
3 minute read
3.2 Analisis Isu
from Modifikasi Aplikasi Program Pelayanan Farmasi Untuk Pembatalan Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan & BMHP
Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik Sudah terlaksana Sudah terlaksana dengan baik
Didapatlah isu yang menjadi permasalahan aktual di Depo Farmasi Rawat Inap Pusat sebagai berikut : 1. Belum optimalnya input pembatalan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pasien yang menggunakan 2 tahap menu pelayanan. 2. Ketidaksesuaian kartu stok dengan real stok. 3. Ketidakakuratan defecta petugas depo dalam memenuhi kebutuhan depo farmasi. 4. Keterlambatan petugas depo dalam mengganti sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP pada emergency trolley.
Advertisement
3.2 Analisis Isu
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan metode analisis kriteria APKL. Metode APKL yang dibuat adalah metode yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu: a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang; b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya; c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang; d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.
Tabel 3.2 Metode Analisis APKL
No. ISU
1 Belum optimalnya input pembatalan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pasien yang menggunakan 2 tahap menu pelayanan
FAKTOR HASIL A P K L + + + + +
2 Ketidaksesuaian kartu stok dengan real stok + + + + +
3 Ketidakakuratan defecta petugas depo dalam memenuhi kebutuhan depo farmasi
4 Keterlambatan petugas depo dalam mengganti sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pada emergency trolley
Keterangan : (+) = Diangkat menjadi isu, (-) = Tidak diangkat menjadi isu
Berdasarkan penapisan isu menggunakan metode analisis APKL, diperoleh empat isu yang sesuai dengan SKP dan kompetensi penyusun yang selanjutnya akan disaring kembali untuk menentukan core issue atau isu utama menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth(USG).
a. Urgency(U) artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.
b. Seriousness(S) artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
c. Growth (G) artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Berikut ini penetapan isu dengan metode USG. Setiap aspek kemudian diberikan skala Likertantara 1 sampai dengan 5. Isu dengan total nilai tertinggi akan diangkat sebagai isu terpilih dan dibuat gagasan penyelesaian isu.
Tabel 3.3 Metode Analisis USG
No. ISU
1 Belum optimalnya input pembatalan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP pasien yang menggunakan 2 tahap menu pelayanan 5 5 5 15
Kriteria Prioritas U S G
2 Ketidaksesuaian kartu stok dengan real stok 5 5 4 14
3 Ketidakakuratan defecta petugas depo dalam memenuhi kebutuhan depo farmasi 4 4 4 12
4 Keterlambatan petugas depo dalam mengganti sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pada emergency trolley 5 4 4 13
Keterangan: Interval penentuan prioritas: Angka 1: sangat tidak mendesak/serius/dampak; Angka 2: tidak mendesak/serius/dampak; Angka 3: cukup mendesak/ serius/dampak; Angka 4: mendesak/serius/dampak; Angka 5: sangat mendesak/serius/dampak.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah isu “Belum optimalnya input pembatalan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pasien yang menggunakan 2 tahap menu pelayanan” . Isu ini menjadi lebih prioritas dibandingkan “Ketidaksesuaian kartu stok dengan real stok”, “Ketidakakuratan defecta petugas depo dalam memenuhi kebutuhan depo farmasi”, dan “Keterlambatan petugas depo dalam mengganti sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pada emergency trolley”, program pembatalan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP lebih mendesak dalam waktu dekat dan harus segera diatasi karena memiliki beberapa dampak. Dampak yang akan terjadi bila isu ini tidak segera diatasi :
1. Ketidaksesuaian antara stok fisik dan stok komputer 2. Kerugian pada pasien dengan status umum karena obat yang tidak terpakai dan tidak dibatalkan akan tetap masuk ke billing pasien 3. Tidak akuratnya data pemakaian sediaan farmasi untuk kepentingan perencanaan 4. Penumpukkan barang yang akhirnya menjadi “tidak bertuan”