Buletin Kinasih #10

Page 12

NASKAH “ Hahaha. Ini juga bagian dari skenario.”jawab pejabat dengan enteng. mobilnya lalu melesat mengiris kemacetan lalu lintas. Benar saja, Suhaimi menyelesaikan skenario tepat waktu dan sesuai pesanan. Oleh karenanya, Suhaimi diberi hadiah yang melimpah. Sekarang apapun yang diinginkan Suhaimi bisa dia dapatkan. Hidupnya telah berubah. Dalam balutan bedcover tebal dan mahal, Suhaimi tidur bersama isterinya. Tidur malam itu menjadi sangat nyenyak. “Bangun, Pa.... Kamu harus ke kantor !” teriak isterinya. “Aduh, Ma. Seorang bos boleh datang jam berapapun. Kan ada anak buah.” jawabnya setengah saadar. “Heh ! Kalau mimpi jangan kelewatan dong, Pa. Mimpi siang bolong begini.” Suhaimi lantas tersadar. Bangun lalu mandi dan sarapan. Masih dengan lauk tempe aneka varian. Disela-sela sarapan isterinya menyetel berita di TV. Sebuah berita baru dan segar sekaligus panas sedang disiarkan. Seorang aktifis HAM meninggal secara misterius dalam sebuah perjalanan menuju baratlaut. Suhaimi hampir tidak percaya. Tiba-tiba dia berteriak, “Aku tahu siapa yang membunuhnya, Ma ! A...akulah yang membuat skenario pembunuhan itu untuk seorang pejabat.” “ Hush ! Jangan ngawur. Bisa-bisa kamu ditangkap gara-gara asal bicara. Lagipula aktifis itu meninggal karena serangan jantung.” Suhaimi hanya terbengong menyaksikan jenazah aktifis itu di berita. Tapi dia yakin betul, siapa dalang di balik kematian aktifis HAM itu.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.