2 minute read

3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu

5. Mempengaruhi integritas Instalasi Farmasi 6. Tidak dapat mengetahui jumlah aset yang pasti di depo tersebut 7. Petugas akan mendapat pekerjaan ekstra untuk melakukan penyocokan stok secara berkala

3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu

Advertisement

Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Nomor : HK.02.04/E013/17731/XII/2016 tentang Penanganan Perbekalan Farmasi Sisa Pasien di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, perbekalan farmasi sisa pasien adalah perbekalan farmasi yang dikembalikan jika pengobatan dihentikan, pasien meninggal dunia atau hal lain dengan persetujuan dokter, kecuali pasien rawat jalan. Perbekalan farmasi sisa pasien tidak diperkenankan disimpan di ruang perawatan , harus segera dikembalikan ke depo farmasi dan diproses untuk dimasukkan ke dalam data baseperbekalan farmasi.

Petugas depo farmasi memeriksa dan memastikan sediaan farmasi dan BMHP yang dikembalikan masih dalam kondisi baik dan utuh. Untuk pasien yang akan pulang / meninggal, petugas depo farmasi memastikan bahwa pasien belum melakukan proses administrasi di bagian keuangan. Petugas depo farmasi melakukan pembatalan transaksi sediaan farmasi dan BMHP yang dimaksud dalam aplikasi pelayanan farmasi pada data pemakaian sediaan farmasi dan BMHP pasien.

Sesuai keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Nomor : HK.02.03/X.4.1.3/7155/2018 tentang Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pasien rawat inap dapat dikembalikan jika pengobatan dihentikan, pasien meninggal dunia atau hal lain dengan persetujuan dokter, sesuai ketentuan pengembalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP. Rumah sakit tidak menerima pengembalian dari pasien rawat jalan. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pasien yang tidak dipergunakan karena dihentikan atau hal lain tidak diperkenankan disimpan di ruang perawatan, harus segera dikembalikan ke depo farmasi.

Dengan melihat alur pelayanan dalam proses pengembalian sediaan farmasi dan alat kesehatan dari ruang rawat inap ke depo farmasi, terdapat tahapan yang di nilai perlu dioptimalkan. Salah satunya pada saat petugas menginput pembatalan sediaan farmasi dan alat kesehatan pada Menu Program batal pelayanan yang menggunakan 2

tahap pelaksanaan dan dinilai kurang praktis, sehingga menyebabkan pengembalian sediaan farmasi dan alat kesehatan dari ruang rawat inap tidak sepunuhnya dibatalkan dan berakibat ketidaksesuaian stok fisik dan stok komputer.

Melihat isu yang terjadi saat ini dan dampak yang diberikan cukup besar, maka dilakukan analisis menggunakan metode fishboneseperti terlihat pada gambar berikut

Gambar 3.1 Diagram Fishbone

Berdasarkan analisis fishbone, penyebab sediaan farmasi dan alat kesehatan tidak sepenuhnya dibatalkan antara lain :

1. Environment - waktu dispensing yang lama dapat mengulur waktu pelayanan sehingga kegiatan berikutnya tidak tercapai. - pengembalian dari ruang rawat inap yang jumlahnya tidak selalu utuh sehingga petugas mengabaikan tahap pembatalan pada program komputer

2. Man - belum adanya penanggung jawab khusus untuk membatalkan pengembalian sediaan farmasi dan alat kesehatan - petugas kurang patuh / disiplin dalam melakukan proses pembatalan - petugas depo yang belum paham akan SPO tentang pengembalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP

This article is from: