6 minute read

DAFTAR GAMBAR

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Advertisement

Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam hal ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) merupakan warga negara Indonesia yang menjadikan dirinya sebagai pelayan masyarakat. Peran PNS meliputi dan tidak terbatas untuk melaksanakan kebijakan publik dan memberikan pelayanan publik untuk meningkatkan kualitas warna negara Indonesia. Sebagai pelayan publik, seorang ASN juga diharapkan untuk menjadi panutan bagi masyarakat di lingkungannya. Harapanharapan ini sudah tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2014, yang menyatakan bahwa seorang pegawai ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

Dalam menjalankan profesinya, seorang ASN haruslah memiliki nilai atau pedoman dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai tersebut adalah Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK). Nilai tersebut diharapkan tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga diresapi dan diwujudkan dalam praktik sehari-hari seorang ASN. Dengan modal karakter seorang ASN yang kuat, diharapkan terwujudnya ASN yang profesional dan pelayanan birokrasi tingkat dunia di Indonrsia.

Perkembangan zaman dan teknologi yang Sebagai seorang ASN yang bekerja di bidang kesehatan dan khususnya di sebuah rumah sakit. Maka pelayanan di bidang kesehatan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan utama penulis. Rumah sakit memiliki peran sebagai sarana pelayanan kesehatan dalam menunjang misi pemerintah Indonesia untuk memastikan masyarakat memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik serta meninggikan mutu kesehatan masyarakat pada umumnya.

semakin pesat menuntut kinerja seorang ASN untuk lebih baik lagi. Adanya pandemi COVID – 19, tuntutan publik akan pelayanan yang lebih baik semakin meningkat.

Sebagai seorang ASN dan organisasinya yang berada dalam bidang pelayanan kesehatan, maka penulis harus bisa beradaptasi dalam memberikan pelayanan medis yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien. Terlebih, Rumah Sakit Pusat

Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) mempunyai visi “Menjadi Rumah Sakit Unggulan

Penyakit Infeksi yang Terdepan Setingkat Asia Pasifik”. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka penulis, sebagai bagian dari RSPI SS harus selalu berusaha untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.

Dalam fungsi penugasan sebagai bagian dari staf medis fungsional di bidang orthopaedi, ruang lingkup penugasan tidak hanya terbatas pada rawat jalan dan rawat inap saja, tetapi juga mencakup pelayanan di kamar operasi. Penanganan pasien orthopedi cenderung rumit dan membutuhkan kerja sama yang baik lintas disiplin ilmu kedokteran. Terlebih untuk kasus seperti infeksi muskuloskeletal, khususnya yang melibatkan M. tuberculosis (TB) yang membutuhkan penanganan dalam waktu yang cukup lama dan multidisiplin. Penanganan TB di Indonesia juga sudah berlangsung sejak lama, dimana penanganan penyakit ini sudah dimulai sejak prakemerdekaann dengan didirkannya Perkumpulan Centrale Vereniging Voor Tuberculose Bestrijding (CVT) dibentuk pada 1908 dan tahun 1939 didirikan 15 sanatorium untuk perawatan pasien TB paru dan 20 consultatie bureaux yang memberi penyuluhan dan pengobatan. Penanganan TB semakin lama semakin baik diiringi dengan perkembangan zaman, dimana saat ini strategi penanganan TB di Indonesia sudah menuju Eliminasi TB 2030. Walaupun demikian, pada tahun 2017, WHO memperkirakan terdapat sejumlah 442.000 kasus TB di Indonesia dengan 8.600-15.000 kasus resistensi obat (MDR/RR TB), dengan jumlah perkiraan 2,4% dari kasus baru dan 13% dari pasien TB yang diobati sebelumnya, tetapi cakupan yang diobati baru sekitar 27,36%. Pemerintah sendiri memperkirakan terdapat insiden sebesar 842.000 kasus per tahun dan notifikasi kasus TB sebesar 569.899 kasus maka masih ada sekitar 32% yang belum ternotifikasi baik yang belum terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan.

Nilai-nilai ASN yang didapatkan selama pelatihan dasar harus ditanamkan dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat. Adapun nilai yang didapat harus diimplementasikan untuk pelayanan yang lebih baik dan menunjang visi dan misi RSPI SS.

Maka dari itu, berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengajukan rancangan aktualisasi optimalisasi integrasi pelayanan pasien orthopedi dengan infeksi TB di unit tempat penulis bekerja di SMF Orthopedi RSPI Sulianti Saroso. Diharapkan aktualisasi ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan tempat penulis berada dan bermanfaat bagi masyarakat secara umum.

1.2 Tujuan Aktualisasi

Tujuan dari rancangan aktualisasi ini adalah:

1.2.1 Tujuan Umum

Menjadi ASN yang profesional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku sesuai nilai sehingga terbentuk karakter diri ideal melalui proses internalisasi dan penerapan di tempat kerja.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan integrasi pelayanan infeksi orthopedi TB di RSPI Sulianti Saroso

2. Sebagai upaya internalisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mengejawantahkan nilai Ber-AKHLAK

1.3 Manfaat Aktualisasi

1. Bagi Individu

Penerapan nilai-nilai dasar ASN bagi seorang ASN adalah wujud dari cinta pada tanah air dan kesungguhan dalam membangun bangsa, sehingga memunculkan nilai-nilai berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif dalam kegiatan sehari-hari sesuai tugas pokok dan fungsi nya

2. Bagi Satuan Kerja

Perwujudan nilai-nilai dasar ASN ke dalam sebuah aktualisasi akan menunjang peningkatan kualitas mutu pelayanan bagi satuan kerja. Selain itu juga internalisasi nilai- nilai tersebut akan merangsang perubahan pola perilaku ASN yang terdahulu agar meningkatkan kinerjanya pula untuk mendukung visi dan misi satuan kerja.

3. Bagi masyarakat

Kegiatan aktualisasi yang menginternalisasi nilai dasar ASN akan menghasilkan ASN yang profesional dan menghasilkan pelayanan optimal bagi kemaslahatan masyarakat

Bab Ii Profil Instansi

2.1. Gambaran umum dan Sejarah Singkat RSPI Sulianti Saroso

Rumah sakit Sulianti Saroso terletak di daerah Sunter, Jakarta Utara. Nama RSPI

Sulianti Saroso berasal dari nama seorang dokter, yaitu dr. Julie Sulianti Saroso.

RSPI Sulianti Saroso berawal dengan didirikannya stasiun karantina di daerah pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1985, yang fungsi utamanya adalah menampung penderita penyakit cacar dari Jakarta dan sekitarnya, dimana di antara tahun 1964 sampai tahun 1970 merawat penderita cacar sekitar 2.358 orang. RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso diresmikan pada tanggal 21 April 1995 dan berfungsi memberikan pelayanan medis, penunjang medis kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan pelayanan RSPI-SS berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat darurat, pelayanan operasi dan pelayanan ICU serta dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pendidikan tenaga kesehatan.

RSPI Sulianti Saroso adalah pusat infeksi nasonal dengan profil rumah sakit khusus kelas A, terakreditasi KARS Paripurna, rumah sakit Badan Layanan Umum, rumah sakit rujukan penanggulangan penyakit infeksi emerging tertentu.

Beberapa peran RSPI Sulianti Saroso dalam penanggulangan penyakit infeksi antara lain : tahun 2003 ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan SARS, tahun 2006 menjadi rumah sakit rujukan dalam menangani KLB flu burung (H5N1), tahun 2021 berperan aktif dalam penanganan dan pencegahan penyakit Mers-CoV (MCoV) atau MERS-COV, tahun 2020 sebagai rumah sakit yang pertama yang menangani kasus COVID-19. Beranjak dari kedudukan dan tugas khusus tersebut, maka sepatutnya RSPI Sulianti Saroso lebih berorientasi kepada keunggulan komparatif daripada keunggulan kompetitif. Penguatan RSPI Sulianti

Saroso harus dilakukan melalui rencana strategis bisnis (RSB) yang spesifik pada periode tahun 2020 – 2024. Dalam menyusun RSB ini, kebijakan RSPI Sulianti

Saroso sejalan dengan arah kebijakan pebangunan kesehatan bangsa Indonesia yang dijabarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis (RSB) tahun 2020 – 2024.

2.2 Visi dan Misi RSPI-SS

Visi Rumah Sakit

Menjadi Rumah Sakit Unggulan Penyakit Infeksi yang Terdepan Setingkat Asia

Pasifik

Misi Rumah Sakit

1. Mengelola penyakit infeksi secara profesional dan paripurna

2. Terselenggaranya pengkajian dan penelitian dalam bidang penyakit infeksi emerging,reemerging dan tropicalmedicine

3. Terselenggaranya Pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi emerging, reemerging dan tropicalmedicine

4. Memperluas jejaring pelayanan Pendidikan dan penelitian di bidang penyakit infeksi melalui publikasi secara nasional dan internasional

5. Membangun budaya korporat untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan

1. Responsif

2. Sinergi

3. Profesional

4. Integritas

2.4. Tugas Pokok Organisasi

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit infeksi.

Berikut adalah gambar struktur organisasi dari RSPI – Sulianti Saroso, dimana penulis merupakan bagian dari staf medik bidang spesialis orthopedi di bawah kepala bidang bagian dan di bawah Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang.

2.5. Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta

Penulis merupakan bagian dari staf medik fungsional orthopedi di RSPI Sulianti

Saroso, Jakarta dengan perincian sebagai berikut :

Nama : Rizky Priambodo Wisnubaroto

Golongan : 3b

Angkatan : 1

Kelas : C

Instansi : RSPI Sulianti Saroso

Jabatan : Dokter Ahli Pertama

Pendidikan : Dokter spesialis orthopedi dan traumatologi

Berdasarkan PERMENPAN-RB Nomor PER/139/KEP/M.Pam/11/2003 tentang jabatan fungsional dokter dan angka kreditnya, seorang dokter adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada sarna kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah bentuk pelaanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan akibat penyakit, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan.

Adapun, sebagai Dokter Pertama, dalam aspek pelayanan meliputi memberikan pelayanan medik umum – hingga spesialistik, melaksanakan tindakan darurat medik, dan tindakan lainnya.

Berikut adalah sasaran kinerja pegawai (SKP) yang telah disusun oleh RS

Penyakit Infeksi Prof.Dr. Sulianti Saroso dalam bentuk tabel:

Tabel 1. Daftar uraian tugas / jabatan penulis

Uraian Tugas / Jabatan Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama

Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang

Belum optimalnya pelayanan pasien orthopedi infeksi

Belum optimalnya pelayanan pasien orthopedi infeksi

Pelayanan optimal pasien orthopedi infeksi

Pelayanan optimal pasien orthopedi infeksi

Melakukan kunjungan

(visite) pada pasien rawat inap

Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I

Telah dilakukan sesuai SOP

Telah dilakukan sesuai SOP

Membuat catatan medik pasien rawat inap

Melakukan tugas jaga panggilan / on call

Mengikuti seminar / lokakarya di bidang kesehatan sebagai peserta

Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar

Melayani atau menerima konsultasi dari dalam

Tertundanya tindakan akibat belum terintegrasinya alur pelayanan pasien TB orthopedi

Telah dilakukan sesuai SOP

Telah dilakukan sesuai

Tindakan dilakukan sesuai dengan waktu terbaik bagi pasien

Telah dilakukan sesuai

Telah dilakukan sesuai SOP

Telah dilakukan sesuai

Telah dilakukan sesuai SOP

Telah dilakukan sesuai

Telah dilakukan sesuai

Telah dilakukan sesuai

Telah dilakukan sesuai

This article is from: