caryophyllene, limonene, pinene, Chavicol, ally pyrocatechol, carvacrol, safrole, eugenol dan chavibetol). Kegunaan daun sirih selain sebagai ramuan menginang, banyak digunakan sebagai bahan antiseptik baik sebagai obat tradisonal maupun obat farmasi serta dipakai pada industri kosmetika sebagai pengharum sabun dan deodoran. Sirih digunakan untuk pengobatan penyakit asma, bisul, sakit tenggorokan, batuk, encok, mimisan, kepala pusing, air susu terlalu banyak keluar, radang selaput lendir mata, trachoma, batuk kering, mulut berbau, demam nifas, keputihan (daunnya), gusi bengkak (getahnya), radang tenggorokan (daun dan minyaknya). Selain sebagai antiseptik, efek farmakologi sirih adalah karminatif, ekspektoran, anti-inflamatori, imunomodulatori, antiulcer, hepatoprotektif, neuroprotektif, gastroprotektif, antioksidan, antidiabetes, antifertilitas dan aprodisiak (Periyanayagam et al., 2012; Pradhan et al., 2013). Kultur Teknis (1) Syarat Tumbuh Sirih tumbuh dengan baik di daerah tropis, bercurah hujan 22504750 mm per tahun, temperature udara 15-40oC, kelembaban udara 40-80%, dengan tanah yang berdrainase baik, jenis tanah pasiran, lempung atau liat berpasir, dengan pH 5,6-8,2 (Guha, 2006). Sirih umumnya ditanam untuk memenuhi kebutuhan sendiri di pekarangan atau di kebun sebagai tanaman campuran dan belum dibudidayakan secara intensif. Kalaupun daunnya dipanen untuk dijual hanya dalam skala kecil untuk kebutuhan “nyirih’ atau obat tradisional. Adanya indutri obat kumur atau kosmetika diharapkan permintaan daun sirih akan semakin meningkat. Tumbuh dengan baik pada dataran rendah maupun di pegunungan dengan ketinggian 1000 m dari permukaan air laut. Tanaman ini menghendaki tanah yang subur, bersolum dalam, dan drainase baik terutama dengan jenis tanah lempung. Curah hujan yang cukup sangat diperlukan agar produksi daun tinggi, sehingga apabila curah hujan kurang maka perlu diberi irigasi.
Rusdi Evizal
13
TANAMAN REMPAH DAN FITOFARMAKA
1. TANAMAN OBAT PIPERACEAE