AsatunewsMagz #010

Page 24

LapORANUTAMA

Soeharto begitu hebat dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi namun sayangnya kekuatan ekonomi yang dibangun Soeharto bertumpu pada utang luar negeri sehingga pada tahun 1997 saat Krisis melanda Asia, Indonesia mengalami imbasnya. Harga barang-barang merangkak naik, nilai tukar rupiah terhadap dolar pun turun tajam yang semula satu dolar bernilai 2500 rupiah meroket menjadi bernilai 10.000 rupiah. Ditengah krisis ekonomi yang sangat menyengsarakan rakyat ini Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden yang ke tujuh kalinya dengan wakil Presiden saat itu adalah Prof Ing BJ Habibie melalui sidang MPR tanggal 10 Maret 1998. Dalam pidatonya Soeharto menyatakan bahwa krisis akan segera berlalu dan semua akan kembali ke kondisi normal. Namun hal itu tak meredam geramnya bangsa Indonesia saat itu yang harus menanggung dampak krisis. PHK terjadi dimana-mana karena banyak perusahaan tutup. Menghadapi krisis ekonomi yang sangat hebat tersebut akhirnya banyak sekali unjuk rasa yang menghendaki Soeharto mundur dari jabatannya. Rakyat merasa selama ini dibohongi karena ternyata kestabilan ekonomi yang selama ini mereka rasakan tak sekuat yang diduga dan sangat rapuh sekali. Apalagi terdengar desas desus bahwa selama Soeharto menjadi Presiden mulai tahun 1968 sampai sekarang ternyata banyak melakukan penyimpangan dan korupsi. Puncak dari aksi unjuk rasa adalah saat tanggal 12 Mei 1998 dimana ribuan mahasiswa dan elemen masyarakat menduduki gedung MPR/DPR. Mereka menginginkan agar Soeharto mundur dari jabatannya dan menginginkan agar harga sembako yang saat itu melangit dapat dibendung. Unjuk rasa semakin menjadi saat Mahasiswa Trisakti yang saat itu berunjuk rasa di dalam kampus mereka mulai keluar kampus untuk bergabung dengan mahasiswa yang sudah menduduki gedung DPR/MPR dan dihalang-halangi aparat dengan gas air mata dan tembakan yang akhirnya menewaskan empat orang mahasiswa. Empat mahasiswa Trisakti yang tewas yaitu Hery Hartanto, Hafidhin Alifidin Royan, Elang mulia Lesmana dan Hendriawan Sie. Tewasnya empat mahasiswa memicu aksi yang lebih brutal lagi. Masyarakat yang semakin geram dengan pemerintah saat itu benar-benar menjadi marah. 14 Mei 1998 terjadi kerusuhan berdarah di Jakarta yang sasarannya adalah warga etnis keturunan, dimana banyak toko dan supermarket milik warga keturunan cina yang dibakar dan dijarah habishabisan. Dijalanan banyak mobil yang dibakar, benarbenar Jakarta saat itu sangat mencekam. Soeharto yang saat itu sedang ada lawatan ke Mesir akhirnya menyatakan tidak akan menolak jika ia diminta mundur dari jabatannya

24

ASAtunews | edisi 10/th. I/Des 2013 - JAN 2014

oleh rakyat Indonesia. Hal ini semakin menguat dengan adanya sebelas menteri bidang ekuin mengundurkan diri. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya menjadi Presiden RI. Peristiwa ini ditayangkan detik per detik oleh stasiun televisi dari dalam dan luar negeri. Berjuta mata menonton dengan seksama peristiwa turunnya Soeharto dari kursi presiden setelah 32 tahun ia menjabatnya. Peristiwa jatuhnya Soeharto ini kemudian terkenal dengan istilah “Lengser Keprabon�. Soeharto terpilih menjadi Presiden RI pada tujuh kali pemilihan yaitu tahun 1968, 1973, 1978, 1983, 1988, 1993 dan 1998. Catatan Penyelewengan Yang Dilakukan Orde Baru Pimpinan Soeharto: 1. Menekan etnis Tionghoa dengan mempersulit untuk menjadi WNI, melarang nama dengan bahasa Tionghoa dan melarang tulisan Tionghoa. Namun Soeharto malah bersahabat akrab dengan sejumlah pengusaha Tionghoa bahkan dengan Lee Kuan Yew, Perdana Menteri Singapura saat itu yang asli etnis Tionghoa.

FOTO: ISTIMEWA

Jatuhnya Rezim Soeharto


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.