tujuh. Namun ini tidak membuat hotel pulau ini terasa kaku. Bahkan sebaliknya, hotel ini tampak alami dan santai. Mungkin hal ini karena ukuran resortnya yang –untuk ukuran Maldives– cukup besar. Jarak ujung ke ujung dari kedua pulau hotel ini sekitar 3 kilometer. Dan ini sesuai dengan motto mereka yang menawarkan tiga kemewahan: satu resort, dua pulau, dan tiga pengalaman mewah. Tak heran jika umumnya para tamu yang menginap di resort ini, meskipun di vila tipe standar, adalah orang-orang yang terbang sekurangnya dengan kelas bisnis atau pemegang kartu kredit extra-platinum. Sunset Water Villa Sebuah speedboat khusus untuk tamu membawa saya ke Sunset Water Villa di mana saya akan menginap. Awalnya saya mengira villa ini hanya
(76)
sebuah rumah panggung kayu yang ‘biasa saja’. Ternyata, villa beratap alang-alang ini mempunyai dindingdinding kayu yang dibuat khusus dari kayu cedar merah dari Kanada. Hanya ada dua jenis villa ini, yang terpisah dari villa-villa lainnya. Tentu saja, villa ini juga punya jembatan kayu sendiri sepanjang 30 meter yang menghubungkan villa dengan pantai pasir putih. Seorang lakilaki muda berseragam hijau cerah menjadi butler pribadi saya. Dengan satu sentuhan tombol dia akan datang atau pergi dengan sigap untuk melakukan perintah. Di sini villa-nya besar-besar dan mewah. Dan di surga pulau yang cerah dan indah ini uang tak hanya bisa membeli waktu tapi juga tempat. Menempati kamar seluas 250 meter persegi, villa saya mempunyai lebih banyak dari apa yang semua orang inginkan di
dalam rumah. Cahaya berlimpah masuk dari jendela-jendela berpemandangan pantai dan pohon-pohon kelapa, sementara pintu-pintu kaca menawarkan pemandangan air hijau turquoise di laguna. Villa ini terasa lega, terbuka, dan kering. Tidak ada dinding yang memisahkan antara ruang santai, kamar tidur dan kamar mandi. Semuanya satu dalam ruangan yang besar. Namun fasilitas paling memikat dari villa ini adalah lantai kaca ruang santainya. Di bawahnya, ikan-ikan jarum bergerombol berenang dengan riang, seolah tidak terganggu dengan kehadiran saya di atas mereka. Saya pun segera menarik kursi malas yang seolah-olah mengambang di atas air –karena ia berada di atas kaca bening— untuk menonton berbagai jenis ikan yang berseliweran di bawahnya.