Buletin Berita Baik Edisi 09 - Agustus 2022

Page 1

BERITA BAIK EDISI 09 / AGUSTUS 2022BULETIN KELUARGA BESAR BAPTIS INDONESIA Foto sampul oleh Muhammad Safei di Shutterstock Segala Sesuatu Dilakukan Bagi Pemberitaan Injil

Tim Redaksi David Vidyatama

Editor

Agatha Elienai

BERITA BAIK

Kontributor

Agatha Elienai

Pdt. Victor Rembeth

Pdt. Catur Nugroho

Didesain oleh

Media Baptis Indonesia

Fotografer

Departemen BPN GGBI

Gereja-gereja Lokal

Panitia IBYC Surabaya

Media Baptis Indonesia

PESAN EDITOR

Melayani, satu kata yang pasti tidak asing

telinga kita. Apalagi dalam kehidupan orang percaya dan bergereja. Mulai dari pelayanan yang ‘terlihat’

leader; pemain musik; dan singer, hingga pelayanan yang ‘tidak terlihat’ seperti petugas multimedia yang bertugas di ujung belakang ruang ibadah. Hal yang biasa, melihat seorang percaya menjadi seorang yang melayani. Namun, bagaimana jika pelayanan membutuhkan sebuah pengorbanan? Bagaimana jika pelayanan membawa kita jauh dari zona aman dan nyaman kita? Berita Baik edisi ke-9 ini membawa kita melihat pelayanan-pelayanan di luar batas. Pelayananpelayanan yang pernah, dan mungkin masih terlihat sulit, namun layak untuk tetap diperjuangkan— untuk kemuliaan nama Tuhan.

BERITA BAIK Buletin Keluarga Besar Baptis Indonesia Jalan R.P. Soeroso No. 5 Menteng Jakarta Pusat 10330 Indonesia email: ggbaptis@gmail.com (GGBI) baptisid@gmail.com (Media Baptis Indonesia) Buletin Berita Baik dibiayai oleh iuran gereja anggota GGBI dan para donatur pendukung. Dukungan bagi Buletin Berita Baik dan pelayanan GGBI, dapat disalurkan melalui: BCA 0033041818 a/n Gabungan Gereja Baptis Indonesia BNI 0010542974 a/n Gabungan Gereja Baptis Indonesia
di
seperti worship
EDISI 09 / AGUSTUS 2022 QRIS GGBI
EDISI 09 - BERITA BAIK 1 Daftar Isi 2 Dari Meja Ketua 3 Baptisan di Gereja Lokal dan Alkitab Ekslusif-LAI 4 Mewujudkan Gereja yang Mandiri 5 Worship Session 6 Sebuah Kolaborasi Pelayanan Baptis 7 Sebuah Perjalanan Menuju TerangNya yang Ajaib 8 Jurnal Foto IBYC Surabaya 10 Artikel Bangga Beridentitas Baptis Indonesia 12 Veritas Indonesia 13 Menjadi Tangan Tuhan untuk Kepulauan Mentawai 14 Jadilah Kuat dan Hebat! 15 Artikel Pengabdian STT Baptis Bandung untuk Calon Hamba Tuhan Baru 16 Artikel Opini Gereja Baptis Menanggapi Isu Sosial, Politik dan Keagamaan 18 Artikel Opini Ekklesiologi, Mencariraba Bentuk Riil Keluarga Besar, Yang (Masih) Terjebak Dalam Logika Oposisi Biner 20 Jurnal Foto SIL 2022: Beton dan Derek

Dari Meja Ketua

SEGALA SESUATU DILAKUKAN BAGI PEMBERITAAN INJIL

Dalam suratnya kepada jemaat di Roma Paulus memberikan penegasan bahwa dia berhutang kepada orang-orang di Roma sampai dia memberitakan Injil di Roma. Begitu pula dalam pidato perpisahannya kepada para penatua Efesus di Miletus, Paulus memberikan kesaksian: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.

Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulanperkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 20:18-21). Jadi Paulus sungguh-sungguh konsisten dan penuh tanggung jawab dalam pemberitaan Injil Yesus Kristus.

Sehubungan bagaimana ia memenuhi komitmen pelayanannya dalam pemberitaan Injil, Paulus memberikan penegasan bahwa memenangkan sebanyak mungkin orang itu adalah golnya sebagai seorang pemberita Injil: "Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang" (1 Korintus 9:19). Jadi Paulus justru menggunakan kemerdekaannya sebagai seorang pribadi untuk mewujudkan golnya yakni menjangkau sebanyak yang Tuhan Yesus kehendaki.

Sungguh-sungguh luar biasa hidup Paulus sebagai seorang pemberita Injil. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang dianutnya sebagai seorang pemberita Injil yang sekaligus menggambarkan fokus dan keutamaan dalam hidupnya: "Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya" (1 Korintus 9:23). Baiklah kita angkat bersama tema hidup kita dan gereja sejalan dengan tema HUT GGBI ke- 51, yakni "We do all things for the gospel's sake" (1 Corinthians 9:23). Dirgahayu GGBI ke-51.

2 - EDISI 09BERITA BAIK

Baptisan di Gereja Lokal dan Alkitab Eksklusif LAI-GGBI

Setelah Visi Misi 2040 GGBI disahkan oleh Musyawarah Besar XI GGBI, maka BPN GGBI menjabarkan Visi Misi tersebut dalam Program Iman lima tahunan (2021 - 2026), yaitu Program Iman Bertumbuh, Mandiri, Memberkati, yang disingkat sebagai Program Iman BERMARTABAT

Hingga tanggal 3 Juli 2022, sesuai dengan data yang masuk dan terangkum oleh sekretariat BPN GGBI, setidaknya terdapat 298 orang yang dibaptiskan di gereja lokal dalam Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Saat ini, BPD Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menjadi BPD dengan jumlah baptisan tertinggi. Data dari sekretariat BPN GGBI mencatat bahwa BPD Sumbagut membaptiskan 92 orang dalam satu tahun terakhir. Namun, tidak hanya BPD Sumbagut, terdapat BPD Jatim 2, BPD Lampung, BPD Jatengbagut, dan 12 BPD GGBI lainnya yang membaptiskan jiwa baru dengan angka yang tidak sedikit.

BPN GGBI mendukung penuh penjangkauan jiwa baru oleh gereja-gereja lokal dengan disediakannya Alkitab eksklusif untuk umat yang baru dibaptiskan. Alkitab yang disediakan oleh BPN GGBI merupakan hasil kerjasama dengan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang dirancang dengan logo GGBI dan dilampiri Asas-Asas Kepercayaan GGBI. Alkitab ini dikirimkan ke gereja lokal yang telah membaptiskan dan mengisi data melalui tautan yang dikirim oleh sekretariat BPN GGBI (https://bit.ly/TimothyProject GGBI).

Melalui proyek pengadaan Alkitab eksklusif yang dinamakan Timothy Project ini, BPN GGBI berharap gereja-gereja lokal dapat disemangati dan dikuatkan dalam penjangkauan dan pemuridan. Hal ini tentu tidak semata untuk mencapai target sasaran baptisan dalam Program Iman GGBI. Tetapi menuju terwujudnya Keluarga Besar GGBI yang Bertumbuh, Mandiri dan Memberkati dan nama Tuhan Yesus dipermuliakan. (AE)

EDISI 09 - BERITA BAIK 3 Program Iman
Foto:
GBI Bojong Menteng Bekasi

Program Iman

Mewujudkan Gereja yang Mandiri Pada Tahun Pertama

Program Iman 2021-2026 BERMARTABAT (Bertumbuh, Mandiri, Memberkati) memiliki beberapa sasaran tercatat. Salah satu sasaran dalam Program Iman BERMARTABAT adalah adanya 30 gereja yang mandiri dan diorganisasikan dalam kurun 5 tahun ke depan atau 10% dari jumlah gereja yang mandiri yang ada saat ini. Sekretariat BPN GGBI mencatat saat ini terdapat 300 gereja induk yang berada di bawah naungan GGBI.

Mengorganisasikan gereja dan mandiri memang tidak mudah. Hal ini berkaitan dengan kesiapan gereja untuk hidup mandiri dengan melakukan pemerintahan gereja sendiri (self-governance), memenuhi keperluan sendiri secara finansial (selfsupport), dan siap bertumbuhkembang (selfpropagation). Berita Baik-nya, menurut data yang masuk ke sekretariat BPN GGBI, saat ini ada 4 (empat) gereja yang sudah didewasakan menjadi gereja mandiri.

Pada Minggu, 7 November 2021, Gereja Baptis Indonesia Tunggal Jaya Mukomuko Bengkulu resmi diorganisasikan. Sebelumnya, GBI Tunggal Jaya adalah cabang dari GBI Kebayoran Jakarta. Pengorganisasian GBI Tunggal Jaya ini juga bersamaan dengan diresmikannya gedung gereja yang baru selesai dibangun. Saat ini GBI Tunggal Jaya dilayani oleh Pdt. Triyantono, S.Th. Berikutnya, salah satu cabang dari GBI Jatinegara Jakarta juga resmi diorganisasikan. Pengorganisasian ini dilaksanakan pada 2 Februari

2022 secara hybrid. Gereja tersebut adalah Gereja Baptis Indonesia Amanat Agung Lampung.

GBI Karunia Ilahi cabang Sahabat ang terletak diy Keerom, Papua juga resmi diorganisasikan pada 20 Maret 2022. Pdt. Stephen Theorupun selaku ketua

BPD KTI turut hadir dalam pengorganisasian ini. Saat ini, GBI Sahabat Keerom Papua dilayani oleh Pdm. Gus Wanimbo selaku gembala sidang.

Kemudian, pada 24 April 2022 kembali diadakan pengorganisasian gereja. Dalam kesempatan ini, Gereja Baptis Indonesia Antiokhia di Medan resmi diorganisasikan setelah sebelumnya merupakan cabang dari GBI Nagoya, Batam. Berita Baik ini patut disyukuri, namun juga menjadi pengingat bahwa tugas pemberitaan Injil dan pemuridan harus terus dilakukan oleh kita umat Baptis. Mari terus kita beri doa dan dukungan hingga Keluarga Besar GGBI menjadi Keluarga Besar yang Bertumbuh, Mandiri, dan Memberkati. (AE)

4 - EDISI 09BERITA BAIK
Foto:
GBI Amanat Agung Lampung
Foto: GBI Sahabat, Keroom

Worship Session untuk IBYC Surabaya

Media Baptis Indonesia berkiprah ke dunia pelayanan Gabungan Gereja Baptis Indonesia sejak tahun 2019. Salah satu target pelayanan dari biro yang berada di bawah sekretariat BPN GGBI ini adalah membentuk ekosistem media yang kolaboratif dan menjawab kebutuhan. Setelah sebelumnya sukses menggelar Genggam Bumantara, Parade Pujian dan Penyembahan, hingga turut dalam pelayanan Sekolah Injil Liburan (SIL) 2021 ‘Petualangan Keren’. Pada Minggu, 19 Juni 2022, sebagai bentuk dukungan untuk IBYC Surabaya, Media Baptis Indonesia mengadakan malam pujian penyembahan dalam tajuk ‘Worship Session’.

Pelaksanaan Worship Session ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan IBYC Surabaya, yaitu hari terakhir pendaftaran peserta IBYC Surabaya. Seperti ciri khasnya, Media Baptis Indonesia berkolaborasi dengan banyak pihak dari lingkungan Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Mulai dari tim pengembang konsep, tim pelaksana, worship leader, pemain musik, hingga tim multimedia.

Pemuda dari BPD DKI Jaya Banten ditunjuk untuk menjadi worship leader dan pemain musik di Worship Session yang diadakan dalam jaringan di Youtube Baptis Indonesia ini. Selain itu, Media Baptis Indonesia bekerjasama dengan GBI Ekklesia Jakarta untuk pengadaan lokasi, alat musik, hingga kebutuhan multimedia pendukung mulai dari perlengkapan hingga sumber daya manusia. Tercatat kenaikan pendaftar mencapai di atas 100% pasca Worship Session sehingga menjadi berkat yang baik untuk IBYC Surabaya.

Dalam produksi Worship Session dan produksi lainnya baik yang rutin maupun acara khusus, Media Baptis Indonesia rindu mampu melibatkan banyak pihak untuk turut serta dalam pelayanan bersama. Hal ini yang terus menjadi konsentrasi Media Baptis Indonesia, bukan hanya memberikan konten informasi yang menjawab kebutuhan, namun juga menggali bakat-bakat yang ada di umat Baptis Indonesia. (AE)

Media Baptis Indonesia
EDISI 09 - BERITA BAIK 5 Foto: MBI

Sebuah Kolaborasi Pelayanan Baptis

Program Social Trip dan matrikulasi bagi para hamba Tuhan merupakan program kolaborasi antara Departemen Sosial GGBI dan Departemen Kependetaan GGBI. Social Trip dari Departemen Sosial GGBI berangkat dari rencana untuk menolong masyarakat yang terdampak banjir di daerah Sintang, Kalimantan Barat. Rencana tersebut sejalan dengan program Departemen Kependetaan GGBI yang akan melaksanakan matrikulasi bagi para hamba Tuhan di Kalimantan Barat. Matrikulasi bagi hamba Tuhan ini dilaksanakan di Sintang pada 18-30 April 2022. Materi matrikulasi yang disampaikan adalah mengenai Keluarga Besar Gereja Baptis Indonesia, doktrin gereja Baptis, tata gereja Baptis, dan lainlain.

Salah satu tujuan dari program kolaborasi antara Departemen Sosial GGBI dan Departemen Kependetaan GGBI ini yaitu mengajak 13 hamba Tuhan peserta matrikulasi untuk dapat melayani secara langsung di bidang sosial. Para matrikulan dengan pendampingan Departemen PI GGBI melayani BPW dan TPW GBI Kebah Sona. Pelayanan ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan antara gereja dengan komunitas masyarakat di sekitar. Pelayanan yang dilakukan adalah melayani pembaptisan dan membagikan bantuan sejumlah 123 paket kepada masyarakat sekitar yang terdampak banjir Kalimantan Barat. Pembagian bantuan berupa paket sembako ini disalurkan gereja dengan cara pendataan masyarakat yang terdampak secara langsung.

Rasa sukacita dirasakan oleh masyarakat sekitar, terbukti ketika mereka menyambut baik aksi kepedulian Keluarga Besar GGBI melalui

Departemen Sosial GGBI dan GBI Kebah Sona. Jemaat GBI Kebah Sona juga turut bersukacita karena jemaat GBI Kebah Sona merasakan rasa kekeluargaan menjadi bagian Keluarga Besar GGBI. Terbukti dalam aksi kepedulian ini jemaat GBI Kebah Sona mendapatkan dukungan dari Departemen Sosial GGBI dan dalam kegiatan ini turut dihadiri Ketua Departemen PI GGBI, Departemen Sosial GGBI, Sekretaris Departemen Kependetaan GGBI, serta Ketua BPD Kalimantan.

Pasca dilaksanakan Social Trip dan matrikulasi bagi hamba Tuhan ini, harapannya di masa mendatang GGBI dapat mengintegrasikan seluruh pelayanan yang berkaitan dengan sosial, seperti pendidikan, pengembangan masyarakat, dan kesehatan. Selain itu, Departemen Kependetaan menyampaikan harapannya untuk pendeta-pendeta yang telah mengikuti matrikulasi ini untuk pelayanan mendatang, yaitu supaya mereka tetap setia dalam panggilannya sebagai pendeta gereja-gereja Baptis. (VKD)

Departemen Sosial dan Departemen Kependetaan
Foto: Dept. Kependetaan
Foto: Dept. Sosial
6 BERITA BAIK - EDISI 09

Departemen Pemuda

Sebuah Perjalanan Menuju TerangNya yang Ajaib

Setelah mundur satu tahun dari jadwal yang direncanakan akibat pandemi global, Indonesian Baptist Youth Conference (IBYC) kembali mempersatukan pemuda Baptis Indonesia. Berlokasi di kota pahlawan, Surabaya, IBYC kembali digelar pada 8-9 Juli 2022. Meskipun IBYC Surabaya diselenggarakan secara daring, namun tidak menyurutkan semangat pemuda Baptis Indonesia untuk kembali berhimpun dalam sukacita pujian penyembahan dan pengajaran.

IBYC Surabaya mengambil tema “Into Marvelous Light” dengan dasar ayat 1 Petrus 2:9. Oleh karena itu kelas-kelas yang diadakan di IBYC Surabaya diumpamakan seperti sebuah perjalanan menuju terangNya yang ajaib. Perjalanan ini diharapkan mampu memberikan pertumbuhan baik secara personal maupun dalam PKMB gereja lokal. Terdapat 3 jenis kelas yang disiapkan, yaitu kelas sejarah, kelas doktrinal dan kelas pelayanan. Di masing-masing kelas, peserta diberikan lembar Rencana Tindak Lanjut (RTL), baik yang dikerjakan secara mandiri maupun kelompok, bersama dengan PKMB gerejanya.

Panitia mencatat setidaknya terdapat lebih dari 1700 peserta terdaftar yang mengikuti IBYC

Surabaya ini. Peserta yang terdaftar ini selanjutnya disebut sebagai crewmates, sebuah panggilan yang kemudian menjadi salah satu keunikan terlaksananya IBYC Surabaya. Keunikan IBYC Surabaya lainnya adalah didengungkannya tagar #OnlineNationallyOnsiteLocally. Dengan tagar ini, IBYC Surabaya mengajak crewmates untuk berhimpun di gereja lokal bersama PKMB dalam mengikuti IBYC Surabaya. Hal ini bukan semata untuk mempermudah crewmates dalam mengikuti acara yang secara daring dilaksanakan. Lebih dari pada itu, crewmates dapat kembali lebih dekat dengan persekutuan di gereja lokal tempat crewmates tertanam.

Pada akhirnya, IBYC Surabaya ditutup dengan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). KKR ini disiarkan secara langsung dari GBI Pengharapan Surabaya dengan Pdm. Wenda Gayuh sebagai pembicara. Terdapat 290 crewmates yang mengambil keputusan dan 180 crewmates diantaranya memutuskan untuk melayani Tuhan sepenuh waktu. IBYC Surabaya akan dilaksanakan kembali tahun depan secara luring, hal itu disebutkan Pdt. D. Royo Haryono, Wakil Ketua BPN (AE)

Foto: Panitia IBYC Surabaya EDISI 09 - BERITA BAIK 7

Surabaya

IBYC
JURNAL FOTO Foto:
Panitia IBYC Surabaya dan Gereja-gereja lokal

Bangga Beridentitas Baptis Indonesia

Terus Maju dan Berkembang tanpa melupakan Pengabaran Injil

Lima puluh satu tahun adalah usia yang sudah cukup matang bagi sebuah denominasi gereja di Indonesia. Ada banyak perjalanan maupun pengalaman yang telah dilewati sebagai gabungan gereja-gereja Baptis yang ada di Indonesia. Baik itu pengalaman yang berkesan positif maupun negatif.

Media Baptis Indonesia berkesempatan mewawancarai dua orang tokoh yang terlibat dari awal terbentuknya Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Dua orang tokoh tersebut adalah Pdt. Em. Julianus E. Tarapa dan Yohanes Widoyoko Irawan. Beliau berdua merupakan tokoh pemimpin senior yang telah terlebih dahulu memakan asam

garam dunia pelayanan dan tetap setia melayani di lingkungan Gereja Baptis Indonesia.

Pdt. Em. Julianus Tarapa adalah salah satu penandatangan Piagam Pembentukan Gabungan Gereja Baptis Indonesia 12 Agustus 1971. Beliau juga adalah Gembala Sidang GBI Kebayoran Jakarta tahun 1969-2007. Dalam beberapa waktu aktif terlibat dalam pelayanan di GGBI sebagai Wakil Ketua BPP dan Pembina Yayasan Baptis Indonesia.

Yohanes Widoyoko Irawan juga adalah salah satu tokoh Baptis Indonesia yang aktif sebagai

Artikel:
Foto: Arsip Dokumentasi GGBI Wawancara Eksklusif Tokoh Baptis Indonesia dalam Rangka HUT Ke-51 GGBI
10 BERITA BAIK - EDISI 09

Pemimpin BPG GGBI dan Sekretaris Pembina YBI

YRSBI. Beliau saat ini menjadi anggota gereja GBI

Ngadinegaran cabang GCC dan menjadi teladan dalam pelayanan seorang awam gereja yang pernah menjadi seorang direktur sebuah bank pemerintah.

Menurut beliau berdua ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari umat Baptis Indonesia apabila dibandingkan dengan orang percaya pada denominasi lain. Widoyoko menyebutkan bahwa perbedaan yang sangat jelas terletak pada doktrin dan tata kelola organisasi gereja. Beliau menambahkan, di dalam Gereja Baptis Indonesia kaum awam memiliki kesempatan melayani yang cukup luas, meskipun belum atau tanpa memiliki latar belakang sekolah teologi/seminari.

Pdt. Tarapa menambahkan bahwa keyakinan umat Baptis atas Firman Tuhan adalah benar tanpa salah merupakan sebuah dasar yang sangat penting bagi orang percaya. Menurut beliau, setiap doktrin yang dimiliki oleh umat Baptis sangat alkitabiah. Selain itu, Sekolah Minggu yang dimulai dari kelas balita sampai dengan kelas dewasa menjadi salah satu kekuatan dari Gereja Baptis Indonesia. Sekolah Minggu merupakan salah satu faktor utama yang dapat mendorong bertumbuhnya jemaat gereja baik secara kualitas maupun kuantitas, melalui pemuridan dan juga penjangkauan. Menginjak usia 51 tahun ini GGBI mengalami banyak perubahan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pdt. Tarapa menyatakan dalam beberapa kesempatan dalam mengambil keputusan di GGBI ada sedikit perbedaan. Menurut pandangan beliau, suasana Kongres GGBI di tahun-tahun sebelumnya terasa lebih dinamis dibandingkan dengan kongres terakhir yang disebut Mubes XI GGBI. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, seperti masa pandemi yang belum berakhir, serta keterbatasan waktu dan kesempatan untuk dapat bertemu sehingga beberapa keputusan terkait GGBI diputuskan oleh beberapa pihak saja. Beliau menambahkan suasana rapat yang sangat demokratis baik di gereja lokal maupun lingkup nasional sedikit beralih semangatnya.

Senada dengan pernyataan Pdt. Tarapa, Widoyoko juga membenarkan pandemi sudah mengubah cara beribadah di sebagian besar gereja, khususnya

Gereja Baptis. Penggunaan sosial media sudah mengubah paradigma gereja-gereja soal beribadah. Beliau menambahkan keterlibatan kaum awam di gereja mengalami perubahan ke arah yang semakin baik dari tahun–tahun sebelumnya. Hal ini nampak dalam gereja-gereja lokal yang banyak melibatkan kaum awam dalam pelayanan kegerejaan mereka. Kedua narasumber memiliki harapan kepada generasi penerus di usia GGBI yang ke-51. Salah satu yang harus ditekankan lagi oleh GGBI adalah pemuridan dalam gereja. Menurut Pdt. Tarapa, setiap gereja harus mendorong setiap jemaat untuk dapat melakukan pemuridan, sebab hal tersebut dapat menolong jemaat yang masih belum dewasa rohani dapat bertumbuh imannya di dalam Tuhan. Selain itu perasaan bangga menjadi anggota Keluarga Besar GGBI harus terus dipupuk, salah satunya dengan menggunakan lagu-lagu yang ada di dalam Nyanyian Pujian. Lagu-lagu yang terdapat dalam buku Nyanyian Pujian tersebut sangat alkitabiah dan membantu kita untuk dapat lebih bersungguh–sungguh dalam beribadah kepada Tuhan. Pdt. Tarapa juga mengajak umat Baptis Indonesia untuk terus memiliki kebanggaan identitas Baptis Indonesia, serta mengikuti semua tradisi gereja Baptis Indonesia yang unik. Widoyoko mendorong setiap umat Baptis untuk menjadi seorang Baptis Indonesia yang berintegritas dengan cara berkomitmen penuh dan mengimplementasikan doktrin gereja yang sudah disepakati bersama – sesuai seruan yang disampaikan oleh salah satu tokoh pendiri GGBI, Pdt. Mulus Budianto dalam Kongres I GGBI. “Gereja–gereja harus terus maju dan berkembang serta tidak melupakan Pekabaran Injil!”, ujar Widoyoko. Selain itu beliau berpesan juga kepada BPN dan BPD untuk dapat bersinergi lebih baik dalam mengorganisir gereja Baptis yang tersebar dari pulau Sumatera sampai dengan Kawasan Timur Indonesia. Beliau berharap gereja dapat menaati setiap pedoman tata gereja yang telah dibakukan dan disepakati bersama, demi kemajuan GGBI tercinta.

Dirgahayu Gabungan Gereja Baptis Indonesia.

(MSH)

EDISI 09 - BERITA BAIK 11 Foto: Dept. Wanita

Jangan Diombang-ambingkan

Rupa-rupa Pengajaran

Kelas Veritas merupakan kelas pelatihan untuk penggalian Alkitab yang ditujukan untuk kaum awam. Setiap peserta dilatih untuk mempersiapkan diri dalam menyampaikan Firman Tuhan, baik dalam menyiapkan khotbah, renungan, pelajaran Sekolah Minggu, dan/atau pelajaran KPW. Kelas Veritas ini diperuntukkan bagi umat Baptis yang memiliki kerinduan untuk belajar menggali dan menyampaikan Firman Tuhan. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan apabila terdapat gereja lain yang mau belajar menggali dan menyampaikan Firman Tuhan melalui kelas Veritas ini.

Kelas Veritas bertujuan agar kaum awam dapat menemukan kebenaran melalui Firman Tuhan yang dipelajari dan digali. Sehingga umat Baptis dapat menumbuhkan iman dan pengetahuan teologinya melalui penggalian Firman Tuhan. Sosialisasi kelas veritas disampaikan kepada ketua-ketua BPD dan jemaat utusan gereja-gereja Baptis yang mengikuti MUNAS, MUBES, atau pertemuan dengan BPN.

Pelatihan di tahun 2022 sampai artikel berita ini terbit, sudah ada empat kelas dan tempat untuk melakukan pelatihan, di antaranya di GBI Gisikdrono dan GBI Candi di BPD Jatengbagut, GBI Keerom, Papua, dan gereja-gereja Baptis di BPD Sumbagsel. Namun kenyataannya, minat umat Baptis untuk mengikuti kelas Veritas belum terlalu banyak. Meski demikian, beberapa peserta merasakan terberkati dan tertolong dengan adanya kelas Veritas ini.

Dalam mengajar kelas veritas, Pdt. Lukas Supandi dibantu oleh ketua-ketua BPD setempat dan Gembala Sidang di gereja masing-masing. Pdt.

Lukas Supandi berharap supaya umat Baptis dapat belajar berdasarkan kebebasan untuk menemukan kebenaran melalui Firman Tuhan yang dipelajari dan digali. Selain itu, Pdt. Lukas Supandi juga berharap agar kaum memiliki kerinduan danawam tergerak untuk belajar Firman Tuhan lebih dalam. Dengan demikian mereka dapat memiliki pemahaman yang benar sesuai dengan Alkitab dan tidak mudah diombang-ambingkan rupa-rupa pengajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab. Kabar baiknya, kelas Veritas akan menggandeng Departemen Pemuda untuk menjalankan program pelatihan dan penggalian Alkitab bagi kaum muda yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun ini. (VKD)

Veritas Indonesia
Foto: Veritas Indonesia 12 BERITA BAIK - EDISI 09 Foto: Veritas Indonesia

Rebana

dan

PI Menjadi Tangan Tuhan untuk Kepulauan Mentawai

Rebana Indonesia dengan berkolaborasi bersama Departemen PI GGBI melakukan kunjungan ke Kepulauan Mentawai pada tanggal 27 Mei hingga 3 Juni 2022. Kunjungan kali ini diikuti oleh Bapak Doni Wijaya dan Ibu Siska Rafika dari Rebana Indonesia; Pdt. Krisna Surya selaku ketua Departemen PI; dan Sekretaris Jenderal BPN GGBI, Bapak David Vidyatama.

Satu dari banyak kisah menarik dari perjalanan kunjungan ini adalah cerita tentang ibadah umat Baptis di Pulau Pagai Selatan. Sesampainya di Kepulauan Mentawai, tepatnya di Dusun Maonai, Pulau Pagai Selatan pada Minggu, 29 Mei 2022, tim memutuskan untuk melakukan ibadah Minggu setelah perjalanan 15 jam di laut. Ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Krisna Surya ini menjadi ibadah yang sangat berkesan dengan dilaksanakan di bawah gubuk kecil di pinggir pantai yang indah dengan suasana yang sangat sederhana namun penuh syukur dan khidmat.

Adapun tujuan utama perjalanan kunjungan kali ini adalah untuk penguatan pelayanan dan member care kepada utusan injil GGBI, Ibu Wiwik Astuti. Dan untuk memaksimalkan kunjungan ini, Departemen

PI dan Rebana Indonesia berkolaborasi untuk menyampaikan pelayanan-pelayanan lainnya. Seperti pelatihan “Menggali Alkitab secara Mandiri” di GKPM Maonai, Pulau Pagai Selatan. Pelatihan ini dipimpin secara langsung oleh Pdt Krisna Surya, Ketua Departemen PI.

Selain itu, Rebana Indonesia juga melaksanakan lokakarya pendidikan yang ditujukan bagi guru PAUD dan TK dengan mengusung tema “Kreatif Mengajar - Merdeka Belajar”. Ibu Siska Rafika dari tim Rebana Indonesia berkesempatan untuk membagikan materi dan pengalaman dalam lokakarya ini. Pelayanan lainnya dalam kunjungan ini adalah penguatan tempat-tempat pelayanan di Kepulauan Mentawai seperti Kelompok Kecil, PAUD dan TK Rebana Indonesia serta lokasi penggilingan padi.

Kunjungan ini telah selesai, namun belum berakhir. Perjalanan pengembangan pelayanan dan penjangkauan di Kepulauan Mentawai akan masih terus berlanjut, hingga semakin banyak orang percaya dan nama Tuhan dipermuliakan di Kepulauan Mentawai. (AE)

Indonesia
Departemen
EDISI 09 - BERITA BAIK 13 Foto: Rebana Indonesia

Sekolah Injil Liburan (SIL) merupakan kegiatan rutin Sekolah Minggu gereja-gereja di lingkungan GGBI bagi anak-anak untuk belajar Firman Tuhan saat masa liburan. Pada umumnya SIL dilaksanakan pada bulan Juni atau Juli di gereja-gereja. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hingga lima hari ini diikuti oleh anak-anak dengan rentang usia 1 – 15 tahun (kelas Indria, Pratama, Madya dan Tunas Muda).

Sekolah Injil Liburan (SIL) periode 2022 dilaksanakan serentak secara tatap muka di gereja masing-masing, dengan harapan anak-anak dapat bergerak, bermain, serta mengikuti rangkaian kegiatan SIL dengan teman-teman dan guru Sekolah Minggu secara langsung. SIL 2022 mengangkat tema “Beton dan Derek”. Tujuan yang ingin dicapai dari tema SIL 2022, yaitu untuk membimbing mereka dalam mengenal dan merespon panggilan Tuhan Yesus Kristus dengan pimpinan Roh Kudus, sehingga mereka memiliki pondasi iman yang kokoh dan kuat kepada Tuhan Yesus hingga mereka dewasa. Selain itu, supaya anak-anak Indria hingga Tunas Muda semakin mengerti dan memiliki pengalaman hidup bersama Tuhan Yesus yang selalu bersama mereka.

Sekolah Injil Liburan (SIL) 2022 ditutup dengan KKR sebagai puncak acara yang dilaksanakan pada Sabtu (16/07) secara virtual melalui zoom dan streaming di kanal YouTube Baptis Indonesia. KKR SIL 2022 diikuti secara mandiri dan komunal di gereja-gereja. KKR yang disiarkan langsung dari GBI Grogol, Jakarta, dilayani oleh pengkhotbah Ev Nunuk Tri Lestari dan pelayanan mimbar dilayani oleh murid-murid Sekolah Minggu BPD DKI Jaya Banten.

Komisi Sekolah Minggu BPN GGBI, Juliati Dharmawan menyampaikan harapannya kepada anak-anak Sekolah Minggu supaya mereka dapat memberitakan Injil kepada teman-teman sebayanya. “Hal itu dapat dilakukan dengan cara tetap setia dalam belajar dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi terang dan kuat di mana pun berada. Agar nama Tuhan Yesus saja yang diagungkan, sehingga setiap orang yang melihat akan berdecak kagum serta berkata, ‘Nah, yang seperti ini belum pernah kita lihat,’” ujarnya. (VKD)

Foto: Dokumentasi pribadi guru SM dan orang tua Foto: Dokumentasi pribadi guru SM dan orang tua
Komisi Sekolah Minggu Departemen Pendidikan Jadilah Kuat Dan Hebat! Foto: Gereja-gereja Lokal
14 BERITA BAIK - EDISI 09

Pengabdian STT Baptis Bandung untuk Calon Hamba Tuhan Baru

Pandemi COVID-19 membawa perubahan ke seluruh bidang kehidupan manusia, salah satunya pendidikan. STT Baptis Bandung (STTBB) turut terimbas dampak pandemi COVID-19. Dampak yang nyata adalah kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan secara online. Menyikapi dampak tersebut, STTBB menyusun strategi dalam rangka meminimalisasi dampak dari adanya pandemi, yaitu membekali para dosen yang mengajar melalui pelatihan-pelatihan. Serta mengimbau para mahasiswa untuk tetap berada di lingkungan kampus, apabila tidak ada keperluan mendesak.

Saat ini STTBB bermaksud menyelenggarakan perkuliahan dalam waktu dekat. Rektor STTBB Pdt. Joko Budiyanto, menyatakan bahwa perkuliahan tatap muka akan dilaksanakan mulai semester Gasal tahun ajaran 2022/2023.

STTBB memiliki dua program pendidikan, yaitu program Sarjana dan program Magister. Program Sarjana terdiri dari program studi Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan Teologi. Sedangkan, program Magister tersedia program studi Pendidikan Agama Kristen (PAK). STTBB saat ini telah melakukan akreditasi institusi dan program studi. Hal tersebut didukung dengan adanya tenaga pendidik yang merupakan pendeta-pendeta Baptis

yang memiliki kecakapan kognitif dan praktis yang seimbang.

STTBB memiliki ciri khusus yang membedakan STTBB dengan STT Baptis lainnya, yaitu di bidang Pendidikan Agama Kristen (PAK). Ciri khas STTBB yang menonjol di bidang pendidikan ini dikarenakan lulusan PAK STTBB banyak yang mengajar di sekolah-sekolah favorit di Bandung. BIMAS Kristen Bandung juga mempercayakan lulusan STTBB untuk mengajar siswa-siswi SD, SMP, dan SMA di wilayah Bandung Timur. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan setiap hari Sabtu di STTBB dan mereka dibimbing langsung oleh para dosen dan mahasiswa.

STTBB berkomitmen untuk mempersiapkan lulusanlulusan yang siap menjadi utusan Injil yang akan diutus ke daerah-daerah yang belum mendengar perihal Injil. Hingga saat ini STTBB telah mengutus para utusan Injil ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Aceh, Nias, Sumba. Harapannya pelayanan Baptis dapat melayani daerah kantong-kantong Kristen. Tak hanya itu, STTBB juga memiliki kerinduan untuk mencukupi keperluan umat Baptis yang memerlukan hamba-hamba Tuhan yang melayani sepenuh waktu. (VKD)

Artikel:
Foto: STT Baptis Bandung EDISI 09 - BERITA BAIK 15

Gereja Baptis Menanggapi Isu Sosial,

Politik dan Keagamaan

Ungkapan diatas oleh Pendeta Baptis, Rauschenbusch, pada akhir abad ke-19 dalam pengalamannya melayani di Kota New York adalah sangat tepat. Walaupun ia sering disalahpahami

dengan ide Injil Sosialnya, namun adalah sebuah panggilan bagi gereja untuk memperhatikan keselamatan individu dan pada saat yang sama menghadirkan kerajaan Allah bagi kemanusiaan. Gereja kita dalam isu isu sosial, politik dan keagamaan kerap mengalami konstipasi spiritual atau sembelit rohani. Ada banyak asupan nilai yang baik, tapi minim keluaran yang menjadikan masyarakat merasakan kehadiran gereja.

“A perfect religious hope must include both: eternal life for the individual; the kingdom of God for humanity.”
Walter Rauschenbusch
Artikel Opini:
1
1Pdt.
Pdt.
Foto: Unsplash
16 BERITA BAIK - EDISI 09

Pemahaman tentang spiritualitas kemanusiaan yang melewati 4 tembok gedung gereja bukan saja perlu diamini oleh gereja, tapi juga harus dipraktikkan oleh gereja gereja seperti yang dilakukan oleh Kristus. Teolog Baptis Stanley Grenz dalam bukunya Theology for the Community of God menggambarkan bahwa, “Some Christians see no connection whatsoever between evangelism and 2social action” Akibatnya, gereja kerap menganggap keterlibatan sosial, politik dan keagamaan lainnya sebagai distraksi dari pemberitaan Injil. Teolog Injili lain John Stott mengatakan, “keterlibatan sosial adalah mitra dari pemberitaan Injil, keduanya saling terkait dan juga 3berdiri sendiri sendiri”. Ketiga gereja masuk dalam panggilan sosial kemanusiaan adalah panggilang rekonsiliasi, dimana dalam rekonsiliasi ini ada realitas sosial yang harus dihadapi dengan Injil.

Ada banyak Pendeta Baptis yang melakukan advokasi sosial kemanusiaan sejak jaman William Carey di India ketika melakukan advokasi terhadap penindasan perempuan, dan juga berpihak pada buruh tebu. Ada juga di Jaman modern Pendeta Rick Warren yang melakukan aksi sosial kemanusiaan. Baginya kemiskinan global bukan saja urusan politik, tapi juga masuk dalam isu moral, belas kasihan dan komitmen pada panggilan Kristus. Puji Tuhan ada juga pendeta pendeta Baptis di Indonesia yang sudah melakukan panggilan serupa dalam ikut melakukan perbaikan di tengah masyarakat. Kalau ini panggilan Yesus untuk kita semua, harusnya pesan serupa bukan saja dilakukan oleh pendeta dan gereja lokal secara sendiri sendiri tapi harus dilakukan oleh umat secara bersama. Sebuah panggilan sosial kemanusiaan bagi persoalan bangsa bukan lagi hanya pilihan.

Panggilan sosial kemanusiaan adalah ketika gereja melihat seperti Yesus melihat dunia dalam kerusakan Ada kerusakan nilai yang koruptif merusak sumber daya alam dan lingkungan, tidak memperhatikan sesama dan bahkan penindasan karena alasan agama. Ada banyak hal yang kalau dijabarkan tidak akan cukup dalam tulisan singkat ini. Namun gereja gereja harus memulai dengan

melihat isu atau persoalan dalam konteks mereka dan keluarga besar bisa melihat dari aras yang lebih besar secara nasional dan dapat menyatukan upaya upaya advokasi untuk menghadirkan nilai nilai Alkitabiah. Orang Baptis Indonesia tidak bisa berdiam diri apalagi berpangku tangan melihat berbagai persoalan di masyarakat sekitar dan nyaman dalam persekutuan internal gereja.

Yang pertama harus dilakukan baik di tingkat jemaat lokal sampai ke nasional adalah menyuarakan nilai bebas korupsi. Penyakit sosial bangsa ini dimulai dari cara pandang yang koruptif.

Korupsi masuk dalam upaya mau berkuasa karena menguntungkan. Caranya dengan memakai identitas untuk mengalahkan lawan yang kemudian menjadi politik identitas. Untuk juga mendapat keuntungan cepat, sumber daya alam dirusak sehingga menghasilkan kerusakan lingkungan. Tindakan koruptif ini yang kemudian dalam skala mikro merusak Pendidikan anak, kekerasan terhadap perempuan dan anak dan kemudian menghadirkan kemunafikan pada tingkatan rohaniwan yang mencari untung sebanyak banyaknya. “Akar segala kejahatan ialah cinta uang” ( I Timotius 6:10) mengambil wujud praktik yang merusak masyarakat termasuk gereja. Pemberitaan Injil adalah sebuah ironi bila hanya menjadi slogan kosong yang tidak menghadirkan kerajaan Allah, karena tidak ada dampak Injil yang memberkati kalau gereja tidak menyuarakan persoalan persoalan ini. Yang dilakukan adalah gereja Baptis perlu kembali ke Alkitab dan belajar kisah Para Nabi dan ajakan Kristus untuk melakukan “ segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40). Kita harus bersama dengan “yang hina” dan tidak melulu mencari kenyamanan didalam 4 tembok gedung gereja. Kerajaan Allah harus hadir di muka bumi, dan bukan hanya dalam gedung gereja kita saja, tapi di tempat kumuh, terbuang dan tidak diperhatikan. Saatnya beraksi sosial kemanusiaan, yang bukan terpisah dari Injil, tetapi menjadi pusat dari Kabar Baik itu.

EDISI 09 - BERITA BAIK 17 Foto: Dept. Wanita 2Grenz, Stanley, Theology for the Community of God, Broadman and Holman Publisher, Nashville Tennessee, 1995, 658 3Grenz, Theology for the Community of God, 659

Bentuk Riil

Besar, Yang (Masih) Terjebak

Oposisi Biner

Ideologi Keluarga Besar umat Baptis Indonesia, muncul tahun 70an, yang digagas oleh Pdt. Mulus Budianto (alm), dan rekan-rekan hamba Tuhan nasional. Dalam kajian filosofis Pdt. Mulus, gereja Baptis Indonesia yang berkeluarga besar adalah gereja Baptis setempat yang hidup dan berkembang, yang merupakan bagian dari keluarga besar, janganlah menjadi gereja yang sekadar berkembang atau mementingkan diri sendiri tetapi terikat dalam tanggungjawab penyelamatan bangsa Indonesia.

Begitu luasnya percakapan tentang Keluarga Besar, sampai hari ini, yang menjadi pertanyaan saya adalah, mengapa belum tuntas?

Apakah kita tidak paham akan asas tersebut?; atau

Paham tapi tidak tahu mencari bentuk riilnya?; atau

Sudah tahu, tetapi enggan mewujudkannya, karena berisiko mengurangi keuntungan gereja dan gembala otonom?

1)
2)
3)
Artikel Opini: Ekklesiologi, Mencariraba
Keluarga
Dalam Logika
Pdt. Catur Nugroho, S.Sos., M.Th – Gembala Sidang GBI Ngadirejo, Kediri
Foto: Dept. Wanita Foto: Arsip Dokumentasi GGBI
18 BERITA BAIK - EDISI 09

Mengapa pertanyaan ini masih menjadi sesuatu yang liyan di kalangan umat Baptis Indonesia? Karena aneh rasanya, jika selama 51 tahun kita belum merasakan bentuk riilnya. Kalaupun toh ada, sifatnya parsial, sporadis, dan sementara. Selama ini marwah Keluarga Besar masih terkurung dalam retorika dan upaya oknum-oknum dalam mencari dukungan publik.

Upaya memutakhirkan praksis Keluarga Besar, acapkali mentah atau bahkan tidak diupayakan serius, jika diperhadapkan pada ajimat otonomi. Gereja yang otonomi menjadi jeruji kurung emas yang dibanggakan para pemimpin yang menguasai gereja baptis Indonesia. Kumpulan orang-orang Indonesia yang berwatak moderat dan toleran sebagai keluarga, berubah berhadap-hadapan sebagai orang yang mengadakan kontrak, pemberi utang dan penerima utang, penyewa dan pemakai.

Ini semua mungkin saja bermuara pada pemahaman tentang ekklesiologi kita. Kita lebih bertindak menjadi orang/gereja Baptis di Indonesia daripada menjadi orang/gereja baptis Indonesia, yang dalam istilah akademis Pdt. Dr. Bambang Subagyo (alm), disebut KEBAPTISINDONESIAAN. Kenyataannya banyak dari orang baptis Indonesia yang melayani gereja Baptis Indonesia dengan logika eklesiologi Baptis Amerika. Mempertemukan ruh mufakat kekeluargaan dengan ruh perjanjian konvensi. Menjalankan mandat keluarga besar, dengan logika otonom. Ini saya analogikan seperti orang yang memberi tetapi dengan logika ekonomi. Ini seperti berkhotbah memakai jas tebal di suhu yang panas terik. Seperti berbicara mengangkat kaki di meja saat perjamuan para pinisepuh. Ndak jalan! Karena kita terjebak dalam logika Oposisi biner.

Tetapi bersyukur beberapa hari yang lalu, saya mendengar, BPD Surakarta, memberi kesejukan dan arah tegak lurus dengan marwah Keluarga Besar dalam arti yang sesungguhnya, di tengah riuhnya udara panas narasi melayani sebagai keluarga besar. Berawal akan masuknya Pdt. Kasnawi ke masa pensiun.

Dalam percakapan saya dengan Pdt. Karsiman, Ketua BPD Surakarta, sehari lalu (ketika saya menulis), ide itu dilatarbelakangi keprihatinan, dimana gereja yang dilayani Pdt. Kasnawi tergolong relative, kecil, sehingga terbatas dalam memberi talia sih sebagai ‘pesangon’ pada masa pensiun dan masuk proses emeritasi. Dan juga memberi pemahaman, bahwa pendeta gereja baptis Indonesia milik semua gereja baptis Indonesia, bukan hanya gereja lokal.

Dengan pemahaman asas keluarga yang sederhana tapi mengakar, dimunculkanlah ide dalam Musda untuk menolong gereja dan Pdt. Kasnawi, secara financial, dan disepakati secara aklamasi, juga untuk menjadi program berkesinambungan. Teknisnya, BPD melalui Musda menetapkan secara gotong royong, nilai minimal dalam memberi tali asih kepada Gembala yang memasuki masa emeritus. Gereja induk memberi tali asih 1 juta rupiah, gereja cabang memberi 500 ribu rupiah dan PBW memberi 250 ribu rupiah, sehingga terkumpul dana puluhan juta rupiah.

Ini memberi pencerahan kepada ahli retorika tentang keluarga besar, dengan segala kejumawaannya, untuk segera turun dari mimbar imajener dan bersapa dengan BPD yang Indonesiawi, yang dalam istilah DR. Bambang, mantan ketua STBI (alm), sebagai gereja-gereja yang berupaya untuk membaptisindonesiakan eklesiologi umat baptis, dalam rumah yang semestinya.

Kiranya ruh BPD Surakarta akan menghembusi semua BPD di seluruh Indonesia. Dan spirit Pdt. Mulus Budianto (alm), bisa tercapai, bahwa gereja Baptis Indonesia yang berkeluarga besar adalah gereja Baptis setempat yang hidup dan berkembang, yang merupakan bagian dari keluarga besar, janganlah menjadi gereja yang sekadar berkembang atau mementingkan diri sendiri. Amin.

EDISI 09 - BERITA BAIK 19 Foto: Dept. Wanita

Beton dan Derek

SIL 2022:
JURNAL FOTO Foto: Gereja-gereja Baptis Indonesia
MEDIA MILIK GABUNGAN GEREJA BAPTIS INDONESIA TEMUKAN KAMI DI BERBAGAI KANAL MEDIA BERIKUT INI baptis_id Gereja Baptis Baptis Indonesia ggbi.or.id

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.