Gaya Visual Skateboard Video dalam Dokumenter No Place Like Home

Page 1

Gaya Visual Skateboard Video pada Dokumenter “No Place Like Home Oleh Zulhiczar Arie

Abstrak Karya Seni dengan judul “Gaya Visual Skateboard Video pada Dokumenter “No Place Like Home”” ini mempunyai tujuan sebagai berikut a) memberikan alternatif gaya visual baru format dokumenter di Indonesia; b) mengenalkan komunitas skateboard ke khalayak yang lebih luas; c) mengenalkan konsep media skateboard video ke khalayak luas. Objek penciptaan karya seni ini adalah komunitas skateboard di Yogyakarta yang terwakilkan oleh komunitas Gedung Pusat Skateboarding. Karya seni ini berbentuk Film Dokumenter yang menceritakan kehidupan sebuah komunitas skateboard di Indonesia. Konsep Estetik penciptaan Karya Seni ini menggunakan Gaya Visual Skateboard Video yang diterapkan ke dalam bentuk Film Dokumenter. Gaya Visual Skateboard Video diterapkan dalam karya ini disesuaikan dengan objeknya yaitu komunitas skateboard sehingga melalui konsep Gaya Visual Skateboard Video tersebut bisa menangkap gambar pergerakan objek skateboard yang cepat dan dinamis. Kata kunci : Gaya Visual, Skateboard Video, Dokumenter.

Pendahuluan Film dokumenter di Indonesia mungkin tidak sama populernya dibandingkan dengan di luar negeri, pengertian film dokumenter di Indonesia masih sebatas sebagai film-film propaganda jaman orde lama dulu, atau sebuah film yang menampilkan tingkah laku hewan di alam liar seperti di chanel National Geographic. Padahal sebenarnya film dokumenter adalah medium yang sangat berkuasa untuk membawa penonton menuju perspektif lain yang disajikan pembuatnya melalui film tersebut.1 Paling tidak, sebuah film dokumenter haruslah 1

Abraham Mudito, Pengantar Program Katalog Festival Film Dokumenter 2010. Festival Film Dokumenter. Hal.05


membawa sebuah pencerahan baru bagi penontonnya, program televisi haruslah memiliki faedah yang jelas. Maka untuk membawa masyarakat Indonesia kepada pencerahan yang lebih baik, film dokumenter sebaiknya tidak hanya sebatas membahas isu-isu kekerasan atau propaganda, sebuah film dokumenter juga bisa bercerita secara ringan namun tetap bermanfaat dengan mengangkat tema dari hobi atau komunitas. Sebuah hobi atau komunitas tertentu pasti akan didasari oleh rasa suka dan rasa ketertarikan yang sama terhadap suatu hal. Karena kesamaan tersebut itulah yang mendasari berbagai macam manusia membentuk sebuah komunitas atas nama kegemaran/hobi tersebut. Banyak orang yang rela menghabiskan dana dan waktunya untuk mencurahkan segalanya ke dalam hobi tersebut. Saat ini pun sebuah hobi bisa menjadi sebuah profesi, atau istilah lainnya dari hobi bisa jadi hoki. Objek mendasar yang akan diangkat untuk tema karya seni kali ini adalah dari Hobi. Pemilihan hobi atau kesenangan atau kegemaran sebagai dasar menciptakan sebuah program mempunyai beberapa alasan, selain tema-nya yang ringan, sebuah hobi atau komunitas biasanya bersifat unik. Komunitas Skateboard di Indonesia. Komunitas skateboard di Indonesia mempunyai sejarah yang berbeda dari komunitas-komunitas skateboard di luar negeri sana. Perbedaannya dimulai dari kurang memadainya sarana atau fasilitas skatepark di Indonesia, karena belum banyaknya skatepark yang dibangun maka para penggemar atau nantinya akan jadi pemain skateboard berinisiatif sendiri untuk mulai bermain skateboard seadanya, mungkin hanya di sebuah pelataran kosong, dimulai dari seorang diri akan muncul beberapa teman yang ikut bergabung. Setelah ada beberapa pemain maka mereka ingin membuat sebuah alat/obstacles untuk mendukung permainan mereka. Setelah alat jadi seperti halnya box atau rail ini akan membuat banyak skateboarder untuk bergabung, maka dari sanalah sebuah komunitas skateboard terbentuk. Takjarang pula dari sebuah komunitas independent tersebut akhirnya mereka bisa maju menghasilkan skateboarder-skateboarder berbakat, brandbrand skateboard juga sebuah skatepark yang mereka bangun dengan hasil jerih payah sendiri. Ini berbeda dengan di luar negeri sana, fasilitas skatepark sudah


tersedia di setiap kota, jadi bagi yang ingin bermain skateboard mereka hanya datang dan bermain skateboard di skatepark, mereka mulai bermain dan bergabung dengan skateboarder-skateboarder lainnya lalu secara tidak sengaja maka terbentuklah sebuah komunitas yang tergabung dari bermain di skatepark. Bahkan tak jarang pula skateboarder-skateboarder di luar negeri hanya bermain di skatepark dan tidak peduli antar sesamanya. Keseluruhan faktor yang ada di dunia skateboard Indonesia sebenarnya bermula dari sebuah komunitas skateboard. Arahnya akan dimulai dari sifat skateboard itu sendiri, skateboarding merupakan permainan yang dilakukan bersama-sama, skateboard tidak akan menarik apabila hanya dilakukan sendiri atau secara individual. Permainan skateboard pun memerlukan banyak teman agar bisa berbagi atau sharing trick satu sama lain. Maka dari itu terbentuklah sebuah komunitas skateboard. Sebuah komunitas skateboard pada awalnya terdiri dari beberapa skateboarder yang berkumpul karena mempunyai satu kesamaan. Kesamaan latar belakang tempat tinggal yang berdekatan, kesamaan tempat mereka bersekolah atau kuliah, dan masih banyak hal-hal lain yang mempengaruhinya. Melalui beberapa kesamaan tersebut mereka terus bermain dan mempelajari teknik-teknik skateboard. Alasan utamanya mereka hanya ingin maju dan lebih bersenang-senang dalam bermain skateboard. Berbekal dari menonton video-video skateboard luar negeri yang mempertunjukkan trick-trick skateboard, mereka juga ingin mencoba dan berusaha mengikuti gaya-gaya mereka. Dari komunitas tersebut mereka juga mulai berpatungan untuk membuat alat-alat pendukung secara swadaya, ini juga karena belum adanya lirikan dari pemerintah atau instansi swasta yang mendukungnya. Mereka mulai membuat sebuah box atau rail yang bisa digunakan untuk berlatih tiap hari. Sebuah komunitas skateboard adalah komunitas yang sangat unik, karena didalamnya hanya didasari oleh rasa persaudaraan dan kebersamaan tanpa ada kesepakatan atau perjanjian tertulis mereka masih bisa bertahan. Mereka terus berkembang bahkan tak jarang pelakunya sudah berganti-ganti orang bahkan berpindah-pindah tempat, namun komunitas tersebut masih terus hidup.


Beberapa komunitas skateboard di Indonesia tersebar di beberapa kota besar antara lain di Jakarta ada komunitas yang bermain di Puink Skatepark Jakarta Utara, komunitas Stasiun Senen, taman Menteng, Pondok Kelapa, dll. Di Bandung ada di Tegalega park, Gedung Sate dan di daerah jembatan Dago. Di Semarang ada di Audit Undip, Talenta Park, dan WP street. Kemudian komunitas di Yogyakarta, beberapa tergabung di komunitas Balkot Krew skateboarding, Sarkun Skateboard, Wiratama, dan komunitas skateboard tertua di Jogja ada di Gedung Pusat Skateboarding UGM Yogyakarta. Gedung Pusat Skateboarding Yogyakarta Kancah skateboarding Yogyakarta pertamakali ini terbentuk pada tahun 1991-1992 dari 10 orang pemain yang rata-rata masih SMP, mereka bermain skateboard tiap hari minggu subuh hingga pagi didekat lapangan Pancasila UGM (sekarang Graha Sabha Pramana). Masing-masing anak mengenal olahraga skateboard pertamakali dengan pengaruh dan tujuan yang berbeda-beda antara lain mendapat pengaruh dari majalah skateboard luar negeri, pengaruh dari teman atau saudara yang lebih dulu bermain skateboard di Jakarta dan Bandung. Tujuan bermain skateboard pada waktu itu karena ingin olahraga pagi selain untuk ingin mempelajari trik-trik yang diketahui dari majalah dan video, dan sebagai alternatif dari olahraga sepatu roda. Perlengkapan skateboard pada waktu itu dibeli di Jakarta, Bandung, atau USA dengan cara titip teman. Kegiatan bermain skateboard mulai rutin dilakukan tiap minggu di Gedung Pusat UGM dengan memanfaatkan aspal yang halus dan trotoar, dengan trik-trik dasar yang sudah dikuasai pada waktu itu separti boneless, railslide, ollie, shove-it,dll. Pada saat itu anak-anak mulai berinisiatif untuk membuat alat-alat/obstacle sendiri diberbagai lokasi seperti dibeberapa rumah mereka sendiri, alat yang dibuat antara lain Rail, Banks, dan Quarter Pipe.2 Sebuah Komunitas Skateboard memang sangat unik, karena tidak ada peraturan formal yang mengharuskan seorang anggota baru untuk bisa ikut 2

arsip GP skateboarding


bergabung di dalam komunitas tersebut. Biasanya orang yang tertarik datang melihat, berkenalan, dan langsung berlatih bersama. Di Komunitas GP skateboarding sendiri terdiri dari berbagai macam orang yang juga berasal dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari Yogyakarta sendiri, Semarang, Tegal, Jakarta, Bekasi, Bandung, Balikpapan, Samarinda, Bali, Madiun, Lombok dan bahkan pernah ada beberapa skateboarder dari Jerman dan Jepang yang sedang kuliah di UGM. Komunitas ini juga tidak sebatas oleh mahasiswa-mahasiswa yang sedang berkuliah di UGM. Mereka yang dari luar UGM pun sangat boleh bermain di komunitas ini. Banyak yang berkuliah di Universitas Pembangunan Nasional

YogyakartaYogyakarta

(UPN),

Akademi

Komputer(Amikom)

,

Universitas Negeri Yogyakarta(UNY) dan Instittut Seni Indonesia (ISI). Bahkan beberapa orang yang sudah bekerja tetap eksis bermain skateboard di sini. Komunitas skateboarder

skateboard berprestasi

tidak yang

hanya

menghasilkan

membanggakan.

skateboarder-

Sebuah

komunitas

skateboardvuga melahirkan beberapa brand yang menyupport skateboard industri lingkup lokal sebuah komunitas skateboard juga bisa mnorehkan prestasi melalui pengadaan sebuah event, juga dari sebuah karya video. GP skateboarding pernah beberapa kali bekerjasama dengan Indonesia Skateboarding Association (ISA) mengadakan pagelaran kompetisi ISA National Championship dari tahun 20032006, GP Skateboarding juga pernah mengadakan kompetisi mandiri “Reunite� sampai 3 seri berturut. Takhanya itu komunitas GP skateboarding juga telah memproduksi 3 skate video guna benar-benar menunjukan eksistensi dan mendukung perkembangan skateboard di Indonesia. Di komunitas GP skateboarding sendiri telah menghasilkan beberapa brand yang terus berkembang dan men-support perkembangan skateboard di Indonesia. Ada Hello Skateboards Co sebuah perusahaan yang menjual produk papan skateboard dengan merk lokal yang telah berusia 5 tahun lamanya. Pencetus dan pemiliknya sekarang juga masih bermain di komunitas GP Skateboarding. Hello skateboards

juga

telah

mensponsori

beberapa

skateboarder

lokal

GP

skateboarding dari Jogjakarta. Selain brand papan skateboard, di GP


Skateboarding juga melahirkan beberapa clothing yang cukup sukses di industri lokal clothingnasional dan Jogja. Antara lain ada Selfish Brand, Shine Clothing, Rubber Cloth, dll. Oleh karena itu sebuah komunitas skateboard tidak terbatas hanya digunakan sebagai tempat bermain saja, namun disitulah lahir beberapa brand yang mulanya muncul dari sebuah komunitas namun akhirnya bisa turut mengangkat industri lokal Indonesia ,bahkan bisa menghidupi pelakunya. Gaya Visual Setiap program televisi atau film memiliki ciri yang sangat kuat sebagai pembeda antara media-media yang lainnya. Dalam televisi dan film terdapat unsur yang sangat kuat yang dapat mempengaruhi khalayak secara langsung, yaitu unsur visual. Namun secara tidak langsung unsur visual masih dianggap hanya sebagai pendukung bagi isi dari keseluruhan program, padahal unsur visual tersebut sebenarnya berada pada posisi yang sama dengan isi dari program tersebut. Bahkan lebih tinggi karena ketertarikan sebuah medium televisi atau film lebih dititik beratkan pada unsur visual. Gaya visual sebagai komunikasi massa seringkali menjadi cerminan keinginan dan selera pasar .Selera pasar pun selalu berubah seiring dengan perkembangan jaman di segala aspek kehidupan. Sesuai tujuannya untuk menyampaikan pesan kepada pangsa pasar yang tepat, gaya visual haruslah peka terhadap setiap perubahan dan perkembangan jaman. Perkembangan jaman dan teknologi turut mempengaruhi perkembangan gaya visual. Gaya visual merefleksikan berbagai aspek kehidupan masyarakat,sosial ekonomi dan pergolakan politik pada masa itu. 3 Gaya visual dalam sebuah program televisi bukan hanya dapat memberikan karakteristik tersendiri pada program, namun juga memberikan penonton sebuah pengalaman visual yang berkonsep, walaupun dalam bentuk tayangan faktual. Program faktual seperti halnya film dokumenter, juga harus memberikan pengemasan yang menarik, baik itu secara penyampaian maupun visualisasi. 3

Siska Rahardiyanti. Op. cit hal. 11


Skateboard Video Skateboard video atau biasa disebut oleh para skateboarder dengan ‘skate video’ memang belum banyak dikaji. Ini membuat belum banyak literatur atau buku yang membahas mengenai skate video. Penelusuran untuk mencari definisi mengenai skate video berakhir di wikipedia, yang menjelaskan bahwa A skate video is a movie about skateboarding, often showing new tricks in a montage format, In most skate videos, skaters show their skills in sections called video parts, but other formats and techniques, such as montages, are used, and new tricks are often demonstrated.Skate videos are usually made by skateboard companies, but small skateshops, magazines, websites and independent skaters may also make skate videos. Skate video adalah sebuah film tentang skateboarding, biasanya mempertunjukkan trick-trick baru dalam format gabungan acak (montase/kompilasi), di kebanyakan skate video, para skater menunjukkan keahlian mereka di beberapa bagian yang disebut video part, tapi di format dan tehnis lain, seperti pada format gabungan acak akan sering ditemukan trick-trick baru yang diperlihatkan. Skate video biasanya dibuat oleh skateboard companies, tapi beberapa skateshop, majalah, website dan secara pribadi juga membuat skate video.4 Perkembangan skateboard video saat ini sudah sangat pesat. Dibandingkan pada dekade 70-an dimana skate video mulai diperkenalkan. Stacey Peralta salah satu skateboarder yang hidupnya bergantung pada olahraga skateboard di tahun 1970-an memproduksi sebuah film video skate pertama, Bones Brigade, dengan pemain Tony Hawk muda, ada beberapa video pertama setelah tahun-tahun tersebut. Coba simaklah aksi di Video Days milik Blind Skateboards (1991) dan Questionable milik Plan B’s (1992). Di video ini para skateboarder terlihat sangat luar biasa, bahkan setelah mereka mengeluarkan video asli5 Secara sederhana sebuah skate video adalah sebuah kumpulan video dari permainan satu atau beberapa skateboarder yang disusun menjadi satu (secara 4

http://en.wikipedia.org/wiki/Skate_video diakses pada tanggal 18 September 2010 pada pukul 07.48 5

Ben Powell, Olahraga Ekstrem Skateboard, Tiga Serangkai, Solo, 2003. Hal. 25


montage editing) lalu ditayangkan menjadi satu buah kesatuan film. Sebuah skate video biasanya terdiri dari beberapa skateboarder yang tiap skateboarder-nya dibagi dalam sebuah part. Skate video bukanlah sebuah kumpulan video bodoh yang biasa kita jumpai tengah malam di beberapa stasiun televisi, kebanyakan video tersebut hanya menampilkan kejadian lucu, konyol bahkan mengerikan karena menampilkan kejadian saat jatuh dalam permainan skateboard. Skate video adalah sebuah karya yang berbeda. Dimana didalamnya menggabungkan konsep videografi yang lain daripada yang lainnya, lalu mempunyai dasar jurnalistik yang kuat karena kejadian yang ada didalam skate video adalah asli realita tanpa rekayasa. Dan yang terakhir sebuah skate video meampilkan objek yang menarik, permainan yang luar biasa karena trick-trick skateboard yang tidak mudah dilakukan oleh orang awam. Secara tehnis skateboard video adalah sebuah karya yang tidak mudah dibuat. Pertama ada beberapa treatment dalam skate video yang memang sudah menjadi ciri dari skate video itu sendiri. Ciri itu kuat di dalam konsep videografi dan editing-nya. Dimana dalam konsep videografi skate video dianjurkan untuk selalu menggunakan converter lens wide/ fish eye untuk mengambil gambar skateboard pada jarak dan kecepatan yang cukup dekat, lalu teknis follow on board dimana kameraman dalam skate video juga mengendarai skateboard untuk mengambil

gambar

saat

pengambilan

gambar

running,

dan

untuk

memaksimalkan 2 konsep diatas kebanyakan pengambilan gambar pada skate video adalah menggunakan teknis hand held dan low angle, dimana dengan teknis tersebut dapat memudahkan sang kameraman untuk bergerak dan menciptakan pergerakan gambar yang dinamis, juga sang skateboarder dapat terlihat lebih tinggi saat melakukan trick.


Gb 1 . Kamera Sony VX-2100menggunakan lensa fish eye. (sumber: data foto pribadi)

Gb 2. Pengambilan gambar dengan follow on board, handheld dan low angle (sumber : hatisenangskateboarding.blogspot.com) Kesulitan yang kedua adalah dalam skate video, trik yang dilakukan oleh sang skateboarder tidak selalu terus jadi dan berhasil. Harus ada beberapa kali percobaan untuk menghasilkan hasil yang terbaik. Dalam hal ini pembuat skate video haruslah sabar dan menikmati pekerjaannya. Beberapa alasan teknis diatas digunakan karena memang objek dari skateboard hanya bisa direkam menggunakan treatment-treatment tersebut. Saat ini skateboarding video sudah menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari dunia skateboarding itu sendiri. Perkembangan skateboard memang sangat dipengaruhi oleh media. Salah satu media yang memengaruhinya adalah melalui skate video. Karena para skateboarder di seluruh dunia selalu ingin tahu trend apa yang sedang berkembang di pusatnya skateboarddi Amerika ataupun Eropa sana. Baik mengenai triknya, style, produk terbaru dan berita-berita mengenai skateboarder professional idola mereka . Ini membuat para industri brand-brand skateboard juga memanfaatkan skate video sebagai alat promosi produk mereka. Bahkan saat ini dengan dukungan teknologi dan teknik videografi yang apik telah banyak menghasilkan sebuah karya yang luar biasa, penggabungan antara keindahan teknis videografi dan keunikan trick-trick skateboard. Penyutradaraan Dokumenter.


Kekuatan

program

dokumenter

terletak

pada

unsur

subjektifitas

pembuatnya, dimana dalam hal ini sang sutradara adalah kunci utama terciptanya program dokumenter yang bagus. Sebuah program dokumenter sangat dipengaruhi oleh pengamatan Sutradara dan persepsinya terhadap suatu obyek dan peristiwa. Sehingga proses produksi, kemasan, dan gaya dokumenter adalah tanggung jawab penuh sutradara mulai dari manajemen kru, setting, serta penggalian data secara detail dan sesuai dengan kebutuhan obyek yang diamati. 6 Program Dokumenter “No Place Like Home” membahas mengenai komunitas skateboard di Indonesia. Konsep penyutradaraan yang dipakai adalah dengan menggunakan gaya visual skate video. Dimana unsur-unsur yang ada di dalam sebuah skate video akan diterapkan sebagai keseluruhan konsep karya ini. Konsep penyutradaraannya tidak sebatas bagaimana mengatur keseluruhan alur cerita dan kontent dalam karya. Namun detail-detail konsep videografi, tata cahaya, tata artistik, tata suara dan editing akan memakai konsep dengan gaya visual skateboarding video. Tugas sutradara dalam karya ini yaitu mengatur agar objek melakukan kegiatan mereka sehari-hari saat bermain skateboard, tidak ada penyutrdaraan khusus yang dilakukan sutradara untuk mengatur jalannya cerita. Apabila ada mungkin hanya meng-improvisasi kejadian yang ada di depan mata agar menjadi suatu hal yang lebih menarik. Sehingga apabila diklasifikasikan ke gaya penyutradaraan besar dalam film dokumenter, gaya penyutradaraan dalam film ini akan masuk ke dalam gaya penyutradaraan Direct Cinema atau observasional. Penyutradaraan observasional utamanya merekam kejadian secara spontan dan natural.7 Melalui gaya Direct cinema diharapkan cerita yang tersusun akan sesuai dengan fakta yang terjadi dan bisa bertindak bak sebuah cerminan bagi suatu realitas. Gaya Visual Skateboard video pada Dokumenter

6

Liu Yulianti, Interactive Documentary pada program dokumenter “Minority ini Minority Tionghoa Muslim. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.2010. hal. 28 7 Chandra Tanzil, op cit. Hal. 9


Dalam karya dokumenter “No Place Like Home” , kekuatan konsep karya terletak pada gaya visualnya, dimana gaya visual skateboard video menjadi unsur utama pembentuk film ini. Runtutan cerita yang tersaji dipadu dengan tampilan gambar yang menggunakan konsep gaya visual skateboard video tersebut. Gaya tersebut diambil karena memang disesuaikan dengan objek yang diangkat di karya ini yaitu skateboard, selain itu dikarenakan point of view sutradara yang juga ikut bermain skateboard dimana sutradara akan lebih mengerti pergerakan dari skateboard itu sendiri. Sehingga tak hanya skateboard yang diangkat dalam karya ini tetapi juga menceritakan mengenai kehidupan sebuah komunitas skateboard, mulai dari permainannya, tempat mereka berlatih, trick-tricknya, kegiatannya sampai permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Penggunaan pendekatan serta gaya dalam sebuah film dokumenter mempunyai nilai yang cukup penting, karena menurut Gherzon R Ayawaila untuk memberi sentuhan estetika pada film dokumenter ada empat topik utama yang menjadi konsentrasi sutradara, yakni: pendekatan, gaya, bentuk, dan struktur. Terkadang ada beberapa dokumentaris pemula yang menggarap filmnya tanpa memedulikan 4 faktor tersebut, mereka hanya ingin instan dan berfikir bahwa dokumenter itu yang penting isinya, akibatnya dalam karya mereka tidak terasa adanya unsur estetika sehingga membuat kemasan mereka tidak berbeda dengan kemasan berita.8 Oleh karena itu pada karya dokumenter ini 4 unsur diatas akan diperhatikan dengan cukup matang, hal tersebut bisa dijumpai dalam pengambilan konsep pendekatan gaya visual skateboard video yang dipakaidimana unsur-unsur pembentuk gaya visual tersebut akan menjadi tampilan utama film ini, karena isi dari film yang mengangkat objek skateboard yang memang lebih tepat bila menggunakan penyutradaraan gaya visual skateboard video.Hal tersebut juga karena pertimbangansutradara yang juga bermain skateboard dan mengerti seluk beluk permainan serta masalah-masalah yang dialamai oleh sebuah komunitas skateboard sehingga dirasa proses riset bisa lebih cepat dilakukan. Proses riset lebih mengacu kepada siapa saja yang akan cocok untuk diangkat sebagai objek 8

ibid , hal. 88


utama dalam dokumenter ini, dan bagaimana tanggapan-tanggapan mereka mengenai pengalaman mereka dari awal bermain skateboard hingga sekarang. Melihat tanggapan-tanggapan dari permasalahan yang sering dialami objek, maka didapatlah gagasan yang membentuk treatment utama.Treatment utamanya akan mengacu kepada masalah sebuah komunitas skateboard yang tidak mempunyai tempat permanen untuk latihan, karena belum ada pihak-pihak dari swasta maupun pemerintah yang mensupport mereka. Sebuah komunitas skateboard juga termasuk sebuah komunitas yang unik, kegiatannya bisa dibilang lain daripada yang lain, sebuah komunitas skateboard adalah sebuah komunitas dengan sifat yang sangat terbuka, mereka bermain skateboard bersama-sama di suatu tempat namun mereka juga sangat terbuka untuk menerima siapa saja bermain bersama dan tanpa menggunakan tes atau keanggotaan yang resmi. Cukup dengan membawa skateboard saja bisa langsung ikut bemain di komunitas skateboard tersebut, rasa kebersamaan dan persaudaraan di komunitas skateboard juga mempunyai ikatan yang sangat kuat buktinya tanpa adanya aturan yang jelas mereka tetap bisa bertahan. Bisa terus bermain skateboard, bahkan di luar mereka bermain skateboard mereka juga masih sering menghabiskan waktu bersama. Sebuah komunitas skateboard sudah mereka anggap sebagai tempat yang nyaman sesuai dengan judulnya tiada tempat senyaman rumah, “No Place likes Home�. Tahapan Produksi Riset pada karya dokumenter ini dimulai dengan mencari apa masalah yang sebaiknya diangkat menjadi ide cerita sehingga ada pesan yang dapat tersampaikan kepada penonton. Kemudian kembali mengamati, mengobrol dan saling tanya jawab akhirnya sampailah kepada sebuah gagasan mengenai kehidupan sebuah komunitas skateboard di Indonesia yang berbeda dengan komunitas skateboard di negara-negara luar lainnya. Di Indonesia karena belum adanya fasilitas yang memadai untuk menampung permainan skateboard ini contohnya skatepark atau taman kota (public space), akhirnya membuat anak-


anak muda yang memiliki kesamaan hobi bermain skateboard ini membentuk suatu komunitas. Komunitas tersebut di fungsikan untuk ajang berkumpul, bermain bersama, membuat suatu alat (obstacle) untuk digunakan bermain bersama dll. Keadaan ini berbeda dengan kondisi skateboard di luar negeri sana, di negara asalnya Amerika dan di negara-negara maju lainnya mereka sudah disediakan skatepark yang memadai dukungan dari pemerintah ataupun swasta. Kondisi inilah yang ingin diangkat, bahwasanya sebuah komunitas skateboard di Indonesia masih jauh dari kata memadai, padahal kontribusinya terhadap sekitar, terhadap pemerintah sangatlah positif, sudah banyak prestasi yang mereka torehkan baik nasional bahkan internasional. Kemudian riset yang kedua adalah bagaimana menentukan subjek yang pas untuk dijadikan narasumber agar tema yang diangkat tadi bisa tersampaikan kepada penonton.Narasumber yang pertama tentu saja pencetus ide cerita yaitu saudara Dimas Jerry. Pengalamannya di dunia skateboard Jogjakarta bisa dibilang sudah cukup lama, ia mulai bermain skateboard sejak tahun 1996. Hingga sekarang ia juga mempunyai brand skateboard sendiri. Narasumber yang kedua adalah Muhammad Krista, ia salah satu skateboarder kebanggaan Jogja. Bermacam prestasi dari juara daerah hingga nasional pernah ia raih. Kemudian narasumber yang ketiga adalah saudara Gunandi Budiharjo, tak hanya bermain skateboard ia juga aktif menjadi fotografer skateboard dan rutin berkontribusi di media-media skateboard. Dari pemilihan ketiga narasumber tersebut diharapkan dapat terwakilkan bagaima kehidupan sebuah komunitas skateboard di Indonesia, khususnya Yogyakarta. Penentuan treatment dimulai dengan mengambil tema atau gagasan apa yang akan diangkat dari ide yang telah diutarakan diatas. Treatment dibagi menjadi 4 segmen dimulai dari opening, kemudian segmen 1 yang menjelaskan mengenai sejarah masuknya skateboard di Indonesia, perkembangannya dari tahun ke tahun, kemudian segmen 2 bercerita bagaimana subjek utama mulai bermain skateboard, bergabung dengan komunitas skateboard, lalu bercerita mengenai sejarah sebuah komunitasnya hingga segmen 3 bercerita mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan segmen 4 sebagai solusi dan


harapan-harapan

bagaimana

sebuah

komunitas

skateboard

harus

berkembang.Penentuantreatment juga berfungsi sebagai pengaturan jadwal produksi sehingga waktu dan biaya saat produksi bisa diatur se-efektif mungkin. Memasuki sesi produksi dimulai dengan tahapan wawancara, wawancara narasumber merupakan bagian dari menentukan sebuah alur cerita film dokumenter. Pernyataan-pernyataan serta ekspresi dari narasumber saat proses wawancara berlangsung menjadi bagian yang sangat penting untuk membentuk alur cerita sehingga pesan yang ingin diutarakan dapat tersampaikan. Pada dokumenter “No Place Like Home� ini proses wawancara dilakukan di tempat sebagaimana narasumber melakukan kegiatannya sehari-hari baik di kantornya ia bekerja, ataupun di tempat ia bermain skateboard, dan konsep pengambilan gambarnya menggunakan dua kamera. Ini untuk menyesuaikan konsep gaya visual skateboarding video yang mengharuskan gambar yang dinamis dan selalu bergerak. Satu kamera sebagai kamera still yang mengambil gambar dan suara secara utuh, dan satu kamera lagi mengambil moment-moment insert objek secara handheld dan moving, pada kamera dua ini juga difungsikan lensa fisheye sehingga dapat mengambil keseluruhan gambar saat wawancara. Kemudian pada tahap pengambiloan aktivitas komunitas atau footaging sudah dilakukan jauh hari sebelum sesi wawancara dimulai, karena sesi footaging bisa dilakukan setiap sore hari. Komunitas skateboard memang selalu bermain tiap sore hari, kesempatan ini digunakan untuk mulai menyicil gambar dari kegiatan mereka. Dari mulai mereka datang, pemanasan, mangangkut obstacle, mulai bermain skateboard, hingga mereka lelah kemudian sekedar duduk-duduk atau nongkrong. Footage-footage lainnya juga diambila apabila hari minggu mereka mencari spot bermain diseputaran Jogja atau pada saat mereka ke luar kota seperti berangkat kompetisi ke Semarang dan ke Solo. Setelah proses produksi atau pengambilan gambar keseluruhan rampung, maka proses memasuki pada tahapan paska produksi, proses inilah yang dirasa cukup melelahkan dan harus dilakukan dengan sabar. Apalagi dengan keadaan


tanpa editor dan sang sutradara harus mengedit film ini sendirian, tak hanya itu proses editing ini juga dikejar deadline bulan juni harus selesai. Padahal keseluruhan proses produksi baru selesai bulan April awal, jadi proses paska produksi ini hanya mempunyai waktu kurang lebih dua bulan. Yaitu dari pertengahan April sampai akhir Mei. Pembahasan Karya Dokumenter “No Place Like Home� bercerita mengenai keberadaan komunitas skateboard di Indonesia. Sebuah komunitas skateboard tidak hanya ditempatkan sebagai tempat untuk berkumpul dan bermain skateboard saja, tapi juga sebagai tempat untuk saling berbagi nilai-nilai kehidupan bersama yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Sehingga membuat para pelakunya merasa nyaman tergabung dalam sebuah komunitas skateboard, apabila sudah merasa cocok susah sekali mereka untuk lepas dari hubungan persaudaraan dalamsebuahkomunitas skateboard. Komunitas skateboard sudah seperti rumah tempat tinggal mereka yang sangat nyaman. Film dokumenter adalah medium yang sangat tepat untuk menampilkan cerita dari sebuah komunitas skateboard ini. Karena melalui film dokumenter kejadian-kejadian yang ditangkap kamera merupakan kejadian nyata yang terjadi sehari-hari di sebuah komunitas skateboard, tak hanya itu dikarenakan sutradara juga ikut tergabung di sebuah komunitas skateboard maka sudut pandang yang ingin disampaikan kepada penonton akan diambil dari dalam komunitas tersebut.

Visual Secara keseluruhan, visual yang ditampilkan dalam karya ini akan disesuaikan dengan judul konsepnya. Yaitu menggunakan konsep gaya visual skateboarding video. Perlu ditekankan lagi bahwasanya konsep skate video tersebut memang digunakan untuk menangkap pergerakan objek skateboard yang memang cepat


dan dinamis. Konsep gaya visual tersebut diaplikasikan dalam film dokumenter ini, mulai dari shot wawancara hingga footage komunitas melakukan aktifitasnya.

Gb 3. Gambar Follow on board, low angle, dan menggunakan fish eye lens saat opening segmen Dalam karya ini, unsur visual mempunyai peran yang sangat penting. Ini dikarenakan pengambilan judulnya yang mengambil Gaya Visual Skateboarding Video sebagai unsur keseluruhan tampilan visual karya. Sehingga pemenuhan tanggung jawab untuk mencapai gaya visual tersebut sangatlah besar, ciri-ciri yang meliputi unsur Skateboard Video harus bisa dijelaskan dalam karya ini. Tak hanya itu dalam gambar tersebut juga harus bisa memberikan shot yang informatif, mengandung pesan dan isinya sesuai dengan objek dan permasalahan yang diangkat. Dalam dokumenter ini penyampaian gaya visualnya pun menggunakan konsep skateboarding video yang mempunyai ciri-ciri visual yang unik. Mulai dari low angle, follow board dan penggunaan lensa wide fish eye yang memberikan perspektif berbeda dengan karya-karya yang lainnya.


Gb 4. Pengambilan gambar Low Angle Medium Long Shot agar dapat mengambil keseluruhan gambar pemain skateboard beraksi pada saat segmen 1 pada aktifitas sebuah komunitas.

Gb 5. Pengambilan gambar menggunakan komposisi low angle, follow on board dan ditambah pengginaan lensa fish eye agar bisa mengambil gerakan pemain skateboard yang cepat pada segmen kedua mengenai aktifitas M. Krista.

Gb 6. Dynamic shot panning ke kiri untuk mengambil gerakan skateboard yang cepat pada segment 3.

Penutup Sesuai dengan prinsipnya, sebuah program dokumenter adalah program yang dapat mengantar penontonnya ke dalam perspektif realita yang berbeda sesuai sudut pandang sang pembuat. Realita yang sebelumnya biasa saja ternyata setelah ditampilkan dalam bentuk dokumenter bisa memberikan pembelajaran dan pesan tersendiri bagi penontonnya. Dalam dokumenter “No Place like Home� ini pesan yang ingin disampaikan adalah mengenai perjuangan sebuah komunitas


skateboard di Indonesia yang terwakilkan oleh Gedung Pusat Skateboarding Yogyakarta, secara mandiri mereka tetap bertahan dengan sarana seadanya, mereka membuat alat-alat sendiri, bermain bersama dan takjarang pula mereka harus kena usir karena dianggap merusak dan merugikan sekitar. Padahal kontribusinya terhadap sekitar sangatlah banyak dan positif, takjarang mereka membawa nama Yogyakarta di kancah kompetisi lokal dan nasional. Penggunaan konsep Gaya Visual Skateboard Video pada dokumenter ini juga didasari oleh sudut pandang sutradara yang juga ikut sebagai anggota komunitas skateboard, ini membuat sudut pengambilan gambar serta alur cerita yang ingin diungkapkan berasal dari dalam komunitas tersebut. Secara teknis pula, konsep pengambilan gambar skateboard video tersebut lebih bisa dimaksimalkan oleh seseorang yang mengerti permainan skateboard, karena contohnya teknis follow on board yang mengambil gambar dengan menggunakan skateboard haruslah seseorang yang bisa menaiki skateboard. Mengangkat sebuah komunitas menjadi objek karya seni merupakan satu tantangan yang tidak mudah. Apalagi

komunitas tersebut adalah komunitas

skateboard. Pada awalnya mungkin terlihat mudah karena sudah ada kedekatan antara sutradara dengan objek yang diangkat, namun ternyata pada kenyataannya ini sama susahnya seperti ketika membalikkan papan skateboard saat melakukan trick Kickflip9. Komunitas skateboard terdiri dari banyak orang yang dimainkan secara individu. Berbeda dengan sepak bola atau basket yang mengandalkan kerja tim. Walaupun sudah berbentuk komunitas dan bermain bersama, namun apabila ditarik ke pondasinya memang masih terdiri dari individu-individu yang ingin bebas, mereka masih susah untuk diajak kerjasama dan berfikir untuk maju, walaupun ada sebagian, dari sifat itulah yang dirasa masih menjadi semacam penghambat dalam poduksi dokumenter ini. Hal ini juga ditambahi oleh bentuk dokumenter yang memakan proses syuting cukup lama dan kurang dapat terjadwal sehingga ini membuat proses syuting harus banyak tersendat. 9

Salah satu trick di permainan skateboard dengan memutar papan di bawah kaki dan kembali lagi meluncur.


Pada akhirnya, cerita dari sebuah komunitas skateboard ini memang masih harus diperjuangkan. Pesan yang ingin disampaikan sutradara agar komunitas ini bisa terus aktif tetap harus terus diperjuangkan karena demi tercapainya cita-cita demi mendapatkan sarana yang memadai sebagai fasilitas bermain bersama haruslah dimulai dari kebersamaan komunitas tersebut. Dalam membuat dokumenter, riset dan kedekatan antara subjek menjadi point yang sangat penting, karena tanpa pemahaman hal itu cerita apa dan pesan apa yang ingin disampaikan dalam film dokumenter tidak akan dapat terungkap. Pengetahuan mendasar terhadap masalah yang dialami subjek untuk diangkat menjadi alur cerita sehingga bisa ditemukan pesan dari film tersebut adalah point utama dalam penciptaan sebuah program dokumenter. Selain itu sumber referensi data, tinjauan karya menjadi satu hal yang takboleh dilewatkan pula, karena dalam dokumenter bukti-bukti atau data-data yang ditampilkan haruslah sesuai fakta yang ada. Data-data yang akurat juga harus di sertai dengan pemhaman ide yang mendalam, sehingga saat mencari narasumber yang ingin diwawancarai, pernyataan-pernyataannya jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Diluar isi sebuah dokumenter, secara teknis persiapan produksi dokumenter harus teliti meliputi hal-hal seperti pemilihan kru, persiapan alat, perijinan tempat, dan pengambilan stok gambar. Produksi dokumenter berbeda dengan produksi film cerita yang bisa ditekan hanya seminggu lamanya, proses pengambilan gambar dokumenter bisa menghabiskan waktu 2-3 bulan lamanya, oleh karena itu pemilihan kru dan persiapan alat harus benar-benar dipersiapkan matang-matang. Tak hanya itu kadang narasumber yang sibuk bisa tiba-tiba merubah jadwal wawancaranya dengan tiba-tiba, ini membuat kru produksi harus menyiapkan paling tidak rencana kedua (Plan-B) agar waktu dan tenaga tak terbuang

percuma.

Kemudian

untuk

proses

perijinan

apabila

memang

mengharuskan mengambil stok gambar di tempat resmi milik instansi lain surat perijinan yang jelas mengenai produksi dokumenter harus selalu dipersiapkan. Beberapa hal diatas menjadi saran yang sangat penting demi kelancara berlangsungnya proses produksi dokumenter. Dalam dokumenter pengambilan


stok gambar atau footaging mempunyai andil utama, makin banyak kita mengambil stok makin mudah kita mencari kesesuaian gambar yang ingin ditampilkan di film. Pada akhirnya, mengambil tema dan objek komunitas skateboard merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Seberapa dekat dan memahami sebuah komunitas skateboard menjadi modal yang sangat penting apabila ingin mengangkat cerita mengenai komunitas tersebut. Tak hanya itu, pengetahuan gerakan skateboard, aktifitasnya bermain, harus dipahami dengan benar karena mengambil gambar pergerakan mereka sangatlah sulit. Oleh karena itu teknis kamera dalam karya ini menggunakan konsep visual Skateboard Video. Yang terakhir dalam mengambil gambar permainan skateboard haruslah sabar, karena dalam skateboarding tidak ada trick yang selalu landing lancar di percobaan pertama. Sebagai penutup, dalam membuat karya dokumenter hal yang paling utma dimiliki adalah rasa “Sabar”.

Daftar Pustaka. Ace. Speed and Light Indonesia skateboarding. Gagas Media, Jakarta. 2006. Hasriansyah, Lukman,. “Gaya Hidup skateboard dalam Perspektif Budaya Konsumsi Postmodernisme”. Skripsi Fakultas Filsafat UGM. Yogyakarta. 2007 Powell, Ben. Olahraga ekstrem Skateboard. Tiga serangkai, 2009. Raharjo, Siska. Gaya visual pop pada program feature Exbt. Episode


karakteristik. Institut Seni Indonesia. Yogyakarta. 2009 Thanzil, Chandra. Pemula Dalam Film Dokumenter: Gampang-Gampang Susah. In-Docs, 2010. Yulianti, Liu. Interactive Documentary pada Dokumenter Tionghoa Muslim : Minority in minority. Institut Seni Indonesia Yogyakarta. 2010.

Sumber online : _________. 2010. http://en.wikipedia.org/wiki/Skate_video diakses pada tanggal 18 September 2010, pukul 07.48.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.