dengan teknik effleurage massage di Ruang Alamanda RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung 2.
Belum
optimalnya
case
finding/deteksi dini terkait adanya gejala
babyblues
di
Ruang
Alamanda Rumah Sakit Umum Pusat
Dr
Hasan
4
4
3
11
III
4
5
4
13
II
Sadikin
Bandung 3.
Belum
optimalnya
penatalaksanaan ekstravasasi di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung Skala 1-5 (1 =sangat kecil; 2 = kecil; 3 = sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar) Dari hasil penapisan tersebut didapatkan urutan prioritas dari yang pertama yaitu : -
Belum optimalnya edukasi tentang babyblues dan cara penanganan gejala babyblues dengan teknik effleurage massage di Ruang Alamanda RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
-
Belum optimalnya penatalaksanaan ekstravasasi di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung
-
Belum optimalnya case finding/deteksi dini terkait adanya gejala babyblues di Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung
Sehingga dari hasil tersebut saya mengangkat isu belum optimalnya edukasi tentang babyblues dan cara penanganan gejala babyblues dengan teknik effleurage massage di Ruang Alamanda RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung untuk dijadikan topik rancangan aktualisasi. 3.3. Latar Belakang Pemilihan Isu Data WHO (2018) mencatat prevalensi postpartum blues secara umum dalam populasi dunia adalah 3-8% dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. Sementara prevalensi postpartum blues
di Negara Asia cukup tinggi dan
bervariasi antara 26-85% (Munawaroh, 2018). Angka kejadian postpartum blues di Indonesia menurut USAID (United Stase Agency for International Development) (2016) Indonesia menduduki peringkat ke empat tertinggi di ASEAN. Fenomena yang terjadi
17