Dosen Butuh Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Page 1

Yusrin Ahmad Tosepu

Dosen Butuh Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi APA persamaan dan perbedaan dokter dengan dosen? Pastinya banyak tanggapan beragam. Jawaban mengerucut kepada kesimpulan bahwa dosen dan dokter sama-sama profesi yang menangani manusia. Perbedaannya, penghasilan dosen kalah jauh jika dibandingkan dengan penghasilan dokter. "Mengapa demikian?" Karena sepanjang kariernya sebagai dokter, setiap hari dia dituntut untuk berpikir HOTS. Jika ditelaah lebih lanjut, seorang dokter memang dituntut untuk setiap saat menganalisis penyakit pasien yang ditanganinya. Tidak mungkin seorang dokter memberikan obat yang persis sama, baik jenis, dosis, dan cara mengonsumsinya kepada sejumlah orang yang menderita gejala penyakit yang sama tetapi dengan latar belakang medis dan gejala-gejala respons terhadap treatment yang berbeda. Misalnya ada beberapa penderita penyakit batuk. Dokter sebelum memberikan treatment kepada setiap pasien harus tahu apakah pasien memiliki alergi terhadap obat tertentu atau tidak, mempunyai penyakit yang lain atau tidak, pernah mendapatkan treatment tertentu yang bisa membahayakan pasien jika mengonsumsi obat yang akan diberikan atau tidak, dan seterusnya.

menciptakan sebuah treatment baru yang sama sekali berbeda jika ternyata pasien penderita penyakit tersebut ternyata memiliki hal-hal yang mendesak untuk ditangani. Dokter juga sudah terbiasa bekerja dalam tim untuk menangani satu pasien. Contohnya ketika ada seorang pasien yang harus menjalani operasi bedah sesar, maka diperlukan kerja sama tim antara 3 dokter spesialis, yakni spesialis anestesi, spesialis bedah, dan pesialis anak. Dokter-dokter harus berkonsentrasi penuh dan selalu menggunakan analisa-analisa menyeluruh dan evaluasi yang ketat sehingga pasien dari persiapan melahirkan, operasi caesar sampai pascaoperasi dan seterusnya dalam kondisi baik-baik saja. Ini artinya dokter sudah biasa menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dalam pekerjaannya seharihari. Ketiga level berpikir itulah yang di dalam taksonomi Bloom itu disebut sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS), di samping keterampilan berpikir mengingat, memahami, dan menerapkan, yang berada pada level berpikir tingkat rendah dan menengah.

Lantas, bagaimana dengan dosen di Indonesia? Apakah para dosen itu Dokter harus banyak melakukan evaluasi dalam pekerjaan sehari-harinya juga terhadap kemungkinan-kemungkinan melakukan keterampilan berpikir yang dialami oleh satu pasien dengan sebagaimana yang dilakukan oleh pasien yang lainya setelah diberikan para dokter? Apakah setiap saat treatment kepada mereka. Bahkan ia bisa mereka berpikir pada level HOTS?


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Dosen Butuh Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi by yusrin tosepu - Issuu