drg. M. Isa dalam Perjuangan Kemerdekaan Sumatera Selatan [Dimuat di Tribun Sumsel 16 Agustus 2017]

Page 1

Artikel Opini Kesejarahan dimuat di Tribun Sumsel 16 Agustus 2017 drg. M. Isa dalam Perjuangan Kemerdekaan Sumatera Selatan oleh : 1 Sapta Anugrah & Arafah Pramasto2 Penduduk kota Palembang telah akrab dengan nama sebuah jalan ‘dr. M. Isa’ di daerah Ilir Timur II. Jalan tersebut mengabadikan nama seorang tokoh pejuang Sumatera Selatan yang telah memberikan dedikasinya sebagai seorang tokoh sipil. Mohammad Isa atau yang lebih dikenal sebagai drg. M. Isa, dilahirkanpada tanggal 4 Juni 1909 dalam sebuah keluarga Minang yang tinggal di wilayah Binjai, Sumatera Utara, Ayahnya adalah Datuk Haji Ismail yang menjabat gelar adat sebagai Penghulu Pekan atau kepala urusan pasar disamping profesi utamanya sebagai guru sekolah dasar.Dibesarkan dalam keluarga yang relijius, ia telah khatam Al-Quran ketika masih di tingkat sekolah dasar atau HIS (Hollandsche Indische School). Pada usia 18 tahun M. Isa mendaftarkan diri menjadi mahasiswa kedokteran gigi STOVIT (School Tot Opleiding Van Indische Tandarsten) Surabaya.Saat M. Isa menempuh pendidikan di pulau Jawa, beliau banyak melakukan diskusi dengan dr.Soetomo, akibatnya beliau menemukan gelora nasionalisme dan memilih bergabung dengan Parindra (Partai Indonesia Raya) di Surabaya.M. Isa sempat menjadi asisten dosen karena kecerdasan akademiknya. Tahun 1938, ia minta berhenti sebagai asisten dosen dan memilih pindah ke Palembang untuk menjadi dokter partikelir di sana. dr. M. Isa memulai peran politiknya di Palembang sebagai anggota Parindra. Beliau merupakan salah satu tokoh berhaluan kooperatif kondang yang menjadi pembicara dalam kegiatan politik setempat bersama-sama tokoh pergerakan lainnya seperti dr. A.K. Gani dan Nungtjik AR. Popularitas Parindra sebagai partai kooperatif kian menanjak dan berhasil mendominasi Palembangraad pada tahun 1939. Ketika Jepang masuk ke Palembang sejak Februari 1942, tidak lama setelahnya banyak tokoh perjuangan Palembang yang dicurigai lalu ditangkap serta disiksa Jepang, termasuk di antaranya ialah dr. A.K. Gani. M. Isa yang kemudian ditunjuk sebagai ketua Dewan Harian Kota atau Syu Sangi Kai oleh Jepang, turut mengusahakan kebebasan A.K. Ganipada Oktober 1943. Pada tahun 1944 Jepang membentuk “Barisan Sukarela” atau yang disebut Gyugun, M. Isa menganjurkan para pemuda untuk ikut dalam perekrutan Gyugun

1

Train Attendant / Pramugara Kereta Api Jurusan Linggau & Lampung, Blogger, dan pemerhati sejarah Sumatera Selatan. 2 History Blogger


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.