The Works

A PORTFOLIO

THE WORKS This portfolio contains translation works from text in several books and original short article od the writer

Presented by: Amelia Purwanti H.

INSIDE THIS ISSUE

A WRITER.............................................................. 3 YANG PERGI DAN YANG MENANTI ................... 4 JIKA LUKA ............................................................ 5 ELEGI RUANG PESTA .......................................... 6

DISCOURSE GENERATION by: Amelia Purwanti H. What will you do if you find a branch falling down in front of you? Or what will a person with social media addiction do when he finds a branch in front of him that causes traffic jam? There are two possible responses for both; taking an action by moving the branch or taking a picture for showing people that you have witnessed the incident, and of course making a caption on it. In this era people are comfortable talking or giving any comment about particular phenomena in social media instead of thinking how to face or solve the phenomena. Do we realize that this is a bad thing for us? We have been independent since 72 years ago, but globalisation precisely drives us running in place. I have observed this issue either by social or daily life, and I finally figure out what will this nation goes on if „Discourse Generations‟ terms intervenes us.

Discourse Generation‟ is the new pattern generations‟ mind-set that is harmful for our nation and obstructs the development of the nation. In this opportunity, I will discuss about how „Discourse Generation‟ harms our nation, how this mind-set obstructs the development of the nation, and what we can do to avoid being „Discourse Generation‟.

Discourse Generations‟ or DGs‟ mind-set does obstruct the development of our nation. I will give you examples about what will the discourse generations do when they sit in the important position. 

In the college, DGs are the students who define real action by discussing, commenting, and complaining. Barely have they think about how to make any invention for our nation.



In the private company, DGs are them who always shout and oppose the government economic policy, particularly when the currency becomes weak. They keep opposing without observing their performance in economic side, whether they have worked hard and had maximum contribution.



In the political section, DGs are the noisy people in parliament who are too busy examining many things that supposed to be done right now. They probably forget that prosperous people is their main responsibility.

3

If all generations become Discourse Generation, they will be good at writing and criticizing, but worst in action. Is that what our nation need? Can our nation solve the problems by its people who can only say words and keep sitting in the chair? We can make a change only by saying ‘abracadabra’. We have to try (1) to be discipline and open-minded and have a strong determination to fix the future.

(2) Be a driver, not passenger. If you face the problem and you think you can fix it, just fix it! Stop waiting other people to start it and making yourself become their followers. (3) The last but the important one is put your social media away and let‟s do it for „I got it‟.

It has been showed how „Discourse Generation‟ harms our nation and how it obstructs the development of the nation. If you want to see the future of your nation, just take a look on its generations. If they are discourse generations, you can obviously imagine how this nation will grow up. Take the stick or leave it. develop our nation destroy our nation or close our ears by saying “I cannot see anything” What‟s our choice?

5

CAHPTER 3: OUTSIDE GOVERNMENT, BUT NOT JUST LOOKING IN Original text by John W. Kingdon entitled Agenda, Alternatives, and Public Policies, 2nd Edition (1995)

OUTSIDE GOVERNMENT, BUT NOT JUST LOOKING IN Translated text , into Bahasa MEDIA Media sering digambarkan sebagai pengatur agenda yang kuat. Media massa jelas benar-benar memengarui opini puublik tentang agenda. Seperti yang telah ditemukan oleh para ahli, perhatian publik terhadap isu pemerintahan diketahui lebih dekat pada liputan media terhadap isu-isu tersebut Jika kekuatan menerima banyak permainan pers, misalnya, orang-orang akan memuji kekuatan secara jelas di antara kandidat mereka untuk "masalah yang paling penting” yang dihadapi negara.

Potensi yang sama untuk pentingnya media juga bisa menerapkan agenda pemerintahan. Seperti yang saya kemukakan dalam Congressmen‟s Voting Decisions – Keputusan Pemungutan Suara Dewan, perhatian media terhadap sebuah isu mempengaruhi perhatian para pembuat undang-undang, sebagian karena para anggota mengikuti perkembangan berita di media massa seperti orang-orang kebanyakan, dan sebagian lagi karena media mempengaruhi konstituante mereka.

Meskipun alasan yang bagus meyakini bahwa media seharusnya memiliki dampak yang besar dalam agenda pemerintahan, indikator standar kita merubah menjadi hal yang mengecewakan. Media massa telah dibahas sebagai komponen yang penting hanya sejumlah 26 persen saat wawancara, jauh lebih sedikit dari kelompok kepentingan (84 persen) atau para peneliti (66 persen). Cukup lazim untuk saya menanyakan pertanyaan standar saya mengenai masalah apa yang sedang dialami responden saya dan orang lain, dan untuk melibatkan percakapan selama setengah jam sebelum media diperkenalkan, bahkan secara tidak langsung. Media menjadi sangat penting dalam hanya 4 persen dalam wawancara. Gambaran tentang studi kasus tidak lebih baik. Media menjadi sedikit penting dalam 4 dari 23 kasus, dan tidak pernah menjadi sangat penting. Tidak ada perbedaan antara kesehatan dan transportasi dalam hal wawancara maupun kasusnya. Seseorang mampu mencari contoh dari pentingnya media – Washington Post memberitakan lanjutan seri dari pertarungan atas biaya pengguna saluran air yang mungkin menambahkan beberapa dorongan yang signifikan pada gerakan untuk memaksakan pembiayaan – namun contoh seperti itu sangat jarang terjadi.

Yang lebih lazim lagi ialah contoh dari periode yang cukup intensif dari ulasan sen7

sasional, dengan kebijakan komunitas yang naik dengan tenang di atas „badai media‟.

CAHPTER 3: OUTSIDE GOVERNMENT, BUT NOT JUST LOOKING IN

By John W. Kingdon entitled Agenda, Alternatives, and Public Policies, 2nd Edition (1995)

OUTSIDE GOVERNMENT, BUT NOT JUST LOOKING IN Translated text , into Bahasa

Pembuat kebijakan aktif sering mengungkapkan penghinaannya terhadap sensasionalme media. Misalnya, seorang responden kesehatan mencemooh 'masalah publik' karena isu-isu seperti sakarin dan kecurangan Medicaid, sementara isu yang lebih mendasar yang ada hubungannya dengan struktur ekonomi atau politik dari perawatan medis malah dibiarkan dan bahkan terbengkalai. Ia mengeluhkan,” Orang cebol cacat sungguh mengesankan di kamera televisi. “Meskipun menjadi perhatian media yang sangat luar bias, persoalan sakarin diacuhkan 86 persen dari responden kesehatan saya di tahun 1977, titik perhatian media yang tinggi selama empat tahun, hal tersebut telah didiskusikan sebagai maslaah yang agak penting dengan hanya 6 persen dalam wawancara selama setahun. Sama halnya, isu penipuan dan penyalahgunaan oleh Medicare dan Medicaid dianggap sebagai kasus yang agak penting dengan hanya 15 persen dari responden saya pada tahun 1978, point tinggi dari ekspose media, dan benar-benar diabaikan 76 persen. Kongres benar-benar melewatkan undang-undang untuk kedua persoalan ini, yang telah menghabiskan sebagian waktu dewan kesehatan dan badan pemerintahan. Kemudian berbagai persoalan menjadi “dalam agenda” dalam beberapa hal, namun persoalan tersebut sama sekali tidak dianggap sebagai isu yang benar-benar signifikan. Berbagai persoalan tersebut malah lebih dianggap sebagai pengganggu jangka pendek, bahkan bagi peserta aktif, daripada sebagai persoalan yang sangat penting. Suatu alasan kurang antisipasinya media terhadap dampak yang ditimbulkan dalam agenda kebijakan ialah kecenderungan pers untuk menutupi cerita dengan jelas untuk waktu yang singkat dan kemudian akan berubah menjadi cerita lain, untuk mengurangi dampaknya.

Seperti yang dikemukana sebuah birokrasi, “Orang-orang membaca tentang persoalan yang diberikan sangat lama dan lelah dengan berita tersebut. Sehingga media perlu tetap menyajikan sesuatu yang baru. Mereka tidak perlu memiliki kekuatan untuk tetap tinggal. Beberapa jurnalis setuju. Seorang berkata, “Pers memiliki rentang perhatian terpendek di dunia. Kami tidak bergumul di satu cerita untuk waktu yang lama demi mengedukasi siapapun. Kami bergerak dari satu krisis ke lainnya”.

9

CAHPTER 3: OUTSIDE GOVERNMENT, BUT NOT JUST LOOKING IN

By John W. Kingdon entitled Agenda, Alternatives, and Public Policies, 2nd Edition (1995)

OUTSIDE GOVERNMENT, BUT NOT JUST LOOKING IN Translated text , into Bahasa

Pembuat kebijakan aktif sering mengungkapkan penghinaannya terhadap sensasionalme media. Misalnya, seorang responden kesehatan mencemooh 'masalah publik' karena isu-isu seperti sakarin dan kecurangan Medicaid, sementara isu yang lebih mendasar yang ada hubungannya dengan struktur ekonomi atau politik dari perawatan medis malah dibiarkan dan bahkan terbengkalai. Ia mengeluhkan,” Orang cebol cacat sungguh mengesankan di kamera televisi. “Meskipun menjadi perhatian media yang sangat luar bias, persoalan sakarin diacuhkan 86 persen dari responden kesehatan saya di tahun 1977, titik perhatian media yang tinggi selama empat tahun, hal tersebut telah didiskusikan sebagai maslaah yang agak penting dengan hanya 6 persen dalam wawancara selama setahun. Sama halnya, isu penipuan dan penyalahgunaan oleh Medicare dan Medicaid dianggap sebagai kasus yang agak penting dengan hanya 15 persen dari responden saya pada tahun 1978, point tinggi dari ekspose media, dan benar-benar diabaikan 76 persen. Kongres benar-benar melewatkan undang-undang untuk kedua persoalan ini, yang telah menghabiskan sebagian waktu dewan kesehatan dan badan pemerintahan. Kemudian berbagai persoalan menjadi “dalam agenda” dalam beberapa hal, namun persoalan tersebut sama sekali tidak dianggap sebagai isu yang benar-benar signifikan. Berbagai persoalan tersebut malah lebih dianggap sebagai pengganggu jangka pendek, bahkan bagi peserta aktif, daripada sebagai persoalan yang sangat penting. Suatu alasan kurang antisipasinya media terhadap dampak yang ditimbulkan dalam agenda kebijakan ialah kecenderungan pers untuk menutupi cerita dengan jelas untuk waktu yang singkat dan kemudian akan berubah menjadi cerita lain, untuk mengurangi dampaknya.

Seperti yang dikemukana sebuah birokrasi, “Orang-orang membaca tentang persoalan yang diberikan sangat lama dan lelah dengan berita tersebut. Sehingga media perlu tetap menyajikan sesuatu yang baru. Mereka tidak perlu memiliki kekuatan untuk tetap tinggal. Beberapa jurnalis setuju. Seorang berkata, “Pers memiliki rentang perhatian terpendek di dunia. Kami tidak bergumul di satu cerita untuk waktu yang lama demi mengedukasi siapapun. Kami bergerak dari satu krisis ke lainnya”.

11

THIS IS THE END OF THE PORTFOLIO, OTHER WORKS, LITERARY WORKS, CAN BE SEEN ON MY PERSONAL BLOG

http://kedap-suara.blogspot.co.id