Dzarratul Hikmah #1

Page 1


Dzarratul Hikmah Sebuah jurnal kumpulan gagasan Edisi 1 Tahun 2019



Pilar literasi ada tiga, yakni membaca, menulis, dan arsip. Sayangnya, yang ketiga sering terlupakan, terabaikan, dan bahkan tak terhiraukan. Padahal, ia bukanlah makhluk asing yang ada di semesta lain. Ia harus ada agar literasi tetap tegak berdiri. Tanpanya, dua pilar yang lain tidak ada artinya. Bagaimana tidak, semua yang tertuliskan harus bisa terkelola dengan baik untuk bisa dibaca, dan mengelola arsip bukanlah hal mudah. Betapa banyaknya tulisan tercipta namun tercecer, tertebar, terserak, terhamburkan. Atas dasar itulah jurnal ini kemudian tercipta, sebagai bentuk niat, usaha, dorongan, ikhtiar, hasrat, keinginan, untuk merapihkan dan mengawetkan tulisan-tulisan yang telah terkumpul, sehingga kelak bisa dibaca, diakses, dan diperoleh dengan lebih mudah. Maka inilah dia, edisi perdana jurnal kumpulan tulisan KAMIL 2019 (PHX)


Daftar Konten

Menantang Masa Depan (5) Karakter yang Berintegritas (14) Muslim Ideal, Sleepless Elite? (19) Polemik LGBT: Antara Akal Sehat dan HAM (24) Refleksi Peradaban Islam Dulu Kini Dan Esok (32) Ilmu, Ilmuwan, Dan Alquran (38) Lingkaran Pertemuan Bernama Mentoring (44)


Menantang Masa Depan David Pratama

Pendahuluan Hari ini dunia menantang setiap individu untuk menghadapi kompleksitas dalam berbagai aspek kehidupan. Kompleksitas ini tidak hanya sekadar menuntut penguasaan pengetahuan dan keterampilan, namun ia meminta lebih dari itu. Contohnya, seorang yang setiap hari menghabiskan waktu untuk bekerja dibidang IT tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang informasi saja, namun untuk mampu bertahan dan berkembang, ia juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan juga berbagai bentuk kreativitas untuk berkembang. Hal ini senada dengan yang dialami oleh ibu rumah tangga zaman ini. Menjadi ibu rumah tangga yang hebat di zaman ini tidak hanya dituntut untuk terampil melakukan pekerjaan rumah, namun ia juga harus memiliki pengetahuan akan teknologi, seperti membayar token listrik, air, telepon, BPJS yang hampir-hampir semua dibuat online. Bahkan kedepan ibu rumah tangga mungkin tidak akan datang

5


lagi ke pasar tradisional, karena pasar digital saat ini menawarkan harga yang jauh lebih beragam, jelas dan terjangkau. Teman-teman, dimasa depan anak-anak kita akan menghadapi sebuah zaman baru. Zaman yang menuntut banyak hal dari seorang individu. Seseorang membutuhkan banyak hal dalam dirinya untuk menghadapi berbagai macam tantangan kompleks yang ada. Globalisasi dan modernisasi menciptakan sebuah ritme baru yang berbeda dari sebelumnya. Ritme ini menuntut sesuatu yang baru dan berbeda. Kemampuan melakukan sesuatu yang baru dan berbeda ini tidak lepas dari kepemilikan akan kompetensi.

Apa itu kompetensi? Istilah kompetensi menurut webster Dictionary mulai muncul pada tahun 1596. Istilah ini diambil dari kata lain “competere� yang artinya “to be suitable� [1]. Harvard University Competency Dictionary menjelaskan bahwa kompetensi adalah segala sesuatu yang membuat seorang individu dapat melakukan sebuah pekerjaan, tugas, fungsi, atau aturan tertentu dengan efektif. Selanjutnya, kompetensi disusun oleh beberap hal, yaitu kebiasaan,

6


motivasi, pengetahuan teknis dan keterampilan [2]. L. M Spencer, Jr dan S.M Spencer menjelaskan bahwa kompetensi adalah karakter yang paling mendasar dan mendalam yang menyebabkan individu memiliki performa efektif dan maksimal dalam menghadapi sebuah pekerjaan atau situasi tertentu. Kompetensi disusun oleh 5 hal pokok, yakni motivasi, intuisi, konsep diri, pengetahuan, dan keterampilan [3]. Melihat berbagai definisi yang dikemukakan diatas, kompetensi tidak hanya dibangun oleh pengetahuan dan keterampilan saja, namun ia juga disokong oleh komponen-komponen lain seperti motivasi dan konsep diri. Jika saat ini pendidikan kita hanya berfokus pada paradigma pengetahuan dan keterampilan, maka sudah saatnya kita berubah. Paradigma pendidikan juga harus berfokus pada konsep diri dan nilai jiwa.

Mengapa kompetensi? Kompetensi mewakili sebuah dimensi yang penting dan lengkap dalam menghadapi berbagai situasi dan tuntutan yang muncul. Ia tidak sekedar mendeskripsikan sebuah pencapaian dengan istilah hasil, tanggung jawab, atau tujuan spesifik saja, namun ia juga mempersiapkan

7


seseorang untuk berencana, berjalan, membangun dan mengembangkan sebuah performa [4]. Teman-teman, dengan kompetensi yang mumpuni, anakanak kita dimasa depan tidak hanya mengerti apa yang ingin mereka capai, namun juga paham bagaimana merencanakannya, mengeksekusinya, melakukan perubahan dan perombakan ditengah jalan, lalu membangun dan mengembangkan. Jika hari ini anakanak kehilangan pengetahuan dan keterampilan untuk berencana dan menuju masa depannya, maka dimasa yang akan datang kita berharap anak-anak kita akan mengerti apa yang mereka ingin capai dan paham bagaimana cara mencapainya.

Kerangka sebuah kompetensi Kompetensi adalah sebuah gumpalan yang disusun oleh molekul-molekul pembangun yang lebih kecil. UNESCO Competency Framework menyampaikan ada tiga komponen utama yang membangun sebuah kompetensi, yaitu: Core Values (nilai-nilai inti), adalah prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang membangun jiwa seorang individu. Nilai-

8


nilai ini menunjuki dan menjadi landasan dalam bersikap dan berperilaku. Core Competencies (kompetensi inti), adalah sekumpulan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki seseorang yang berkaitan langsung dengan pekerjaan yang ia tekuni atau fungsionalnya dalam sebuah organisasi. Managerial Competencies (kemampuan manajerial), adalah kemampuan kepemimpinan yang harus dimiliki seseorang baik sebagai individu atau pemimpin dalam sebuah kelompok [5]. Selanjutnya saya ingin menuliskan disini laporan yang disusun oleh OECD, suatu organisasi internasional yang bergerak di bidang kerjasama ekonomi dan pembangunan. OECD melalui OECD Competency Framework melaporkan ada tiga kluster yang menyusun sebuah kompetensi, yakni interpersonal, strategic, dan delivery-related competency.

9


Gambar 1. Cluster kompetensi berdarkan laporan OECD Kluster yang pertama adalah interpersonal. Interpersonal adalah kecakapan yang sangat diperlukan untuk membangun sebuah hubungan. Kita adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Selama hidup, manusia akan selalu membangun hubungan dengan manusia lainnya. Dalam membangun sebuah hubungan diperlukan fokus terhadap orang lain, sensitivitas, seni bernegosiasi dan mempengaruhi, dan tentunya pengetahuan terhadap organisasi. Kluster yang kedua adalah delivery-related. Delivery-related

10


adalah kecakapan langsung yang harus dimiliki oleh seorang individu berkaitan dengan apa yang ia kerjakan. Kemampuan analitik, fokus terhadap prestasi, keterampilan membuat konsep, pola pikir fleksibel, mengatur sumber daya, kerja tim dan kepemimpinan adalah hal-hal yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mencapai sebuah prestasi tertentu. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah kluster yang ketiga, yakni strategic. Kompleksitas aspek kehidupan yang ada saat ini mengharuskan setiap individu untuk senantiasa tenang dan berencana. Ia harus mampu terus menerus membangun strategi berpikir yang efektif, talent yang ia tekuni, dan mengorganisasikan jaringan yang menguntungkan [6]. Semua kluster kompetensi yang dipaparkan diatas adalah kecakapan-kecakapan yang penting dimiliki oleh seorang individu untuk mencapai kesuksesan dalam hidup dan pekerjaannya.

Apa yang harus disajikan oleh sekolah? Dikutip dari pusat data dan statistik kementrian pendidikan dan kebudayaan RI pada tahun 2017, di Indonesia berdiri 147.503 sekolah dengan 25.618.078 siswa

11


[7]. Siswa-siswa ini datang kesekolah minimal 30 – 48 jam dalam sepekan. Jika dihitung SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun, maka kurang lebih selama 12 tahun mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berada disekolah. Saya katakan, sekolah adalah institusi pendidikan paling potensial untuk menyiapkan generasi masa depan yang kompeten. Sederhananya, sekolah harus mampu menyajikan dan hampir pada level menjamin peserta didiknya memiliki kemampuan akademik dan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia yang selalu bergerak dan berubah. Jika dulunya sekolah selalu menyajikan pengetahuan dan menekankan pada kemampuan kognitif, maka sadarilah bahwa saat ini internet menyajikan pengetahuan yang lebih luas dari apa yang mampu disajikan oleh sekolah. Sadarilah kemampuan kognitif saja tidak cukup untuk membuat anak-anak siap menantang dunia. Oleh karenanya, kita harus mampu berubah dan bertransformasi. Sekolah bukan hanya menjadi tempat pengetahuan bersemayam, ia juga harus menjadi tempat membangun motivasi dan konsep diri yang prima, ia harus mampu menjadi tempat menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang hebat dan perwira.

12


Simpulan Dunia saat ini terus menerus berubah dan bergerak. Apa yang kita hadapi saat ini, belum tentu akan dihadapi oleh anak-anak kita dimasa yang akan datang. Pengetahuan dan keterampilan yang ada saat ini belum tentu menjadi tonggak utama anak-anak kita untuk besar dan sukses dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, hari ini fokus kita adalah menanamkan dan membiasakan anak memiliki karakter yang paling mendasar dan mendalam yang menyebabkan ia memiliki performa efektif dan maksimal dalam menyelesaikan dan menghadapi sebuah pekerjaan, tugas, fungsi, atau situasi tertentu. Karakter paling mendasar ini meliputi motivasi, konsep diri, kepemimpinan, pengetahuan, dan keterampilan. Jamaknya, saat ini disebut dengan istilah kompetensi.

13


Karakter yang Berintegritas Indah Kumalasari

Saat kamu memulai sedikit lebih awal dari sebelumnya, bekerja sedikit lebih keras, serta berkonsentrasi pada semua yg dilakukan, berarti kamu menerapkan integritas dalam langkah kegiatan. Integritas saat ini perlahan demi perlahan mulai ditinggalkan dan di lupakan keberadaanya, hanya menjadi sebuah kata yg cukup diucapkan namun diacuhkan. Seberapa tinggi level integritas kita? Berkaca sedikit dari apa yg kita lakukan setiap hari. Pentingnya sekali kali kita mengamati tingkah laku yang biasa kita lakukan, dari situ kita akan tahu siapa diri kita. Selama ini kta disibukan dgn memperhatikan tingkah laku dan kehidupan orang lain saja sehingga lupa untuk menyadari bahwa memperhatikan tingkah laku diri sendiri itu jauh lebih penting yang harus dilakukan sedari dulu. Mencoba merangkum makna dri integritas sendiri bagi pandangan pribadi. Integritas itu sebenarnya akar dan pondasi dari sebuah karakter setiap individu. Dan pembentukan karakter disini merupakan suatu aktivitas

14


terpenting yang bisa kita lakukan. Karena Memperbaiki karakter itu sama halnya kita mendisiplinkan diri untuk semakin banyak melakukan hal-hal yang akan dilakukan disemua kondisi dalam keadaan jujur. Karena, sebelum mnjadi pribadi yg jujur terhadap orng lain, kita harus terlebih dahulu untk jujur pada diri sendiri. Kita harus menjadi diri sendiri dan selalu berusaha mnjd orang terbaik yg ada di dalam diri, dan menjadi yang terbaik selama yg anda tahu. Hanya orang yg hidupnya konsisten dgn nilai-nilai dan keutamaan tertingginya, yg benar benar hidup dalm integritas. Dan saat kita berkomitmen untk hidup seperti ini, dgn sendirinya akan meningkatkan standard, selalu memperbaiki defenisi dan makna mengenai integritas dan kejujuran secara terus menerus agar menjadi pribadi yg jauh lebih baik lagi. “The greatness of a man is not in how much wealth he acquires, but in his intergrity and his ability to affect those around him positive - Bob Marley� Intergritas dapat dipahami dari makna di masing – masing huruf nya, yaitu huruf I untuk ikrar, N untuk niat, T untuk tabiat, E merupakan emosional, G yang berarti guna, R adalah rasional, I untuk ihsan, T untuk tawakkal,

15


A adalah sebuah amanah dan terakhir adalah S yang merupakan kata kesabaran, jadi kalau kita pahami lebih dalam dari masing – masing kata tadi, makna integritas kini menjadi seseorang yang memiliki ikrar dengan membangun niat untuk meningkatkan dan mencapai kedewasaan dalam emosional guna kedalam pikiran yang rasional dengan bebuat ihsan yang nantinya memperoleh kebaikan duniawi yang pastinya akan berlandaskan dengan ketaqwaan, amanah dan juga kesabaran dalam bersikap dan berperilaku di kehidupan. Sebuah karakter dan intergritas merupakan hal yang sangat tidak bisa dipisahkan, keduanya sangat saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain, karena integritas dan karakter itu muncul dari diri sendiri dan tidak ada yang bisa merubah nya kalau bukan diri sendirlah yang merubah. Lalu bagaimana sebenanrnya cara – cara untuk membangun sebuah karakter manusia dengan integritas? Berikut ini merupakan beberapa langkah agar kita mempunyai karakter yang berintegritas. Pahami Apa Itu Karakter Dan Integritas Pemahaman tentang karakter dan juga integritas itu sagatlah penting, dikarenakan apabila seseorang tidak sungguh – sungguh memhami makna dan arti dari karakter dan intergitas sendiri, maka dia sebenarnya tidak 16


tahu apa yang akan dia capai, arti umum sebenanrnya karakter itu adalah siapa diri kita, tindakan – tindakan yang kita lakukan itu akan mempengaruhi penilaian orang terhdapa karakter kita, sedangkan integritas sendiri itu merupakan suatu perilaku yang melakukan hal yang benar dengan alasan yang benar juga meskipun tanpa dilihat atau diketahui oleh orang lain. Bercermin Dari Masa Lalu Masa lalu merupakan pelajaran terbaik dan pengalaman terbaik yang bisa kita rasakan sebagai perbaikan diri untuk masa mendatang, dengan bercermin dari masa lalu kita bisa melihat perilaku – perilaku apa saja yang telah kita lakuka, apakah itu baik atau tidak, namun dengan bercermin dengan masa lalu bukan berarti kita kembali menyesali apa yang telah kita lakukan dimasa itu. Belajarlah Dari Orang Lain Cara yang mungkin bisa merubah karakter seseorang adalah dengan belajar dari orang – orang yang berkarater dan mempunya integritas yang tinggi, dari sini kita akan menemukan bahwa teladan hidup orang lain akan menjadi motivasi dan menginspirasi bagi diri kita untuk menjadi insan yang lebih baik lagi dari segi karakter dan integritas. Jika dirasakan kalian mempunya sosok yang

17


menjadi motivasi kalian atau yang menginspirasi kalian, kalian bisa menemui secara langsung orang nya dan ajaklah berbincang – bincang atau sedikit berdiskusi tentang caranya menjalani hidup yang baik yang dia lakukan seperti apa. Namun dengan belajarl dari orang lain bukan berarti kita harus meniru sedemikian rupa seperti itu, ingatlah kita merupakan pribadi – pribadi yang unik dengan kehiudpan yang unik juga, pelajarila dan terapkan dikehidupan sendiri dengan cara sedniri juga. Putuskan Untuk Berubah Setelah point – point diatas dilakukan, maka selanjutnya ambilah langkah – langkah perubahan untuk menyesuaikan perilaku kita saat ini agar semakin bisa mewujudkan menjadi pribadi yang memiliki integritas. Tempatkan Diri Mendukung

Anda

Dalam

Lingkungan

yang

Lingkungan merupakan factor yang sangat mempengaruhi akan kepribadian kita, disini kita pelajari apakah lingkungan disekitar kita berada merupakan lingkungan yang baik atau tidak, kalaupun tidak baik, maka kurangilah bahkan tinggalkan, karena itu akan mempengaruhi kepribadian kita nantinya.

18


Muslim Ideal, Sleepless Elite? Kenia Permata Sukma

“Telah berlalu waktu untuk tidur wahai Khadijah…” – Rasulullah SAW. Siapa yang belum pernah mendengar sleepless elite? Sekelompok jurnalis media Wall Street Journal Amerika menamakan istilah tersebut pada orang-orang dengan kebutuhan tidur yang lebih sedikit dari tidur rata-rata manusia, yakni sekitar 7-8 jam. Meski dengan waktu tidur yang relatif sebentar, sleepless elite dipercaya tidak mengalami berbagai kelainan seperti insomnia, kurang fokus, kelelahan, tidak membutuhkan waktu tidur lebih lama pada hari yang lainnya, juga tidak memerlukan perlakuan khusus seperti minum kopi atau dengan bantuan kafein lain. Hal ini mengindikasikan waktu tidur sebentar tersebut adalah hal yang ‘normal’ bagi kalangan ini. Sleepless elite bahkan berperilaku cenderung aktif dan optimis dalam kesehariannya. Fenomena sleepless elite didukung oleh beberapa ilmuan yang menyatakan bahwa hanya 1% populasi manusia memiliki kemampuan tidur dalam waktu yang sebentar. Tokoh-tokoh terkenal di dunia Barat seperti Barack Obama, Oprah Winfrey, Elon

19


Musk, disebut-sebut sebagai contoh sleepless elite yang katanya hanya membutuhkan waktu tidur sekitar 4 jam setiap malam. Bahasan tentang pola tidur ideal manusia menjadi hal yang menarik dan masih diteliti secara ilmiah hingga kini. Peneliti dari University of California, San Fransisco yang menekuni fenomena sleepless elite sejak 1996 mengkorelasikan sleepless elite dengan keberadaan gen yang mempengaruhi jam biologis manusia yang mengatur tubuh untuk tidur pada kondisi suhu dan keadaan pencahayaan tertentu, namun bahkan penelitian tersebut belum sampai pada kesimpulan yang signifikan mengenai perilaku tidur manusia. Bagaimanapun, ditemukannya gen ini menimbulkan secercah harapan bagi mereka, yang dapat berujung pada pemanfaatan terapi gen untuk membuat orang-orang memiliki kemampuan sleepless elite. Munculnya ide-ide kecerdasan buatan (artificial intelligence), pangan fungsional (functional food), terapi gen dan berbagai penunjang efisiensi hidup lainnya menandakan bahwa manusia semakin terus berlombalomba, mengupayakan produktivitas yang maksimal dan sebisa mungkin mereduksi spend-time setiapaktivitas untuk dapat mengikuti perkembangan taraf hidup yang terjadi hari demi hari. Hingga pada akhirnya istilah 20


sleepless elite ini muncul dan kita dapat menemukan di platform forum bertanya Quora misalnya, ada pertanyaan seperti “Bagaimana caranya menjadi seorang sleepless elite?�, atau salah satu artikel di Time muncul dengan judul “Bagaimana melatih diri untuk membutuhkan lebih sedikit tidur?�. Uniknya, dalam islam, karakter sleepless elite dapat ditemukan sejak zaman Rasulullah SAW. Pemudapemuda yang membela agama bersama Rasulullah dengan karakter optimis, tangguh, memperjuangkan kebenaran adalah mereka yang sedikit tidurnya di waktu malam. Sebutan untuk mereka adalah singa di siang hari dan rahib di malam hari. Tentunya belum ada teknologi pengecekan gen dan sejenisnya di zaman tersebut yang dapat memastikan keberadaan gen faktor pendukung perilaku tidur yang sedikit, tetapi ada faktor yang menjadi kesamaan pemuda-pemuda sleepless elite ini, yaitu keimanan yang kuat dalam dirinya. Sebagai muslim, kita telah sering ditanamkan akan besarnya keutamaan ibadah saat tengah malam (dini hari), yakni qiyamulllail. Bermunajat kepada Allah dengan shalat, dengan sujud, dzikir dan do'a-do’a, laksana anak panah melesat yang tidak akan lepas dari sasaran. Saat hampir semua orang terlelap dalam tidur, sebagian umat muslim bangun, mengejar keutamaan 21


shalat yang utama setelah shalat fardlu, di waktu sepertiga malam terakhir yaitu sekitar pukul 1.00 - 3.00 dini hari. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami adalah mereka yang apabila diperingatkan (ayat-ayat itu) mereka menyungkur sujud seraya bertasbih dan memuji RabbNya dan mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. Mereka selalu berdoa kepada RabbNya dengan penuh rasa takut dan penuh harap serta menginfakkan rezeki yang Kami berikan kepada mereka,� (As Sajdah 15-16). Tatajaafa (jauh) berasal dari kata jafwah yang berarti lambung mereka tidak menyukai tempat tidur. Mereka yang kerinduannya kepada Rabb-Nya telah mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata, menyebabkan orangorang ini tidak tahan jika berada di tempat tidur berlamalama dan memilih untuk tenggelam dalam kesyahduan malam bersama Allah SWT. Kita ambil contoh Rasulullah Muhammad SAW, sebagai teladan terbaik umat di bumi. Beliau SAW memiliki kebiasaan tidur pada awal malam dan bangun pada pertengahan malam hari. Rutinitas seperti ini menjadikan metabolisme yang terjadi dalam tubuh menyesuaikan dengan kondisi yang memungkinkan untuk beraktifitas

22


lebih awal. Tidur adalah salah satu bentuk kekuasaan Allah SWT, dengannya manusia dapat beristirahat setelah berlelahlelah di siang hari. Sebagai agama yang syumuliyah, tidur pun menjadi salah satu dari begitu banyak aspek dalam hidup manusia yang diatur dalam Islam. Komitmen pemuda muslim terhadap ibadah semulia Qiyamullail telah menjawab sejak berabad-abad lamanya pertanyaan yang baru muncul pada kalangan pemuda dewasa ini. Yang menjadi PR dan perlu umat muslim tunjukkan adalah bahwa karakter ideal ini masih ada. Karakter Qiyamullail pada diri pemuda muslim hingga kini, bukan hanya pada pemuda zaman Rasulullah SAW. Wallahu’alam bishawab.

23


Polemik LGBT: Antara Akal Sehat dan HAM Yusrina Afifah

Perdebatan mengenai LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) antara kelompok yang pro dengan yang kontra seringkali tidak berujung pada penyelesaian. Kelompok yang pro beranggapan bahwa LGBT bukanlah suatu penyakit dan setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih orientasi seksualnya. Adapun kelompok yang kontra menganggap LGBT menyalahi fitrah manusia dan merupakan penyakit mental yang harus diobati. Dalam tulisan ini pun, penulis tidak berusaha dan tidak akan pernah bisa untuk netral karena penulis meyakini LGBT sebagai perilaku yang menyimpang dan tidak dapat diterima akal sehat. Kelompok LGBT dan para pendukungnya akan selalu merasa terganggu dengan kehadiran kelompok kontra LGBT yang mereka cap sebagai pengidap “homofobia�. Sebenarnya istilah tersebut tidak sepenuhnya benar untuk dilabelkan pada setiap orang yang kontra LGBT. Berdasarkan www.avert.org, suatu situs pro LGBT yang berusaha memberikan pemahaman mengenai penyakit 24


AIDS dan kesehatan seksual, homofobia didefinisikan sebagai sikap irasional, rasa benci, intoleransi, dan ketakutan terhadap kelompok LGBT yang mengarah pada suatu bentuk diskriminasi. Dari pengertian tersebut, istilah “irasional” (sikap yang tidak berdasarkan akal sehat) dan “diskriminasi” (perilaku yang tidak adil) yang digunakan menunjukkan adanya sifat subyektif, dimana akal sehat dan keadilan yang digunakan adalah berasal dari apa yang kelompok mereka yakini sehingga tidak benar apabila semua orang yang kontra LGBT dapat disebut sebagai homofobia karena banyak orang yang kontra LGBT berargumen berdasarkan akal sehat yang diyakininya. Ketika kelompok LGBT dengan mudahnya mengecap seseorang yang berusaha memberikan penjelasan mengenai dampak negatif LGBT tanpa ada maksud untuk mendiskriminasi sebagai pengidap homofobia, maka hal itu menunjukkan adanya ketakutan akan suatu kebenaran yang menyebabkan mereka membenci secara irasional kelompok yang kontra LGBT. Hal ini mirip seperti gambaran Kaum Sodom yang mengusir Nabi Luth as. dan orang-orang yang beriman karena menganggap mereka sebagai kelompok yang “sok suci”. Dalam situs Avert tersebut juga dikatakan perlu diadopsinya kepentingan hak asasi manusia (HAM)

25


dalam strategi pendidikan di suatu negara dalam menghadapi homofobia agar terciptanya masyarakat yang lebih baik. Homofobia juga dikaitkan sebagai penyebab utama terhalangnya usaha penyembuhan penyakit AIDS. Akses terhadap program pencegahan AIDS lebih mudah didapatkan oleh pengguna narkoba dan pekerja seks komersial dibandingkan kaum homoseksual karena mereka takut dengan stigma dari orang-orang yang homofobia di lingkungan mereka. Oleh karena itu, mereka berharap kaum homoseksual juga dapat dengan mudah dan tanpa rasa takut untuk mengakses tes HIV agar penyakit AIDS dapat segera diobati. Dari ulasan situs tersebut, secara implisit mereka mengakui bahwa perilaku homoseksual menyebabkan munculnya penyakit AIDS. Namun, bukannya berusaha mencegah penyebaran penyakit AIDS dengan melakukan penolakan perilaku homoseksual, mereka lebih memilih mengobati penyakit AIDS yang tidak bisa 100% disembuhkan. Hal ini menjadi satu dari sekian hal yang tidak dapat diterima oleh akal sehat penulis. Seorang penceramah muslim internasional dari India, sekaligus seorang dokter medis dan kristolog, yakni Dr. Zakir Naik berargumen bahwa perilaku homoseksual bukan disebabkan karena bawaan lahir, tetapi dikarenakan pelakunya sudah terbiasa pada hubungan

26


dengan lawan jenis yang dilakukan berkali-kali sehingga mereka merasa tertantang untuk melakukan sesuatu yang berbeda, yaitu hubungan sesama jenis. Dr. Zakir Naik juga menyampaikan bahwa penelitian yang mengatakan perilaku homoseksual bersifat genetik, merupakan penelitian yang dilakukan oleh seorang homoseksual sehingga penelitian tersebut tidak bisa dipercaya. Ia menegaskan lebih lanjut dengan suatu fakta bahwa berdasarkan data statistik, sebelum seseorang di Amerika menikah, setidaknya mereka telah memiliki rata-rata delapan orang pasangan untuk berhubungan seksual. Berdasarkan argumen-argumen tersebut, dapat dicapai kesimpulan, yaitu perilaku maksiat yang terus dilakukan akan mengarah pada perilaku maksiat lainya. Penulis setuju dengan kesimpulan ini. Persetujuan ini muncul karena dari suatu video mengenai perdebatan antara seorang muslim dengan kelompok LGBT di YouTube, penulis mengetahui bahwa kelompok LGBT sangat memperjuangkan hak-hak mereka sebagai kaum homoseksual, tetapi mereka tidak setuju dengan perilaku penyimpangan seksual lainnya seperti inses (hubungan seksual dengan pasangan yang memiliki hubungan darah atau ikatan keluarga), pedofilia (hubungan seksual dengan anak kecil), zoofilia (hubungan seksual dengan hewan), maupun nekrofilia (hubungan seksual dengan mayat). Bagi mereka, perilaku penyimpangan seksual

27


tersebut melanggar norma sosial dan tidak bisa dibenarkan. Hal ini tentunya berkontradiksi dengan apa yang mereka yakini sebagai HAM karena mereka memiliki norma sosial sendiri yang mendukung LGBT, tetapi menolak penyimpangan seksual seperti yang telah disebutkan. Yang penulis khawatirkan adalah ketika kelompok LGBT ini telah menyebar luas dan diterima oleh orang banyak, maka orang-orang yang memiliki jenis penyimpangan seksual lainnya akan turut menuntut hak asasinya untuk dipenuhi seperti kelompok LGBT. Ironisnya, hal ini sebagian sudah terjadi karena praktik inses sudah mulai dilegalkan di beberapa negara di Eropa atas dasar kebebasan untuk memilih atau HAM. Indonesia adalah negara yang beruntung karena merupakan negara yang beragama sehingga masih banyak masyarakat Indonesia yang mau diatur dengan aturan Tuhan dan tidak memaksakan akal pikirannya untuk melawan fitrah manusia yang sudah ditetapkan Tuhan. Praktik homoseksual merupakan hal yang dilarang agama, terutama agama Islam dan Kristen. Di Indonesia, praktik homoseksual sebenarnya sudah ada sejak lama karena menyatu dengan kebudayaan, misalnya seperti pada tari tradisional Reog Ponorogo, di mana orang yang mengorganisir tari ini atau disebut sebagai Warok tidak boleh berhubungan dengan wanita untuk

28


menjaga kesaktiannya sehingga mereka menerima anakanak laki-laki sebagai asisten untuk melayani mereka, termasuk berhubungan seksual. Dalam suatu video dokumenter mengenai Warok, salah seorang narasumber mengatakan sebelum Islam datang, para Warok tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang haram dan terlarang. Setelah Islam datang dan diterima masyarakat, praktik homoseksual mulai mereka tinggalkan. Masih mengenai kaitan antara homoseksual dengan kebudayaan Indonesia, film terbaru yang berjudul “Kucumbu Tubuh Indahku� sedang banyak dibicarakan. Masyarakat yang mengaku mencintai seni dan perfilman banyak memuji film ini terlepas dari adanya unsur homoseksual. Mereka mengatakan film tersebut bukanlah film yang mendukung LGBT dan justru membahas sisi negatif homoseksual. Mungkin pendapat mereka benar atau mungkin juga tidak, karena penulis sendiri belum menontonnya sehingga penulis tidak dapat menyimpulkan tujuan dari dibuatnya film tersebut. Akan tetapi, terlepas dari pesan apa yang ingin disampaikan, film tersebut bisa memberikan dampak negatif pada penontonnya, terutama anak-anak dan para remaja yang sedang dalam masa mencari jati diri karena secara langsung menunjukkan praktik homoseksual. Mereka

29


yang sebelumnya tidak tahu, menjadi tahu dan bisa saja mereka meyakini bahwa perilaku homoseksual itu bukan hal yang salah karena merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia. Karena patut diingat sekali lagi, LGBT merupakan suatu penyakit yang bukan bawaan dari lahir, tetapi disebabkan karena lingkungan atau kekerasan seksual. Bagaimana dengan orang-orang yang memiliki penyimpangan seksual akibat kekerasan seksual di masa lalu? Hal ini bisa dipelajari dari pengalaman Sam Brodie, seorang mantan transgender yang kini menjadi seorang mualaf dalam bukunya yang berjudul “Samuel, Samantha, and Me�. Sam Brodie pernah mengalami kekerasan seksual saat kecil. Ia lalu mengubah dirinya menjadi perempuan saat umur 12 tahun. Ia sempat terkenal di televisi, namun ia masih merasa gelisah akan kehidupannya hingga akhirnya ia mempelajari Al Qur’an dan menjadi seorang mualaf. Sam Brodie meyakini bahwa kelompok LGBT bisa berubah, namun mereka tidak bisa dipaksa berubah karena mereka punya cara pikir sendiri yang mereka anggap benar. Menangkap dari penjelasan Sam Brodie dan apa yang penulis pahami dari statement-statement kelompok LGBT dan pendukungnya, penulis menganggap cara terbaik untuk menasihati kelompok LGBT adalah dengan 30


mendebat menggunakan logika dan akal sehat terhadap alasan-alasan yang mereka utarakan seperti yang dilakukan seorang muslim dalam video di YouTube yang sudah disebutkan sebelumnya. Karena cara seperti ini dapat memunculkan kebimbangan dan keraguan dari apa yang selama ini mereka anggap benar. Hujatan kepada personal langsung bukanlah hal yang tepat karena bisa saja mereka sedang dalam kondisi kebingungan dan masih mencari jati diri yang menunjukkan masih adanya keinginan untuk menjadi normal. Hujatan juga hanya akan membuat mereka melabeli orang-orang yang berusaha membantunya sebagai homofobia dan semakin menolak kebenaran. Akan tetapi, mengutuk secara keseluruhan praktik LGBT melalui gerakan-gerakan kontra LGBT yang disampaikan secara masif merupakan hal yang dibenarkan dan dapat dikatakan penting untuk dilakukan agar praktik yang terus didukung oleh orangorang yang berpaham liberal dan mengatasnamakan HAM ini tidak menyebar lebih jauh dan diterima oleh masyarakat awam.

31


Refleksi Peradaban Islam Dulu Kini Dan Esok Arie Rizky Dwitama Mengingat kembali kejayaan peradaban Islam dimasa lalu, dan juga jatuhnya kehormatan dan kemuliaan itu seperti nostalgia, terkadang ada juga yang mengatakan sebagai romantisme dalam sebuah sejarah peradaban. Peradaban Islam memang mengalami jatuh-bangun, berbagai peristiwa telah menghiasi perjalanannya. . Namun dari jatuhnya kehormatan dan kemuliaan itu terkadang ada baiknya untuk menjadikan bahan renungan untuk kita semua. Karena bukankah masa lalu merupakan bagian dari perjalanan dari hidup kita. Dimana baik atau buruknya masa lalu yang pernah dilewati, itu semua adalah proses pengembangan dan pembentukan diri ke arah yang lebih baik lagi. Kaum muslimin juga pernah memiliki kejayaan di masa lalu, dimana masa Islam menjadi trendcentre dari seluruh peradaban - peradaban modern dimasa itu, yang akhirnya peradaban itu yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini. Orang - orang pun tidak mudah untuk begitu melupakan peradaban emas yang berhasil ditorehkannya untuk umat manusia ini. Pencerahan pun terjadi di segala bidang dan di seluruh

32


dunia. Sebagai insan muslim yang berintelektual pada saat ini, kita mempunyai sebuah tanggung jawab yang sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Islam di masa yang akan mendatang, namun untuk mengambil sikap secara kongkrit hal ini sangatlah tergantung dari sejauh mana kita sebagai umat muslim menyikapi peradaban dan kebudayaan Islam dimasa lalu dan juga di masa kini. Dimensi dari sebuah sejarah sangatlah penting, dari sana kita dapat memilih dan menentukan diarah mana, disisi mana kita harus berpijak, kita harus berpedoman yang nantinya menjadi arah yang akan menentukan kita ke jalan yang benar ataukah tidak. . Ini sangatlah penting, seorang Iqbal menggolangkan sebagai salah satu bentuk sumber keilmuan. Secara periodik dalam konteks peradaban umat manusia, Islam telah hadir lebih awal lengkap dengan nilai-nilai universalnya dalam upaya memberikan pencerahan terhadap umat manusia pada kurun waktu yang panjang, yakni mulai dari zaman Rasulullah sampai sekarang dan pada ruang yang amat luas yakni mulai dari Mekah sampai hampir seluruh belahan dunia. Melihat kondisi pada saat ini, baik itu dalam hal aqidah, tarbiyah, tsaqafah, dakwah, organisasi, dan akhlak sudah dapat dirasakan dampaknya. Dari kalangan anak-anak yang 33


masik kecil balita, remaja yang baru beranjak dewasa hingga dewasa sampai lansia juga sudah terlihat perubahannya. Perubahan dimana pada saat dahulu terlihat menjunjung tinggi nilai-nilai agama, namun sekarang kalangan umat yang menjunjung tinggi nilainilai tersebut semakin menipis bahkan tidak menghiraukan aqidah yang ada atau bisa dikatakan sudah mengalami penurunan terhadap semua aspek itu. Seperti yang kita tahu aqidah merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan, bisa digunakan sebagai pedoman dalm kehidupan sehari-hari. Bahkan lebih lagi sangat dibutuhkan aqidah yang kuat untuk menghadapi masa-masa seperti sekarang ini. Bisa kita lihat dizaman sekarang banyak kita temui, banyaknya kalangan umat yang meragukan akan kebenaran dan keunggulan Islam itu sendiri. Sudah banyak orang yang memili status sebagai pemuka agama namun melakukan tindakantindakan yang jauh dari aqidah tersebut, seperti berahli profesi menjadi dukun palsu dengan melakukan ritual maupun tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan bahkan dapat dikatakan musyrik. Hal seperti itu tentunya banyak sekali dipengaruhi oleh faktor - faktor luar sepeti tayangan-tayangan yang beredar yang didapatkan dari berbagai media sosial yang berkembang saat ini. Kemudian, bepengaruh juga pada bidang

34


pendidikan sendiri dipengaruhi oleh adanya campur tangan dari pemerintah. Dimana anggaran yang dikeluarkan untuk daerah-daerah sangat bergantung pada pemerintah pusat, yang mana akan digunakan untuk pengembangan tarbiyah (pendidikan) saat ini. Dikarenakan biaya yang tinggi saat ini, menyebabkan pendidikan seolah-olah hanya untuk orang kaya saja, orang yang berkecukupan tanpa mempedulikan orang orang yang tidk termasuk dalam golongan tersebut. Ditambah dengan adanya umat Islam yang melakukan tindak pidana korupsi. Hal tersebut jelas memperparah wajah dari umat muslim tersebut dan juga kondisi umat Islam saat ini. Dimana seharusnya orang Islam dapat menghindari perilaku tercela tersebut, bukan malah melakukannya. Sehingga hal tersebut membuat nurani masyarakat khususnya umat Islam menurun kepercayaannya terhadap keunggulan Islam. Bahasan yang tidak jauh penting adalah tentang tsaqafah (pengetahuan/budaya). Budaya Islam saat ini, terutama di Indonesia dapat diaktakan sudah tercampur dengan budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan aqidah aqidah islam yang tertera. Hal tersebut menjadikan adanya akulturasi budaya yang menyimpang dari budaya masyarakat Indonesia itu sendiri. Banyak anak remaja dan anak muda lainnya yang dapat dikatakan

35


sudah berlebihan dalam bergaul yang disebabkan cepatnya perkembangan media elektronik yang ada saat ini. Perkembangan globalisasi saat ini tentunya disalahgunakan oleh beberapa manusia saat ini. Hal tersebut memicu terkikisnya nilai-nilai keislaman dan meningkatnya nilai ‘kebaratan’. Banyak budaya barat yang diadopsi oleh kaum muslim di Indonesia, namun budaya Islam kita sendiri lama kelamaan mulai ditinggalkan, namun ada pula yang dapat dikatakan dapat mengadopsi dengan baik dan sesuai aqidah yang ada di Islam. Lalu selanjutnya mengenai dakwah, dakwah yang dilakukan secara terbuka akan sangat cepat persebarannya. Pada zaman dahulu, sebelum banyak berkembang media sosial dimana mana seperti saat ini, kegiatan-kegiatan dakwah sangat sering kita jumpai. Dimana dakwah tersebut dijadikan sebagi pengganti media sosial oleh beberapa umat Islam, selain itu juga dapat digunakan untuk saling membagi ilmu, wawasan, maupun pengalaman. Kondisi lembaga dakwah saat ini yang tidak sepenuhnya sempurna, terdapat lembaga yang kurang tepat dalam melakukan proses ibadahnya, sehingga dapat menjadikan kaum mandul akan berbudaya. Kemudian dalam suatu organisasi, sangat diperlukan banyak hal dalam membangun, mendirikan

36


serta mengikuti suatu organisasi tersebut. Baik dalam hal manajemen ataupun kerelaan dalam suatu pengorbanan harus dilakukan, disini kepentingan orang lain tentunya harus didahulukan. Namun, yang terjadi saat ini, potensipotensi dalam berororganisai dalam ruang lingkup organisai Islam yang kurang efektif dan adanya ikut serta dari anggota lain yang lemah dalam hal pendidikan dan wawasan menyebabkan lemahnya organisasi Islam yang ada. Untuk yang terakhir adalah tentang akhlak. Banyak akhlak umat muslim saat ini yang sudah tercemari ghazwul fikri, banyak yang sudah meninggakan nilainilai agama padahal nilai-nilai agama yang seharusnya dijadikan pedoman, kini malah semakin ditinggalkan.

37


Ilmu, Ilmuwan, Dan Alquran Inayatul Inayah Perkembangan teknologi menuntut kita untuk terus berinovasi guna mempertahankan esensi diri. Belakangan ini sedang marak sebuah teknologi kecerdasan buatan atau lebih akrab disebut dengan Artificial Intelligent (AI). Sebuah teknologi yang akhir-akhir ini sedang hangat diperbincangkan dan mendapat perhatian tersendiri baik dikalangan ilmuwan maupun praktikan. AI sendiri memiliki definisi sebagai kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel� AI telah banyak mengubah pola pemikiran dan tatanan kehidupan. Sebuah statement dari seorang teman yang menjadi tanda tanya besar “Jangan mempelajari AI terlalu mendalam, kamu akan merusak kekuasaan Tuhan.� Pernyataan ini sempat sedikit mengusik pikiran. Apakah benar akan seperti itu? Kok bisa? Bukankah mengembangkan ilmu dan teknologi juga bagian dari 38


tugas dan fungsi ilmuwan? Sebuah film yang berjudul “Replicas� mampu memunculkan sepercik api rasa penasaran, memunculkan kembali pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuasan Tuhan, bukan sebagai bentuk keraguan atas kuasa-Nya, melainkan.“Apakah perkembangan ilmu pengetahuan tak lagi sesuai dengan hierarki ilmu pengetahuan itu sendiri?� Yang mana ilmu pengetahuan menjadi sebuah alat untuk membuktikan kekuasaan Tuhan, dan ilmuwan menjadi prajurit utama dalam membuktikan kebenaran al-quran? Film ini menggambarkan tentang sebuah teknologi kloning, yaitu proses pengambilan informasi genetik dari satu makhluk hidup untuk menciptakan salinan identik darinya. Kloning telah dilakukan sejak lama. Namun, kloning baru diterapkan untuk hewan dan tanaman (pencangkokan). Siapa yang tak kenal dengan si Domba Dolly? Dalam dunia kloning hewan, Dolly merupakan salah satu hewan hasil kloning. Dolly dikloning menggunakan sel tunggal yang diambil dari domba donor. Melihat keberhasilan kloning Dolly, maka memicu ilmuwan untuk berlombalomba mengembangkan dan menciptakan hewan hasil kloning lainnya. Sekelompok tim peneliti mampu 39


menghasilkan sapi, domba, dan ayam, dimana ketiganya memiliki kode genetik identik dengan mentransfer inti sel yang diambil dari embrio donor ke telur yang telah dikosongkan dari intinya. Di Korea Utara, peneliti berhasil mengkloning sel dari Chase, seekor anjing pelacak dan menghasilkan enam ekor anjing pelacak tangguh untuk bekerja di kepolisian. Dalam dunia tanaman dan tumbuhan, kloning juga telah berhasil dilakukan. Salah satu tanaman hasil kloning yang telah diciptakan yaitu tanaman buah jeruk. Satu varietas jeruk yang disebut jeruk navel memiliki tonjolan di bagian dasar jeruk, yang mirip dengan pusar manusia. Tonjolan ini sebenarnya adalah sisa pertumbuhan buah kedua. Semua pohon jeruk navel adalah hasil kloning dari satu sama lain. Jeruk navel tidak berbiji, yang berarti jeruk ini tidak dapat mereproduksi sendiri. Itu berarti pohon jeruk navel hanya perlu dicangkokkan dari satu sama lain untuk membuat pohon baru. Keberhasilan kloning dalam dunia hewan dan tumbuhan, berhasil mengusik rasa penasaran para ilmuwan. “Apakah kloning juga akan berhasil jika diterapkan pada manusia?�. Pada dasarnya kloning adalah individu yang memiliki kode genetik identik. Kembar identik adalah hasil kloning karena mereka berbagi rantai DNA dan kode genetik yang hampir identik. Namun kloning ini adalah 40


kloning alami, kloning buatan Tuhan. Namun, dewasa ini juga telah berkembang kloning embrio. Kloning embrio terjadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri, yang terbentuk dari pertemuan antara sel sperma suaminya dengan sel telurnya. Lalu sel embrio tersebut dibagi dengan suatu teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio yang berpotensi untuk membelah dan berkembang. Kemudian sel-sel embrio tersebut dipisahkan agar masing-masing menjadi embrio tersendiri yang persis sama dengan sel embrio pertama yang menjadi sumber pengambilan sel. Selanjutnya sel-sel embrio itu dapat ditanamkan dalam rahim perempuan asing (bukan istri), atau dalam rahim istri kedua dari suami. Kedua bentuk kloning ini hukumnya haram. Sebab dalam hal ini telah terjadi pencampuradukan dan penghilangan nasab (garis keturunan), dan Islam telah mengharamkan hal ini. Namun jika sel-sel embrio tersebut ditanamkan ke dalam rahim perempuan pemilik sel telur itu sendiri, maka kloning seperti ini hukumnya mubah menurut syara’, sebab kloning seperti ini adalah upaya memperbanyak embrio yang sudah ada dalam rahim perempuan itu sendiri, dengan suatu teknik tertentu untuk menghasilkan anak kembar.

41


Jika kloning yang telah dikembangkan saat ini adalah kloning embrio, maka film Replica menggambarkan kloning manusia. Manusia yang telah mati dapat dihidupkan kembali dengan membuat replicanya. Ia mengambil seluruh identitas baik struktur morfologi, sel dan jaringan maupun memory manusia yang telah mati, sehingga ia akan benar-benar sama seperti manusia yang telah meninggal. Jika proses kloning manusia terjadi seperti itu, maka tidak akan ada manusia yang mati. Manusia yang mati dapat dihidupkan kembali, dan begitu seterusnya hingga proses ini berakhir. ini jelas melanggar takdir Illahi, karena manusia dapat diciptakan oleh manusia itu sendiri. Sebelum teknologi ini berkembang pesat, Allah telah mengingatkan melalui kalamNya, QS. An-Nisaa’ berikut ini : “…dan akan aku (Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.” (QS. An Nisaa’ : 119) Jika ilmu adalah pemberian Tuhan, maka sejatinya ilmuwan menggunakannya untuk membuktikan kekuasaan Tuhan. “Ilmu tanpa iman, buta. Iman tanpa ilmu, lumpuh”

42


Kalimat diatas seolah menjadi pengingat untuk kita semua bahwa ilmu dan iman adalah dua hal yang harus terus bersisihan. Ilmuwan yang berilmu namun tak beriman, ia akan merasa sangat sombong, menganggap bahwa dirinya adalah yang terhebat, menggunakan ilmunya bukan untuk membenarkan kuasa Tuhan, menggunakan ilmunya bukan untuk menjawab fenomena yang telah dijelaskan dalam Al-quran. Sedangkan orang yang beriman namun tak berilmu, maka keimanannya patut dipertanyakan. Bagaimana ia mampu meyakini tanpa mengetahui ilmunya? Tentunya ia akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bisa saja tidak sesuai dengan ajaran Al-quran. Maka darinya, orang yang berilmu dan beriman, laksana mutiara diantara pasir lautan. Terakhir, Esensi ilmu adalah sebagai bekal ilmuwan dalam membenarkan Al-quran

43


Lingkaran Pertemuan Bernama Mentoring Yusri Sudah lebih dari 10 tahun aku bertemu dengannya. Sebuah ekskul rohis di SMPN 5 Bandung bernama Rohani554. Dengan sebuah jaket berwarna biru langit dan selasar masjid sebagai tempat nongkrong anggotanya. Tidak pernah menyangka bahwa bergabung di dalamnya menjadi titik awal sebuah proses pengembangan diriku hingga hari ini. Rohani554 adalah sebuah ekskul remaja masjid atau rohis di SMPN 5 Bandung yang beranggotakan anak laki-laki maupun perempuan dari setiap tingkatan kelas. Kegiatan yang rutin dilakukan adalah pertemuan setiap hari sabtu yang biasa kami sebut dengan mentoring. Belajar tentang Islam seperti aqidah, ruhiyah, akhlak, dan fiqih yang dikemas melalui kisah dan permainan. Dimulai dengan mengenal Allah lalu berlanjut bagaimana cara beribadah kepada-Nya yang sesuai dengan Al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah saw. Selain mentoring, ekskul ini juga mengadakan kegiatan di luar masjid seperti Malam Bina dan Takwa (MABIT), Tafakur Alam, kemping, olahraga bareng, dan pelatihan soft skill yang disertai simulasi.

44


Banyak pembelajaran yang aku temukan disini dan ternyata menjadi titik awal perkembangan diriku yang sekarang. Dimulai dari materi-materi Islam, kisah-kisah tokohnya, pengalaman dari teman maupun kakak kelas, materi keorganisasian, dan pengembangan karakter. Walau aku tidak bisa menjadi seorang yang ahli dalam satu hal yaitu organisasi ataupun materi, aku mendapatkan banyak pembelajaran yang beragam dari ekskul ini. Bagian yang menarik dari ekskul ini adalah alumninya dibebaskan untuk melanjutkan mentoring bersama mentornya dan datang ke kegiatan rutin tiap sabtu. Satu hal yang membekas dari ekskul ini bagiku ini adalah kegiatan mentoringnya. Bukan hanya karena mentor yang menjadi pembicara utama dalam rangkaian mentoring ini. Bukan juga hanya karena teman-teman sekelompok yang hadir mentoring. Bukan juga hanya materi mentoringnya yang disampaikan. Tetapi serangkaian proses dan orangorang yang terlibat disanalah yang membuat mentoring sangat berkesan semenjak tergabung didalamnya. Mentoring adalah proses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari seorang mentor. Pengetahuan yang diriku dapatkan adalah pengetahuan tentang ilmu-ilmu Islam. Pengalaman yang diriku dengarkan adalah pengalaman kehidupannya dalam beberapa kasus yang 45


memiliki sebuah hikmah yang berkaitan dengan tema materi mentoring. Pengalaman yang dibagikan pun beragam, seperti saat belajar, berorganisasi, berinteraksi dengan teman, maupun berinteraksi dengan keluarga. Kadang juga pengalaman yang diceritakan adalah kisah dari seorang kenalannya ataupun dari kisah inspiratif salah satu tokoh yang dibaca. Selalu ada hal yang bisa dibagikan oleh mentor kepadaku sebagai mentee yang hadir saat menghadiri mentoring. Mentor merupakan seseorang yang bisa disebut sebagai pembimbing kelompok mentoring. Seseorang yang membagikan pengalaman maupun pengetahuan yang dimilikinya kepada mentee saat mentoring. Melalui mentoring diriku menemukan sosok-sosok yang beragam dari mentor seperti guru, orang tua, pemimpin, dan teman. Dia adalah seorang guru yang senantiasa membagikan ilmu serta pengalamannya kepada mentee agar mentee bisa menjadi orang yang lebih baik dibandingkan dirinya. Dia adalah seorang ayah atau ibu yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk mentee ketika mentee membutuhkan pertolongan. Dia adalah seorang pemimpin yang membantu mentee untuk menggali, mengembangkan, dan mengarahkan potensi yang dimiliki mentee. Dia juga adalah seorang teman yang senantiasa menjadi seorang pendengar setia ketika

46


mentee bercerita. Melalui sosok-sosok itulah, diriku belajar melalui materi yang disampaikan, keteladanan dari kisahnya, sikap maupun caranya, dan nasehatnasehat yang diucapkan saat berbicara dengannya. Melalui mentoring, diriku belajar tentang makna seorang teman. Diriku belajar makna tersebut melalui mereka yang menjadi mentee sepertiku dalam satu kelompok yang sama. Mereka menunjukkan rasa tulus saat menolong sesama. Mereka menunjukkan rasa peduli ketika yang lain mendapat musibah. Mereka menunjukkan semangat berjuang bersama dalam kebaikan. Dari mereka, diriku belajar bahwa teman itu ikhlas untuk membantu sesama yang lain, tidak meninggalkan seseorang ketika dilanda kesulitan, dan saling menguatkan untuk meraih kemenangan yang dikejar bersama. Seperti yang kutuliskan sebelumnya, materi yang kuterima adalah aqidah, ruhiyah, akhlak, dan fiqih. Namun, materi tersebut menyesuaikan dengan mentor yang menjadi pemateri. Terkadang bisa selama beberapa pertemuan hanya membahas satu bab ruhiyah, terkadang juga membahas fiqih, dan terkadang materi yang pernah disampaikan diulang kembali. Karena dalam proses mentoring, mentor akan mempertanggungjawabkan apa yang dia sampaikan kepada mentee. Oleh karena itu 47


diperlukan pemahaman serta referensi yang baik sebelum menyampaikan materi. Seperti asupan nutrisi untuk seorang anak, mentoring bagiku adalah nutrisi untuk hati dan jiwa. Pernah diriku tidak mengikuti mentoring karena mentorku sedang sibuk mengerjakan tugas skripsi. Setahun lamanya diriku tidak mengikuti mentoring dan ada perasaan yang mengganjal. Seperti ada yang kurang lengkap saat aku menjalani kehidupan sehari-hariku. Dan kembali kutemukan bagian yang kurang tersebut dalam mentoring bersama mentorku. Walau hanya hadir sebentar saja, hati ini kembali terisi semangat kebaikan dan kebermanfaatan. Kembali menguatkan jiwa yang lesu dan menyinarinya dari gelapnya hati. Mentoring bukan hanya tentang mendapatkan materi dari mentor maupun bertemu teman kelompok mentoring. Mentoring ini tentang proses pengembangan diri seseorang menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Mendapatkan materi atau nasehat tidak selamanya melalui mentoring saja karena sumber ilmu semakin banyak seiring berkembangnya teknologi. Bertemu teman kelompok untuk menguatkan semangat bisa dilakukan selain saat waktu mentoring. Ini tentang ikhtiar seseorang untuk mengikuti proses rangkaian mentoring, dimulai dengan melangkahkan kaki menuju tempat mentoring 48


hingga meninggalkannya. Karena melalui mentoring, jiwa dan hati seseorang akan kembali terisi semangat kebermanfaatan. Suasana jiwa dan hati yang kembali terisi semangat kebermanfaatan ketika hadir dalam sebuah lingkaran majelis ilmu. Bertemu dengan orang-orang yang shaleh dan menginspirasi. Inilah mengapa mentoring begitu berkesan bagiku. Lalu diriku ingin membagikan kesan itu kepada adik-adik kelasku yang masih duduk di bangku sekolah. Supaya mereka bisa mengetahui apa yang kurasakan melalui lingkaran pertemuan bernama mentoring.

49


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.