Majalah Reaksi Universitas Lampung Edisi 1/2015

Page 1

EDISI 01 | 2015

media informasi Unila

E M S I M I T 5 1 OP 0 2 i d a l i n U


DAFTAR ISI

01-04 RAGAM KAMPUS - Berkompetisi Menyongsong Unila Emas - Sosialisasi Undang-Undang Gratifikasi - Pakar Internasional Adakan Lokakarya Bagi Dosen 05-07 WARTA UTAMA 08-12 KERJA SAMA - Dukung Pemprov Kerja Sama Internasional - Inisiasi Komunitas Green Teacher - LPPM Gelar Bimtek Bagi ­Anggota DPRD Lambar - Jajaki Kerja Sama Program Manajemen Air 13-19 PRESTASI - Tiga Jurusan Riah Akreditasi A - Unila Partner Konferensi ­Internasional MIMEC 2015 - Ilmu Komunikasi FISIP ­Pe­ringkat 7 Nasional - Peraih Dana Hibah Penelitian FKIP Meningkat - Fakultas Pertanian Juarai LKIM - Satpam Unila Raih Peng­ hargaan Polda Lampung 20-21 LENSA UNILA 22-31 LINTAS UNILA - Unila Kukuhkan Tiga Profesor - LPPM Luncurkan 10 Buku Karya Peneliti - Pembekalan Karya Wisata Ilmiah 2015 - Pemprov Lampung Lepas 2.047 Mahasiswa KKN - 35 Dokter Baru Lakukan Pe­ngambilan Sumpah - Cegah Bahaya Narkoba - Wujudkan Rencana Strategis 2016 - Unila-Dikti Gelar Talent ­Scouting - Unila Buka Empat Prodi Baru 32-34 SOSOK 35-36 KEARIFAN LOKAL - AIESEC Lestarikan Budaya Lampung - Fasilitasi 16 Mahasiswa Asing Belajar Gamolan

SALAM REDAKSI

P

embaca REAKSI yang budiman, tak terasa tahun 2014 telah berlalu dan kini kita memasuki tahun 2015. Semoga di tahun ini kita menjadi lebih baik lagi dari satu tahun sebelumnya. Begitu juga dengan keberadaan REAKSI di tahun ini. Kami, tim REAKSI berharap, apa yang disajikan pada edisi awal tahun ini merupakan suguhan yang lebih baik lagi dari edisi-edisi sebelumnya. Untuk mengimplementasikan hal itu, tentu kita tidak hanya bisa bersandar pada apa yang telah dilakukan sebelumnya. Perubahan mutlak diperlukan. Daya kreatifitas menjadi sebuah keniscayaan yang diperlukan. Untuk itu mengawali edisi perdana tahun ini REAKSI pun mengalami sedikit perubahan, mulai dari tampilan, jumlah halaman, hingga berbagai rubrikasi yang ditawarkan. Semua perubahan itu mengarah pada satu tu-

juan, yakni menuju REAKSI yang lebih baik lagi. Perubahan itu juga tak lepas dari perjalanan Universitas Lampung dalam menapaki tahun 2015. Berbagai target, strategi guna mengarah kepada kampus yang lebih baik lagi menjadi warta utama REAKSI kali ini. Kami juga menampilkan profil Prof. Dr. Muhammad Akib, S.H., M.Hum., sebagai guru besar ilmu hukum lingkungan pertama di Provinsi Lampung. Terlepas dari itu semua, izinkan kami Tim Rekasi Unila mengucapkan selamat menapaki tahun 2015 dengan penuh optimistis. Mudah-mudahan apa yang direncanakan tahun ini dapat terealisasi sehingga menjadikan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Semoga apa yang kami berikan dapat memberikan informasi bermanfaat dan berkenan di hati pembaca. Tabik pun. [TIM REAKSI]

Pelindung Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S Pengarah Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P (WR I), Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S (WR II), Prof. Dr. Sunarto DM, S.H., M.H (WR III), Prof. Dr. John Hendri, M.Si., Ph.D (WR IV) Penanggung Jawab Drs. Mardi Syahperi, M.M Pemimpin Umum Dra. Eka Purnama, M.A Pemimpin Redak­si M. Badrul Huda, S.I.Kom Redaktur Siti Nuryani, S.P Reporter Dwi Put­r­i­ana LG, S.Kom, Sabky Nirwan AS, A.Md Fotografer Katiran, Syaiful Had Desain & Layout Aprohan Saputra Sirkulasi Slamet Penerbit Humas Universitas Lampung Alamat Ruang Humas Lantai III Rektorat Unila Jalan Prof. Sumantri Brojonegoro No 1 Gedung Meneng, Bandarlampung 35145 Tlp. 0721-701609 Fax. 0721-702767 e-mail: humas@kpaunila.ac.id


RAGAMKAMPUS

Berkompetisi Menyongsong

Unila Emas

f

A K U LTA S - f a k u l t a s yang ada di lingkungan Universitas Lampung terus mempersiapkan diri menuju Unila Emas, 23 September 2015 mendatang. Mereka berkompetisi dalam meningkatkan kualitas tak hanya dari segi pelayanan dan fasilitas, tapi juga sumberdaya manusia. Pengembangan mutu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dilakukan dengan membekali para mahasiswa menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dengan

menyelenggarakan international class bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi luar negeri. Menurut Dekan FEB Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. beberapa waktu lalu, bentuk kerja sama bergerak di bidang riset dan student exchange. “FEB adalah satusatunya fakultas yang memiliki kelas internasional di Unila dan sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 sejak Agustus 2013 lalu,” tegasnya. Ia pun memastikan fakultas yang dipimpinnya akan men-

ciptakan calon pemimpin masa depan yang berjiwa entrepreneuship dan berkarakter. Selain FEB, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang berdiri sejak 1995 itu terus meningkatkan penguasaan materi student center learning (SCL) bagi para dosennya. “Penguasaan materi ini penting sehingga mahasiswa mendapat alternatif pemahaman ilmu sosial dan humaniora secara lebih luas,” jelas Dekan FISIP Drs. Agus Hadiawan, M.Si, beberapa waktu lalu. Menurutnya, student center learning dapat memperdalam kemampuan mahasiswa Unila dalam pendekatan kepada masyarakat untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di bangku perkuliahan. “Kini kita terus berusaha membuka program studi baru dan melanjutkan pembangunan sarana prasarana penunjang perkuliahan,” ujarnya. Sementara itu, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Prof. Suharso, Ph.D. juga mengaku tengah berbenah. Dengan sepuluh profesor muda yang dinamis dan inovatif, FMIPA tumbuh dalam eksplorasi dan pemanfaatan ilmu MIPA. “Saat ini FMIPA didukung 122 dosen yang 30 persen telah berpendidikan S-3. Sumbangan publikasi internasional FMIPA terhadap Universitas Lampung sebesar 47 persen dari total seluruh publikasi dosen Unila di level internasional. Pembangunan dan pengajuan reakreditasi program studi juga terus kita lanjutkan,” pungkasnya.[*/Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

1


RAGAMKAMPUS

U

NIVERSITAS Lampung me­nggelar sosialisasi gratifikasi dan kepatuhan LHKPN (Laporan Hak Kekayaan Penyelenggara­ an Negara) di ruang sidang gedung rektorat, beberapa waktu lalu. Kegiatan diselenggarakan guna mengendali­ kan gratifikasi sebagai upaya melindungi pegawai agar tidak terjerumus dalam tindak pidana korupsi serta menumbuhkan transparansi dalam kegiatan pemerintahan. Sosialisasi yang dibuka oleh Wakil Rektor II Unila Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., yang mewakili Rektor Unila ini menghadirkan beberapa pemateri yakni Kabag PLP Sutoyo, S.ip., M.M., dan Minto Waluyo perwakilan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Dalam penyampaian ma­ teri­nya Minto menerangkan, menurut UU Nomor 31 Tahun 1999 jo, UU Nomor 20 Tahun 2001 penjelasan Pasal 12 b ayat (1), gratifikasi adalah pemberian uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Baik yang dilakukan di dalam maupun di luar negeri. “Sebetulnya wajar dan net­ral, namanya pemberian sekadar tanda terima kasih dan sah-sah saja. Namun pada saat pemberian itu ada muat­ an-muatan tertentu sehingga menimbulkan benturan kepen­ tingan maka pemberian itu bisa di­indikasikan gratifikasi,” ujarnya.

2 Edisi 01|2015|REAKSI

Sosialisasi Undang-undang Gratifikasi Gratifikasi termasuk dalam salah satu dari tujuh tindak pidana korupsi maka pelanggaran atas gratifikasi dapat mengakibatkan penjatuhan hukuman kurungan atau denda. Ancaman bagi penerima bisa pidana penjara seumur hidup atau pidana 4 tahun juga pidana denda mulai Rp200 hingga Rp1 miliar. Namun demikian undangundang ini juga memberikan way out atas penerimaan yang masuk kategori gratifikasi yaitu pelaporan atas gratifikasi selambat-lambatnya 30 hari kerja sejak gratifikasi tersebut diterima. Untuk itu Minto juga mengungkapkan kepada para peserta bagaimana cara untuk menghindari gratifikasi. Menurut dia, klasifikasi gratifikasi terdiri dari tiga kelas. Yakni gratifikasi yang mengarah ke suap, gratifikasi dalam kedinasan, dan gratifikasi dalam konsep UU Nomor 20 Tahun 2001. “Bagaimana mencegah sanksi

gratifikasi antara lain dengan AMATI. Yaitu mengenali kembali tentang Aturan, Maksud, Agenda, Terbuka, dan Identitas,” paparnya. Minto mencontohkan beberapa jenis gratifikasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di antaranya pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih atas jasa yang diberikan, pemberian hadiah berupa barang sebagai cindera mata, pemberian pinjaman barang dari rekanan kepada pejabat/pegawai negeri secara cuma-cuma, penerimaan honor sebagai narasumber oleh seorang penyelenggara negara atau pegawai negeri dalam suatu acara, pemberian barang oleh kawan lama atau tetangga, pemberian fasilitas penginapan oleh dinas pendidikan setempat kepada penyelenggara negara atau pegawai negeri pada saat kunjungan di daerah, serta hadiah karena prestasi.[*/Iny]


RAGAMKAMPUS

D

UA pakar internasional asal Jepang adakan workshop di Universitas Lampung beberapa waktu lalu. Mereka adalah Dr. Katsaya Tanaka dari Shiga University, Jepang dengan bidang keahlian ekonomi sumberdaya dan Dr. Atsushi Yoshimoto dari Institute of Statistics and Mathematics, Jepang dengan bidang keahlian statistika terapan.

Pakar Internasional Adakan Lokakarya Bagi Dosen Kegiatan yang dibuka Dr. Ing. Ardian Ulvan mewakili Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Perencanaan dan Komunikasi Unila ini diikuti para dosen dan mahasiswa pascasarjana Universitas Lampung. Kepala Unit Pengemban-

gan Kerja Sama dan Layanan Internasional Unila Prof. Dr. Cipta Ginting, M.Sc., selaku fasilitator workshop internasional ini mengatakan, dunia keilmuan selalu berkembang termasuk juga statistik. Lokakarya internasional ini dimaksudkan untuk saling menukar ilmu pengetahuan, terutama sekali yang berkaitan dengan bidang biometrik dan statistik. Hal-hal baru yang berkaitan dengan metode statistika seperti pengelolaan sumberdaya alami secara terintegrasi juga didiskusikan dalam pertemuan ini. Lokakarya ini dapat memberikan manfaat bagi sivitas akademika sekaligus mampu meningkatkan reputasi Unila

REAKSI|Edisi 01|2015

3


RAGAMKAMPUS di dunia internasional. “Ilmu pengetahuan terus berkembang, dengan ini kita jadi tahu mana yang terbaru. Implementasinya nanti di masing-masing dosen, jika sesuai dengan keilmuannya bisa mereka gunakan untuk bekerja, riset, maupun pengajaran,” paparnya. Kunjungan pakar internasional ini juga dilakukan dalam rangka menjajaki kelanjutan kerja sama penelitian dengan para dosen di lingkungan fakultas Universitas Lampung, khususnya Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian. Selain pakar dari Jepang turut hadir salah satu dosen Unila Dr. Warsono sebagai keynote speaker yang juga memberikan materi dalam workshop ini. Usai membahas tentang materi bertajuk The Roles of Biostatistics in Natural Resource Managemen, Unila kembali mendatangkan dua pakar internasional. Mereka didatangkan dari Sydney University, Australia. Adalah Jeffrey Neilson dan Russel Toth yang berkesempatan untuk menyampaikan materi pada workshop internasional Randomized Control Trial in Developing Product

4 Edisi 01|2015|REAKSI

Certifications. Workshop seri kedua kali ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Prof. Dr. Dermiyati, dan diikuti oleh para dosen juga mahasiswa pascasarjana di lingkungan kampus setempat. Prof. Bustanul selaku promotor sekaligus pemateri dalam workshop ini mengungkapkan, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Universitas Sydney terutama dalam bidang penelitian. Ia mengatakan, penelitian tersebut dibiayai oleh Australian Internasional Center for Agriculture Research (AICAR). “Penelitian ini seharusnya sudah berlangsung sejak 2013 lalu namun karena hubungan diplomatik yang naik turun baru bisa terlaksana tahun ini,” imbuhnya. Usai sambutan yang disampaikan Prof. Dermiyati dan Prof. Bustanul, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi bertajuk Evaluating Smallholder Livelihoods and Sustainability in Indonesian Coffee and Cocoa Value Chains: The Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) oleh Jeffrey Neilson yang merupakan pakar di bidang Geografi Ekonomi. Penyampaian ma­teri­­nya,

Jef­frey cukup menyita perhatian para peserta lantar­an kemampuannya dalam berbaha­ sa Indonesia terbilang cukup fasih. Dengan berbahasa Indonesia lancar ia menjelaskan latar belakang materi loka­ karya yang disampaikan. Hal itu pun disambut antusias oleh puluhan peserta yang hadir. “Saya ambil judul ini karena banyak sekali dampak yang terjadi akibat intervensi value chains. Dalam 10 tahun ini banyak sekali intervensi dilakukan baik oleh pemerintah, perusahaan, LSM, untuk membantu supplier termasuk petani. Namun hingga sekarang belum terevaluasi dengan baik bagaimana dampak dari program ini,” paparnya. Usai pemaparan materi dari Jeffrey Neilson, penyampaian materi dilanjutkan oleh Prof. Bustanul Arifin tentang Assessing the Impacts of Coffee Agroforestry System and Coffee Certofication on Economic and Environmental Benefits, serta pakar di bidang ekonomi pertanian, Russel Toth, dari Universitas Sydney-Australia yang membahas tentang Randomized Control Trial in Developing Product Certifications.[*/Iny]


WARTAUTAMA

Optimisme Unila di 2015 Oleh Siti Nuryani, S.P

TAHUN 2015 menjadi periode penting perguruan tinggi di Indonesia, tak terkecuali Universitas Lampung (Unila). Perguruan tinggi mutlak ­harus merespons cepat pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun ini.

B

ERLAKUNYA MEA menyebabkan terjadinya pertarungan terbuka lulusan perguruan tinggi negara-negara ASEAN di pasar kerja. Tanpa persiapan sumberdaya manusia mumpuni, alumnus perguruan tinggi dalam negeri hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri. Menghadapi itu semua, Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., optimistis meng-

hadapi tantangan pengelolaan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang makin kompleks, terutama dalam hal peningkatan layanan pendidikan menjawab kebutuhan MEA. Layanan pendidikan tinggi menurutnya tercermin dalam peringkat akreditasi program studi (Prodi). Untuk itu Rektor menargetkan pada 2016 mendatang bisa meningkatkan jumlah program studi berperingkat akreditasi A dari sebe-

lumnya berjumlah 12 di tahun 2014 menjadi 40. “Hasil pencapaian 2014 lalu jumlah prodi terakreditasi A baru 12, prodi terakreditasi B ada 47, prodi C ada 4. Saya menargetkan tahun 2016 nanti ada 40 prodi yang sudah terakreditasi A, prodi terakreditasi B sebanyak 70, dan terakreditasi C menjadi nol,� ujarnya saat menyampaikan target pencapaian Unila di tahun 2016. Guru Besar Manajemen Kehutanan Unila ini juga meminta kepada para dekan untuk mengajukan prodi-prodi baru dari masing-masing fakultas baik jenjang S-1, S-2, sampai dengan S-3. Sehingga di tahun 2016

REAKSI|Edisi 01|2015

5


WARTAUTAMA dapat terbentuk 110 program studi baru dari sebelumnya 91 prodi di tahun 2014. Selain itu, Unila melalui Rektor menargetkan peningkatan jumlah mahasiswa dari 26.219 menjadi 27 ribu orang. Begitu pula dengan jumlah dosen dari 1124 orang menjadi 1.300 orang sehingga rasio antara dosen dan mahasiswa yang sebelumnya 1:23,3 dapat meningkat menjadi 1:20. Khusus untuk jumlah guru besar di pencapaian tahun 2014 sebanyak 51 orang, ditargetkan ada penambahan jumlah sehingga menjadi 75 guru besar di tahun 2016. “Guru besar paling tidak satu bulan dua orang, jadi satu tahun dapat 24 orang.” Langkah Strategis Tantangan Unila di 2015 tak hanya soal menghadapi MEA, tetapi bagaimana Kampus Hijau ini menyikapi berbagai regulasi yang diterapkan pemerintah pusat dalam pengelolaan pendidikan tinggi. Terlebih menurut Rektor, setelah adanya perubahan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) yang baru. Termasuk penerapan PP Nomor 14 Tahun 2014, aturan ini mengamanatkan pelaksanaan sistem pelayanan terpadu. Maka tantangan pengelola perguruan tinggi kian bertambah. “Perubahan tersebut meliputi peran senat universitas. Wewenang senat saat ini hanya terpaut pada bidang akademik sehingga ada keguncangan pada jabatan struktural di kampus.”

6 Edisi 01|2015|REAKSI

Tak hanya itu, sambungnya, hingga akhir 2014 nomenlaktur perguruan tinggi masih gamang setelah berada di bawah Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Kondisi ini belum mengakomodasi kepentingan perguruan tinggi. “Kami juga masih belum diakomodasi, tidak seperti sekolah yang nomenklatur dan tugas pokok kementeriannya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) jelas mengakomodasi sekolah,” ucapnya. Terlepas dari berbagai kendala tersebut, Unila berupaya melakukan optimalisasi layanan pendidikan tinggi dengan berbagai cara. Pertama, Unila merancang reakreditasi universitas, fakultas, hingga tingkat jurusan atau program studi yang ada. Kedua, pria yang habis masa kerjanya jelang akhir 2015 ini menambahkan, tiap PTN termasuk Unila harus mengupayakan terbitnya statuta kampus masing-masing yang disepaka-

ti pusat. Rektor menganggap statuta itu seperti undang-undang dasarnya kampus. Ketiga, Guru Besar Fakultas Pertanian Unila itu menjelaskan, peran tiap bagian di Unila harus makin optimal. Mulai dari tingkat unit pelaksana teknis, penjaminan mutu, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, hingga teknologi informasi dan komunikasi harus memaksimalkan perannya. “Ini penting untuk menguatkan eksistensi Unila di tengah masyarakat,” paparnya. Terkait hal ini, lanjutnya, semua sektor harus menganut sistem pelayanan prima kepada konsumen. Kepentingan konsumen harus diprioritaskan dalam berbagai bentuk pelayanan hingga berwawasan internasional. Selebihnya, pemenuhan sarana prasarana dari penambahan gedung hingga berbagai peralatan penunjang kegiatan perkuliahan juga penting diperhatikan. Keempat, Unila perlu menyokong prioritas pemerin-


WARTAUTAMA

tahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang ingin meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di daerah agar tidak tersentralisasi lagi di pulau Jawa. Buat Unila sendiri, hal ini akan disikapi dengan rencana realisasi pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Unila. “Rencananya hal ini dilanjutkan dengan pengajuan proposal ke Presiden Jokowi dalam waktu dekat. Ini juga jadi prestasi bagi dunia pendidikan dan kesehatan Lampung.” Kelima, langkah peningkatan prestasi intra dan ekstrakulikuler antarpersaingan perguruan tinggi juga diperlukan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan kampus dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Unila

dari APBN pusat. Ia mengatakan, kunci mendapatkan DIPA itu di antaranya mampu mempertahankan prestasi riset dan pengabdian masyarakat. Seperti Unila yang di tahun 2010 lalu mendapatkan prestasi 11 posisi terbaik kedua hal itu di Indonesia versi Kemendikbud. “Tak hanya itu pola pengelolaan keuangan, manajerial, akreditasi, hingga penjaminan mutu juga jadi prasyarat instansi pemerintah mengeluarkan DIPA-nya dalam membantu universitas,” tandasnya. Kemudian langkah keenam dan ketujuh Unila dalam meningkatkan layanan adalah mengajukan lagi program studi S-2 atau S-3 yang masih tersendat, serta terus meningkatkan jumlah guru besar per

jenjang fakultas. “Kedua hal itu juga menggenjot tingginya dana (DIPA, red) itu, di samping perbaikan hingga peningkatan di berbagai sektor juga mempermudah mendapatkan pemberian Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN),” imbuhnya. Target Utama Tahun 2015 menurut Rektor juga kian istimewa karena tahun ini merupakan ulang tahun emas Unila ke-50. Untuk itu ia menyatakan kampusnya siap menyongsong Unila emas dengan menetapkan tiga target utama. Selain peningkatan akreditasi program studi yang telah diungkap sebelumnya, publikasi buku, dan pengabdian

REAKSI|Edisi 01|2015

7


KERJASAMA

kepada masyarakat juga menjadi dua targetan penting lainnya. Untuk target kedua yakni publikasi buku, dirinya berkeinginan agar dosen-dosen di Unila mampu produktif menghasilkan karya intelektual dalam bentuk buku. Tahun lalu Lembaga Penelitian (Lemlit) Unila mampu menerbitkan 10 buku. Sedangkan untuk tahun ini diperkirakan ada 40 buku yang siap diterbitkan. “Tahun lalu kita bisa menerbitkan 10 buku. Salah satunya juga buku yang saya tulis. Mengapa demikian karena kami para guru besar memang memiliki kewajiban untuk menerbitkan buku. Jika seorang guru besar tidak mampu menerbitkan buku minimal satu dalam tiga tahun, maka tunjangan-

8 Edisi 01|2015|REAKSI

nya bisa dicabut,� tandasnya Mengenai target ketiga yakni peningkatan dalam bidang riset dan pengabdian kepada masyarakat, dirinya optimistis Unila mampu mengembangkan andilnya di masyarakat dengan menghasilkan karya

riset yang tidak hanya diterapkan dalam skala kampus melainkan dapat diaplikasikan di tengah-tengah masyarakat. “Itu sebabnya anggaran riset dan pengabdian kepada masyarakat tahun ini kita tingkatkan lagi,� jelasnya.[]


KERJASAMA

U

NIVERSITAS Lampung siap mendukung pemerintah provinsi (Pemprov) Lampung ikut bekerja sama dalam Forum for East Asia-Latin America Cooperation (Fealac). Demikian disampaikan Kepala Unit Pengembangan Kerja Sama dan Layanan Internasional (UPT PKLI) Prof. Dr. Cipta Ginting, M.Sc., di sela-sela diskusi Fealac yang digelar di Hotel Novotel, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini diselenggarakan Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung bekerja sama Kementerian Luar Negeri. Acara ini diikuti oleh para akademisi Lampung, perwakilan pemerintah provinsi, mahasiswa, dan tamu undangan. Cipta yang mewakili rektor Unila mengatakan, Fealac didirikan terutama untuk meningkatkan kerja sama komprehensif dan dialog biregional. Sejak pembentukannya, Fealac merupakan satusatunya wadah kerja sama antarpemerintahan yang menghubungkan kawasan Asia Timur dan Amerika Latin, dengan volume perdagangan total mencapai USD267 miliar pada 2011. Saat ini, Fealac mewakili 4 persen populasi dunia, 32 persen ekonomi dunia, dan lebih dari 40 persen perdagangan dunia. Fealac terdiri atas 36 negara anggota yang terdiri dari 16 negara Asia Timur termasuk ASEAN (10 negara ASEAN, China, Jepang, Mongolia, Korea Selatan, Austra-

Dukung Pemprov Kerja Sama Internasional lia dan Selandia Baru), dan 20 negara Amerika Latin (Argentina, Bolivia, Brasil, Chile, Republik Dominika, Ekuador, El Salvador, dan Guatemala. “Fealac bertujuan meningkatkan dialog dan kerja sama antara negara-negara di Asia Timur dan Amerika Latin, baik di bidang politik, kebudayaan, pendidikan, olah raga, ekonomi, pariwisata, penelitian, maupun kemasyarakatan,� ujarnya. Dia mengungkapkan, Fealac mengembangkan kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan juga memperkuat kerja sama di bidang perdagangan khususnya di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Terpisah, Kepala Jurusan Hubungan Internasional FISIP Unila Drs. Aman Toto Dwijono, M.H., mengungkapan, tujuan pelaksanaan Fealac Outreach Program ini dalam rangka membangun dukungan pemahaman kepada pemangku kepentingan, khususnya kalangan mahasiswa, akademisi, kaum muda, pelaku usaha, pemerintah, dan pihak terkait di Provinsi Lampung. Asisten I Bidang Pemerintah Provinsi Lampung Tauhidi menambahkan, Lampung membuka diri untuk menjalin kerja sama Amerika Latin baik dalam bidang pengembangan energi terbarukan, politik, maupun bidang lainnya.[**/Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

9


KERJASAMA

Inisiasi Komunitas Green Teachers

U

NIVERSITAS Lampung melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) turut menginisiasi terbentuknya komunitas green teachers di Kota Bandarlampung. Bersama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) persero, tim koordinasi ketahanan kota terhadap perubahan Iklim Bandarlampung, Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung, beserta LPPM Unila akan memberikan wadah bagi para guru di Bandarlampung agar lebih peduli lingkungan. Akademisi FISIP Unila Maulana Mukhils mewakili LPPM Unila dalam keterangan persnya mengatakan, share learning dialog pengembangan komunitas tersebut berlangsung pada beberapa waktu lalu di Hotel Amalia, Bandarlampung.

10 Edisi 01|2015|REAKSI

Dengan mengundang sekitar 40 perwakilan guru SD dan SMP di Kota Tapis Berseri. Terlebih, sambungnya, Pe­ merintah Kota Bandarlampung telah mengeluarkan Peraturan Wali Kota Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Materi Sisipan Pendidikan Lingkung­ an dan Ketahanan Perubahan Iklim. “Dengan adanya komunitas green teachers diharapkan para guru dapat berbagi pengalaman guna menyukseskan implementasi dari perwali tersebut.” Maulana menambahkan, secara kuantitatif, sebanyak 816 orang guru dan 74 ribu siswa SD dan SMP terlibat aktif dalam implementasi prog­ram tersebut. Namun belum terbentuknya kelompok (gabung­an) para guru yang secara kolektif dan konsisten

serta berkelanjutan mengampanyekan gerakan peduli lingkungan melalui sekolah perlu direspons lebih lanjut. PT PII, lanjut Maulana, sejak 2014 telah melakukan program kemitraan dan bina lingkungan bertajuk Penguatan Kapasitas Guru, Kepedulian Siswa, Dan Peran Sekolah Dalam Upaya Memberikan Informasi Terkait Pembangunan Infrastruktur dan­ Pelestarian Lingkungan Di Kota Bandarlampung. “Melalui PII Goes To School yang telah dilakukan oleh PT PII dalam program tersebut, banyak guru yang memiliki semangat baru untuk menyebar­ kan gagasan kepedulian lingkungan melalui peran guru dan sekolah. Akan sangat­ sayang, apabila semangat ter­sebut diabaikan,” pungkasnya.[**/Iny]


KERJASAMA

LPPM Gelar Bimtek Bagi Anggota DPRD Lambar

L

EMBAGA Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas lampung (LPPM Unila) dipercaya Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI memberikan bimbingan teknis (bimtek) penataran politik dan lokakarya manajemen bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lampung Barat. Menurut Kepala LP2M Unila Dr. Eng. Admi Syarif, sebelumnya bimtek bagi anggota dewan diselenggarakan oleh Kemendagri RI. Namun pemerintah pusat menilai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mampu menjalankan peran dalam mencetak legislator handal, maka mulai tahun ini kebijakan tersebut dilimpahkan ke PTN melalui Dirjen Dikti yang dinaungi Kemenristek-Dikti. Admi menjelaskan, pelaksanaan bimtek akan dilakukan pada berbagai anggota legis-

latif di tiap kabupaten/kota. Dimulai dari kabupaten Lampung Barat, disusul Kota Bandarlampung, dan kabupaten/ kota lainnya. Dalam kegiatan ini tim pelaksana akan menyampaikan beberapa materi selama dua hari, beberapa waktu lalu. Agenda pertama yakni membahas tentang Pancasila, Demokrasi, dan Wawasan Kebangsaan oleh Drs. Agus Hadiawan,

M.Si., Sistem Pemerintahan Indonesia oleh Drs. Denden K Drajat, M.Si., Substansi Perpu 1 Tahun 2014 Tentang Pilkada oleh Drs. Hertanto, Ph.D., serta Wewenang, Tugas dan Fungsi Tata Tertib DPRD oleh Dr. Ari Dharmastuti, M.A. Selanjutnya pemaparan materi di hari kedua disampaikan oleh Armen Yasir, S.H., M.H., mengenai Sistematika Peraturan Pemda, kemudian

REAKSI|Edisi 01|2015

11


KERJASAMA Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah oleh Habibullah Jimad, S.E., M.Si., Pemberantasan KKN oleh Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.H., serta Hubungan DPRD dan Pemda oleh Prof. Dr. Yulianto, M.S. Diteruskan Admi, bimtek ini tidak hanya memberi bimbingan dan pemahaman tapi menyosialisasikan peraturan perundang-undangan, metodologi bidang pendidikan, politik, hukum, sosial budaya,

ekonomi, hingga kerakyatan. “Tupoksi mereka berat karena membuat peraturan daerah hingga mampu buat konstituennya lebih baik. Untuk itu kapasitas dan kapabilitas mereka harus optimal. Nah melalui bimtek ini diharapkan memberi wawasan yang cukup bagi anggota dewan ketika nanti membuat undang-undang dan peraturan,” ujarnya. Ketua DPRD Kabupaten Lampung Barat Edi Novial ber-

harap, bimtek oleh LPPM Unila yang baru dilakukan untuk pertama kalinya ini bisa bermanfaat bagi 35 anggota DPRD Kabupaten Lampung Barat yang hadir. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi tambahan ilmu, wawasan baru, pengalaman, sekaligus media sharing antara LPPM Unila dan DPRD Lambar. Yang terpenting ini semua demi memajukan Lampung dan Lambar khususnya.”[*/Iny]

Jajaki Kerja Sama

F

Program Manajemen Air

AKULTAS Pertanian (FP) Universitas Lampung mulai jajaki kerja sama dengan pemerintah Provinsi Lampung dan Kementerian Pertanian. FP Unila melalui program ini akan menerapkan program manajemen air sebagai terobosan untuk mencapai swasembada pangan di tanah air. Dekan FP Unila Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., mengatakan, program manajemen air dapat meningkatkan kualitas infrastruktur pengairan terutama dalam pemenuhan cakupan irigasi pertanian di masing-masing desa di Lampung. Untuk itu pihaknya akan memberdayakan lahan seluas 54.000 hektare dan melibatkan sekitar 270 mahasiswa juga alumni, serta 55 orang dosen pendamping. Para mahasiswa nantinya

12 Edisi 01|2015|REAKSI

akan memberikan arahan dan pendampingan bagi para petani agar bisa mengefisiensikan sistem bercocok tanam juga penanggulangan hama penyakit tanaman. Hasil tani yang diutamakan yakni sektor andalan pertanian Lampung seperti padi, singkong, jagung, dan tebu. “Manajemen air ini merupakan aktivitas merencanakan, mengembangkan, mendistribusikan, dan mengelola penggunaan sumberdaya air secara

optimal. Melalui program ini kita targetkan dalam kurun tiga tahun ke depan Provinsi Lampung dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian swasembada pangan,” terang Abbas. Bila implementasi manajemen air diterapkan dengan baik, kata dia, maka produktivitas Lampung dapat meningkat. Jika ada kenaikan 25 persen saja maka Indeks Prestasi Pertanian (IPP) Lampung akan naik dari 1,6 sampai 200 kilogram per satuan bobot luas hasil panen usaha tani. “Bila IPP naik 5 persen saja maka akan terjadi pertumbuhan yang pesat dan meningkatkan daya beli masyarakat. Tak hanya dari sektor masyarakat, kesejahteraan para petani juga akan meningkat,” pungkasnya.[*/Iny]


PRESTASI

T

Tiga Jurusan Raih Akreditasi A

IGA jurusan di dua fakultas Universitas Lampung meraih akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Antara lain Jurusan Teknologi Hasil Pertanian dan Agribisnis Fakultas Pertanian serta Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila. Dekan Fakultas Pertanian Unila Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., mengatakan, Surat Keputusan (SK) akreditasi tersebut sudah diterimanya sejak dua pekan lalu. Hasil ini menurut dia merupakan kado bagi Unila di awal tahun 2015. Dengan demikian peringkat akreditasi THP Unila meningkat dari sebelumnya terakreditasi B. Ia pun berharap, pencapaian ini bisa memberikan kontribusi positif bagi proses akreditasi institusi Unila yang

kini sedang dilakukan. Abbas mengungkapkan, yang membanggakan dari perolehan THP Unila ialah saat ini dari 50 Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia yang memiliki program studi (prodi) serupa hanya dua yang meraih akreditasi A. Yakni THP Unila dan Universitas Brawijaya. Guru Besar Sosial Ekonomi FP Unila ini menambahkan, tingginya poin yang diperoleh THP Unila dalam proses akreditasi karena prodi tersebut memiliki beberapa laboratorium unggulan. Yakni laboratorium analisis hasil pertanian prima dan laboratorium analisis pangan segar. “Untuk laboratorium analisis hasil pertanian prima kita (FP, red) salah satu yang terbaik di kawasan Asia. Alatalatnya pun didatangkan dari Jepang. Sedangkan untuk

laboratorium analisis pangan segar FP Unila satu-satunya perguruan tinggi negeri yang ditunjuk pemerintah daerah sebagai acuan untuk mengeluarkan sertifikat pangan segar,� ujarnya. Dengan meningkatnya akreditasi THP Unila maka Fakultas Pertanian Unila kini memiliki dua prodi yang terakreditasi A, selain pada jurusan Agribisnis. Bagi dua prodi yang telah terakreditasi A tersebut, Abbas menargetkan ke depan untuk memperoleh sertifikat ISO, baik di tingkat regional maupun di level internasional. Dosen Fakultas Pertanian Jurusan Agibisnis Universitas Lampung Dr. Ir. R. Hanung Ismono, M.P., menambahkan, untuk mencapai akreditasi A banyak upaya yang perlu dipersiapkan secara matang mulai

REAKSI|Edisi 01|2015

13


PRESTASI

dari segi sumberdaya manusia, sarana prasarana akademik, hingga pengembangan kerja sama dengan pihak ketiga. Di antaranya upaya internal dari para dosen dan mahasiswa. Selain itu keberhasilan jurusan ini memperoleh prestasi tersebut karena semakin lengkapnya fasilitas mulai dari perlengkapan kuliah hingga tenaga pengajar. Jumlah tenaga pengajar yang dimiliki Jurusan Agribisnis sebanyak 43 dosen. Terdiri dari 42 dosen tetap dan 1 dosen pensiun. Dari jumlah tersebut yang memiliki gelar profesor atau guru besar sebanyak tiga orang. Antara lain Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., Prof. Dr. Ali Ibrahim Hasyim, M.Si., dan Prof. Dr. Bustanul Arifin, M.Sc. “Untuk dosen jenjang pendidikan pun terus ditingkatkan

14 Edisi 01|2015|REAKSI

hingga memiliki gelar doktor. Jika dosen tersebut bergelar doktor juga akan ditingkatkan menjadi guru besar,” ujarnya. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila) berhasil mempertahankan peringkat akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Negeri (BAN-PT). Ketua Jurusan Akuntansi FEB Unila Dr. Einde Evana S.E., M.Si.,Akt., juga mengungkapkan, peringkat akreditasi A pada Jurusan Akuntansi FEB dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) BAN-PT No.424/SK/BAN-PT/Akred/ S/X/2014 tanggal 24 Oktober 2014 lalu. Perolehan ini, kata dia, merupakan hasil reakreditasi jurusan akuntansi yang masa berlakunya habis pada 2014 lalu. Pada akreditasi sebelum-

nya jurusannya juga sudah mendapat akreditasi A. Akreditasi tersebut berlaku untuk tahun 2009 hingga 2014. Sebelum masa berlaku habis, proses reakreditasi kemudian dilakukan. Menurutnya, keistimewaan itu lantaran capaian nilai akreditasi institusinya sudah sangat tinggi yakni di poin 372. Penilaian tersebut mencakup lebih dari 100 item pada borang penilaian. “Artinya capaian nilai kami memang sangat meyakinkan,” terangnya. Ditambahkannya, peningkatan mutu jurusannya belakangan ini memang sangat cepat. Itu terbukti dengan meningkatnya jalinan kerja sama dengan berbagai pihak. Saat ini pihaknya dan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menyelenggarakan Test CPA (Certified Public Accountant).[*/Iny]


PRESTASI

Unila Partner Konferensi MIMEC 2015

U

NIVERSITAS Lampung melalui Jaringan Kerja sama Internasional untuk Program Sains, Teknologi, dan Edukasi (INSTEP network) terpilih sebagai partner dalam penyelenggaraan konferensi internasional bidang teknik material, teknologi industri dan manufaktur (MIMEC 2015) yang diorganisir oleh Fakultas Kejuruteraan Mekanik (Faculty of Mechanical Engineering), UniversitiTeknologi Malaysia (UTM), Johor Bahru, Malaysia. Konferensi internasional beberapa waktu lalu pada 4 hingga 6 Februari 2015 di Hotel Bali Nusa Dua Convention Centre tersebut merupakan seri yang kedua setelah sebelumnya sukses dilaksanakan pada tahun 2013 di Johor Bahru, Malaysia. Salah satu anggota komite kegiatan yang juga dosen Unila Dr. Irza Sukmana mengatakan, pada penyelenggaraan seri pertama MIMEC 2013, jumlah peserta yang mengikuti konferensi berkisar 250 orang yang berasak dari 28 negara.

Pihak penyelenggara menargetkan jumlah peserta dan cakupan negara asal peserta yang lebih besar untuk MIMEC 2015. Dari data terakhir panitia menunjukkan jumlah peserta yang telah mengirimkan abstrak maupun artikel lengkapnya untuk berpartisipasi hingga saat ini mencapai 450 orang dari 38 negara. Beberapa dosen Unila yang terlibat dalam komite kegiatan tersebut di antaranya Dr. Abdurrahman Abe, Dr. Amrizal Nalis, Dr. Gusri Akhyar Ibrahim, Dr. Helmy Fitriawan, dan Dr. Suryadiwansa Harun. Mereka pada umumnya merupakan dosen dari Fakultas Teknik Unila. “Panitia masih membuka kesempatan bagi para peneliti dan dosen di lingkungan Unila maupun universitas negeri dan swasta lain di Provinsi Lampung untuk berkontribusi dalam kegiatan tersebut. Informasi lengkap mengenai MIMEC 2015 konferensi internasional dapat dilihat pada website www.mimec.me.,� ujarnya.

Dengan pelaksanaan kegiatan konferensi internasional tersebut, Unila berharap staf pengajar ikut berkontribusi dalam publikasi di jurnal-jurnal internasional yang bereputasi tinggi. Selanjutnya, keikutsertaan Unila dalam tim penyelenggara kegiatan tersebut juga diharapkan membuka peluang kerja sama dan pertukaran informasi ilmu pengetahuan, riset, dan aplikasi teknologi terkini di berbagai bidang ilmu seperti teknologi manufaktur, biomedik, dan biomaterial (implant material untuk manusia), energi dan lingkungan, serta teknologi sistem mikro-elektro-mekanikal (MEMS) dengan berbagai kalangan akademisi dan peneliti internasional. Dari kerja sama ini, selanjutnya diharapkan akan menunjang target Unila untuk dapat menyelenggarakan konferensi internasional secara mandiri dalam rangka menyambut ulang tahun emas yang ke-50 Universitas Lampung tahun 2015 ini.[*/Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

15


PRESTASI

Ilmu Komunikasi FISIP Peringkat 7 Nasional

J

URUSAN Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung (Ilkom FISIP Unila) berhasil meraih peringkat tujuh terbaik nasional. Penghargaan diberikan berdasarkan hasil survei majalah Mix Marketing Communication Jakarta beberapa waktu lalu. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila Teguh Budiharjo mengatakan, dalam daftar surveinya, majalah Mix Marketing Communicationmenempatkan Unila di posisi ketujuh karena lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila banyak terserap di dunia jurnalistik. “Nama penghargaannya Best Graduate School of Communication 2014. Ini ketiga ka-

16 Edisi 01|2015|REAKSI

linya jurusan kami mendapat penghargaan. Sebelumnya, prestasi serupa diraih tahun 2012 lalu dengan peringkat 8 terbaik nasional. Tahun berikutnya juga dengan peringkat yang sama. Namun tahun ini mengalami peningkatan, Ilkom Unila berada di posisi ketujuh terbaik se-Indonesia,� paparnya, awal Januari lalu. Majalah Mix Marketing Communication merupakan majalah khusus membahas dunia komunikasi dan manajemen. Majalah tersebut merupakan anggota grup media khusus ekonomi SWA. Setiap tahun adakan survei secara tertutup soal serapan alumni jurusan ilmu komunikasi di dunia kerja. Survei tersebut juga secara khusus hanya diikuti PTN dan

PTS yang mendapat akreditasi A dari BAN-PT. Aspek penilaian meliputi reputasi, kualitas lulusan, kesesuaian antara biaya dan nilai atau manfaat yang diperoleh, kesetaraan dengan PT berkualitas di luar negeri, lokasi kampus, fasilitas pendidikan, kontribusi sosial bagi lingkungan sekitar (CSR), prestasi, serta pencapaian yang telah diraih alumni dan rekomendasi. Objek survei dilakukan pada ribuan siswa SMA kelas 2 dan 3 beserta orang tua yang berminat terhadap jurusan ilmu komunikasi dari berbagai kota di Indonesia. Praktisi Human Resource (HR) dari berbagai perusahaan, Indonesia sebagai user lulusan PT yang disurvei juga turut dilibatkan.[*/Iny]


PRESTASI

Peraih Dana

Hibah Penelitian FKIP Meningkat

J

UMLAH dosen peraih dana hibah penelitian dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti)di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila) meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 12 orang menjadi 25 orang. Para dosen penerima bantuan dana penelitian yang besarannya mencapai Rp50 juta hingga Rp150 juta tersebut tersebar di seluruh jurusan tapi untuk jumlah terbanyak berada di jurusan pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Dekan FKIP Unila Dr. Bujang Rahman, M.Si., didampingi Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Abdurrahman beberapa waktu lalu mengatakan, semakin meningkatnya jumlah dosen yang memperoleh dana hibah bersaing tersebut membuktikan penelitian para dosen semakin berkualitas. “Saya terus mendorong

para dosen untuk tidak sekadar menyampaikan teori saja dalam pembelajaran akan tetapi dapat menyajikan faktafakta empiris dari hasil penelitiannya. Diharapkan dari penelitian-peneitian tersebut dapat memperketat proses pembelajaran berbasis riset di FKIP Unila,� ujarnya. Selain itu, sambung Bujang, penelitian memang sudah menjadi salah satu implementasi tri darma perguruan tinggi yang juga harus diemban para dosen. Yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja-sama Abdurrahman menambahkan, selama ini FKIP Unila secara teratur mengadakan workshop untuk para dosen yang akan melakukan penelitian setiap semester. Dengan diadakannya workshop tersebut terbukti adanya peningkatkan jumlah dosen yang melakukan penelitian, dan penelitiannya mampu memperoleh hibah dari Dikti setelah berkompetisi dengan dosen dari seluruh universitas di Indonesia.[*/Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

17


PRESTASI

Fakultas Pertanian

Juarai LKIM F

AKULTAS Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) berhasil menjuarai Lomba Karya Inovasi Mahasiswa (LKIM) 2014. Hasil kompetisi ini selanjutnya dikompetisikan pada tingkat nasional dalam bentuk Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) akhir Januari 2015. Demikian disampaikan Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Unila Harsono Sucipto, S.H., M.H., beberapa waktu lalu. Dari 250 peserta seUnila yang berpartisipasi, kata dia, panitia menetapkan 24 tim yang lolos tahap deskevaluasi dan diminta untuk memperesentasikan ide gagasannya di hadapan juri. Ia menjelaskan, kompetisi ilmiah antarmahasiswa tingkat universitas ini bertujuan menjaring ide-ide kreatif maha-

18 Edisi 01|2015|REAKSI

siswa dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dari evaluasi akhir ini, ke luar sebagai pemenang juara I hingga juara harapan 3 berasal dari tim Fakultas Pertanian Unila. Selain diberikan trofi, bentuk apresiasi lainnya yakni berupa uang pembinaan. Para pemenang LKIM Unila 2014 tersebut antara lain tim Agus Pariyanto dan rekan dengan judul Dehomogenesis Genetik Varietas Padi Spesifik Lokasi: Upaya Mendukung Ketahanan Pangan Nasional (juara I); Adi Kurniawan dan rekan dengan judul Implementasi Program Website Kelompom Tani Terpadu sebagai Media Pemasaran Produk Hilir Menuju Lampung yang Berdaya Saing (juara II); dan Muhammad Nurul Fajri dan rekan dengan judul OWOR (one week

one river) Program Gotong Royong Pembersihan Fungsi Ekologi Sungai Bagi Spesies Ikan Lokal. Dekan FP Unila Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., mengaku bangga dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada seluruh pemenang. Menurut dia, seluruh ide dan pemikiran mahasiswa memang perlu diimplementasikan dalam bentuk kompetisi agar semua mahasiswa dapat beeerlombalomba membuat inovasi yang berdayaguna bagi masyarakat umum. “Ke depan kita akan dorong mahasiswa untuk berpartisipasi dan berprestasi di ajang-ajang adu kreativitas sejenis sehingga academic atmosphere akan terbentuk di kampus hijau ini,� paparnya.[*/Iny]


PRESTASI

Satpam Unila Raih Penghargaan Polda Lampung

S

ATUAN pengamanan Universitas Lampung kembali meraih penghargaan dari Kepolisian Daerah (Polda) Lampung atas dedikasinya membantu polisi menggagalkan tindak kejahatan. Komandan Satpam Unila Safe‘i menjelaskan, di dalam surat keputusan penghargaan yang diterima bernomor Kep/72/XII/2014 tersebut terdapat sembilan orang satpam yang berhak menerima piagam penghargaan dan uang pembinaan. “Saudara Adi Triwibowo meraih prestasi satpam terbaik bidang disiplin. Lainnya meraih prestasi atas keberhasilan menggagalkan pencurian kendaraan di lingkungan rektorat, fakultas, dan masjid Al-Wasi’i,” jelasnya. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Kapolresta Bandarlampung Kombes Pol. Dwi Irianto pada upacara peringatan HUT satpam ke-34 di Lapangan Mapolresta Bandarlampung, beberapa waktu

lalu. Upacara tersebut juga dihadiri Walikota Bandarlampung Herman HN dan Wakil Walikota Bandarlampung Thobroni Harun. Usai melaksanakan upacara di Mapolresta, satuan Satpam Unila juga menggelar upacara HUT Satpam di Lapangan Rektorat Unila. Kepala Biro Umum dan Keuangan (BUK) Unila A. Bustami mengatakan, pihaknya selaku pimpinan mengapresisasi atas pretasi yang diraih sejumlah personil Satpam Unila. “Alhamdulillah, Satpam Unila selalu meraih penghargaan dan jumlahnya pun meningkat tiap tahunnya,” ujarnya. Disinggung mengenai belum cukupnya jumlah personel Satpam di Unila, Safe’i mengakui hal tersebut. Menurut dia, pihaknya kini telah mengusulkan kepada pimpinan untuk menambah personel guna menciptakan suasana di Unila lebih aman lagi. Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., yang diwakili Kasubbag Humas Unila

M. Badrul Huda dalam Upacara HUT Satpam di Mapolresta Bandarlampung tersebut menambahkan, Unila kini terus membenahi kinerja satuan pengamanan di lingkungan kampusnya. “Kita terus meningkatkan kualitas pelayanan satpam Unila, termasuk pada 2015 ini kita berencana akan menambah jumlah pesonel. Satpam Unila pun sudah mengatur lokasi-lokasi pusat parkir di lingkungan rektorat dan fakultas. Di beberapa fakultas pun sudah menggunakan pola satu pintu pada sistem parkirnya. Hal ini guna meminimalisasi curanmor (pencurian motor) di Unila,” paparnya. Hanya saja, lanjut Badrul, masih ada beberapa fakultas lain yang hingga kini belum menerapkan pola satu pintu. “Saya berharap seluruh fakultas dapat menerapkan pola satu pintu. Segenap sivitas akademika juga harus waspada dan jangan lengah, parkir di tempat yang telah disediakan,” imbaunya.[*/Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

19


LENSAUNILA

Sosialisasi Beasiswa Perusahaan Gas Negara

Pemantapan Persiapan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi

Penyerahan RKA-KL dan Penandatanganan Fakta Integritas

Penyerahan DIPA 2015 di Balai Keratun

Bimtek Verifikatur Keuangan Unila

Sosialisasi Manual Mutu Unila Tahun 2014

MoU Unila dengan Itera Rapat Koordinasi Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Teknologi Edisi 01|2015|REAKSI Informasi dan Komunikasi

20


LENSAUNILA

Rektor Tinjau Lokasi KKN di Tulangbawang

Peresmian Gedung B Pascasarjana FP Unila

Rektor Lakukan Foto Bersama Saat Kunjungan KKN Ke Tulangbawang

Rektor Lakukan Foto Bersama Saat Kunjungan KKN Ke Tulangbawang

Rektor Hadiri Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Bangsa Kunjungan Kobe University ke Unila

Rektor Lakukan Peninjauan Posdaya di Tulangbawang

Pelantikan Ketua LPPM Unila REAKSI|Edisi 01|2015

21


LINTASUNILA

U

NIVERSITAS Lampung mengukuhkan tiga profesor dari Fakultas Hukum dan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Mereka adalah Dr. Heryandi, S.H., M.S., yang didapuk sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Internasional, Dr. Muhammad Akib, S.H., M.Hum., sebagai Profesor Bidang Ilmu Hukum Administrasi Negara, serta Ir. Neti Yuliana, M.Si., Ph.D., yang dinobatkan sebagai Profesor Bidang Ilmu Teknologi Hasil Pertanian. Dalam prosesi sidang penerimaan jabatannya Desember lalu Heryandi yang juga menjabat Dekan Fakultas Hukum Unila ini menyampaikan orasi ilmiahnya bertajuk Memperkuat Kedaulatan Indonesia di Laut (Dari Rezim Hukum Archipelagic State Menuju Jalesveva Jayamahe). Pria kelahiran Prabumulih 9 November 1962 ini mengatakan, fokus penelitiannya terletak pada persoalan pesisir, tapal batas wilayah kelaut­ an sampai pengolahan pertambangan migas lepas pantai yang konsentrasinya di laut. Ia memilih ilmu hukum maritim internasional sebagai bahan disertasi guru besarnya lantaran batas-batas wilayah kelautan yang belum mendapatkan kedaulatan secara hakiki. Oleh sebab itu dirinya tergerak melalui orasi ilmiahnya untuk mengajak seluruh masyarakat bersama-sama membangun wilayah maritim secara baik. “Pembangunan ke depan ini orientasinya lebih banyak di

22 Edisi 01|2015|REAKSI

Unila Kukuhkan Tiga Profesor laut. Banyak potensi kita di laut yang perlu dikembangkan agar masyarakat kita, terutama nelayan, sejahtera. Kita bangun dulu jiwa kemaritiman supaya ki­ta berorientasi dan berpikir tentang laut,” ujarnya. Sementara pada sidang pe­nerimaan jabatan guru besar atas Ir. Neti Yuliana, M.Si., Ph.D., dan Dr. Muhammad Akib, S.H., M.Hum., ini dilakukan akhir Februari lalu. Di Gedung Serbaguna Unila, kedua profesor yang telah dikukuhkan itu membacakan orasi ilmiahnya. Pidato pengukuhan berjudul Ilmu dan Teknologi Pengolahan Durian Fermentasi (Tem-

poyak) disampaikan oleh Prof. Neti Yuliana, M.Si., Ph.D. Sedangkan Dr. Muhammad Akib, S.H., M.Hum., yang juga menjabat Wakil Direktur Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Program Pascasarjana Unila ini menyampaikan orasi ilmiah bertajuk Aktualisasi Politik Hukum Lingkungan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah: Jalan Menuju Keberlanjutan Ekologi dan Kesejahteraan. Menurut pria kelahiran 16 September 1963 ini, dirinya tertarik mengambil konsentrasi bidang ilmu hukum lingkungan karena keprihatinannya. Bidang ini, kata dia, jarang ditekuni. Padahal, persoalan-


LINTASUNILA

persoalan lingkungan terus bermunculan. ’’Saya berpikir, ke depan ilmu ini pasti diperlukan. Semakin maju pembangunan suatu negara, maka lingkungan tentu semakin terdesak,” terangnya. Ilmu hukum lingkungan makin ditekuninya ketika melanjutkan studi S-2 di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, pada 1992 silam. Kala itu, ia masih di bawah bimbingan Prof. Dr. Siti Sundari Rangkuti, S.H. Dari sisi hukum, Akib menilai lingkungan perlu memiliki instrumen yang baik. ’’Dari situlah, saya langsung mengambil topik tesis tentang perizinan lingkungan di bidang industri pada 1994,” imbuhnya. Sementara itu bagi Neti Yuliana, meneliti tempoyak untuk disertasinya sudah dilakukan sejak 2004 lalu. Menurutnya, daging durian kebanyakan dimakan segar, dikonsumsi sep-

erti sari buah atau digunakan untuk campuran es krim. Durian juga dapat diubah menjadi lempok, permen dan keripik. Selain itu, durian dapat diolah secara fermentasi menjadi tempoyak. “Tempoyak merupakan makanan khas daerah suku Melayu,” ujarnya. Tempoyak merupakan sebuah bentuk pengawetan pangan yang diolah secara tradisional. Karena proses fermentasi, tempoyak mempunyai aroma yang tajam dengan rasa sangat asam. Oleh karena itu jenis makanan ini digolongkan sebagai hasil fermentasi asam laktat. Wanita kelahiran Pagaralam 25 Juli 1965

ini menilai, untuk mengembangkan produk makanan ini masih diperlukan kajian-kajian yang mengarah pada pengoptimalan proses pengolahan tempoyak. Alumnus S-2 Teknologi In­ dustri Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1997 itu juga prihatin sedikitnya kalangan yang berminat me­ neliti dan mengembangkan tem­poya lebih lanjut. Hingga saat ini referensi mengenai tempoyak masih cukup sulit didapat.[*/Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

23


LINTASUNILA

LPPM Luncurkan 10 Buku Karya Peneliti

L

EMBAGA Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas lampung kembali meluncurkan 10 buku karya para dosen peneliti di lingkungan Unila. Dengan demikian hingga kini, jumlah buku yang berhasil diterbitkan Lemlit Unila sebanyak 37 buku. Selain peluncuran buku, Ketua Lemlit Unila Dr. Eng. Admi Syarif menjelaskan, kegiatan ini sekaligus melaporkan kinerja Lemlit Unila sepanjang 2014. Pihaknya telah melakukan kajian terhadap 541 judul penelitian yang digarap selama 2014 ini yang menelan dana penelitian sebesar Rp16 miliar. Lemlit Unila, lanjutnya, juga mengekspose 28 hak paten yang telah didaftarkan.“Ke-28 hak paten ini telah lolos uji substantif. Tinggal menunggu granted yang memang harus menunggu 5-6 tahun ke de-

24 Edisi 01|2015|REAKSI

pan,” ujarnya. Selain itu Lemlit Unila berhasil memublikasikan 66 publikasi karya para dosen peneliti. Sementara itu, Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., mengatakan, guna menyukseskan visi Unila menjadi top ten university di tahun 2025, Lemlit Unila memiliki peran penting untuk mendongkrak karya-karya ilmiah yang dijadikan buku. “Peneliti jangan hanya melakukan riset saja, hasil penelitian itu sebaiknya jadi buku sehingga menjadi konsumsi masyarakat dan bermanfaat,” imbaunya. Sugeng melanjutkan, yang menjadi ikon penelitian Unila adalah berdasarkan pola ilmiah pokok Unila, yakni pengembangan lahan kering dengan memperhatikan kearifan lokal. Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, M.P., menambah-

kan, para profesor yang ada di Unila diharapkan terus aktif membuat buku. “Profesor wajib menulis buku minimal satu tiap tiga tahunnya. Kalau tidak menulis buku maka tunjangan profesi dan kehormatannya akan ditarik,” katanya. Disinggung mengenai besaran tunjangan profesor, Hasriadi menjelaskan, tunjangan profesi seorang profesor adalah satu kali gaji, sedangkan tunjangan kehormatan dua kali gaji. “Banyak orang ketika mulai menulis menganggap karyanya tidak bermutu. Padahal yang menilai orang lain. Sesederhana apa pun hasil riset atau penelitian kita, itu bisa menjadi buku. Saya harapkan ke depan para peneliti di Unila bisa membukukan hasil penelitiannya, khususnya para profesor di Unila yang kini berjumlah 53 orang,” pungkasnya.[*/Iny]


LINTASUNILA

Pembekalan Karya Wisata Ilmiah 2015

S

EBANYAK 630 mahasiswa dari seluruh jurusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung (FMIPA Unila) mengikuti pembukaan pembekalan Karya Wisata Ilmiah (KWI) 2015. Kegiatan dibuka langsung oleh Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., di Gedung Serbaguna Unila, akhir Januari lalu. Mengusung tema Abdikan Generasi Cerdas, Wujudkan Desa Madani, panitia KWI 2015 menghadirkan beberapa pemateri. Antara lain Ketua DPRD Provinsi Lampung Dedi Afrizal, S.Kep, Walikota Ban-

darlampung Drs. Herman HN, M.M., Ketua Umum BPD Hipmi Lampung Dr. (Can) Muhammad Kadafi, S.H., M.H., yang memberikan kuliah umum bertema Peran Pemerintah dan Masyarakat Dalam Membangun Ekonomi Kreatif. Kemudian Dra. Wamiliana, M.Sc., Ph.D., yang menyampaikan microteaching. Pemaparan materi selanjutnya diberikan Dra. Elly Lestari Rustiati, M.Sc., mengenai etika bermasyarakat, kemudian dari perwakilan Youth for Climate Change tentang aplikasi sains dalam masyarakat serta materi mengenai penyuluhan penjagaan lingkungan dan pemanfaatan

limbah sampah. Selama dua hari, KWI dilaksanakan secara indoor di GSG Unila. Sedangkan untuk kegiatan outdoor KWI diselenggarakan di Pekon Sidokaton Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus mulai 28 Januari hingga 2 Februari lalu. Gubernur BEM FMIPA Irkham Bariklana menambahkan, KWI merupakan sarana tridarma perguruan tinggi. Selain itu untuk pembelajaran dan melatih kepekaan social mahasiswa terhadap masyarakat sekitar. “Ini juga bisa jadi momentum untuk mewujudkan pengoptimalan kita untuk mengabdi.”[*/Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

25


LINTASUNILA

Pemprov Lampung Lepas 2.047 Mahasiswa KKN

A

SISTEN Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Elya Muchtar mewakili Gubernur Lampung M Ridho Ficardo secara simbolis melepas 2.047 mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Lampung periode Januari-Maret 2015. Pelepasan dilakukan di Gedung Serbaguna Unila, pertengahan Januari lalu Pelepasan Mahasiswa KKN Unila bertajuk Implementasi Keilmuan dan Teknologi Tepat Guna dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Pembentukan Karakter Bangsa melalui Penguatan Fungsi Keluarga (Posdaya) ini secara rinci akan disebar di tujuh kabupaten Provinsi Lampung. Yakni Kabupaten Tulangbawang sebanyak 753 mahasiswa, Waykanan 386 mahasiswa, Lampung Tengah 232 mahasiswa, Tulangbawang Barat 222 mahasiswa, Tangga-

26 Edisi 01|2015|REAKSI

mus 228 mahasiswa, Mesuji 111 mahasiswa, dan Pesisir Barat 115 mahasiswa. Pemberangkatan menuju lokasi KKN akan dilakukan selama dua hari. Elya Muchtar saat membacakan sambutan Gubernur Lampung mengatakan, KKN akan berjalan efektif manakala mahasiswa yang terlibat di dalamnya bersikap proaktif. Pihaknya juga menyampaikan beberapa pesan kepada seluruh mahasiswa KKN. Pertama, mahasiswa diharapkan menjaga nama baik diri sendiri, keluarga, dan almamater. Mampun bersikap sopan santun dan rendah hati, jangan menganggap status mahasiswa lebih tinggi dari masyarakat. “Tunjukkan bahwa kunjungan anda memberi makna agar tidak sia-sia. Berdayakan potensi alam, adat istiadat, dan budaya setempat sebagai pengetahuan baru untuk mengembangkan wawasan.

Koordinasikan dengan pemerintah setempat untuk program-program yang dapat memajukan pedesaan di wilayah tersebut,” imbaunya. Senada dengan itu, Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., dalam sambutannya mengatakan, wilayah perbatasan menjadi prioritas mahasiswa Unila dalam melaksanakan KKN. Untuk itu pihaknya melibatkan kepolisian daerah untuk meminimalkan terjadinya tindak kejahatan atau sekadar menjaga keamanan mahasiswa selama di lokasi pelaksanaan KKN. “Karena banyak orang tua mahasiswa yang khawatir anak-anaknya turun ke kabupaten. Tapi ini lah waktu di mana mahasiswa akan belajar, melihat, kondisi sebenarnya di lapangan. Karena itu kondisi pedesaan harus dicermati dan dibangun melalui tema-tema kegiatan yang sudah disinergikan dengan pemerintah setempat,” pungkas Sugeng.[*/ Iny]


LINTASUNILA

35 Dokter Baru Lakukan Pengambilan Sumpah

F

AKULTAS Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) melaksanakan pengambilan sumpah program profesi dokter, awal Februari lalu. Pengukuhan yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna Unila ini dilakukan bagi 35 dokter baru angkatan XXII. Dekan FK Unila Dr. Sutyarso, M.Biomed., mengatakan, ke-35 dokter ini sudah dinyatakan lulus dari Fakultas Kedokteran Unila pada Yudisium XXII, Desember tahun lalu. IPK tertinggi 3,42 diraih oleh Muhammad Rizki Danuarta M. Ke35 dokter yang telah diangkat sumpahnya ini telah melewati masa studi dengan rentang waktu mulai lima hingga tujuh tahun.

Dengan demikian sejak didirikan, fakultas kedokteran berperingkat akreditasi A pada Maret 2013 lalu ini telah menghasilkan 502 dokter yang telah mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). “Ini awal untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Diharapkan dokter baru ini ke depan dapat menjaga kode etik, amanah, serta segera bergabung ke dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di wilayah kerjanya masing-masing,� ujarnya. Sutyarso juga menambahkan, para dokter baru ini selama masa studi telah melewati berbagai tahapan klinik bekerja sama dengan beberapa rumah sakit yang telah ditun-

juk Kementerian Kesehatan. Antara lain Rumah Sakit Umum Abdul Moloek Bandarlampung, Rumah Sakit Jiwa Kurungan Nyawa, Rumah Sakit Umum Daerah, RSUD Ahmad Yani Metro, puskesmas, serta klinik-klinik di beberapa perusahaan swasta. Adapun pelaksanaan program UKMPPD sudah dilaksanakan November 2014 lalu dengan rata-rata kelulusan sebesar 89 persen. Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., di selasela sambutan menyampaikan rasa bangganya kepada FK dan dokter-dokter baru angkatan XXII. Dengan pelantikan ini diharapkan dapat membantu mencapai visi Unila tahun 2025 agar tergabung dalam world class university.[*/Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

27


LINTASUNILA

Seminar Penyuluhan

Cegah Bahaya Narkoba

S

EBANYAK 360 remaja mulai jenjang pelajar dan mahasiswa di Bandarlampung terjerat kasus narkoba. Demikian diungkapkan Sekretaris Badan Narkotika Kota (BNK) Bandarlampung Sulaiman Bardan saat ditemui dalam acara penyuluhan narkoba di Aula Fakultas Pertanian Universitas Lampung beberapa waktu lalu. Ia membeberkan, berdasarkan data yang dihimpun BNK Bandarlampung pada tahun ini terdapat sebanyak 360 orang remaja dan mahasiswa yang terjerat kasus narkoba. Berdasarkan peta wilayah, angka terbanyak berada di wilayah Jalan Yos Sudarso Kecamatan Bumi Waras. “Hampir setiap harinya ada sekitar satu orang yang diduga

28 Edisi 01|2015|REAKSI

terlibat narkoba dengan rentang usia mulai dari 14-35 tahun. Jadi bisa ditotal dalam satu bulan ada sekitar 30 orang sehingga dalam setiap tahunnya ada sebanyak 360 orang,� ujarnya. Tahun lalu, kata dia, remaja yang terjerat narkoba masih berada di kisaran angka 150-an orang. Artinya ada peningkatan sebesar 100 persen lebih yang terjerat narkoba. Dijelaskannya, banyaknya remaja yang bersinggungan dengan narkoba lantaran didukung oleh lingkungan sekitar. Dari hanya sekadar mencoba-coba, kemudian menjadi pemakai, hingga akhirnya menjadi pencandu. “Saya sangat prihatin atas kasus yang menimpa para remaja ini. Karena itu melalui

penyuluhan ini diharapkan mereka bisa membuka mata untuk tidak menggunakan narkoba. Narkoba itu sangat mengganggu akal sehat, jadi bagi siapa yang belum terjerumus narkoba jangan cobacoba,� tandasnya. Terpisah, Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Unila Syahrio Tantalo mengatakan, ada sebanyak 250 mahasiswa yang mengikuti penyuluhan narkoba ini. Tujuan diadakannya seminar penyuluhan narkoba ini untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa agar tidak terlibat narkoba. Dirinya berharap, para mahasiswa FP Unila dan mahasiswa Unila pada umumnya tidak terjerumus narkoba. Penyuluhan ini merupakan rangkaian HUT FP Unila ke-41.[*/Iny]


LINTASUNILA

R

EKTOR Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., meminta seluruh unit kerja dapat mewujudkan rencana strategis (renstra) Unila tahun 2016-2019 dalam rangka membangun daya saing nasional dan regional (Developing National and Regional Competitiveness). “Upaya itu dapat diwujudkan melalui pengembangan jejaring kerja sama nasional dan regional dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi,” ujarnya saat menyampaikan materi arah kebijakan Unila sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 20052025, dalam rapat koordinasi perencanaan (rakorcan) tahun 2015, 5-6 Februari lalu. Rektor dalam arahannya mengatakan, yang perlu ditekankan dalam mencapai sasaran strategis adalah segera mengimplementasikan hasil

Wujudkan Rencana

Strategis 2016-2019 capaian target di tahun 2016. Antara lain meningkatkan jumlah mahasiswa dari 26.219 orang menjadi 27 ribu orang, jumlah dosen dari 1.124 orang menjadi 1.300 orang, rasio dosen dan mahasiswa dari 1:23,3 menjadi 1:20, total prodi dari 91 menjadi 110 prodi, jumlah guru besar dari 51 menjadi 75 orang, dan jumlah prodi berISO dari 20 menjadi 30 prodi. Kemudian, sambungnya, meningkatkan jumlah dosen tersertifikasi dari 876 orang menjadi 1.000 orang, jumlah pustaka dari 129.946 menjadi 250.000, jumlah paten yang dihasilkan dosen dari 26 menjadi 240, jumlah publikasi dosen yang terindeks scopus dari 6 judul menjadi 85 judul, jumlah mahasiswa penerima mahasiswa dari 4.963 orang men-

jadi 5.500 orang, daya serap anggaran dari 90 persen di tahun 2013 menjadi 100 persen, peringkat webometric dari 41 di Indonesia menjadi 20 se-Indonesia, peringkat Green Campus 9 tingkat nasional menjadi tingkat 5 nasional. “Saya meminta fakultasfakultas di lingkungan Unila mengajukan prodi-prodi baru baik jenjang S-1, S-2 hingga S-3, terutama FISIP, FMIPA, dan S-3 di fakultas hukum. Jadi saya harapkan dari setiap bentukan baru itu bisa mendapatkan 110 prodi baru di 2016. Sedangkan guru besar paling tidak satu bulan dua guru besar, jadi satu tahun ada 24 orang. Dan ini akan dapat terwujud bilamana seluruh unit kerja saling bersinergi dan sharing,” tegasnya.[*/ Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

29


LINTASUNILA

Unila-Dikti Gelar Talent Scouting

D

ALAM rangka membantu dosen mempersiapkan studi lanjutnya ke perguruan tinggi di luar negeri, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengadakan program Talent Scouting. Kegiatan itu dilaksanakan di lantai IV gedung rektorat Universitas Lampung, beberapa waktu lalu. Sasaran utama program ini adalah dosen tetap di perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bermaksud melanjutkan studi jenjang S-3 ke perguruan tinggi luar negeri. Panitia dalam workshop ini menghadirkan tiga reviewer yakni John I Pariwono dari Dikti-IPB, Heru Sukoco dari IPB, dan Aris Junaidi dari UGM. Dalam sambutanya John I Pariwono mengatakan, Talent Scouting Dikti

30 Edisi 01|2015|REAKSI

adalah kegiatan pengarahan yang diadakan oleh DIKTI untuk dosen PTN dan PTS di Indonesia yang berminat melamar Beasiswa Luar Negeri (BLN) DIKTI. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari secara berurutan di berbagai kota. Tujuan program ini antara lain untuk meningkatkan kemampuan para peserta dalam berkomunikasi dan menulis secara akademik saat mencari dan ingin mendapatkan perguruan tinggi sasaran di luar negeri. Selain itu para peserta diharapkan bisa menyusun proposal penelitian dan melamar Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri Ditjen Dikti secara daring (online). “Talent scouting ini penting untuk para dosen yang berminat studi ke luar negeri. Karena secara keseluruhan memberikan banyak gambaran bagaimana studi di luar negeri. Salah satu keuntungannya yakni kesempatan membangun jaringan serta kontak langsung dengan mahasiswa luar negeri pada tingkat pascasarjana,” papar John. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi peserta antara lain memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN), usia tidak lebih dari 49 tahun, telah memiliki gelar S-2 atau yang setara dan belum memiliki gelar doktor (S-3), mempunyai kemampuan bahasa Inggris (nilai TOEFL ITP minimal 500 atau IELTS minimal 5,5), dan bersedia mengikuti pelatihan.[*/Iny]


LINTASUNILA

U

NIVERSITAS Lampung akan membuka empat program studi (prodi) baru pada tahun 2015. Dengan begitu akan ada peluang baru bagi lulusan SMA untuk berkuliah di perguruan tinggi negeri ini. Demikian disampaikan Wakil Rektor I Bidang Akademik Unila di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan, keempat prodi itu meliputi S-I Pendidikan Ilmu Bahasa Perancis dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan S-I Teknik Geodesi, S-I Teknik Arsitektur, S-I Teknik Teknologi Informasi dari Fakultas Teknik (FT). Menurut Hasriadi, pembukaan empat prodi ini akan berpengaruh pada penambahan daya tampung kursi. Namun demikian, ia mengaku belum mengetahui jumlah pasti kuota yang akan dialokasikan karena dirinya belum mendapatkan data terbaru.

“Tahun lalu masih mandek dan baru akan direalisasikan tahun ini. Terkait Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dipisah menjadi dua kementerian, tidak akan memengaruhi implementasi regulasi dan prosedur penerimaan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2015,” ujarnya. Terpisah, Dosen FKIP Unila Diana Rosita S.Pd., M.Pd., menambahkan, prodi Pendidikan Bahasa Perancis sudah lama ingin dibuka, bahkan sejak dimulainya kursus Bahasa Perancis di Balai Bahasa Unila ta-

hun 1998 silam. Namun karena berbagai kendala akhirnya mandat untuk membuka prodi Pendidikan Bahasa Perancis urung dilaksanakan. “Selain memenuhi permintaan para mahasiswa yang ingin lanjut studi, prodi Pendidikan Bahasa Perancis dibuka untuk masyarakat Lampung yang ingin belajar bahasa Perancis. Jadi mereka tidak perlu lagi ke luar karena di Unila sudah tersedia,” kata Diana.[*/Iny]

Buka Empat Prodi Baru Tahun Ini

REAKSI|Edisi REAKSI|Edisi 01|2015 01|2015

31


SOSOK

T Prihatin Masalah

Keberlanjutan Ekologi dan Kesejahteraan Oleh Naufal A. Caya

25 Februari menjadi hari bersejarah bagi Prof. Dr. Muhammad Akib, S.H., M.Hum. Puncak karir akademik sebagai guru besar disandangnya melalui pengukuh­an oleh Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. Pengukuh­an ini menjadikan Akib –sapaan akrabnya– guru besar ilmu hukum lingkungan pertama di Provinsi Lampung.

32 Edisi 01|2015|REAKSI

UMPUKAN buku memenuhi meja di sudut ruangan. Sementara, sang empu seolah tak peduli. Dia asyik tenggelam dalam sebuah buku biru yang cukup tebal. Belakangan baru diketahui, buku itu adalah disertasi berjudul Politik Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Perspektif Otonomi Daerah Menuju Pengaturan Hukum yang Berorientasi Keberlanjutan Ekologi. Rupanya, pria yang tidak lain adalah Muhammad Akib tengah tekun mempelajari disertasinya itu untuk bekal presentasi jelang pengukuhannya. Dia dikukuhkan bersama rekan seprofesinya dari fakultas pertanian, Netty Yuliana. Bedanya, Netty dikukuhkan menjadi guru besar teknologi hasil pertanian. Netty dikukuhkan sebagai guru besar berkat penelitiannya mengenai tempoyak (jenis makanan yang dihasilkan dari fermentasi durian, Red). Pria yang juga menjabat Wakil Direktur Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Program Pascasarjana


SOSOK Unila ini itu lantas berkisah. Menurut putra asli Karta, Tulangbawang Barat ini dirinya tertarik berkonsentrasi pada bidang ilmu hukum lingkungan karena keprihatinannya. Bidang ini, kata dia, jarang ditekuni. Padahal, persoalanpersoalan lingkungan terus bermunculan. ’’Saya berpikir, ke depan ilmu ini pasti diperlukan. Semakin maju pembangunan suatu negara, maka lingkungan tentu semakin terdesak,” jelasnya. Menurut pria kelahiran 16 September 1963 ini, ilmu hukum lingkungan makin ditekuninya ketika melanjutkan studi S-2 di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, pada 1992 lalu. Kala itu, ia masih di bawah bimbingan Prof. Dr. Siti Sundari Rangkuti, S.H. Dari sisi hukum, Akib menilai lingkungan perlu memiliki instrumen yang baik. ’’Dari situlah, saya langsung mengambil topik tesis tentang perizinan lingkungan di bidang industri pada 1994,” tuturnya. Setelah menamatkan jenjang S-2, Akib tetap konsisten pada bidang lingkungan. Ini terlihat dari riset, pengabdian kepada masyarakat, hingga pembuatan disertasinya. Suami dari Nirwana, S.K.M., M.K.M., itu menjelaskan, ada dua spirit politik hukum lingkungan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yaitu hak asasi manusia (HAM) di bidang lingkungan hidup yang baik dan sehat serta prinsip keberlanjutan lingkungan dalam konteks pembangunan ekonomi.

“Seharusnya spirit ini menjadi acuan dalam penyelenggaraan pemerintahan, termasuk dalam bidang otonomi daerah,” ucapnya. Apabila pemerintah berhasil menerapkan dua spirit ini, maka akan tercipta keberlanjutan ekologi dan kesejahteraan. Dua hal itu pula yang disampaikan Akib pada sidang pengukuhannya. Selain itu, dia memaparkan empat aspek yang harus diaktualisasikan dalam rangka penerapan dua spirit tersebut. Masing-masing produk legislasi daerah berwawasan ekologis dan pro lingkungan. Kemudian wewenang dan kelembagaan lingkungan yang juga memiliki konsep nuansa hijau dan komprehensif. Aspek lainnya adalah kerja sama antardaerah. Serta menggunakan pendekatan eco krasi dan otonomi daerah sebagai jalan keberlanjutan ekologi dan kesejahteraan. Menurutnya, jika semua itu dapat diterapkan secara konsisten, maka lingkungan bakal

makin bagus dan masyarakat kian sejahtera. Disinggung mengenai kesulitan ketika mendalami ilmu hukum lingkungan, Akib mengaku dirinya dituntut memiliki wawasan lintas disiplin. Pasalnya, persoalan lingkungan tidak bisa dilihat dari sudut hukum saja. Apalagi hanya dari sisi hukum administrasi. “Ilmu ini ada aspek pidana, perdata, bahkan internasional. Kita harus paham bukan hanya hukumnya. Sebagai orang hukum, harus paham juga aspek nonyuridis,” tegasnya. Akib memaparkan, ketika membicarakan tentang masalah pencemaran, tidak cukup hanya mengetahui rumusan pasal. Tetapi juga dituntut mengetahui indikasi pencemaran dari kacamata bidang ilmu yang lain. ’’Pencemaran lingkungan tidak bisa terlepas dari ilmu lingkungan, dan itu bukan bagian dari ilmu hukum. Jadi, saya juga mempelajari ilmu baru yang belum pernah saya pelajari,” tutur pria yang sudah menulis 12 buku ini.

REAKSI|Edisi 01|2015

33


SOSOK Persoalan lingkungan, sambung dia, bukan hanya terjadi di Lampung. Tetapi sudah menjadi persoalan yang sangat kompleks dan mengglobal. Jika ditelaah, persoalan di Bumi Ruwa Jurai ini mencakup masalah hutan, pertambangan, dan tata ruang, serta harus cepat diselesaikan secara simultan. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kehutanan (Dishut), sambung Akib, kerusakan hutan di Lampung sudah mencapai level kronis. Kerusakan sudah meliputi 60 persen wilayah hutan. Kerusakan terparah terjadi di Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat. Ini belum ditambah maraknya tambang ilegal, seperti terjadi di Kabupaten Lampung Timur. ’’Proyek-proyek yang ada kini tidak lagi taat tata ruang,” kata mahasiswa teladan III Unila tahun 1986 ini. Kerusakan hutan di Tanggamus dan Lampung Barat yang masuk dalam wilayah tata air harus segera diselesaikan. Jika dibiarkan, kerusakan hutan ini akan memicu masalah lain. Seperti bencana banjir ketika musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Ironisnya, lanjut Akib, penegakan hukum lingkungan di Lampung masih lemah. ’’Masih sedikit kasus hukum lingkungan yang dibawa ke meja hijau,” sesalnya. Hal ini, tambahnya, disebabkan lemahnya konsistensi penegak hukum Padahal sudah banyak aturan-aturan mengenai hukum lingkungan yang lengkap dan jelas.

34 Edisi 01|2015|REAKSI

Alumnus doktor ilmu hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu mencontohkan kasus pencemaran Teluk Lampung yang hingga kini masih menggantung. Kasus yang diduga melibatkan PT Pelindo ini belum juga tuntas. “Kabarnya berkas kasusnya sudah di Jakarta, tapi belum juga ditindak lanjuti. Secara hukum, kalau memang proses dari Kejaksaan Lampung sudah cukup, kenapa tidak dilimpahkan ke pengadilan,” cetusnya. Mengenai tambang rakyat ilegal, Akib menyarankan kepada pemerintah kabupaten/ kota untuk menertibkan. “Yang sering mencuat ke media adalah Pasirsakti, Lampung Timur yang menyebabkan kerusakan lingkungan yang amat parah. Harus segera ditertibkan itu,” tegas dosen teladan FH Unila tahun 1997 ini. Akib juga sempat menyinggung mengenai kebijakan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang menggabungkan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Kementerian Lingkungan Hidup. Menurut Akib, penggabungan dua kementrian itu menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bakal menyisakan banyak persoalan hukum. Di antaranya akan timbul konflik of interest (konflik kepentingan) antara pelestarian lingkungan dan pemanfaatan hutan. Masalah lain dengan penggabungan itu seolah-olah masalah lingkungan hanya persoalan hutan. “Persoalan

lingkungan itu, bukan hanya sekedar hutan. Ada persoalan tambang, air, dan lain-lain,” ucapnya. Penggabungan ini, lanjut dia, belum begitu tepat. “Kalau memang mau, KLH digabung dengan kementerian yang mengurus tata ruang. Kan salah satu penyebab kerusakan lingkungan itu tidak ditaatinya tata ruang,” sambungnya. Akib berharap, ke depan spirit konstitusi hijau sebagaimana yang diamanatkan Pasal 28 H ayat 1 dan Pasal 33 Ayat 4 UUD 1945 bisa menjadi pedoman dalam semua kebijakan terkait lingkungan. Pasal pasal 28 H ayat 1 itu berbunyi: ’’Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Sedangkan pasal 33 ayat 4 berbunyi: ’’Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”. “Apabila semua itu telah diimplementasikan secara konsisten, insya Allah apa yang menjadi tema besar saya, yakni keberlanjutan ekologi dan kesejahteraan, bisa dicapai,” tandas pria yang telah banyak mengenyam pendidikan mengenai hukum lingkungan ini. [dok/Iny]


KEARIFANLOKAL

AIESEC Lestarikan Seni Budaya Lampung

A

IESEC Lampung di bawah koordinasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila) mengajak kalangan pemuda melestarikan seni, budaya, bahasa, dan tradisi Lampung. Upaya pelestarian disosialisasikan lewat program bertajuk Youth Can Do. Ketua panitia pelaksana kegiatan M Dimastya Baskara mengatakan, tahun ini AIESEC yang merupakan organisasi kepemudaan internasional bergerak di bidang pengembangan kepemimpinan mengusung tema perkenalan budaya Lampung. Program Youth Can Do merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan AIESEC Unila. AIESEC Lampung yang didirikan sejak 17 November 2012

ini selalu menjalankan berbagai projek pelestarian segala hal tentang Lampung. Program Youth Can Do sendiri merupakan projek kelima. Program tak hanya memperkenalkan seni, budaya, dan tradisi Lampung kepada para pemuda lokal Lampung tapi internasional. “Kalau mahasiswa asing saja mau belajar budaya Lampung, kenapa kita nggak sebagai orang Lampung sendiri? Lewat program ini kami berharap para pemuda menemukan kesadaran itu,” ujarnya. Dimas menjelaskan, untuk menambah gaung dari programnya tersebut pihaknya sudah menggandeng tujuh sekolah di Bandarlampung yakni MAN 1, MTS 2, DCC School, Sekolah Darma Bangsa, Sekolah Pelita Bangsa, SMAN 4, dan SMPN 16.

Tujuh sekolah itu, sambungnya, akan dijadikan pilot project lembaga pendidikan di mana pemuda dan pelajar dijadikan agen pelestari seni, budaya, bahasa, dan tradisi Lampung tingkat Kota Bandarlampung. “Kami bersyukur para pelajar SMA sederajat sangat antusias mengikuti program Youth Can Do ini. Itu terlihat dari 450 penonton yang memadati Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) Lampung, Minggu (8/2) lalu,” paparnya. Tak hanya itu, AIESEC Lampung ke depan akan menambah jumlah keikutsertaan mahasiswa asing dari 15 menjadi 3035 orang. Dengan keikutsertaan negara yang lebih luas maka misi pelestarian dan pengembangan seni budaya Lampung akan makin meningkat.[*/Iny]

REAKSI|Edisi 01|2015

35


KEARIFANLOKAL

Fasilitasi 16 Mahasiswa Asing Belajar Gamolan

S

EBANYAK 16 mahasiswa asing dari program Youth Can Do AIESEC Universitas Lampung belajar alat musik tradisional Lampung, Gamolan, di lantai V Rektorat, Rabu (14/1). Ke-16 mahasiswa asing ini berasal dari delapan negara meliputi Brazil, Vietnam, Malaysia, Rusia, Cina, Taiwan, Korea, dan Mesir. Mereka antara lain Nguyen Thuy Linh dari Vietnam, Natascya Pereira Melo dari Brazil, Katherine Kong dari Cina, Laura Telles dari Brazil, Shamita Ratna Kumar dari Malaysia, Mario Cesar Obadovski Da Rosa dari Brazil, Jhe Bin Hsu dari Taiwan, Yalan Zhang dari Cina, Natasha Kolokolenkina dari Rusia, Julia Didbaridze dari Rusia, Phi Tien Dhai dari Vietnam, Vo Duy Tan dari Vietnam, Pil Kwon Jeong dari Korea, Zhao Yue dari Cina, Joanna Wang dari Cina, dan Ramy Hany Ahmed Mohammed el Oraby dari Mesir. M Dimastya Baskara mengatakan, program Youth Can

36 Edisi 01|2015|REAKSI

Do kali ini mengambil tema khusus yang difokusan pada bidang kebudayaan. Ke-16 mahasiswa asing yang terlibat di dalamnya berasal dari delapan negara. Biasanya, kata dia, program digelar saat memasuki musim dingin (winter) dan musim panas (summer). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang budaya Lampung yang belakangan ini kian memudar. “Kenapa kita pilih orang asing, agar mampu menumbuhkan kepercayaan diri dan ketertarikan masyarakat kita, terutama warga Lampung, untuk turut melestarikan bahasa, adat, maupun kekayaan budaya Lampung lainnya,” ujar Dimas di sela-sela kegiatan. Ia menjelaskan, program akan dilaksanakan selama enam minggu dengan tujuh kegiatan utama. Mulai dari training to traninee, kunjungan ke museum dan beberapa sekolah SMA, campaign competition, kunjungan ke sanggar tari tradisional, dan acara puncak

yakni culture class yang akan dihelat di salah satu pusat perbelanjaan. Adapun instruktur dalam pembelajaran alat musik gamolan ini adalah salah satu dosen musik FKIP Unila Hasyimkhan. Ia memaparkan, banyak kekayaan budaya Lampung yang belum terekspose ke negara luar, mulai dari adat, seni, bahasa, juga aksara Lampung. Melalui para mahasiswa asing ini, sambungnya, diharapkan mampu menyampaikan budaya Lampung secara luas ke berbagai negara. “Kalau sudah tahu, mereka bisa jadi agen untuk menyebarluaskan budaya Lampung ini, salah satunya melalui pengenalan alat musik gamolan. Kemudian memotivasi orangorang dari negara lain untuk mengenal lebih jauh budaya di Indonesia,” paparnya. Ketika ditanya mengenai pelatihan yang digelar hari itu, Mario Cesar (Brazil) beserta dua rekannya Phi Tien Dhai (Vietnam) dan Joanna Wang (Cina) mengungkapkan kegembiraannya bisa belajar salah satu alat musik tradisional Lampung. “Saat sempat merasakan kesulitan bermain alat musik ini (gamolan, red). Dilihat dari jauh kelihatan mudah, ketika dimainkan ternyata sulit juga. Tapi secara keseluruhan pelatihan ini sangat menarik buat saya. Semua orang harus mempertahankan budaya ini karena sangat bagus,” pungkas Mario.[*/Iny]


Segenap Sivitas Akademika Universitas Lampung Mengucapkan Selamat Atas Dikukuhkannya

Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.Hum. sebagai Guru Besar Ilmu Hukum International

Prof. Ir. Neti Yuliana, M.Si., Ph.D.

sebagai Guru Besar Bidang Teknologi Hasil Pertanian Unila

Prof. Dr. Muhamad Akib, S.H., M.Hum.

sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Administrasi Negara


JELAJAHI

Universitas Lampung DENGAN

www.unila.ac.id

media informasi Unila


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.