
3 minute read
Jual Beli Ginjal Marak, Libatkan Aparat
SANGAT meresahkan jual beli ginjal kembali terjadi, ironisnya sindikat ini libatkan aparat. Kepolisian Negara Republik Indonesia menangkap
12 anggota sindikat tindak pidana perdagangan orang atau TPPO jaringan internasional yang menjerat 122 korban dengan modus penjualan organ ginjal di Kamboja.
Dua orang, di antaranya, merupakan anggota polisi dan petugas imigrasi, mereka turut membantu merintangi penyidikan sejak markas sindikat ini terungkap (23/07/2023).
Direktur Kriminal Umum
Polda Metro Jaya Komisaris
Besar Hengki Haryadi mengungkapkan, sindikat ini dikoordinasi oleh tersangka berinisial H (40) yang ditangkap di Bekasi pada 27 Juni 2023.
H berperan mengatur semua hal, mulai dari menjaring korban melalui media sosial Facebook hingga memberangkatkan korban untuk opererasi ginjal di Kamboja. Tidak bisa dipungkiri kesulitan ekonomi sat ini menjadi salah satu penyebab terjadinya per-
Kecurangan PPDB, Sistem Zonasi Benarkah Solusi?
SEKOLAH negeri di kota
Bogor telah menjadi sorotan publik lantaran banyak orang tua yang memindahkan ala mat kartu keluarga (KK) anak mereka ke sekolah favo rit. Di antaranya yaitu
SMPN 1 Kota Bogor dan SMAN 1 Kota Bogor.
Terdapat 913 pendaftar
SMPN yang memiliki indikasi bermasalah. 763 pendaftar sudah dilakukan verifikasi faktual di lapangan dan tersisa
150 sedang dalam proses.
Dari jumlah 763 pendaftar yang sudah diverifikasi faktual.
414 pendaftar sudah sesuai aturan dan 155 pendaftar tidak sesuai aturan alias tidak memiliki KK dan sisanya sedang dalam proses.
Sistem PPDB Zonasi kian buruk lantaran memanipu la si domisili, adanya praktik jual beli kursi, sertifikat abal-abal dan dan surat miskin palsu. Sistem pendidikan sekulerkapitalisme telah melahirkan standar keberhasilan sekolah diukur dari materi. Bahwa sukses adalah mereka yang pintar dan kaya. Cara pandang inilah yang memunculkan perbedaan sekolah favorit dan sekolah pinggiran. Perbedaan sekolah yang bagus fasilitasnya agar orang tua berharap anaknya bisa sekolah di tempat yang unggul dan dikenal sekolah unggulan dan prestasi. Sedangkan orang tua yang ekonomi menengah ke bawah tidak bisa berbuat banyak. Inilah kegagalan sistem sekuler-kapitalisme. Sistem ini men dorong masya rakat sampai berbuat curang demi bisa ma suk sekolah yang dikehendaki.
Miftahul Jannah Aktivis Muslimah Komunitas Kalam santun
Judi Online Meresahkan
BERKEMBANGNYA ilmu pengetahuan dan teknologi memang bisa berpotensi membawa dampak positif atau negatif. Hal ini tergantung si pengguna itu sendiri. Judi online marak seiring dengan berkembangnya teknologi. Judi yang biasa dilakukan secara langsung tatap muka kini bisa dilakukan secara online asalkan ada jaringan internet. Dampak judi online tentu sangat beragam dari mulai kecanduan yang membuka pintu untuk melakukan kejahatan lainnya, gangguan psikologis dan mental, hancurnya tatanan keluarga, dan tidak produktif dalam kehidupan. Kecanduan judi online ini akan mengakibatkan seseorang mengorbankan dirinya atau bahkan orang lain demi untuk berjudi. Harapan untuk mendapatkan keuntungan secara singkat bisa menjadi salah satu alasan besar mengapa seseorang terus melakukan judi online ini. Apalagi ditambah kondisi ekonomi saat ini sangatlah sempit. dienkamilatunnisa @gmail.com dagangan organ manusia, kemiskinan yang semakin meningkat menyababkan berbagai upaya pemenuhan kebutuhan dengan menghalalkan segala cara. Terlepas dari hal itu, adanya sarana dan keterlibatan aparat yang semestinya menjadi pelindung masyarakat malah memuluskan sindikat.
Meskipun beberapa judi online telah diblokir akan tetapi tidak memberikan efek jera karena aplikasi judi online lainnya masih marak. Dibutuhkan mekanisme yang tegas, kepedulian dan kontrol masyarakat dan pembinaan pada masyarakat tentang bahaya judi online ini. Apalagi sebenarnya judi apapun bentuknya telah nyata bertentangan dengan norma agama.
Penjualan organ manusia tentu bukan hal baru, semestinya sudah menjadi perhatian pemerintah untuk memutus jaringan ini. Tindakan tegas oleh aparat perlu dilakukan untuk membuat pelaku jera, sehingga tidak berulang.
Ummu Naziha Cianjur
Pinjol Jadi Gaya Hidup
SETIDAKNYA ada tiga faktor yang menyebabkan pinjol meningkat dan meresahkan.
Faktor pertama adalah tidak terpenuhinya kebutuhan hidup. Sebagian besar masyarakat menggunakan layanan pinjol untuk kebutuhan yang mendesak seperti biaya berobat, pendidikan, tempat tinggal bahkan sandang pangan. Hal ini dikarenakan tidak adanya jaminan kebutuhan tersebut dari negara. Sehingga menjadikan warga miskin meminjam sejumlah uang lewat pinjol.
Yang kedua adalah gaya hidup. Peminjam pinjol bukan hanya untuk kebutuhan mendesak, melainkan juga untuk gaya hidup, seperti fenomena pembelian tiket konser Coldplay atau Black Pink yang menyebabkan hedonisme di kalangan anak muda.
Faktor ketiga adalah utang sebagai solusi cepat. Dalam kehidupan saat ini, utang seolah-olah sebagai jalan satusatunya untuk menyelesaikan masalah kehidupan. Stereotipe buruk bagi pengutang kini makin pudar. Hari ini, manusia modern adalah ia yang tidak takut berutang. Dengan berutang ia dianggap memiliki plan untuk melunasinya, ia tidak akan malas bekerja sebab memiliki utang yang menuntutnya untuk bekerja lebih giat.
Begitu pula dalam mengembangkan ekonomi, salah satu andalannya adalah dengan berutang. Menurut teori ekonomi kapitalis, akumulasi modal adalah faktor terpenting dari pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pendanaan yang mudah dan cepat pada era digitalisasi ini, ya melalui pinjol. Inilah yang pada akhirnya menjadikan pelaku UMKM terjerat pinjol. Bahkan tidak jarang berakhir dengan kebangkrutan dan utang yang kian menggunung. Dengan melihat ketiga faktor tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa titik persoalannya ada pada sistem kehidupan sekuler liberal yang makin kuat mencengkeram pola pikir masyarakat. Manusia sibuk mengejar kebahagiaan jasadinya, mengejar karier, lalu memiliki sejumlah fasilitas hidup melakukan apa pun semaunya. Di sisi lain, mereka sangat jauh dari agama sehingga tidak memahami tujuan hidupnya.
Miyarti Gunung Putri