KLEDOK N ECO-CYCLE
GAMBARAN LOKASI
Kampung Pemulung Kledokan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Tapak merupakan tanah milik pemerintahan Desa Caturtunggal yang saat ini digunakan sebagai hunian informal dan penyimpanan sampah pra-olah oleh masyarakat marjinal yang berasal dari luar sleman/DIY. Area ini kerap disebut sebagai kampung pemulung oleh masyarakat sekitar. Adapun lahan di seberangnya merupakan lahan kosong milik desa yang dimanfaatkan sebagai kebun. Dokumentasi dan proses observasi:
An Educational Village Design with Behavioral and Ecological Approach to Solve Marginality Ppoblem
ABSTRAK Perancangan desain ini dilatarbelakangi dari sebuah pertanyaan “Bagaimana Aplikasi Konsep Futuristic Architecture bagi kaum Marginal?”. Rancangan desain ini bertujuan untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut dalam bentuk design arsitektural. Rancangan design ini mengambil kasus pada sebuah kampung pemulung di kabupaten sleman yang memiliki permasalah komplek berkaitan dengan ketimpangan sosial, permukiman kumuh, ekonomi rendah, sampah, kriminalitas dan pendidikan rendah. Pendekatan yang digunakan pada perancangan ini adalah pendekatan arsitektur perilaku dan arsitektur ekologis. Pendekatan arsitektur perilaku ini dipilih karena kampung sangat berhubungan erat dengan pengguna dan budaya yang membentuknya, sedangkan pendekatan arsitektur ekologis dipilih berorientasi pada model pembangunan dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan. Desain yang dibuat meliputi beberapa fungsi sekaligus pada site eksisting berupa Kampung Vertikal, TPS 3R, Sekolah Marginal dan Wisata edukasi ekologis, dan Revitalisasi Selokan Mataram. Keberadaan fungsi-fungsi ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada dan menjadikan kawasan kledokan ini menjadi kawasan futuristik yang dapat secara mandiri berdiri sendiri, bermanfaat bagi sekitar dan berkelanjutan vdari segi lingkungan dan fungsi.
DESIGN REPORT:
VIDEO:
GAMBARAN IDE PERANCANGAN
Ide perancangan dilandasi dari pertanyaan “Bagaimana aplikasi Konsep Futuristic Architecture bagi kaum Marginal?”. Kemudian dipilih lah kota Sleman untuk memudahkan observasi secara langsung. Lalu didapatlah sebuah kawasan yang memiliki masalah marginalitas yang cukup kompleks, yaitu sebuah Kampung Pemulung. Setelah itu, disusunlah ide konsep perancang sebagai berikut:
POTENSI
ISU
Kota Sleman sebagai Kota Satelit dan Pendidkan
Isu From Outside: Isu Strategis Kabupaten Sleman
FUNGSI YANG DIWADAHI
Arsitektur Ekologis Kampung Vertikal Wisata Edukasi 3R
Isu Form Inside: Isu Marginalitas Kledokan
Habits 3R Pemulung
Arsitektur Perilaku
Wisata Kuliner dan Ekologis TPS 3R
KAMPUNG EDUKASI ZERO WASTE DAN WISATA EKOLOGIS
Sekolah Marjinal
PENJELASAN AREA PADA KAWASAN Area Revitalisasi Selokan Mataram Sebuah desain yang berusaha memperbaiki kualitas dan image selokan mataram. Kegiatan yang diwadahi pada area ini antara lain adalah sebagai berikut:
Edukasi Ekologis Penjernihan Air Wisata Air Wisata Kuliner UMKM Wisata Edukasi Pakan berbasis Pemanfaatan Limbah Dapru
FILE BIM-X:
PENDEKATAN ARSITEKTURAL
GAMBAR TEKNIS:
1
Area Kampung Vertikal
Area TPS dan Wisata
Desain yang merespon kondisi eksisting site berupa permukiman pemulung. Pendekatan yang digunakan adalah Arsitektur Perilaku. Selain kegiatan hunian, desain juga responsif terhadap ekologis dengan diwadahinya kegiatan adalah:
Desain yang dapat merespon Habits 3R pemulung sehingga lebih terorganisir. Desain ini juga sekaligus dapat memberikan masyarakat luas dan sumber sekonomi masyarakat marginal. Kegiatan yang diwadahi:
Edukasi Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga menjadi Kompos
Produksi dan edukasi Plastic to Rotan Sintetis
Edukasi Aplikasi Biopori
Wisata Edukasi Pengolahan Feces to Energy
Urban Farming dan Hidroponik
Workshop Anyaman Rotan Sintetis