BATIK AIR JULI 2019

Page 28

Remaja di atas tandu Kansoda’a tampak menikmati saat tandu digoyang ke segala arah.

Pikat Budaya Lewat Wakatobi Wave Perjalanan saya pun semakin lengkap karena di saat yang bersamaan sedang berlangsung Festival Wakatobi Wave. Festival ini menggenapi perjalanan saya lewat aneka budaya Wakatobi yang disajikan secara apik dan memikat. Acara ini rutin digelar tiap tahun di Lapangan Merdeka, Wangi Wangi, Wakatobi. Masyarakat dan wisatawan antusias menyambut acara yang diawali dengan karnaval budaya ini. Puluhan anak-anak dan orang dewasa yang mewakili sejumlah kecamatan, dinas, dan institusi di Wakatobi ambil bagian dalam karnaval. Selain karnaval budaya, salah satu acara yang ditunggu adalah prosesi adat Wakatobi yakni Kansoda’a. Dalam kegiatan yang dilakukan setahun sekali ini, para wanita didandani dengan pakaian

28

adat lengkap dengan aksesoris berwarna cerah. Para perempuan belia itu duduk di atas tandu kayu berukuran besar dan diarak. Sepanjang jalan mereka akan bernyanyi dan berteriak-teriak. Tak hanya itu, mereka juga mengguncangkan tandu ke segala arah. Seakan-akan, bobot tandu ringan. Sementara perempuan yang mereka angkat tidak boleh menunjukkan rasa takut sebagai simbol kedewasaan. Atraksi ini sangat menarik perhatian. Bahkan, Asisten Deputi Strategi Komunikasi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Hariyanto memberikan acungan jempol. “Ada keunikan dan kearifan lokal dari acara ini. Ini sangat penting sebagai 100 Calendar of Event. Dan, itulah ciri dari pariwisata,” kata Hariyanto. Menurut Hariyanto, yang harus dilakukan Wakatobi sekarang adalah memetakan

wisatawan. “Kalau wisatawan Nusantara, saya rasa sudah melebihi target. Kalau wisatawan mancanegara, sudah sekitar 300.000. Yang harus dilakukan adalah mengetahui karakter wisatawan yang pas. Misalnya, Manado cocok buat wisatawan Tiongkok. Sedangkan Wakatobi sepertinya cocok untuk wisatawan Eropa dan Amerika. Karena bagus untuk diving dan snorkeling,” tambah Hariyanto. Sebagai penutup di acara pembukaan Wakatobi Wave 2018 tersebut, penampilan Tarian Lariangi yang merupakan tarian tertua di Wakatobi. Para penari menggunakan aksesori dan pakaian serta riasan wajah hingga rambut yang unik. Penampilan mereka menutup impresi perdana saya tentang Wakatobi. Walau baru satu pulau saja, tetapi sudah membuka harapan baru untuk kembali menelusuri surga alam Wakatobi.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.