LLintang& intang& the
invisible thoughts the invisible thoughts
Lintang dan Pikiran yang Tak Terlihat Lintang dan Pikiran yang Tak Terlihat
Written by Vi
At Shriekademy, every young monster had to learn how to scare humans.
At Shriekademy, every young monster had to learn how to scare humans.
One of the most important skills? A good, solid
One of the most important skills? A good, solid ROAR ROAR..
But whenever Lintang tried to roar… it never came out quite right.
But whenever Lintang tried to roar… it never came out quite right.
Sometimes it was just a whisper.
Sometimes it was just a whisper.
Sometimes it was Sometimes it was SO SO loud it shook the walls. loud it shook the walls.
And sometimes nothing came out at all!
And sometimes nothing came out at all!
And now, the final Scare Test was just around the corner…
And now, the final Scare Test was just around the corner…
Di Shriekademy, semua monster kecil harus belajar cara menakuti manusia.
Di Shriekademy, semua monster kecil harus belajar cara menakuti manusia.
Pelajaran yang paling penting adalah?
Pelajaran yang paling penting adalah? AUMAN AUMAN yang hebat dan mantap. yang hebat dan mantap.
Tapi setiap kali Lintang mencoba mengaum.. Suaranya selalu aneh.
Tapi setiap kali Lintang mencoba mengaum.. Suaranya selalu aneh.
Kadang cuma seperti bisikan kecil.
Kadang cuma seperti bisikan kecil.
Kadang malah Kadang malah BEGITU BEGITU keras sampai dinding-dindingnya bergetar. keras sampai dinding-dindingnya bergetar.
Dan kadang... tidak ada suara sama sekali!
Dan kadang... tidak ada suara sama sekali!
Sekarang, Ujian Menakuti terakhir sudah hampir tiba…
Sekarang, Ujian Menakuti terakhir sudah hampir tiba…
He took a deep breath… and “ He took a deep breath… and “Meep Meep. ” . ”
The other monsters giggled. The other monsters giggled.
Lintang menarik napas dalam-dalam… lalu “Miip.”
Lintang menarik napas dalam-dalam… lalu “Miip.”
Monster-monster lain langsung cekikikan.
Monster-monster lain langsung cekikikan.
He tried again this time, He tried again this time, BOOM BOOM! So loud the dummy flew backward! ! So loud the dummy flew backward! His classmates yelped and dove for cover. His classmates yelped and dove for cover.
Lintang mencoba lagi dan kali ini, Lintang mencoba lagi dan kali ini, DUARRR! DUARRR! Suara aumannya begitu keras Suara aumannya begitu keras
sampai bonekanya terlempar ke belakang! sampai bonekanya terlempar ke belakang!
Teman-temannya menjerit dan langsung tiarap menyelamatkan diri. Teman-temannya menjerit dan langsung tiarap menyelamatkan diri.
Lintang sulked. “Roaring is stupid,” he muttered, kicking a rock
Lintang sulked. “Roaring is stupid,” he muttered, kicking a rock. . The rock flew The rock flew BAM BAM! off a lamppost and hit him right on the forehead. ! off a lamppost and hit him right on the forehead. (Oh no! Watch out, Lintang!) (Oh no! Watch out, Lintang!)
Lintang cemberut. “Mengaum itu bodoh,” gumamnya sambil
Lintang cemberut. “Mengaum itu bodoh,” gumamnya sambil menendang batu kecil. menendang batu kecil.
Batu itu melayang Batu itu melayang DUKK! DUKK!--membentur tiang lampu dan memantul --membentur tiang lampu dan memantul kena dahinya. kena dahinya.
(Aduh! Hati-hati, Lintang!) (Aduh! Hati-hati, Lintang!)
““Ow Ow!!” ”
Lintang rubbed his forehead.
Lintang rubbed his forehead.
His head hurt, but something else felt strange. His head hurt, but something else felt strange.
Things weren’t quite right…
Things weren’t quite right…
“Ow!” “Ow!”
Lintang mengusap dahinya. Kepalanya memang sakit, tapi ada yang
Lintang mengusap dahinya. Kepalanya memang sakit, tapi ada yang aneh. Semuanya terasa... tidak biasa... aneh. Semuanya terasa... tidak biasa...
As Lintang stood up, he noticed something strange. As Lintang stood up, he noticed something strange. Wait… what was that above Gruff’s head? Wait… what was that above Gruff’s head?
Lintang’s mouth fell open. Was this really happening? Lintang’s mouth fell open. Was this really happening? Could he read minds? Could he read minds? He turned, looking around. He turned, looking around.
Every invisible thought and feeling was now revealed to him! Every invisible thought and feeling was now revealed to him!
Does my breath smell like garlic?
Why isn’t Lina playing with me today? Is she mad at me?
I need some of that human coffee to wake up!
Saat Lintang berdiri, dia melihat hal aneh. Saat Lintang berdiri, dia melihat hal aneh.
Sebentar… Apa itu di atas kepala Gruff?
Sebentar… Apa itu di atas kepala Gruff?
Mulut Lintang terbuka lebar. Apakah ini nyata? Apakah dia bisa
Mulut Lintang terbuka lebar. Apakah ini nyata? Apakah dia bisa membaca pikiran? membaca pikiran?
Lintang menoleh ke sekitar. Setiap pikiran dan perasaan yang tak
terlihat kini terungkap kepadanya!
Lintang menoleh ke sekitar. Setiap pikiran dan perasaan yang tak terlihat kini terungkap kepadanya!
I wish I could play with the girls.
Later that day, as Lintang sat in art class doodling, his classmates
Later that day, as Lintang sat in art class doodling, his classmates llaughed. aughed. He glanced up. He glanced up.
Wait so they liked things about him? Wait so they liked things about him?
They weren’t judging him for his weird roar? They weren’t judging him for his weird roar?
Siangnya, saat Lintang duduk di kelas seni sambil menggambar,
Siangnya, saat Lintang duduk di kelas seni sambil menggambar, teman-temannya tertawa. Dia mendongak. teman-temannya tertawa. Dia mendongak.
Tunggu jadi mereka suka sesuatu dari dirinya?
Tunggu—jadi mereka suka sesuatu dari dirinya?
Mereka tidak mengejek aumannya yang aneh?
Mereka tidak mengejek aumannya yang aneh?
Lintang is SO good at drawing humans!
He always helps me with my homework.
The next morning, something felt different. The next morning, something felt different. Had he imagined Had he imagined everything? everything?
When he arrived at school, he looked around nervously…
When he arrived at school, he looked around nervously…
Keesokan paginya, Lintang merasa aneh.
Keesokan paginya, Lintang merasa aneh.
Apa semuanya cuma mimpi?
Apa semuanya cuma mimpi?
Ketika tiba di sekolah, ia melihat sekeliling dengan gugup…
Ketika tiba di sekolah, ia melihat sekeliling dengan gugup…
As Lintang walked to school, he realized the floating thoughts were As Lintang walked to school, he realized the floating thoughts were gone. gone. But he didn’t need them anymore. But he didn’t need them anymore. He could see it all He could see it all the nervous monster biting their claws before a test, the nervous monster biting their claws before a test, the teacher frowning at their phone, the teacher frowning at their phone, the joyful group of friends playing hopscotch… the joyful group of friends playing hopscotch…
He didn’t need to read thoughts to understand how others felt. He didn’t need to read thoughts to understand how others felt. He could simply notice. He could simply notice.
Saat berjalan ke sekolah, Lintang sadar bahwa pikiran-pikiran yang
Saat berjalan ke sekolah, Lintang sadar bahwa pikiran-pikiran yang melayang itu telah hilang. melayang itu telah hilang.
Namun, dia tidak membutuhkannya lagi.
Namun, dia tidak membutuhkannya lagi.
Dia dapat melihat semuanya—
Dia dapat melihat semuanya
si monster gugup yang menggigit cakarnya sebelum ujian, si monster gugup yang menggigit cakarnya sebelum ujian,
guru yang mengerutkan kening menatap ponselnya,
guru yang mengerutkan kening menatap ponselnya, sekelompok teman yang gembira bermain engklek... sekelompok teman yang gembira bermain engklek...
Dia tidak perlu membaca pikiran untuk memahami perasaan orang
Dia tidak perlu membaca pikiran untuk memahami perasaan orang llain. ain.
Dia cukup memperhatikan...
Dia cukup memperhatikan...
The final Scare Test had arrived. Lintang took a deep breath.
The final Scare Test had arrived. Lintang took a deep breath. His classmates leaned forward in anticipation. His classmates leaned forward in anticipation. He opened his mouth wide… He opened his mouth wide…
Instead of a roar Instead of a roar— HIC HIC!!
A tiny, squeaky hiccup popped out. A tiny, squeaky hiccup popped out.
Silence Silence. Then the entire class burst into laughter. . Then the entire class burst into laughter.
The teacher rubbed his chin. “Well, that’s… unexpected.”
The teacher rubbed his chin. “Well, that’s… unexpected.”
Lintang grinned. “Maybe I can scare humans by… making them laugh too
Lintang grinned. “Maybe I can scare humans by… making them laugh too hard?” hard?”
Hari Ujian Menakuti pun tiba. Lintang menarik napas dalam-dalam.
Hari Ujian Menakuti pun tiba. Lintang menarik napas dalam-dalam.
Teman-teman sekelasnya mencondongkan badan, penasaran.
Teman-teman sekelasnya mencondongkan badan, penasaran.
Dia membuka mulut lebar-lebar...
Dia membuka mulut lebar-lebar...
dan bukannya mengaum-- dan bukannya mengaum-HIK! HIK!
Suara cegukan kecil dan lucu keluar dari mulutnya.
Suara cegukan kecil dan lucu keluar dari mulutnya.
Hening sejenak
Hening sejenak. Lalu seisi kelas tertawa terpingkal-pingkal. . Lalu seisi kelas tertawa terpingkal-pingkal.
Pak Guru mengusap dagunya. "Wah, itu... tidak terduga."
Pak Guru mengusap dagunya. "Wah, itu... tidak terduga."
Lintang tersenyum lebar. "Mungkin aku bisa menakuti manusia dengan...
Lintang tersenyum lebar. "Mungkin aku bisa menakuti manusia dengan... membuat mereka tertawa terlalu keras?" membuat mereka tertawa terlalu keras?"
THOUGHT
or FACT? Let’s learn how to tell the difference!
FACT
A fact is something that is true for everyone.
Example: "Lintang made a tiny hiccup sound during the test."
That's a fact – we all saw it happen in the story!
THOUGHT
A thought is what someone thinks, believes, or imagines in their head. It might be true or not true.
Example: "Roaring is stupid."
That’s a thought – it's what Lintang believed, but not everyone might agree!
Sometimes our thoughts feel really big — but that doesn’t mean they’re always TRUE.
Which of the following are facts, and which are thoughts?
Lintang couldn’t control his roar.
Everyone hated Lintang’s roar.
Lintang’s head was hit by a rock.
His classmates laughed because they liked him.
Lintang made everyone laugh during the test.
WhatDidLintangLearn?
You don’t need to read people’s thoughts to start to understand them. You can…..................................................................................................
CRASH!
Chikarushedtothekitchentoseewhathadhappened.There,hertwin brother,Chiko,stoodfrozen,lookingatherwithguiltyeyes.Chika’seyes dartedtothefloor.Theshatteredpiecesofherfavoritecup—theoneAunt Ningsihhadgivenherforherbirthday—layscatteredacrossthetiles.
“Howcouldyoubreakmycup?!YouknowIwon’tdrinkmymilkunlessit’sinthat cup!”Chikacriedout.
“I’mreallysorry,Chik…Iwasreachingformytoastandaccidentallyknockedit over,”Chikosaidsoftly.
PRAAAAAANG!
Chikabergegaspergikearahdapuruntukmencaritahuapayangterjadi. Chiko,saudarakembarChika,nampaksangatterkejutdanmenatapnyadengan memelas.MataChikatertujukelantai.Ternyatapecahangelas kesayangannya,hadiahulangtahundariTanteNingsih,berserakandilantai.
“Kokbisasihkamupecahingelasaku?!Kamukantauakunggamauminumsusu selainpakaigelasitu!”teriakChikasambilmeneteskanairmata.
“Maafinaku,Chik…Tadiakumauambilroti,nggasengajagelasnyakesenggol,” ucapChikopelan.
Atschool,ChikaignoredChikoallday.Thetwinshadalwayssattogether,but today,ChikaaskedtoswitchseatsandsatnexttotheirfriendToniinstead. Athome,dinnerwasn’tthesameeither.Usually,ChikaandChikowouldlaugh andsharestoriesaboutschool,fillingthedinnertablewithchatter.But tonight,Chikaatequickly,notsayingaword.
Sepanjangharidisekolah,ChikatidakmenghiraukanChikosamasekali.Sikembar iniselalududukbersama,tapihariiniChikamemilihuntukbertukarbangkudan dudukdisebelahToni.
Di rumah pun terasa berbeda. Biasanya, Chika dan Chiko bersenda gurau dan berceritaapasajayangterjadidisekolah.Makanbersamadimalamharimenjadi momen hangat yang dinanti Chika dan Chiko. Namun, malam ini Chika menghabiskanmakanmalamnyadengancepattanpamengucapkansepatahkata pun.
“Chika,areyoustillupsetwithChiko?”Dadaskedgently. Chikasighed.“ThatcupwasspecialandIprobablywon’teverfindonelikeit again.”
Dadnodded.“It’sokaytobeupset.Butholdingontoangerfortoolongmay notbeveryhelpful.Everyonemakesmistakes—evenyou.Doyouremember lastweekwhenyouforgottotellChikoyou’dbehomelatefromyourclub meeting?Hewaitedforyoufortwohoursbeforefinallycominghome.”
Chikablinked.Shehadforgottenaboutthat.
“Chika,masihkesalyasamaChiko?”Ayahbertanyalembut.
Chika menghela napas. “Gelas itu kan spesial, Yah… Belum tentu aku bisa ketemu gelasyangsamadiluarsana.”
Ayah mengangguk paham. “Marah itu boleh saja, tapi marah berlama-lama juga tidak baik, lho. Setiap orang pasti pernah berbuat salah, termasuk kamu. Chika ingat tidak, minggu kemarin Chika lupa memberi tahu Chiko kalau Chika akan pulang terlambat karena ada ekskul? Chiko dengan sabar menunggu selama dua jam,hinggaakhirnyabisapulang.”
MataChikaberkedip.Dialupaperistiwaitu.
Youweren’treallyyourselfatdinner.Wanttotalkaboutit?”Mumasked. “Notreally…Chika’sstillprettymadatme,”Chikomumbled.“ButwhatcanI do?Ialreadysaidsorry,andIcan’treplacethecup.” “Maybeshewasn’treallyabletohearyourapologythismorning,”Momsaid gently.“Isthereanotherwayyoucouldshowherhowsorryyouare?”
“Tampaknya makan malam hari ini tidak seperti biasanya. Mau cerita ke Mama?”Mamabertanya.
“Ngga apa-apa, Ma. Cuma Chika masih marah sama aku.” ujar Chiko. “Aku harus gimana? Aku sudah minta maaf, dan aku ngga bisa ganti dengan gelas yangsama.”
“Mungkin tadi pagi Chika tidak terlalu mendengar permintaan maafmu.” Ucap Mama lembut. “Apa ada cara lain untuk menunjukkan ke Chika kalau kamu benar-benarmenyesal?”
Thenextmorningatschool,whenChikaopenedherpencilcase,shefounda foldednoteinside.
Afterschool,ChikaapproachedChiko. "Canyoupromisemeyou'llbemorecarefulnexttimewhenreachingfor thingsonthetable?"
Chikoknewthatwouldtakesomeeffort,buthenoddedimmediately.“I promise!”
Keesokan paginya di sekolah, saat Chika membuka kotak pensilnya, ia menemukanlipatankertasdidalamnya.
Pulangsekolah,ChikamenghampiriChiko. “Kamu bisa janji lain kali akan lebih berhati-hati saat mengambil sesuatu di atasmeja?”
Chiko sadar, butuh usaha untuk melakukannya, tapi dia segera mengangguk. “Akujanji!”
Theywalkedhometogether—nottalking,notlaughing,butsidebyside. Chikocouldtellhissisterwasstillsadaboutthecup.Butdeepdown,heknew… Thingswouldbeokaywithtime.
Merekaberjalanpulangbersama,tidakbicara,tidaktertawa,tapiberdampingan. Chiko tahu saudaranya masih sedih memikirkan gelas itu. Tapi dalam hatinya, ia yakin…
Semuaakanmembaikseiringberjalannyawaktu.
Meet Regina and Huiru
!
In every Yuk Baca edition , we publish one winning story submitted by our readers ! We loved Regina ’ s story and we teamed up with the amazing Huiru to bring it to life . Huiru! every edition, story by readers! Regina’s story amazing life.
Regina Author,Jakarta(Indonesia)
“Drawing has always been a way for me to create worlds from my imagination. As a kid, I loved sketching funny characters and dreaming up their adventures. These days, I use a digital tablet for work and watercolor when I just want to relax. If you are like me and love drawing, keep going! A lifelong hobby is something truly precious. ”
“Drawing always a way my imagination. kid, loved funny adventures. days, use a digital tablet for relax. you drawing, going! A hobby truly precious.”
“This story was inspired by my twin siblings — a younger brother and sister born just two minutes apart! They often argued over the smallest things, but always found a way to forgive each other. I wanted to share their point of view and show how siblings can fight… and still find their way back to love. ”
“This story by my siblings younger brother and sister apart! They things, but always found a way to other. share fight… way love.”
Huiru
Illustrator,KualaLumpur (Malaysia)
SUBMIT Your Story
Get published & Win Rp1,000,000!!!
Here's your chance to:
See your story professionally illustrated
Get published in a future edition
Win an exciting Rp1,000,000 cash prize
Complete guidelines and entry details on our Instagram @YukBacaKids.
At Yuk Baca, we believe every child deserves access to engaging reading materials, which is why we offer both premium print editions and free digital versions.
PRINT (Rp70,000)
DIGITAL (FREE)
For educators, our digital edition serves as a versatile teaching tool, perfect for classroom projections and group activities.