Mineralite Vol. 18

Page 1

Mineralite Volume 18

Webinar Kebencanaan

Introduction to Disaster Management in Indonesia Pengelolaan

Limbah Infeksius Rumah Tangga di Masa Pandemi Estetika atau Fungsional


Mineralite 1

3

5 7

13


Contents 1 3 5 7 13 Webinar Kebencanaan

Introduction to Disaster Management in Indonesia

Geosains

Relasi Penting dari Geologi dan Geofisika dalam Eksplorasi

Let’s

Talk About Petroleum

Pengelolaan

Limbah Infeksius Rumah Tangga di Masa Pandemi

Estetika atau Fungsional


1

Webinar Kebencanaan

W

Introduction to Disaster Management in Indonesia ebinar yang diadakan oleh

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Mineral (BEM FTM) UPN “Veteran” Yogyakarta mengangkat tema utama yaitu “Introduction to Disaster Management in Indonesia”. Tujuan diadakannya webinar ini untuk memperkenalkan dan menjelaskan dasar-dasar mitigasi bencana di Indonesia. Selain itu, merupakan media belajar bagi mahasiswa/i FTM ataupun masyarakat umum tentang mitigasi bencana di Webinar ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 April 2021 yang lalu. Webinar ini memiliki 3 subtema dengan setiap subtema dipaparkan oleh narasumber yang berbeda. Subtema pertama dipaparkan

oleh Bapak Eko Teguh Paripurno selaku

Koordinator Program Studi Magister Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta mengenai “Manajemen Bencana Geologi”. Berdasarkan pemaparan beliau mitigasi bencana menjadi payung bagi bencana, risiko bencana, dan penanggulangan risiko bencana. Indonesia pada tahun 2021 sudah mengalami berbagai jenis bencana termasuk bencana geologi. Kemudian berdasarkan survei, 20 provinsi di Indonesia memiliki kelas risiko bencana tinggi dan sisanya masuk ke kelas sedang. Bencana geologi yan terjadi meliputi gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, dan gerakan massa tanah. Kita perlu mengenali karakteristik setiap bencana yang terjadi agar dalam penanggulangan risiko bencana bisa diaplikasikan secara


2 efektif dan efisien sehingga mendapat hasil yang memuaskan.

Subtema kedua mengenai “Peran Mahasiswa dalam Penganggulangan Bencana di Indonesia” dipaparkan oleh Habib Chisty H. selaku anggota dari LSPR Rescue. Beliau memaparkan bahwa mahasiswa merupakan agen perubahan, penerus bangsa, serta penggerak bagi bangsa dan negara menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada organisasi Budi Utomo dan Kongres Sumpah Pemuda yang mana dipelopori oleh mahasiswa. Dari sini kita tahu bahwa mahasiswa memiliki dampak yang besar. Indonesia merupakan laboratorium bencana karena banyaknya bencana yang terjadi. Dalam menanggulangi bencana diperlukan pentahelix penanggulangan bencana, yaitu pemerintah , pengusaha , komunitas , media massa, dan mahasiswa. Dalam pendekatan ke masyarakat yang terdampak bencana, mahasiswa dianggap paling efektif. Hal ini dikarenakan mahasiswa dianggap sebagai pihak yang netral yang tidak memiliki latar belakang khusus, sehingga lebih diterima oleh masyarakat dan memiliki hubungan seperti anak dengan orang tua.

Subtema yang ketiga mengenai “Mempersiapkan Mahasiswa yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana” yang dipaparkan oleh Ibu Eny Supartini selaku Direktur Kesiapsiagaan BNPB. Beliau memaparkan hal-hal dasar seperti bencana-bencana yang pernah terjadi di Indonesia. Kemudian terkait kebijakan penanggulangan bencana. Untuk menuju bangsa yang tangguh akan bencana maka diperlukan hal-hal seperti revitalisasi ketangguhan sosial dan perguruan tinggi. Dari perguruan tinggi kemudian mempersiapkan mahasiswa yang tangguh dalam menghadapi bencana.


3 Geo sains

Relasi Penting dari Geologi dan Geofisika dalam Eksplorasi

G

eosains? Kira-kira teman-teman pernah mendengar gak sih istilah geosains ini? atau hanya sekedar mendengar istilah yang miripmirip seperti geografi ataupun geologi. Lalu hal apa aja yang dipelajari dari Geosains. Geosains atau Ilmu kebumian adalah suatu istilah untuk kumpulan cabang-cabang ilmu yang mempelajari bumi. Cabang ilmu ini menggunakan gabungan ilmu fisika, geografi, geologi, matematika, kimia, dan biologi untuk membentuk suatu pengertian kuantitatif dari model lapisan-lapisan Bumi. Cabang-cabang ilmu geosains sendiri menurut Bath terbagi menjadi 4 pilar yaitu geologi,

geografi, geofisika dan geodesi. Ilmuilmu tersebut mempunyai peranan penting untuk kita dapat mengenal bagaimana bentuk muka bumi kita baik di permukaan dan di bawah permukaan seperti geologi dan geofisika. Geologi dan geofisika atau biasa disebut GnG (Geologist and Geophysics) adalah cabang ilmu geosains yang saling berhubungan serta mempunyai peranan penting bagaimana untuk mengetahui struktur dan jenis batuan yang terdapat pada suatu daerah baik di permukaan ataupun bawah


4 Metode geofisika dalam eksplorasi sumber bahan mineral, migas dan panas bumi ada sebanyak 5 metode antara lain metode seismik, geolistrik, gravitasi, geomagnetik, dan elektromagnetik. Metodemetode tersebut memiliki parameter fisika masing-masing serta penggunaan prinsip fisika yang berbeda juga. Metodemetode tersebut juga efektif dalam eksplorasi dan pemetaan persebaran dari sumber bahan mineral, migas, dan panas bumi.

permukaan dan ini berguna dalam industri pertambangan, perminyakan dan energi. Dalam geologi sendiri biasanya digunakan sebagai tahapan awal untuk survei sumber bahan mineral, panas bumi, dan minyak bumi. Tahapan awal yang biasa dilakukan ini biasanya dengan melihat lapisan dan jenis batuan yang terdapat pada daerah tersebut. Kemudian untuk untuk pendataan lebih lanjut dan pengenalan lapisan bawah permukaan maka di sini geofisika akan digunakan. Pada survei geofisika sendiri biasa digunakan untuk mengetahui dan memetakan lapisan pada bawah permukaan dengan menggunakan prinsip ilmu fisika. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi karakter fisika pada lapisan atau daerah tersebut dengan metode geofisika.

Kemudian dari hal tersebut kita bisa mengetahui relasi antara geologi dan geofisika idak akan bisa lepas dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Geologi menjadi dasar interpretasi pada permukaan dan geofisika menjadi dasar interpretasi bawah permukaan yang didukung oleh data-data fisika yang didapat dalam eksplorasi. Kemudian penggunaan dua cabang ilmu ini dalam eksplorasi sumber bahan mineral, migas dan panas bumi menjadi penting agar lapisan, batuan, dan struktur yang diinterpretasi tidak salah dan hasilnya mendekati yang sebenarnya.

Daftar Pustaka Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Program Studi Geologi. Bogor: Fakultas Teknik. Universitas Pakuan. Santoso, Djoko. 2001. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: Institut Teknologi Bandung.


5 Let’s Talk About

Petroleum

S

umber daya alam seperti minyak bumi dan gas alam tersebar tidak merata di beberapa daerah di Indonesia. Minyak bumi dan gas alam tergolong sumber daya alam strategis tak terbarukan yang dikuasai negara dan disebut komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak sehingga mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional. Berdasarkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan minyak bumi nasional sebesar 4,17 miliar barel dengan cadangan terbukti (proven) sebanyak 2,44 miliar barel. Sementara data cadangan yang belum terbukti sebesar 2,44 miliar barel. Sedangkan untuk cadangan gas bumi mencapai 62,4 triliun kaki kubik (cubic feet) dengan cadangan terbukti 43,6 triliun kaki kubik (cubic feet). Sumber minyak bumi pertama ditemukan tahun 1883 oleh seorang warga Belanda bernama A.G Zeijlker di Telaga Tiga dan Telaga Said dekat Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Penemuan ini menjadi tonggak berdirinya perusahaan minyak asing asal Netherland di Indonesia yaitu Shell. Bersamaan dengan ditemukannya sumber minyak di Telaga Said juga ditemukan juga berbagai penemuan minyak diberbagai lokasi.


6 Beberapa lokasinya yaitu lapangan minyak di Ledok, Cepu, penemuan Riam Kiwa di daerah Sanga-sanga, Kalimantan, dan penemuan minyak hitam di Sumatra Selatan tepatnya di dekat Muara Enim. eb9486-e8eddf-f5cb5c-242423-3a7d44 Riau adalah daerah yang mampu menghasilkan 365.827 barrel per hari dengan rincian minyak mentah sebanyak 359.777 barrel dan kondesat sebesar 6.050 barel. Semua hasil minyak ini diperoleh dari Kepulauan Natuna yang memiliki enam blok pertambangan yaitu Rokan, Mountain Front Kuantan, Siak, Coastal Plains & Pekanbaru, Selat Malaka, dan Selat Panjang. Riau sendiri merupakan daerah penghasil minyak terbesar di Indonesia. Sumber daya alamnya dikelola oleh Chevron, Petroselat, Bumi Siak Pusako, Pertamina, Kondur Petroleum, dan Pembangunan Riau. Salah satu contoh yakni, produksi minyak PT Chevron Pasific Indonesia, merupakan kedua paling besar di Indonesia dengan realisasi produksi 182.350 bopd per Maret 2020 yang disumbangkan dari Blok Rokan. Irian Jaya Barat, daerah yang mempunyai luas 410.660 kilometer persegi ini mampu menghasilkan minyak sebanyak 14.811 barel per hari. Dimana bahan yang dihasilkan berupa minyak mentah sebesar 8.243 barel dan kondensat sebanyak 6.568 barel. Minyak di daerah ini dieksplorasi oleh Pertamina, Petrochina, dan Petroleum. Sumatera Selatan memiliki daerah-daerah yang menjadi penghasil minyak antara lain Rimau, Lematang, Pendopo Raja, dan Ogam Komering. Sumatera Selatan ini mampu menghasilkan minyak mentah sebesar 30.718 barel per hari dan kondesat sebanyak 10.339 barel. Semua blok minyak yang berada di Sumatera Selatan ini dikelola oleh Pertamina, Medco, Talisman, Conoco Philips, dan Golden Spike. Jawa Timur mampu menghasilkan minyak mentah sebanyak 52.290 barel dan kondesat 326 barel atau total sebanyak 52.616 barel per hari. Daerah penghasil minyak di Provinsi Jawa Timur ini antara lain Kangean, Tuban, Cepu, Brantas, Madura Barat, Gresik, dan Bawean. Dimana pertambangan di daerah ini di kelola oleh berbagai perusahaan seperti Pertamina, Hess, Kodeco Energy, Total, Pertamina, Kangean Energy, dan Petrochina.

DAFTAR PUSTAKAA Ningsih, Juni Wulan. Mei 2014. Empat Daerah Penghasil Minyak Terbesar di Indonesia. Yogyakarta: Republika.co.id. https://www.republika.co.id/berita/n5z8mo/empatdaerah-penghasil-minyak-terbesar-di-indonesia Ridwan, Muhammad. Mei 2020. Ini Dia 10 Besar KKKS Minyak Terbesar di Indonesia https://ekonomi.bisnis.com/read/20200525/44/1244536/ini-dia-10-besar-kkksminyak-terbesar-di-indonesia Oktiani. Januari 2021. Cadangan Minyak Bumi RI Tinggal 9,5 Tahun. IDXChannel : https://www.idxchannel.com/market-news/cadangan-minyak-bumi-ri-tinggal-95tahun#:~:text=%22Cadangan%20minyak%20bumi%20nasional%20ada,19%2F1%2F2021 ).&text=Data%20yang%20proven%20sebesar%2043,triliun%20kaki%20kubik%2C%22%2 0jelasnya.


7

Pengelolaan

Limbah Infeksius Rumah Tangga di Masa Pandemi


P

andemi virus SARS-CoV-2 (COVID-19) yang pertama kali ditemukan kasusnya di Kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019, saat ini telah menyebar di 210 negara dan 2 kapal pesiar internasional. Dilaporkan kasus positif virus corona di dunia, telah menjangkit sekitar 3,4 juta orang dengan kematian hampir 240 ribu orang dan diprediksi angka ini akan terus bertambah. Di Indonesia virus corona ditemukan mulai menjangkit pada awal bulan Maret tahun 2020 dan saat ini telah ditemukan 10.551 kasus positif dengan kematian sebanyak 800 orang (Worldometer, 2020). Awal bulan April tahun 2020, WHO mengeluarkan anjuran untuk menggunakan masker bagi semua masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit. Anjuran ini merupakan revisi dari himbauan sebelumnya yang menyatakan bahwa masker hanya diperuntukan bagi masyarakat yang sakit saja. Himbauan ini dikeluarkan karena saat ini penularan virus corona ini dapat disebabkan juga oleh orangorang yang belum bergejala atau presimtomatik. Rata-rata waktu inkubasi virus corona bisa mencapai 14 hari, yang dinamakan dengan masa presimtomatik. Orang yang berada dalam masa presimtomatik dapat menyebarkan virus corona ke orang lain sebelum munculnya gejala (World Health Organization, 2020). Menindaklanjuti anjuran dari WHO, pemerintah Indonesia mewajibkan pemakaian masker bagi masyarakat (Evanalia, 2020). Adanya kewajiban menggunakan masker oleh semua masyarakat, tentu akan diikuti dengan sampah/limbah masker yang dihasilkan. Walaupun sebagian masyarakat menggunakan masker kain, tetapi banyak juga yang menggunakan masker sekali pakai. Belum lagi penggunaan sarung tangan sekali pakai. Jika permasalahan sampah masker dan sarung tangan bekas pakai tidak diatasi, maka akan menghasilkan permasalahan sampah baru. Walaupun limbah-limbah ini tidak dikategorikan sebagai limbah medis-infeksius tapi sebagai limbah domesik tetapi tetap berpotensi menjadi limbah infeksius. Limbah infeksius yang dihasilkan rumah tangga pada masa pandemi COVID-19 berpotensi mengalami peningkatan. Penanganan limbah infeksius rumah tangga penting diketahui dan dilakukan masyarakat untuk menekan laju penyebaran virus SARS-CoV-2 (COVID-19). Penanganan limbah infeksius pada rumah tangga dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

8


9 1. Pemilahan Langkah pertama dengan melakukan pemilahan antara limbah domestik dengan limbah infeksius. Limbah domestik yaitu sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik (Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 2013). Sedangkan limbah infeksius yaitu limbah yang berasal dari orang melakukan karantina di rumah, seperti tisu, masker, sapu tangan, kaos tangan, kain sekali pakai, dan APD lainnya (ACR, 2020). Untuk limbah masker dianjurkan dilakukan disinfeksi terlebih dahulu dengan cara direndam dalam larutan disinfektan/klorin/pemutih kemudian dilakukan perubahan bentuk seperti dirusak talinya atau dirobek. Hal ini dilakukan untuk mencegah digunakan ulang (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). 2. Pewadahan dan disinfeksi Langkah selanjutnya yaitu pewadahan dan disinfeksi. Pewadahan limbah infeksius rumah tangga dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (Anne Scheinberg, et al., 2020 dalam Amalia, 2020):  Limbah dikumpulkan dalam plastik sekali pakai.  Ketika limbah telah mencapai tiga perempat kantung, harus ditutup dengan kuat, hingga udara didalamnya sesedikit mungkin (kantung 1).  Kantung 1 harus ditempatkan di kantung kedua (kantung 2).  Kantung 2 tidak boleh terlalu penuh untuk memastikan kantung tertutup rapat dan tidak pecah; limbah tidak perlu ditekan untuk menambah ruang tambahan.  Kantung diikat kuat dengan model leher angsa seperti pada gambar di bawah (Asian Development Bank, 2020).

Cara Mengikat Kantung Limbah Infeksius dengan Model Leher Angsa Sumber: Asian Development Bank, 2020

 Semprotkan cairan disinfektan pada bagian luar kantung (Anne Scheinberg,

et al., 2020 dalam Amalia, 2020) yaitu larutan disinfektan klorin 0,5% (larutan pemutih rumah tangga 1%) (Asian Development Bank, 2020). Cuci tangan setelah melakukan kegiatan tersebut.  Masukkan ke dalam wadah tempat penyimpanan sementara yang tertutup, dapat berbentuk tempat sampah tunggal atau mixed bin, maupun wadah untuk sampah yang sudah terpisah (ACR, 2020).


10

Pewadahan tunggal (a) dan pewadahan terpisah (b) Sumber: ACR, 2020

3. Pelabelan Langkah selanjutnya yaitu pelabelan. Pelabelan limbah infeksius yang berasal dari rumah tangga dapat dilakukan dengan menulis “Limbah Infeksius” yang diletakan pada wadah yang telah dikemas (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2020). 4. Penanganan lanjutan limbah infeksius rumah tangga Opsi penanganan lanjutan limbah infeksius rumah tangga yang telah melalui beberapa tahapan perlakuan di sumbernya dapat terlihat pada gambar berikut:

Pewadahan tunggal (a) dan pewadahan terpisah (b) Sumber: ACR, 2020

 Gambar di atas menjelaskan prosedur pengumpulan sampah infeksius

rumah tangga menggunakan sarana pengangkutan khusus jika disediakan oleh pemerintah setempat. Pada opsi ini kantong sampah ganda berisi limbah infeksius di rumah tangga harus diangkut sesegera mungkin (ACR, 2020). Sarana pengangkutan khusus yang digunakan harus memiliki area muatan yang kedap, tersegel, dapat dikunci, diberi disinfeksi, dan terpisah dari kabin pengemudi. Nomor identifikasi kendaraan harus tercatat untuk memungkinkan kontrol dikemudian hari (Pieper, 2013). Kemudian sampah infeksius diangkut ke pusat pengolahan limbah B3 (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2020) dengan berbagai treatment dapat berupa Autoclave, Mechanical Biological Treatment (MBT), atau Insinerator dengan suhu di atas 800˚C (Asian Development Bank, 2020). Pengolahan lanjutan abu dari proses insinerator harus diproses lebih lanjut karena masih mengandung bahan beracun, dapat diproses pada TPA yang diperuntukkan mengolah limbah B3 atau melalui proses vitrification.


11  Selain itu dapat juga menggunakan teknologi Plasma Gasification (Peters &

Chan, 2020). Opsi penanganan khusus ini dilakukan oleh staf khusus yang dapat dibentuk secara ad hoc oleh pemerintah setempat (Anne Scheinberg, et al., 2020 dalam Amalia, 2020).

Diagram Opsi Penanganan Limbah Infeksius Rumah Tangga tanpa Sarana Pengangkutan Khusus Sumber: ACR, 2020

 Gambar di atas merupakan opsi penanganan limbah infeksius rumah

tangga tanpa sarana pengangkutan khusus, dengan pertimbangan telah dilakukan beberapa perlakuan untuk mengurangi resiko dampak kesehatan di sumber sampah (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Penanganan limbah infeksius rumah tangga terdiri dari, tahapan pewadahan/pemilahan, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir (Damanhuri & Tri Padmi, 2016). Prosedur pengumpulan limbah infeksius dengan opsi ini, harus disimpan terlebih dahulu selama 72 jam sebelum dibuang bersama sampah rumah tangga umum (Asian Development Bank, 2020). Hal tersebut dilaksanakan dengan pertimbangan SARS-CoV-2 (COVID-19) adalah virus yang masih terdeteksi dan hidup hingga 72 jam setelah aplikasi pada permukaan benda (Neeltje van Doremalen, et al., 2020, dalam Amalia, 2020). Pola pengangkutan yang digunakan yaitu pengangkutan langsung yaitu sampah infeksius akan langsung dijemput atau langsung diserahkan pada truk sampah yang melayani wilayah tersebut (Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 2013). Kemudian sampah tersebut akan diangkut menuju pengolahan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan standar minimal controlled landfill (ACR, 2020) dan akan memperoleh rangkaian prosedur pengolahan sampah di TPA layaknya penanganan sampah rumah tangga pada umumnya.


12 Daftar Pustaka Amalia, Vina, dkk. 2020. Penanganan Limbah Infeksius Rumah Tangga Pada Masa Wabah COVID-19. Environmental Chemistry. 1(1): 2 - 5. Asian Development Bank. 2020. Managing Infectious Medical Waste during the COVID-19 Pandemic. Manila: Asian Bank Development. Damanhuri, Enri, dkk. 2016. Pengelolaan Sampah Terpadu. Bandung: Penerbit ITB. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pengelolaan Limbah Masker di Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013. Penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SE.2/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2020. Pengelolaan Limbah Infeksiksius (Limbah B3) dan Sampah Rumah Tangga dari penangangan Corona Virus Disease (Covid19). Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup. Wijoyo, S. 2020. Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Limbah Infeksius Pandemi COVID19. Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. World Health Organization. 2020. Anjuran Mengenai Penggunaan Masker dalam Konteks COVID-19. Worldometer. (2020). COVID-19 Coronavirus Pandemic. Retrieved Mei 2, 2020, from Worldometer: https://www.worldometers.info/coronavirus/


13

Estetika FUNGSIONAL atau

P

ada masa pandemi yang baru kita hadapi ini, banyak polemik yang kita hadapi terutama di bidang akademik di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Banyak PTN di beberapa daerah di Indonesia yang tidak memotong atau memberi potongan yang kecil kepada para mahasiswanya . Mahasiswa seakan dipaksa untuk “menangis” agar UKT yang mereka dapatkan agar bisa mendapat pemotongan. Kemudian akhirnya banyak mahasiswa dari segala penjuru wilayah Indonesia untuk meminta kepada Kemendikbud agar PTN di Indonesia melakukan pemotongan. Namun ini juga menjadi polemik yang lain lagi dimana serapan dana yang di dapatkan juga tidak maksimal. Seperti pada salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta dengan julukan kebanggaannya Kampus Bela Negara yaitu UPN “Veteran” Yogyakarta. Entah ini sekedar julukan saja atau memang sudah diimplementasikan.


14 Status UPN “Veteran” Yogyakarta sendiri masih sebagai satuan kerja. Yang mana penyerapan dana yang masuk dari Kemendikbud berasal dari UKT Mahasiswa dan BKT. Namun di kondisi pandemi saat ini yang dimana segala kegiatan yang dilakukan baik akademik dan non akademik banyak dilakukan secara daring atau online. Dimana penggunaan segala fasilitas dalam kelas seperti spidol, penghapus, papan tulis dan kertas sudah tidak lagi digunakan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun serapan dana yang masuk tidak maksimal, tetapi seharusnya segala dana yang keluar juga tidak terlalu banyak dan bersisa. Dan dari dana yang tidak terlalu banyak penggunaannya ini, UPNVY melakukan inisiatif melakukan pembangunan fasilitas dan yang menjadi pertanyaan untuk apa pembangunan fasilitas tersebut di masa kuliah online ini. Seperti yang tidak terlalu lama ini bahwa adanya pembangunan mini monumen pancasila, pergantian patung depan lapangan rektorat, tulisan bijak di setiap lorong kampus dan pembangunan taman di sekitar kampus. Selain fasilitas di atas terdapat fasilitas yang bisa disyukuri sedikit karena adanya pembangunan gedung baru di Kampus 1, walau masih menjadi misteri untuk apa dan untuk siapa pembangunan gedung tersebut dibuat. Namun sangat disayangkan pembangunan gedung ini yang sekiranya akan berguna untuk mahasiswa nanti justru mangkrak ditengah pembangunannya . Kemudian kapan kampus kembali melanjutkannya pembangunannya? Dimana pembangunan yang seharusnya bisa berfungsi untuk menambahkan kompetensi dari mahasiswa seharusnya bisa selesai lebih dulu. Namun pada kenyataannya justru pembangunan yang sekedar mengedepankan estetika dan keindahan kampus yaitu kata-kata bijak dan taman justru selesai terlebih dahulu. Pembangunan fasilitas tersebut sungguh disayangkan karena disaat pandemi ini kampus lebih memilih pembangunan yang mengedepankan estetika yang bahkan tidak dapat menarik perhatian dari mahasiswanya sendiri daripada hal lain yang dapat menunjang kompetensi dari mahasiswanya sendiri. Seperti perbaikan alat laboratorium; penambahan alat laboratorium; perbaikan alat laboratorium; kalibrasi alat laboratorium; perbaikan ruang kelas; dan perbaikan alat-alat dalam ruang kelas seperti proyektor, papan tulis, spidol dan bangku kelas. Karena pada Fakultas Teknologi Mineral sendiri masih banyak jurusan muda seperti Teknik Geomatika dan Teknik Metalurgi yang pada saat ini masih belum memiliki ruang kelas yang memadai, lantai kelas yang masih belum keramik atau ubin, serta ruang laboratorium dan alat laboratorium yang masih belum ada. Kemudian, pada jurusan teknik Geofisika masih adanya alat laboratorium yang kurang, banyaknya alat yang belum dikalibrasi, dan alat yang rusak.


Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Mineral 2021

Kolaborasi Karya

@bemftm.upnyk @bemftm.upnyk @bemftmupnyk bemftmupnvyk@gmail.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.