan penghargaan. Bentuk lain adalah berupa peluang karir bagi para karyawan yang mampu menekan kecelakaan kerja bagi dirinya atau bagi kelompok karyawan di unitnya.

C

Pelatihan Keselamatan Kerja

Pelatihan keselamatan kerja bagi karyawan biasa dilakukan oleh perusahaan. Fokus pelatihan umumnya pada segi-segi bahaya atau resiko

Peraturan Keselamatan Kerja

Panduan, peraturan dan aturan yang menyangkut apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh karyawan di tempat kerja harus dimiliki perusahaan. Isinya harus spesifik yang memberi petunjuk bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dengan hati-hati untuk mencapai keselamatan kerja maksimum. Sekaligus dijelaskan beberapa kelalaian kerja yang dapat menimbulkan bahaya individu dan kelompok karyawan serta tempat kerja. Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan melalui pemantauan, penumbuhan kedisiplinan dan tindakan tegas kepada karyawan yang cenderung melakukan kelalaian berulangulang.

Pendekatan sistematis & integral agar manajemen program kesehatan dan keselamatan kerja berjalan efektif. Pendekatan Keorganisasian • Merancang pekerjaan, • Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan program, • Menggunakan komisi kesehatan dan keselamatan kerja, • Mengkoordinasi investigasi kecelakaan. Pendekatan Teknis • Merancang kerja dan peralatan kerja, • Memeriksa peralatan kerja, • Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi.

Pendekatan Individu • Memperkuat sikap dan motivasi tentang kesehatan dan keselamatan kerja, • Menyediakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja, • Memberikan penghargaan kepada karyawan dalam bentuk program insentif.

39


SERVICE YEARS

40

NO

NPK

NAMA

TGL MASUK

MASA KERJA

DIVISION

DEPARTEMEN

JABATAN

1

922003

Alimuddin

01-Jan-92

20

Mine Contract Management & TS Division

Technical Services Dept

Survey Crew

2

922015

Sugito

01-Jan-92

20

Mine Contract Management & TS Division

Technical Services Dept

Data Room administrator

3

922006

Suwondo

01-Jan-92

20

Healthy Safety Environment Division

Occupational Health & Safety Dept.

BMO Area 1-2 Safetyman

4

922011

Saut Hutauruk

23-Feb-92

20

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

GA Facility & Utility Supervisor ( Jr. )

5

922019

Umar

11-Mar-92

20

HR & GA Division

HRO Departement

Industrial Relations Officer ( Jr. )

6

922014

Budi Warsito

11-Mar-92

20

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

P & C Superintendent

7

922016

Matius Sarangnga

24-Apr-92

20

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Electrician

8

922018

Sahat Pakpahan

18-Sep-92

20

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

Facility Group Leader

1

973029

Warino

01-Jan-97

15

HR & GA Division

JKT - HR & GA Departement

Service Crew

2

971011

Dedi Kusnadi

02-Jan-97

15

Corporate Support Div.

Ext. Relations & Land Mgt Dept.

Land Improvement Superintendent

3

972012

Banari

04-Jan-97

15

Transp & Sales Adm Division

Shipping Department

Shipping Legal

4

972015

Agus Bastiar

05-Jan-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanic

5

972017

Hasanuddin

05-Jan-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanical Supervisor ( Jr.)

6

972021

Jaya

20-Jan-97

15

Mine Contract Management & TS Division

Technical Services Dept

Mine Surveyor

7

972023

Sainon

21-Jan-97

15

Mine Development & Geology Division

Geology & Explorations Dept

Administrator

8

972024

Suriansyah

21-Jan-97

15

Mining Division

Lati Mine Opr Dept.

Plant Opr.

9

972022

Jainal Abidin

21-Jan-97

15

Healthy Safety Environment Division

Occupational Health & Safety Dept.

LMO Safetyman

10

972025

Petrus Toding

23-Jan-97

15

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

HO Support Leader

11

972029

Abdul Rahman

04-Feb-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanic Leader

12

972038

Benyamin Ba'ba

19-Feb-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Electrician

13

972041

Bahrunsyah

01-Mar-97

15

Mining Division

Lati Mine Opr Dept.

Plant Opr.

14

971044

Mashuri

01-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Corporate Support Div.

Senior Manager Corporate Support Div.

15

972045

Agus Pribadi

05-Mar-97

15

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

Utility Group Leader

16

972047

Arham

05-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanic Leader

17

972048

Choirul Anam

05-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Electrician Leader

18

972049

Kornelius Bombing

05-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanical Supervisor ( Jr.)

19

972051

Suleman Tanduk

05-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanic

20

972052

M. Sarpani

05-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Security Dept.

Security Officer ( Jr.)

21

972062

Agus Taniah

10-Mar-97

15

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

General Admin

22

972060

Semuel Bidang

10-Mar-97

15

Mining Division

Binungan Mine Opr. Area 1 Dept.

Plant Opr.

23

972056

Darmanto Andreas

10-Mar-97

15

Mining Division

Blasting Operation Dept.

Explosive Mgz Adm

24

972065

Zainuddin

10-Mar-97

15

Procurement & Logistic Division

Logistic Dept.

Lati Logistic GL Parts

25

972057

Jumadi

10-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanic

26

972059

Rimba Prasetyo

10-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanic Leader

27

972061

Suleman Hatta

10-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanical Supervisor ( Jr.)

28

972068

Supriyadi

15-Mar-97

15

Corporate Support Div.

Security Dept.

Security

29

972071

Hamzah

18-Mar-97

15

Procurement & Logistic Division

Logistic Dept.

Warehouse Crew

30

972072

M. Wahyudi

02-Apr-97

15

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

Driver

31

972079

Asrinah

05-May-97

15

Finance & Adm. Div.

Accounting Department

General Accounting

32

971066

Ita Kustantina

01-Jun-97

15

HR & GA Division

JKT - HR & GA Departement

Claim & Comp. Admin


SERVICE YEARS 33

972090

Yunus Mangi

04-Jun-97

15

Mining Division

Binungan Mine Opr. Area 1 Dept.

Plant Opr.

34

972091

Sri Widodo

05-Jun-97

15

HR & GA Division

HRD Departement

R&T Support Officer ( Jr )

35

972094

Sutriyono

16-Jun-97

15

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

WTP & Genset Opr.

36

971096

Ahmad Fuady

16-Jun-97

15

Transp & Sales Adm Division

Transp & Sales Adm Division

Ship. Adm. Officer

37

972097

Luther Arung La'by

16-Jun-97

15

Finance & Adm. Div.

Treasury & Banking Rel. Dept.

Berau Treasury Superintendent

38

972101

Juwardi

08-Jul-97

15

Corporate Support Div.

Community Dev. Dept.

Comdev Admin Officer ( Jr.)

39

972109

Arfan Lubis

07-Aug-97

15

Transp & Sales Adm Division

Port & Barging Opr. Dept.

Shipping Group Leader - Prapatan

40

972114

Muchsin

20-Aug-97

15

Corporate Support Div.

Security Dept.

Security Shift Leader

41

972110

Jodho Donatus

21-Aug-97

15

Corporate Support Div.

Security Dept.

Security Shift Leader

42

972111

Kamrani

21-Aug-97

15

Corporate Support Div.

Security Dept.

Security

43

972117

Susilo

29-Aug-97

15

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

GA Facility & Utility Supervisor

44

972119

Eddy Sudayat

01-Sep-97

15

Healthy Safety Environment Division

Environment Department

Env Technician - SMO

45

972139

Abdurahman

14-Sep-97

15

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

Utility Group Leader

46

971125

Samuel T. Paseru

01-Oct-97

15

Mine Contract Management & TS Division

Mine Contract Management & TS General Manager

Mine Dev & TS Division Senior Manager

47

972130

Muzibur Rahman

21-Oct-97

15

Transp & Sales Adm Division

Port & Barging Opr. Dept.

Shipping Group Leader - Prapatan

48

972133

Rudi Supriadi

21-Nov-97

15

HR & GA Division

HO General Affairs Departement

Facility Group Leader

49

971138

Iwan Siswana

16-Dec-97

15

Finance & Adm. Div.

Treasury & Banking Rel. Dept.

Treasury Officer ( Jr )

1

022001

Ikha Yasma Yanti

02-Jan-02

10

Procurement & Logistic Division

Procurement Dept.

Administrator HO

2

021010

Martha Alexander

06-Mar-02

10

HR & GA Division

JKT - HR & GA Departement

Filling System & Support Officer

3

022028

Afik Fathoni

29-Jul-02

10

Mining Division

Lati Mine Opr Dept.

CPP Supervisor ( Jr.)

4

021039

Ishak

21-Dec-02

10

Transp & Sales Adm Division

Shipping Department

Traffic & Admin Superintendent

1

072011

Abdul Hamid Tasra

20-Mar-07

5

Healthy Safety Environment Division

Environment Department

Environment Supervisor - BMO Area 1-2

2

071015

Febriwiadi Djali

20-Mar-07

5

Healthy Safety Environment Division

Environment Department

SMO Environment Superintendent

3

071013

Ahmad Hasan

20-Mar-07

5

Corporate Support Div.

Engineering Dept.

Mechanical Supervisor

4

072021

Henny Astati

26-Mar-07

5

Mine Development & Geology Division

Mine Closure Dept.

Mine Reclamation Project Supervisor

5

072024

Maman Suryaman

04-Apr-07

5

Healthy Safety Environment Division

Environment Department

Environment Technician - BMO Area 1-2

6

071030

Arief Pranowo

18-Jun-07

5

Mining Division

Blasting Operation Dept.

Blasting Support Superintendent

7

072041

Ade Erdiyanto

14-Jul-07

5

Healthy Safety Environment Division

Environment Department

Environment Technician - LMO

8

071043

Agus Setiawan Wahyu Wibowo

16-Jul-07

5

Marketing & Sales Division

Area 3 Marketing & S Dept.

Area 3 Marketing Manager

9

071044

Andriani Pangemanan

01-Aug-07

5

Finance & Adm. Div.

Finance Reporting & Analyst Dept.

Finance Reporting & Analyst Manager

10

071049

Banu Prabowo

30-Aug-07

5

Mine Contract Management & TS Division

Technical Services Dept

General Survey Superintendent

11

072055

Irwansyah

01-Oct-07

5

Corporate Support Div.

Ext. Relations & Land Mgt Dept.

ER Admin Officer

12

071056

Aloisius Paerong

10-Oct-07

5

Healthy Safety Environment Division

Occupational Health & Safety Dept.

OHS Manager

13

071058

John Mario Rampala

22-Oct-07

5

Transp & Sales Adm Division

Port & Barging Opr. Dept.

Port Engineer

14

071057

Robertus Tando

23-Oct-07

5

Transp & Sales Adm Division

Port & Barging Opr. Dept.

Port Engineer

15

071065

Ruly Widiyanto

18-Dec-07

5

Corporate Support Div.

Coal Handling Infrastruktur Dev. & Coal Tech Dept.

Coal Tech. Engineer

41


POTRET

42


Mereka terikat dengan etika yang harus tumbuh dan melekat menjadi bagian dari budaya perusahaan.

43


Head Office Jl. Pemuda No. 40 Tanjung Redeb 77311, Berau Kalimantan Timur, PO BOX 114 Phone : (62-554) 23400, (62-21) 7264 778 Fax : (62-554) 23465, (62-21) 7268 289 Jakarta Office Recapital Building 5th Floor Jl Adityawarman 55 Kebayoran Baru, Jakarta 12160 Phone : (62–21) 7279 0662 Fax : (62–21) 7279 2445

www.beraucoal.co.id


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.