Majalah Defender Edisi 22

Page 54

SATU BATALYON TNI AD BERSIAGA DI GUNUNG KELUD KEDIRI - Sekitar 600 personel atau sebatalyon TNI Angkatan Darat (AD) bersiaga di lereng Gunung Kelud, Jawa Timur, menyusul semakin meningkatnya aktivitas gunung berapi yang terakhir kali meletus pada 1990 itu. Para personel TNI AD dari bebarapa markas komando di bawah Kodim/0809 Kediri, Jawa Timur, mulai Senin (17/9) pagi dikumpulkan di Lapangan Ngancar yang berjarak sekitar 12 kilometer dari kawah Gunung Kelud. “Kami tidak perlu menunggu sampai terjadinya bencana, mulai hari ini personel kami sudah ada di lereng Gunung Kelud dan siap membantu evakuasi warga,” kata Komandan Kodim 0809/Kediri, Letkol (Inf) Endi Servandi, saat ditemui ANTARA usai memimpin gelar pasukan di Lapangan Ngancar. Ia menyebutkan, pasukannya itu sudah terlatih menangani korban bencana karena rata-rata memiliki pengalaman bertugas di daerah bencana dan daerah konflik. Selain pasukan militer, TNI AD juga melibatkan sedikitnya 300 warga masyarakat sipil untuk membantu proses evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Sejak pekan lalu, pasukan TNI AD dibantu warga masyarakat telah memetakan daerah rawan letusan Gunung Kelud berikut lokasi yang aman untuk dijadikan tempat evakuasi korban. “Untuk sementara kami sudah menyiapkan dua tenda besar di Lapangan Ngancar ini. Bagi warga yang merasa tidak tenang tidur di rumah, bisa datang ke tenda kami,” kata Endi Servandi. Selain tenda pengungsian, Kodim 0809/Kediri juga telah menyiapkan bala bantuan dari personel Batalyon Infanteri (Yonif) 521/Dadaha Yudha dan Brigade Infanteri 16. “Pimpinan Yonif dan Brigif sudah menyatakan kesediaannya mengirimkan bantuan personel kepada pasukan kami yang sekarang sudah bersiaga di lereng Gunung Kelud,” katanya menambahkan.<

Tim Militer AS Akan Tinjau Stasiun Radar Rusia Di Azerbaijan

Satu tim militer AS mengunjungi bekas republik Soviet, Azerbaijan, September lalu untuk memeriksa stasiun radar Galaba, Rusia, yang digembargemborkan Moskow sebagai kemungkinan satu alternatif bagi lokasi pertahanan rudal yang kontroversial di Eropa tengah. Delegasi Pentagon (departemen pertahanan AS) itu akan mengunjungi stasiun radar yang terletak sekitar 200km dari ibukota Azerbaijan, didampingi para ahli militer Azerbaijan dan Rusia. Brigjen Patrick O’Reilly, Deputi Direktur Badan Pertahanan Rudal AS akan memimpin tim yang terdiri enam orang, kata seorang pejabat AS yang tidak bersedia namanya disebutkan. “Yang perlu kami lihat adalah berapa luas fasilitas ini dapat menjadi bagian dari satu sistem pertahanan rudal di masa mendatang,” kata pejabat AS itu. “Gagasan ini pasti akan dipertimbangkan dengan serius.” Mayjen Alexander Yakushin, deputi kepala pasukan udara Rusia mengatakan, Sabtu, bahwa konsultasi tiga negara juga akan diselenggarakan medio September antara para pejabat Azerbaijan Rusia dan AS di Baku. “Tujuan utama kami dalam konsultasi-konsultasi ini adalah menangguhkan perluasan sistem pertahanan rudal di Eropa timur,”

katanya kepada wartawan di Moskow. “Ini bukan perundinganperundingan,” katanya. “Ini adalah satu kunjungan teknis untuk meninjau fasilitas itu.” Dubes Rusia untuk Azerbaijan, Vasily Istratov mengemukakan kepada wartawan di Baku bahwa kunjungan itu akan ditindaklanjuti dengan perundingan pertahanan rudal antara para pejabat tinggi Rusia dan AS dalam satu pertemuan yang menurut rencana diselenggarakan Oktober ini. Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan penggunaan stasiun radar Gabala sebagai pangkalan alternatif satu sistem pertahanan rudal AS yang menurut rencana akan dipasang di Eropa tengah. Moskow mengatakan rencana AS untuk membangun satu stasiun radar di Republik Ceko dan penyergap-penyergap anti rudal di Polandia mengancam keamanan Rusia. Moskow menuduh Washington membangun satu “Tembok Berlin baru” dan mengancam akan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.