Mineria 10th Edition

Page 1

Edisi Ke-10 2022

Mineria Majalah Keprofesian HMT-ITB

Masa Depan Pertambangan

Transisi Energi Mendesak Bagi Indonesia Tambang Luar Angkasa, Mungkinkah?

Alasan Dibalik Dinamika Harga Batubara Bagaimana Nasib Batubara Indonesia?


Himpunan Mahasiswa Tambang Institut Teknologi Bandung merupakan organisasi kemahasiswaan yang berisikan mahasiswa dengan latar belakang Pendidikan yang sama yaitu Teknik Pertambangan ITB. Sudah 66 tahun lebih HMT-ITB berada dibawah binaan Strata 1 (S-1) Program Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung berdiri. Usia yang sudah sangat mapan dan dewasa serta syarat akan warisan budaya yang sudah mandarah-daging dalam setiap lini himpunan ini bergerak. HMT-ITB berasakan kemahasiswaan yang berlandaskan Pancasila sudah menjadi wadah berhimpun untuk anggota-anggotanya untuk mengembangkan diri, melangsungkan kesejahteraan serta memperluas relasi sebagai perwujudan mereka dalam mempersiapkan diri mereka di dunia kerja. Terdapat empat pilar penting yang akan melangsungkan pemenuhan kebutuhan lembaga maupun anggotanya sesuai dengan bidangnya masing-masing, yaitu Bidang Internal, Bidang Pengembangan, Bidang Keprofesian dan Bidang Eksternal. Terdapat pula elemen elemen lainnya yang juga berperan dalam hal tersebut. Semua elemen yang telah dirancang memiliki maksud dan tujuan besar yang sama, yaitu selaras dengan maksud dan tujuan HMT-ITB, yaitu: • Menciptakan, memelihara ikatan kekeluargaan yang erat diantara para mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung serta melangsungkan ikatan yang kekeal setelah tamat belajar. • Membina, mengembangkan serta menyebarkan kecintaan pada ilmu pertambangan kepada anggota khususnya, masyarakat umumnya. • Mengusahakan kesejahteraan material maupun spritiual serta membela kepentingan anggotanya. Selain itu juga terdapat Orkes Semi Dangdut (OSD HMT-ITB) yang sudah menjadi budaya di HMT-ITB itu sendiri yang bertujuan untuk menghibur diri sendiri dan sekitarnya. OSD HMTITB sudah lama didirikan oleh anggota HMT-ITB dan sudah mengalami beberapa regenerasi pemain untuk tetap melangsungkan keberlangsungannya.


Editor’s Letter Perkembangan zaman dan teknologi membawa dampak perubahan pada kehidupan manusia dan salah satunya pada sektor industri. Adanya penemuan dan teknologi baru mengakibatkan sektor pertambangan di masa depan akan memiliki wajah yang berbeda. Mineria 10.0 akan mengupas tentang bagaimana perkembangan industri pertambangan di masa depan Mineria merupakan majalah keprofesian yang dibuat oleh HMT-ITB. Majalah Mineria berisi informasi seputar dunia pertambangan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh HMT-ITB. Lewat Mineria, kami ingin berbagi informasi seputar pertambangan tidak hanya kepada mahasiswa pertambangan, tetapi juga masyarakat secara umum.

Editor In Chief

Kadek Demmy Wenanda

Foto Cover : Muhammad Piqri Ardiansyah


Editorial Staff Ketua Divisi Yudha Bumi Fathan Rozani Supervisor Muthia Nabila Tsamara Firtania Editor in Chief Kadek Demmy Wenanda Content Creator Zafira Nuraini Jerhikma Petra Adinda Tanaya Wiyadi Muhammad Piqri Ardiansyah Muhammad Ihsan Batu Bara Yasyfa Nur Hidayat Mochamad Fathur Hidayatullah Usama Yudhistira Audley Alghiffary

Contributor Banu Faris Adinata Harisman Jeffri Putra Cornelius Calvin Nur Aisyah Muhammad Fajar Saputra Endha Erwan Sakti

Editor Nur Aisyah Banu Faris Adinata Harisman Caroline Lianti Anastasya Irene Arbintha Jerico Sebastian Veron Illustrator Christopher Arya Pramudita Ray Moonstar Adi Nugroho Akhmad Maulana Putra Dewanto Dylan Gema Kurniawan Enver Hardiono Sarah Humaira Marketing Fariz Ramadhan Muhammad Salam Aditya Afridol Bagust Dwicahya Yan Sutardi

Muhammad Piqri Ardiansyah Harry Marcelino Panjaitan Caroline Lianti Anastasya Devi Kamaratih Rinaldy


What’s Inside Transisi Energi Mendesak Bagi Indonesia

6

Potensi Pengembangan Tambang Bawah Laut

10

Alasan dibalik Dinamika Harga Batubara

16

Bagaimana Nasib Batubara Indonesia?

20

Tambang Luar Angkasa, Mungkinkah?

26

Kisah di Tanah Tanjung Enim

30

Zdzisław Tadeusz (Richard) Bieniawski, Developer Sistem Klasifikasi Geomekanika Batuan

36

Penerapan Remote Sensing dalam Industri Pertambangan

42

Kebijakan Pertambangan Berbasis Zero Carbon Mining Sebagai Solusi Strategis Untuk Menjawab Tantangan Industri Pertambangan yang Ramah Lingkungan Dan Berkelanjutan

48

Orkes Semi Dangdut HMT-ITB

52

Reinforcing National Resilience Throughout Mining Perspective

54

Apa Kata Mereka?

58


Transisi Energi Mendesak Bagi Indonesia Zafira Nuraini (12118042)

Sumber : Unsplash

6


Selama 50 tahun terakhir Indonesia mengalami banyak perubahan dalam sektor kelistrikan. Sejak krisis minyak 1970 hingga 2020, Indonesia telah mengurangi pasokan minyak untuk listrik dari 56% ke 3% hingga tahun 2020. Berkebalikan dengan sektor minyak bumi, terjadi peningkatan pasokan batubara untuk sektor listrik dari tahun 1971 hingga 2020 sebesar 64%. Hal inilah yang menjadikan PLTU batubara sebagai sumber utama listrik Indonesia. Sejalan dengan penggunaan bahan bakar fosil sebanyak 50% di dunia, telah terjadi peningkatan gas rumah kaca yang merupakan rekor tertinggi melebihi rata-rata peningkatan selama periode 2011-2020 berdasarkan data World Meterological

Organization (WMO) tahun 2020. Hal ini didukung dengan data konsentrasi rata-rata global untuk CO2 yang mecapai level tertinggi pada 413,2 ppm. Jika hal ini tidak segera ditangani dan diantisipasi, maka akan berdampak besar pada perubahan iklim. Dengan komitmennya untuk ikut serta dalam penurunan emisi, maka Pemerintah Indonesia menetapkan target Bauran Energi Terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada 2050 untuk EBT. Indonesia juga telah berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29% pada tahun 2030. Sementara itu, berdasarkan pertemuan COP 26 di Glasgow, Indonesia berkomitmen kuat dalam pengurangan emisi karbon melalui komitmen Nationally Determined Contribution (NDC). Sudah semestinya pengembangan EBT untuk mendorong transisi energi dalam skala besar dan cepat untuk menghindari krisis perubahan iklim menjadi prioritas bagi pemerintah Indonesia. Mengingat presentase EBT dalam bauran energi yang masih di angka 8.04% targetnya 23% di tahun 2025 memungkinkan Indonesia tidak mencapai target bauran energi. Diperkirakan emisi gas rumah kaca dari PLTU batubara akan mencapai 300 juta ton pada tahun 2028 berdasarkan hasil pemodelan Institute for Essential Services Reform (IESR) terhadap RUPTL 2019-2028. Hal ini semakin diperparah dengan hasil proyeksi yang menunjukkan bahwa Indonesia akan melampaui jalur emisi gas rumah kaca sebesar 2 derajat. Tentunya ini sangat berlawanan dengan komitmen Indonesia dari Nationally Determined Contribution (NDC) yang telah diserahkan ke UNFCCC yang menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia 29% tanpa syarat dan 41% bersyarat (dengan dukungan internasional yang memadai) pada tahun 2030. Faktor penting lain yang mendorong transisi energi harus disegerakan adalah iklim Indonesia yang telah memasuki kategori “highly insufficient” atau sangat tidak memadai dalam mengurangi

7


emisi gas rumah kaca. Dengan penggunaan energi fosil yang mencapai 82% pada tahun 2020 telah membuat sektor energi menjadi penyumbang tertinggi untuk emisi gas rumah kaca di Indonesia sebesar 45,7% (selain emisi dari hutan dan penggunaan lahan). Lebih lanjut apabila suhu bumi semakin naik menurut ahli Epidemologis, hal ini akan berdampak pada kesehatan penduduk yang diperkirakan di tahun 2030-2050 akan menyebabkan kenaikan angka kematian sebanyak 250.000 orang per tahun akibat malnutrisi, malaria, dan stress akibat gelombang panas. Di sisi lain sebenarnya transisi energi dan pengembangan energi bersih telah berlangsung di seluruh dunia dan memiliki prospek yang menjanjikan untuk kedepannya. Dengan kemajuan teknologi dan implementasi skala luas akan memberikan kemungkinan penurunan biaya investasi untuk pengembangan EBT ini. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya penurunan harga panel surya dan turbin angin yang mengalami penurunan selama 2010 hingga 2019 dari 89% menjadi 59%. Selain itu, di bidang teknologi penyimpanan baterai mengalami penurunan sebanyak 89% pada baterai Li-ion pada periode yang sama. Ke depannya, di tahun 2030 biaya untuk membangun pembangkit listrik baru dari EBT akan lebih murah dibandingkan mengoperasikan pembangkit listrik bertenga fosil. Bahkan di beberapa negara telah mengalami kondisi ini. Dalam proses transisi energi ini sudah seharusnya bagi pemerintah Indonesia melakukan secara bijak dan adil. Selain itu, kesuksesan transisi energi ini bukan hanya peran pemerintah saja, karenanya perlu dukungan dari segala pihak untuk menyukseskannya.

Sumber : Unsplash

8

Sumber: https://www.esdm.go.id/id/berita-unit/direktorat-jenderal-ketenagalistrikan/pemerintah-mendorong-transisi-energi-melalui-energi-baru-terbarukan-dan-efisiensi-energi https://public.wmo.int/en/media/press-release/greenhouse-gas-bulletin-another-year-another-record https://transisienergi.id/data_input/bauran-pembangkitan-listrik-di-indonesia/ https://iesr.or.id/transisi-energi-mendesak-indonesia-harus-segera-akselerasi-pengembangan-energi-terbarukan https://iesr.or.id/laporan-climate-transparency-2021-dampak-perubahan-iklim-nyata-indonesia-perlu-tingkatkan-aksi-iklimnya https://www.greenpeace.org/indonesia/aksi/dukung-indonesia-segera-melakukan-transisi-energi-ke-energi-terbarukan-yang-ramah-lingkungan/


9


Potensi Pengembangan Tambang Bawah Laut Muhammad Ihsan Batu Bara (12119020) Meningkatnya permintaan mineral dan logam untuk kebutuhan industri, baterai listrik, pembangkit listrik, maupun infrastruktur, telah menyebabkan naiknya minat dalam eksplorasi sumber daya mineral di dasar laut. Beberapa komoditas yang potensial dilakukan penambangan umumnya berupa mineral sulfida besar, nodul mangan, logam tanah jarang, bahkan gas metana yang terperangkap di dasar laut. Meskipun tidak ada penambangan laut dalam skala komersial besar yang dilakukan, namun kontrak eksplorasi untuk sumber daya laut dalam telah diberikan kepada perusahaan dari negara-negara termasuk Cina, Inggris, Belgia, Jerman, Prancis. Tambang bawah laut telah membawa masalah lingkungan yang signifikan, beberapa di antaranya telah disorot

10

sehubungan dengan dilakukannya penambangan di wilayah landas kontinen (misalnya, penambangan pasir besi dan fosfor di perairan Selandia Baru). Dampak lainnya termasuk konflik dengan pengguna laut lainnya, seperti industri perikanan dan perusahaan farmasi yang ingin mengeksploitasi sumber daya genetik laut Sumber daya pada penambangan bawah laut biasanya berupa sulfida dalam jumlah besar di dasar laut (multimetal) yang berada di sekitar mata air hidrotermal, kerak kaya kobalt (Cobaltrich Crust (CRC)) di sisi gunung bawah laut, atau daerah dengan nodul mangan di permukaan laut dalam. Selain deposit mineral, ada


Sumber : indonesiainside.id juga minat dari berbagai pihak untuk mengekstraksi metana dari hidrat gas di lereng dan tanjakan benua. Nodul mangan terbentuk di dataran abyssal air dalam yang luas dan terutama terdiri dari mangan dan besi, meskipun sejumlah besar logam lain juga ditemukan dalam struktur ini. Nodul berbentuk seperti kentang, berdiameter 4-10 cm, dan diperkirakan terbentuk dalam proses yang memakan waktu jutaan tahun di mana mangan dalam air laut teradsorpsi ke zat nodul yang dioksidasi oleh bakteri dan menjadi matriks nodul . Konstituen utama selain mangan (28%) adalah nikel (1,3%), tembaga (1,1%), kobalt (0,2%), molibdenum (0,059%), dan logam tanah jarang (0,081%).

Sulfida masif dasar laut (SMS), yang terkait dengan ventilasi hidrotermal aktif dan tidak aktif di sepanjang punggung samudera, memiliki kandungan sulfida yang tinggi tetapi juga kaya akan tembaga, emas, seng, timbal, barium, dan perak. Lebih dari 200 situs mineralisasi hidrotermal terjadi di dasar laut dan, berdasarkan eksplorasi dan penilaian sumber daya sebelumnya, sekitar 10 dari endapan ini mungkin memiliki tonase dan kadar yang cukup untuk dipertimbangkan untuk penambangan komersial. Kerak yang kaya kobalt, juga disebut sebagai kerak ferromangan, terbentuk di lereng dan puncak gunung bawah laut dan mengandung mangan, besi, dan beragam jenis logam (kobalt, tembaga, nikel, dan

11


Sumber : https://www.royalihc.com/en/products/mining/dredgemining-and-deep-sea-mining/deep-sea-mining

Sumber : http://national-oceanographic.com/article/potensi-penambangan-bawah-laut-di-indonesia

12


platinum). Berdasarkan kadar, tonase dan kondisi oseanografi, Pasifik khatulistiwa tengah menawarkan potensi yang baik untuk penambangan kerak, terutama di ZEE Pulau Johnston (AS), Kepulauan Marshall, dan perairan internasional di pegunungan bawah laut Pasifik tengah. Kelangsungan teknologi untuk mengeksplorasi dan mengekstraksi deposit mineral laut ditentukan oleh kedalaman di mana mineral tersebut ditemukan Sejak didirikan pada tahun 1982, Otoritas Dasar Laut Internasional (ISA), yang bertugas mengatur aktivitas manusia di dasar laut dalam di luar landas kontinen, telah mengeluarkan 27 kontrak untuk eksplorasi mineral, yang mencakup area gabungan lebih dari 1,4 juta km2 dan terus mengembangkan aturan untuk penambangan komersial. Pada saat yang sama, beberapa operasi penambangan dasar laut telah berlangsung di dalam wilayah landas kontinen di sejumlah negara, umumnya pada kedalaman yang relatif dangkal, dan yang lainnya pada tahap perencanaan yang lebih lanjut. Adapun perusahaan komersial pertama, yang diharapkan menargetkan sulfida kaya mineral di perairan yang lebih dalam, pada kedalaman antara 1.500 dan 2.000 m di landas kontinen Papua Nugini pada tahun 2019, telah gagal menjalankan aktivitas penambanganya akibat risiko dampak lingkungan.

satu unsur. Data tentang keanekaragaman hayati laut dalam sangat langka, sehingga menyelidiki konektivitas genetik dan memastikan dampaknya terhadap biota akan membutuhkan studi jangka panjang. Berkenaan dengan dampak jangka panjang setelah penghentian penambangan, MIDAS (Maintenance Information Data Automation System.) menemukan bahwa habitat dasar laut tidak pulih selama beberapa dekade setelah gangguan dan menyimpulkan bahwa kemungkinan besar dampak penambangan komersial akan terlihat untuk jangka waktu yang lebih lama. Singkatnya, uji coba skala kecil tidak dapat secara akurat memprediksi konsekuensi penuh dari penambangan skala komersial. Sumber : C.R. Deepak, M. A. (2001). Developmental tests on the underwater mining system using flexible riser concept. National Institute of Ocean Technology, Chennai, India. Kuntz, G. (1979). The Technical Advantages of Submersible Motor Pumps in Deep Sea Technology and the Delivery of Manganese Nodules, Proc. Offshore Tech. Conf. M Ravindran, W. J. (1999). Shallow-water Sand Mining Operation, Proc. Offshore Tech. Martaon, Anggi Tondi. (n.d.). Dampak Besar Bagi Negara Bila Lalai Menerapkan Protokol Kesehatan. Retrieved from https://m.medcom.id/nasional/politik/ybJWM7Ak-dampak-besar-bagi-negara-bila-lalai-menerapkan-protokol-kesehatan Rehorn, I. (1994). ). “Development of a Deep-sea Full-track Vehicle (Caterpillar vehicle) and Testing its Internal Tractional Resistance”. Santos, R. S. (2018). www-frontiersin-org. Retrieved from https://www-frontiersin-org.translate.goog/articles/10.3389/fmars.2017.00418/full?_x_tr_sl=en&_x_tr_ tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc

Hampir semua metode praktis untuk mengambil material dari tanah dapat diterapkan pada endapan pantai di atas permukaan laut. Pengembangan teknologi penambangan mineral laut dalam sedang berlangsung, meskipun kedalaman yang lebih dalam menghadirkan tantangan tambahan. Penambangan untuk SMS di ventilasi hidrotermal akan melibatkan pemindahan bijih secara mekanis dan transportasi ke kapal pendukung untuk mengekstrak bahan yang diperlukan. Adapun penyebab gagalnya beberapa proyek komersil untuk penambangan bawah laut yaitu potensi pelepasan unsur toksik selama proses penambangan dan sulitnya memprediksi dampak dari aktivitas alat berat menggunakan data dari eksperimen laboratorium yang hanya melibatkan

13


14


15


Alasan Dibalik Dinamika Harga Batubara Petra Adinda Tanaya Wiyadi (12118081) Dalam harga batubara, terdapat dua istilah yang sering kita temui, yaitu Harga Patokan Batubara (HPB) dan Harga Batubara Acuan (HBA). Berdasarkan Permen ESDM No. 11/2020 Tentang Perubahan Ketiga Permen ESDM No. 7/2017 Tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara, Harga Patokan Batubara adalah harga batubara yang ditentukan pada titik serah penjualan (at sale point) secara Free on Board. HPB ini merupakan harga batas bawah dalam penghitungan kewajiban pembayaran iuran produksi oleh pemegang IUP Operasi-Produksi Batubara atau IUPK Operasi-Produksi Batubara. Sedangkan, Harga Batubara Acuan adalah harga yang diperoleh dari rata-rata indeks harga batubara pada bulan sebelumnya. Berdasarkan peraturan diatas, besaran nilai HBA mengacu pada indeks harga batubara yang dikeluarkan, seperti Indonesian Coal Index / Argus Coalindo, Newcastle Export Index, Globalcoal

16

Newcastle Index, Platts Index, Energy Publishing Coking Coal Index, dan/atau HIS Markit Index. Sedangkan untuk HPB, HPB dapat berupa HPB untuk steam (thermal) coal dan coking (metallurgical) coal. Nilai HPB steam (thermal) coal dipengaruhi oleh nilai kalor batubara (calorific value), HBA Steam (Thermal) Coal, kandungan air (moisture content), kandungan belerang (sulphur content), dan kandungan abu (ash content). Sedangkan nilai HPB coking (metallurgical) coal ditentukan oleh variabel HBA Coking (Metallurgical) Coal, Coke Strength after Reaction, kadar zat terbang (volatile matter), kandungan air (moisture content), kandungan belerang (sulphur content), dan kandungan abu (ash content). Harga batubara ini sangat dinamis. Berbagai isu minor pun dapat mempengaruhi harga batubara secara signifikan. Dewasa ini, isu COP26 cukup mempengaruhi secara signifikan dari naik-turunnya harga batubara. Selain isu COP26, pengiriman


Sumber : Unsplash

batubara juga mempengaruhi harga batubara. Ketatnya kondisi suplai batubara menyebabkan naiknya harga batubara. Pengiriman batubara dari Australia ke China belum berjalan normal tetapi permintaan atas daya listrik terus meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi dunia dikala pandemi. Harga Batubara Acuan pada Bulan November 2021 pernah mencapai rekor tertingginya yaitu sebesar US$ 215.01 per metrik ton. Tetapi menurut Maybank Kim Eng Sekuritas, harga batubara bisa melemah jika pertumbuhan ekonomi dunia kembali resesi. Selain itu, ketika bank sentral dunia melakukan pengetatan kebijakan penggunaan batubara, seperti pada COP26 yang mengharuskan nol pemakaian batubara, juga menimbulkan potensi turunnya harga batubara.

Tetapi, tingginya harga batubara juga memiliki tantangan tersendiri karena dapat meningkatkan pengeluaran industri domestik untuk memperoleh sumber energi. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, perlu ada keseimbangan antar sektor agar lonjakan harga batubara tidak berbalik menekan kegiatan industri dalam negeri karena jika harga terlalu tinggi maka industri dalam negeri juga kesulitan untuk memperoleh energi karena biaya yang dikeluarkan lebih besar. Namun, ada juga sisi positif dari melambungnya harga batubara. Di sisi lain, meningkatnya harga batubara memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional karena Indonesia sendiri merupakan salah satu negara terbesar penghasil batubara.

Sumber: https://money.kompas.com/read/2021/10/08/020700526/kata-menko-airlangga-ini-bahayanya-apabila-harga-batubara-kema halan?page=all https://ekonomi.bisnis.com/read/20211108/44/1463489/harga-batu-bara-acuan-makin-berkilau-ini-faktor-penyebabnya https://ukcop26.org/global-coal-to-clean-power-transition-statement/ https://investasi.kontan.co.id/news/ini-sejumlah-sentimen-yang-akan-mempengaruhi-harga-batubara

17


18


19


Bagaimana Nasib Batubara Indonesia?

bersama : Donny Simorangkir Mine Inspector Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Reporter - Yudhistira Audley Alghiffary (12120071) 20


Pengantar Batubara, salah satu komoditas tambang unggulan Indonesia semakin kedepannya akan ditinggalkan. Pada COP 26 di Glasgow telah digaungkan seruan dekarbonisasi salah satu caranya ialah dengan menggunakan energi yang memproduksi karbon rendah. Permintaan dunia akan batubara pun diprediksikan terus melandai dampak dari pengetatan peraturan emisi karbon. Produksi batubara indonesia sampai pada bulan Oktober 2021 ialah sebesar 512 juta ton dari target tahun ini yaitu sebesar 625 juta ton. Pasar ekspor batubara sedang naik daun beberapa bulan terakhir ini. Pada bulan November, harga batubara acuan menyentuh angka $215 per ton yang merupakan harga tertinggi sejak 10 tahun terakhir. Mengutip pernyataan Bang Donny bahwa di era transisi ke energi terbarukan kita memang sudah harus bersiap agar tidak bergantung pada penggunaan batubara khususnya pada PLTU. Maka dari itu pengusaha batubara harus bisa mentransformasikan tambang yang ramah lingkungan sekaligus menggalakan hilirisasi batubara.

Permintaan China dan India berkurang, nasib ekspor batubara bagaimana? Indonesia sebagai eksportir batubara thermal terbesar di dunia, masih bergantung pada market internasional khususnya Tiongkok dan India dikarenakan serapan batubara domestik masih kecil.Perlu diingat walaupun sebagai eksportir batubara terbesar di dunia, produksi batubara Indonesia masih jauh dibawah China dan India. Terlihat pada tahun 2021 Indonesia berada di posisi ke 3 dengan tingkatan produksi sebesar 545 Mt masih dibawah India dengan produksi batubara sebesar 771 Mt dan Tiongkok dengan produksi sebesar 476 Mt. Sumber : thebulletin.org

Menurut Bang Donny, permasalahan yang ada

21


IEA, Global coal production, 2018-2021, IEA, Paris Sumber : https://www.iea.org/data-and-statistics/charts/global-coal-production-2018-2021

Argus Media, Thermal coal exports to Vietnam (2016-2020), 20 January 2021 Argus Media. Sumber : www.argusmedia.com/en/news/2178698-vietnamese-coal-imports-hit-record-high-in-2020

22


sekarang ialah serapan batubara lokal Indonesia kecil dan masih didominasi batubara termal untuk kebutuhan PLTU. Secara global sendiri berdasarkan hasil COP penggunaan PLTU pun akan dikurangi dan untuk Indonesia sendiri akan menghentikan pembangunan PLTU baru mulai tahun 2025. Salah satu cara untuk mengatasi ketergantungan ekspor kepada Tiongkok dan India, salah satunya ialah diversifikasi pasar ke negara negara berkembang yang masih membutuhkan energi murah batubara salah satunya ialah Vietnam.Bisa terlihat pada grafik dibawah terjadi peningkatan ekspor batubara termal ke Vietnam yang mana diprediksikan akan terus meningkat kedepannya. Solusi kedua ialah optimalisasi untuk kebutuhan dalam negeri yang mana bisa didorong dengan hilirasasi industri batubara, dimana meningkatkan produk-produk turunan dari batubara. Pemerintah sendiri memiliki 7 skema hilirasasi batubara yaitu diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Gasifikasi batubara Pembuatan kokas Underground coal gasification Pencairan batubara Peningkatan mutu batubara Pembuatan briket Pembuatan coal slurry/coal water mixture

Ketujuh skema hilirisasi ini diharapkan akan menjadi tulang punggung untuk industri batubara indonesia kedepannya.

Kedepannya Industri Batubara pasti akan menciut, lalu bagaimana nasib pekerja yang bergantung terhadap industri batubara?

Produk turunan batubara hasil dari skema hilirasasi, apakah bisa memberikan napas untuk industri batubara?

Perlu dipahami kebutuhan raw coal untuk produk turunan itu tidak sebesar sekarang sekarang begitu juga dengan pengembalian modalnya cukup lama maka harus kuncinya harus ada kontrol produksi dari pemerintah. Untuk sekarang ini listrik kita 60 persen ditopang oleh PLTU, maka dari itu ditekankan lagi harus ada optimalisasi perihal domestic market obligation karena contohnya sekarang (2021) harga batubara sedang tinggi, perusahaan akan lebih senang ekspor ke luar kalau begitu bisa bisa listrik kita akan terancam.

Pendapat pribadi abang, apakah Indonesia siap dekarbonisasi 2060?

Kita memang harus bersiap kedepannya untuk transformasi energi karena dengan sendirinya jikalau memang energi terbaru memang kompetitif maka dengan sendirinya akan bergeser ke EBT. Jadi memang kita harus siap bagian dari negeri ini yang masih bergantung pada batubara. Kedepannya juga masih bisa berubah-rubah pasti setiap negara akan mengamankan kepentingan negaranya sendiri, jadi kita amati saja untuk kedepannya bagaimana.

Pesan Terakhir

Kita sebagai Mining Engineer takut dengan transformasi energi ini, kita terus persiapkan segala perubahan perubahan yang dinamis dan sebagai insinyur kita jangan terpaku ke batubara masih banyak komoditas mineral lainnya. Negara semakin maju nanti juga dengan sendirinya bergeser dari pekerjaan yang “kotor” ke bidang bidang seperti IT dan lain lainnya.

Bang Donny menyampaikan agar kita sebagai Mining Engineer agar tidak terlalu coal minded, insinyur tambang pun harus menguasai mineral karena kedepannya masih cerah. 80 persen penerimaan negara bukan pajak itu dari batubara maka pemerintah harus menyikapi komoditas lain yang bisa menggantikan. Industri batubara sudah pada fase sunset dan itu harus diterima.

23


24


25


Tambang Luar Angkasa, Mungkinkah? Usama (12120019)

26


Seiring dengan perkembangan teknologi, muncul tuntutan akan kebutuhan sumber daya mineral yang semakin besar. Logam- logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, perak, dan sebagainya menjadi bahan baku penting untuk perkembangan teknologi, seperti pembuatan baterai, kendaraan listrik, dan industri hilirisasi yang sedang gencar memproduksi logam-logam tersebut. Hal ini berdampak pada harga dan permintaan mineral bahan baku logam terkait semakin meningkat. Menurut informasi Harga mineral acuan pada Maret 2022, harga nikel mencapai 23.537,05 USD/ dmt, tembaga 9.888,14 USD/dmt. Di tengah kebutuhan mineral yang sedang meningkat dan eksploitasi besar besaran, sumber daya mineral di bumi semakin lama akan semakin berkurang. Maka dari itu, para peneliti mencari gagasan baru agar kebutuhan mineral untuk manusia dapat terpenuhi. Pembahasan pertambangan luar angkasa sangat hangat didiskusikan beberapa tahun terakhir. Hal tersebut terkait ditemukannya beberapa asteroid yang mengandung logam mulia yang jumlahnya cukup melimpah. Asteroid merupakan benda luar angkasa yang berukuran kecil (sekitar 1.000 km) dan mengorbit matahari. Letak orbit asteroid utama ada di antara planet Mars dan Jupiter. Asteroid dapat menjadi sumber berharga bagi perkembangan peradaban manusia karena mengandung berbagai mineral yang diperlukan dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama di tengah peningkatan permintaan bahan logam. Namun, pertambangan luar angkasa masih menjadi suatu gagasan karena beberapa kesulitan seperti biaya untuk transportasi ke luar angkasa, teknologi identifikasi asteorid yang belum dapat diandalkan, dan tantangan-tantangan lainnya. Merujuk pada definisi Brian O’Leary dalam mining the apollo and amor asteroids, penambangan asteroid adalah sebuah hipotesis atau kemungkinan penambangan bahan baku yang berada pada asteroid atau benda luar

angkasa yang dekat dengan bumi. Studi optik menunjukkan bahwa asteroid memiliki komposisi kondrit karbon dan kon-drit biasa, dengan tambahan beberapa unsur besi dan nikel dalam jumlah besar. Penambangan asteorid telah dimulai oleh Badan Eksplorasi Antariksa Jepang, JAXA dengan proyek HAYABUSA (2003) dan HAYABUSA2 yang diluncurkan 3 Desember 2014. Pesawat luar angkasa tak berawak Hayabusa2 mendarat dua kali diatas asteroid Ryugu, yang berjarak lebih dari 300 juta kilometer dari Bumi. Proyek tersebut berhasil membawa sampel asteroid ke bumi. Proyek lain yang masih berlangsung digagas oleh NASA melalui projek OSIRIS-rex. Proyek ini direncanakan untuk mengambil sample asteroid 101955 Bennu. Kedua proyek tersebut telah menjadi permulaan untuk perkembangan pertambangan luar angkasa. Sejauh ini, terdapat dua asteroid yang ditemukan yang mengandung sumber daya mineral bernilai tinggi. Kedua asteroid tersebut dilabeli nama 1986 DA dan 16 Psyche. Asteroid 1986 DA (dijuluki mini psyches) merupakan asteroid yang dekat dengan Bumi yang memiliki kandungan logam dengan taksiran bernilai US$11,65 triliun. Penambangan luar angkasa bisa menjadi kabar baik bagi Bumi. Penambangan luar angkasa dapat meminimalkan kerusakan planet akibat penambangan logam yang sejauh ini menyumbang kerusakan besar pada ekosistem. Harapannya, dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, proses pertambangan luar angkasa ini dapat terwujudkan. Sumber: https://katadata.co.id/happyfajrian/berita/6141e8afb270e/permintaan-terus-tumbuh-harga-nikel-berpotensi-tembus-us20000ton https://sains.kompas.com/read/2019/01/18/190700323/bertambang-di-luar-angkasa-segera-jadi-kenyataan-ini-tujuannya. https://solarsystem.nasa.gov/asteroids-comets-and-meteors/asteroids/101955-bennu/in-depth/ https://www.kompas.tv/article/129142/inilah-keberhasilan-misi-ruang-angkasa-hayabusa2-milik-jepang?page=all https://www.science.org/doi/10.1126/science.197.4301.363 http://edukasi.sains.lapan.go.id/artikel/menambang-asteroid-mungkinkah/306 https://www.freepressjournal.in/science/metal-rich-asteroids-1986-da-and-2016ed85-discovered

27


1986 DA

28


101955 Bennu

29


Kisah di Tanah Tanjung Enim Muhammad Piqri Ardiansyah (12118002)

30


Pada Juni 2021, saya berkesempatan untuk melakukan perjalanan serta kegiatan “Kerja Praktik” di daerah Tanjung Enim Sumatera Selatan tepatnya di PT Bara Anugrah Sejahtera. PT Bara Anugrah Sejahtera merupakan anak perusahaan PT Titan Infra Energy sekaligus salah satu perusahaan tambang batubara di Sumatera Selatan. Lokasi Kerja Praktik saya dapat dibilang cukup dekat dari Palembang yang memakan waktu kurang lebih 4 jam perjalanan menggunakan mobil travel yang tersedia. Kebetulan, posisi saya pada rentang bulan tersebut berada di Palembang sekaligus tempat domisili asalku juga sehingga perjalanan menuju PT Bara Anugrah Sejahtera dapat dituju dengan mudah dan relatif cepat. COVID-19 sendiri menjadi isu yang penting untuk diperhatikan dalam beberapa prosedur perusahaan yang ingin menerima orang luar seperti mahasiswa untuk mengerjakan kegiatan Kerja Praktik atau Tugas Akhir. Prosedur ini juga berlaku di lokasi Kerja Praktik yang memberlakukan beberapa aturan ketat untuk orang luar perusahaan seperti mahasiswa. Beberapa prosedur yang harus dilewati adalah melakukan tes COVID-19 PCR sebagai syarat pelaksanaan Kerja Praktik dan masa karantina setelah aku tiba di kantor perusahaan PT Bara

Anugrah Sejahtera. Masa karantina yang aku harus lewati pada saat pelaksanaan Kerja Praktik di perusahaan tersebut adalah 7 hari terhitung dari saat aku tiba di lokasi. Walau demikian, perusahaan tetap memberikan fasilitas terbaik untuk mahasiswa dalam menjalani masa karantina dan Kerja Praktik seperti disediakan mess untuk tempat tinggal, makan, fasilitas AC, koneksi internet dan lain -lain. Setelah masa karantina berakhir, saya melakukan tes COVID 19 yang telah disediakan oleh Departemen HSE PT BAS. Setelah dinyatakan negatif dengan indikator garis satu pada kit test, saya diarahkan ke kantor dan langsung dikenalkan beberapa peraturan yang berlaku dan tentu safety induction yang dipandu oleh HSE. Lalu, saya diarahkan menuju departemen Engineering PT Bara Anugrah Sejahtera. Departemen ini terdiri dari tim mining engineering, geologist dan tim survei. Pada kesempatan ini, saya berkenalan dengan beberapa tim dan karyawan disana dan menyampaikan topik apa yang ingin diteliti di PT Bara Anugrah Sejahtera. Geoteknik Tambang merupakan hal yang menarik untuk saya teliti di site tambang perusahaan. Pada pelaksanaan

31


kegiatan ini, saya melakukan penelitian dan mengkaji beberapa hal yang bersangkutan langsung dengan bidang geoteknik seperti kestabilan lereng IPD, tanggul jalan, dan beberapa pengalaman menarik lainnya terkait pengeboran geoteknik, survei lapangan langsung, serta menghitung debit air sungai yang berada di site tambang perusahaan tersebut. Letak mess dan kantor PT Bara Anugrah Sejahtera terpisah dengan lokasi tambang PT Bara Anugrah Sejahtera. Jarak keduanya kurang lebih harus melewati 3 desa di Tanjung Enim sehingga untuk menuju ke lokasi tambang sendiri, saya dan tim engineering menggunakan mobil LV untuk menuju dan melakukan pemantauan harian disana. Site tambang batubara milik PT Bara Anugrah Sejahtera berada pada dua formasi yaitu Formasi Kasai dan Formasi Muaraenim. Sehingga litologi penyusun pada site berupa sandstone, claystone dan batubara. Kualitas batubara perusahaan ini dapat dikategorikan batubara subbituminous.

32

Selain sebagai sarana implementasi ilmu pertambangan secara praktis, saya juga melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh counterweight pada litologi montmorilloniteclaystone terhadap probabilitas kelongsoran pada lereng IPD di PT Bara Anugrah Sejahtera. Ini merupakan salah satu permasalahan yang sedang dihadapi oleh tim Geotech engineering di PT Bara Anugrah Sejahtera. Montmorillonite sendiri merupakan mineral yang terkandung di dalam litologi claystone yang memiliki sifat inkonsisten terhadap bentuknya saat bereaksi dengan air. Sifat dari mineral monmorillonite adalah mudah mengembang oleh tambahan air. Hal ini dikarenakan mineral monmorillonite memiliki gaya tarik kuat terhadap air (Das, 1995) dalam (Ardiansyah, 2021). Sejalan dengan ambisi saya untuk menjadi Geotech engineer nantinya, banyak pengalaman yang menambah beberapa pengetahuan baru sebagai seorang engineer nantinya. Aku belajar


bagaimana cara menghitung orientasi kekar dan bidang diskontinu dengan rinci, mengenal alat pemantauan lereng yakni ektensometer yang disebar di titik-titik rawan, sekaligus bagaimana cara memasang ekstensomenter itu sendiri dan konfigurasinya, deskripsi batuan penyusun, dan masih banyak lagi. Aku juga belajar bagaimana mengoperasikan perangkat lunak di sana seperti Minescape, Dips, AutoCAD, dll. Pengalaman yang paling berkesan adalah dimana saya diminta untuk menghitung debit air sungai yang berada di kawasan tambang PT Bara Anugrah Sejahtera. Aku turun langsung untuk menyusuri sungai dari hulu ke hilir dengan membawa peralatan seperti GPS. Medan di titik tersebut sangat licin sehingga saya harus berhatihati untuk melangkah di sungai tersebut. Dari 30 titik yang diambil datanya, terdapat 5 titik dengan kondisi tidak memungkinkan untuk ditelurusi dengan berjalan kaki karena terlalu dalam sekitar 2,5 meter. Sehingga, saya dan tim memutuskan untuk berputar naik dan melewati hutan yang belum di land clearing atau masih virgin. Perjalanan dengan berjalan kaki terbilang cukup jauh dan melelahkan namun berkesan sampai detik saya

menulis cerita ini. Hasil dari penyelurusan sungai tersebut akan diinterpretasikan secara visual menggunakan aplikasi AutoCAD. Kembali pada penelitian yang saya kaji, banyak pengetahuan baru yang saya temui khususnya ilmu lapangan di industri pertambangan. Berdasarkan pengalaman sendiri, pemantauan lereng tidak hanya dilakukan secara aplikasi di Dips, Phase2 dan sebagainya, tetapi juga dilakukan secara di lapangan karena kita dapat melihat bidang lemah secara langsung. Penelitian saya ini dilakukan selama 2 bulan dan didapatkan data secara lengkap. Selama 2 bulan melakukan kerja praktik, saya dapat merasakan bagaimana kondisi industri pertambangan itu yang sesungguhnya. Keadaan yang selalu dinamis, permasalahan eksternal, kejadian tak terduga seperti hujan sehingga produksi terganggu dan masalah lainnya yang membuat seorang Teknik pertambangan memutar otak tiap waktu membuat aku sadar akan keadaan yang akan kuhadapi nantinya. Sumber Foto : Penulis

33


34


35


Zdzisław Tadeusz (Richard) Bieniawski Developer Sistem Klasifikasi Geomekanika Batuan Yasyfa Nur Hidayat (12119049) Sumber : tunnel-online.info

Bieniawski lahir di Krakow, Polandia pada 1 Oktober 1936. Ibunya adalah seorang berkewarganegaraan Austria dan ayahnya adalah seorang Polandia, kedua nya bekerja sebagai guru. Pada masa perang dunia 2, beliau tinggal bersama ibunya di desa Grybow bersama ibunya karena ayahnya dikirim ke dalam medan perang. Bieniawski memiliki guru yang sangat hebat di sekolah dasar dan di sekolah menengah pertama. Beliau belajar dengan penuh semangat, selalu mendapat nilai tertinggi di setiap kelas, beliau menyukai matematika dan fisika. Ia ingin menjadi seorang insinyur, tetapi profesor dan ibunya memperingatkannya bahwa profesi ini tidak

36

hanya membutuhkan penguasaan mata pelajaran teknis. Mereka mengklaim bahwa seorang insinyur yang berpendidikan harus menjadi orang yang berbudaya, humanis dan penikmat seni untuk melayani masyarakat dengan baik. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah pada tahun 1954 di Grybow dengan peringkat terbaik, beliau diterima di Polytechnic University of Gdansk di jurusan Naval Architecture and Maritime Engineering. Lalu pada tahun 1958, beliau pindah ke Rhodesia tempat ayahnya berada. Di sana beliau belajar bahasa inggris dan bekerja sebagai penambang tepatnya di mining town of Mufulira yang sekarang adalah Zambia.


Kemudian, beliau melanjutkan pendidikannya di University of the Witwatersrand di Johannesburg dengan jurusan Mechanical Engineering atau teknik mesin dan lulus pada tahun 1963. Selanjutnya, studi doktoralnya diselesaikan pada tahun 1967 dengan predikat cumlaude di bidang rock engineering, di Fakor of Science (DSc) kepada Bienaswski. Tidak hanya sampai disitu, beliau berkesempatan menjadi delegasi atau perwakilan untuk datang ke World Congress of the International Rock Mechanics Society (ISRM) yang pertama, yang berlangsung di Lisbon pada tahun 1964 dan kemudian menyelenggarakan National Rock Mechanics Group of South Africa, dengan Bieniawski sebagai ketuanya. Pada tahun 1974-1979 beliau menjabat sebagai Wakil Presiden ISRM dan ketua Komite Penelitian Laboratorium Rocks. Tahun 1970 merupakan peristiwa penting karena tahun itu Bieniawski memperoleh kualifikasi profesional di Inggris Raya dan Afrika Selatan sebagai “Professional Chartered Engineer.” Hal ini memberinya hak untuk menandatangani pekerjaan teknik di negara-negara ini sebagai Pr.Eng dan C.Eng. Sejak saat itu, beliau memulai pengalamannya di bidang industri selama 10 tahun, termasuk 5 tahun di posisiposisi manajerial, hal ini adalah hal yang jarang dilakukan seorang saintis. Pada masa itu, beliau dikenal ahli dalam bidangnya di Eropa. Pada tahun 1972-1973, Profesor Bieniawski membuat dan mengembangkan klasifikasi Rock Mass Rating System (RMR) yang banyak digunakan dalam desain tambang, terowongan, lereng, dan pondasi struktur teknik, terutama bendungan besar. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam dua karya pada tahun 1973 dan 1976 dalam buku “Engineering Rock Mass Classifications “ , John Wiley & Sons, New York, 1989. Pada tahun 1977, Bieniawski menjadi profesor tetap dalam mineral engineering di Pennsylvania State University dan mengambil kewarganegaraan

Amerika Serikat 5 tahun setelahnya. Beliau telah memberi kuliah kepada banyak mahasiswa seperti mahasiswa Phd, mahasiswa tahun pertama dan kedua. Beliau suka memberi kuliah untuk mahasiswa semester pertama karena pada saat itu adalah kesempatan menekankan pentingnya teknik dan betapa bagus dan menariknya ilmu teknik. Motonya dalam mengajar adalah “ilmuwan menemukan apa yang ada, insinyur membangun apa yang tidak pernah ada!” (Theodore von Karman, 1911) Beliau mengajar banyak mata kuliah yaitu, rock and rock mass mechanics, applied geoengineering,theoretical mechanics and strength criteria, design carbon pillars, tunnel construction, slope stability, methodology principles of designing underground facilities, environmental engineering, dan the history of mining and tunneling in the world. Khusus untuk mahasiswa PhD-nya beliau mengajar mata kuliah advanced design of tunnels and workings in industry berdasarkan praktik di industri yang berdasarkan pengalamannya juga. Penelitian Prof. Bieniawski telah digunakan oleh para insinyur terowongan, ahli geologi, industri perminyakan, serta insinyur pertambangan dan perencana manajemen. Buku dan artikelnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia, Spanyol, Cina, Korea, Jerman, dan Polandia. Pada tahun 1996, pada peringatan ulang tahunnya yang ke 60, Ia memutuskan untuk meninggalkan Pennsylvania State University. Setelah pensiun dari Pennsylvania State University, beliau melakukan 3 pekerjaan yang tidak dapat beliau kerjakan karena tidak punya waktu ketika menjadi dosen. Pertama, lebih menyempurnakan teori dan metodologi (praksiologi) rekayasa struktur (design engineering). Kedua, mengembangkan usahanya sebagai konsultan internasional di bidang tunneling dan pertambangan khususnya di Eropa, dimana penggunaan dan konstruksi mesin untuk pekerjaan bawah tanah TBM (Tunnel Boring Machines) adalah yang paling maju pada saat itu.

37


Kontribusi Bienawski dalam Dunia Pertambangan Brittle fracture of rocks and its application to reduce rock bursts in deep mines. (1963-1972). Topik ini diambil sebagai prasyarat untuk studi kriteria metode teoritis yang menggambarkan perilaku batuan dalam keadaan stres yang kompleks. Salah satu gagasan penting yang terkandung dalam karya ini adalah rumusan definisi emisi energi kritis (critical energy release) selama perambatan celah tidak stabil. Gagasan ini kemudian digunakan untuk mengurangi ancaman semburan batuan di tambang emas dalam; dan kriteria kekuatan batuan (kuarsit, nite) yang ditemukan di tambang emas dalam. Large-scale studies of carbon pillars and formula planned operation with the pillar-chamber system (1967-1975). Topik ini dilatarbelakangi oleh kejadian robohnya pilar di tambang batubara yang menewaskan 437 pekerja tambang di Afrika Selatan. Salah satu topik yang dibahas adalah penelitian yang dilakukan di bawah arahan Profesor Bieniawski tentang pilar karbon. Pengujian dilakukan untuk percobaan besar dengan berbagai bentuk dan ukuran, dan, sebagai perbandingan, juga pada sampel laboratorium kecil. Penelitian ini menghasilkan formula “Pillar Formula Bieniawski”. Saat ini, formula Bieniawski tidak hanya digunakan pada pengoperasian tipe pilar-ruang, tetapi juga pada sistem longwall modern di pertambangan batubara. Geomechanical classification of rocks for tunnel design and large-size chamber workings: Rock Mass Rating (RMR) (1972-1989). Bieniawski mengembangkan Rock Mass Rating (RMR). Sistem ini berisi enam parameter batuan, yaitu Uniaxial compressive strength of intact rock material ; Rock quality designation (RQD) ; Spacing of discontinuities; Condition of discontinuities; Groundwater conditions; Orientation of discontinuities. Rock mass rating ini banyak diaplikasikan dalam bidang keteknikan. Contohnya dalam bidang mekanika batuan

38

dan desain. Sistem ini juga diaplikasikan dalam pembuatan terowongan, lereng, pondasi, dan tambang. RMR juga teraplikasikan dalam pengukuran Rock Mass Excavability (RME) dan Specific Energy of Excavation (SEE) digunakan secara efektif untuk mendeteksi perubahan kondisi terowongan, secara real time, sehingga berfungsi sebagai peringatan kondisi buruk saat konstruksi berlangsung. Formulation of design principles and methodology engineering in the rock massif (1984-1996). Profesor Bieniawski percaya bahwa untuk menjadi seorang insinyur yang baik, perlu memiliki pengetahuan tidak hanya untuk konstruksi, pengetahuan teknis, tetapi juga pengetahuan tentang desain, yaitu metodologi lain dari proses desain itu sendiri, tahapan komponennya, dan aturannya. Untuk tujuan ini, ia mempelajari teori dan filosofi metodologi di berbagai negara serta proses penciptaan dan inovasi para insinyur dan arsitek. Proposition of a New Rock Massive Workability Index (Rock Mass Excavability) for predicting shield progress mechanized TBM (2006-2010). Bersama dengan ilmuwan dari Mining University di Madrid, mengusulkan sistem perkiraan baru yang disebut Rock Mass Excavatability index (RME) - indexworkability of TBM machines. Berbagai aspek dianalisis oleh Indeks RME yang menambahkan data dari terowongan tambahan dan kemajuan yang dipublikasikan dalam konferensi internasional dan jurnal teknologi ilmiah dan teknis yang digunakan oleh industri konstruksi terowongan. Saat ini sedang dikembangkan konsep spesifik baru, energi pemotongan (Specific Energy of Excavation) yang memungkinkan pembuatan kriteria kemajuan tambahan sebagai fungsi massa batuan kualitas (dinyatakan dalam RMR) dan diameter mesin. Sumber : https://home.agh.edu.pl/~cala/bieniawski/zyciorys.pdf Z. T. Bieniawski Named a Lifetime Achiever by Marquis Who’s Who (24-7pressrelease.com) https://www.geocontrol.es/es/espacio-bieniawski https://www.rockmass.net/files/short_on_RMR-system.pdf https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/rock-mass-rating


39


40


41


Penerapan Remote Sensing dalam Industri Pertambangan Jerhikma (12118070) Remote Sensing atau penginderaan jauh merupakan ilmu tentang mengakuisisi (acquiring), mengolah (processing), dan menginterpretasikan gambar/ citra dan data-data terkait yang didapatkan dari pesawat dan satelit, yang merekam hasil interaksi antara objek material dan radiasi elektromagnetik (Sabins, 1997). Teknologi indraja ini telah banyak diterapkan di berbagai bidang, terutama pada pemetaan permukaan bumi dan pemantauan lingkungan. Penginderaan jauh memungkinkan akuisisi informasi terkait permukaan bumi secara cepat, sehingga dapat diterapkan pada pemantauan perubahan vegetasi, tanah, atmosfer, dan indikator lingkungan lainnya. Secara umum, penginderaan jauh dapat dibagi menjadi penginderaan jauh pasif dan aktif. Penginderaan jauh pasif menggunakan sumber energi yang tersedia secara alami, seperti sinar matahari, untuk menerangi objek dan mengukur radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan kembali setelah interaksi dengan objeknya, contohnya ialah penginderaan jauh optic.

42

Sedangkan penginderaan jauh aktif menggunakan sumber energinya sendiri untuk menerangi objek, sensor aktif memancarkan radiasi pada panjang gelombang tertentu dan mengukur radiasi yang dipantulkan oleh objek. Oleh karena itu, penginderaan jauh aktif dapat digunakan untuk memeriksa respons terhadap panjang gelombang yang tidak cukup tersedia melalui sinar matahari, seperti gelombang mikro. Contoh penginderaan jauh aktif adalah RADAR (radio detection and ranging) dan LIDAR (light imaging, detection and ranging). Adapun aplikasi remote sensing yang relevan untuk industri pertambangan yaitu mulai dari eksplorasi mineral, pemantauan topografi, mendeteksi dan memantau dampak lingkungan, dan dapat memetakan perubahan struktur area tambang untuk memantau aspek keselamatan. Penginderaan jauh ini dapat membantu proses perencanaan tambang, meningkatkan keselamatan selama dan setelah operasi tambang serta memantau dampak lingkungan dan rehabilitasi.


Penginderaan jauh dengan menggunakan satelit ataupun airborne multispektral dan hiperspektral dapat memberikan informasi tentang mineralogi dan geologi permukaan, yang nantinya dapat menjadi indikator geologi bawah permukaan dan keberadaan badan bijih. Teknik ini didasarkan pada fitur penyerapan karakteristik dalam spektrum untuk mineral yang berbeda atau kelompok mineral khususnya, pada band di SWIR (Short-wave Infrared) yang berguna untuk membedakan antara kelompok mineral. Beberapa fitur utama yang dapat dibedakannya seperti terkait dengan mineral pembawa besi, mineral lempung, karbonat, sulfat dan mika. Kandungan mineral dapat diukur dengan membandingkan data dengan fitur spektral yang diketahui dari mineral dan metode spectral unmixing. Dengan metode yang sama remote sensing optik dapat digunakan untuk pemetaan geologi dan tanah yang tentu saja dapat juga digunakan untuk mendeteksi kontaminasi mineral pada tanah dan tailing tambang. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa penginderaan jauh,

khususnya penginderaan jauh hiperspektral dalam rentang VNIR-SWIR (400-2500 nm), dapat digunakan untuk mengukur berbagai sifat tanah. Studi lain misalnya menunjukkan korelasi yang signifikan antara fitur spektral dan konsentrasi berbagai logam berat (MelendezPastor dkk 2011). Namun, model umumnya perlu dikalibrasi dan divalidasi setidaknya sekali untuk setiap lokasi karena korelasi dipengaruhi oleh komposisi tanah dan sifat fisik, dan pemodelan campuran spektral akan diperlukan. Setelah dikalibrasi dengan pengukuran lapangan, penginderaan jauh dapat menghasilkan peta yang menunjukkan distribusi spasial perkiraan kandungan logam berat. Satelit utama yang biasa digunakan untuk pemetaan geologi adalah ASTER, Landsat, Hyperion, Sentinel-2 dan WorldView 3. Tantangan utama penggunaan penginderaan jauh optik untuk pemetaan mineralogi permukaan adalah keberadaan lumut (khususnya di wilayah Arktik) dan vegetasi. Jika vegetasi menutupi sebagian permukaan tanah atau batuan, maka reflektansi yang diukur adalah

43


Foto : Devi Kamaratih (12118073)

campuran dari reflektansi vegetasi dan tanah/ batuan. Namun, analisis campuran spektral tersebut memungkinkan untuk membedakan tutupan lahan yang berbeda dan mengekstrak informasi dari komponen tanah/batuan. Misalnya Richter dkk. (2008) menggunakan data airborne hyperspectral dan analisis campuran spektral untuk mengukur tingkat polusi acid rock drainage (ARD) di sekitar tambang tembaga dan seng pada daerah yang sangat bervegetasi di Kanada untuk memantau proses rehabilitasi. Selanjutnya,

44

untuk pemetaan dan pemantauan vegetasi di sekitar lokasi tambang penting dalam semua fase penambangan, mulai dari perencanaan tambang hingga penutupan dan rehabilitasi tambang. Selain pemetaan jenis vegetasi, penginderaan jauh dapat digunakan untuk mendeteksi dan memetakan stres vegetasi. Stres vegetasi terjadi ketika ‘kondisi atau zat yang tidak menguntungkan mempengaruhi metabolisme, pertumbuhan atau perkembangan tanaman’ (Lichtenthaler, 1996). Para peneliti telah mengembangkan banyak indeks


vegetasi berbeda yang berhubungan dengan kesehatan vegetasi, seperti Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Misalnya yang telah digunakan untuk memetakan stres vegetasi akibat pencemaran logam berat di dekat pabrik peleburan seng (Reusen dkk, 2003) dan tambang talk (Middleton dkk, 2003) menggunakan data airborne hyperspectral. Topografi permukaan atau perubahan topografi permukaan merupakan hal penting selama operasi tambang. Selama fase operasional, peta topografi dan model 3D dapat digunakan untuk mempelajari fitur geomorfologi, geometri lereng, sumber daya mineral dan layout pit di tambang terbuka. Terkait hal tersebut, remote sensing dapat diaplikasikan seperti Pemindaian laser atau LIDAR (Light Imaging Detection And Ranging) baik ground-based/terrestrial laser scanning (TLS) maupun airborne laser scanning (ALS), kemudian dapat juga menggunakan fotogrametri dari pesawat berawak atau tak berawak. Selain itu, model elevasi digital dapat diturunkan dari citra satelit stereo beresolusi sangat tinggi, seperti WorldView atau SPOT. ALS dan TLS dapat membuat detail model 3D point cloud permukaan dan sekarang banyak digunakan untuk membuat model elevasi digital terperinci. Keuntungan utama ALS adalah memungkinkan untuk menyaring vegetasi sedemikian rupa sehingga permukaan tanah dan struktur di bawah vegetasi dapat dipetakan secara akurat. Namun, ALS ini umumnya membutuhkan peralatan yang mahal dan relatif berat. Selain itu, terdapat juga teknik fotogrametri yang berbiaya rendah yaitu Structure from Motion (SfM), populer digunakan untuk pemetaan topografi rinci pada daerah yang lebih kecil dan/atau terpencil. SfM menggunakan metode dari visi komputer untuk mencocokkan fitur dalam serangkaian foto yang tumpang tindih dari kamera digital standar untuk membuat model elevasi digital resolusi tinggi (Westoby et al., 2012). Lucieer dkk. (2014) menunjukkan bahwa metode SfM dapat digunakan dengan foto yang diambil oleh pesawat tak berawak untuk membuat DEM terperinci dan memetakan perubahan topografi dengan memetakan perpindahan pada tanah

longsor di Australia. Beberapa penelitian telah membandingkan keakuratan teknik yang berbeda dan menemukan bahwa DEM yang dibuat oleh SfM sebanding dalam sentimeter dengan yang dibuat oleh pemindaian laser di area yang tidak bervegetasi. Namun, di area bervegetasi, pemindaian laser dapat memperoleh model baik permukaan tanah di bawah vegetasi maupun bagian atas permukaan vegetasi, sementara SfM akan memberikan informasi yang sangat terbatas tentang permukaan tanah di bawah vegetasi. Selain itu, penerapan remote sensing aktif seperti synthetic aperture radar interferometry (InSAR) dapat digunakan untuk membantu analisis deformasi lereng dan juga terkait masalah penurunan tanah yang berhubungan dengan operasi penambangan. Di sekitar daerah ini kemudian InSAR dapat digunakan untuk mendeteksi potensi penurunan muka tanah, memetakan luas daerah yang terkena dampak, dan memproses rangkaian waktu SAR untuk menganalisis evolusi deformasi. Satelit InSAR dapat memberikan informasi tentang distribusi, amplitudo, dan evolusi deformasi tanah. Teknologi penginderaan jauh telah menjadi sarana yang sangat menjanjikan dalam berbagai hal pada industri pertambangan, mengingat penggunaan teknologi ini dapat membuat pekerjaan lebih mudah. Dengan perbaikan bertahap dari teknologi dan teori penginderaan jauh dan peningkatan resolusi spasial, temporal maupun resolusi spektral citra, penerapan teknologi penginderaan jauh akan lebih unggul, cepat, dinamis, akurat, tepat waktu dan dapat menghasilkan pencapaian yang penting dalam industri pertambangan.

Sumber : https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.oulu.fi/ sites/default/files/36/RESEM_EOReview.pdf&ved=2ahUKEwie77LLpdH0AhXeRWwGHUnVC40QFnoECDIQAQ&usg=AOvVaw0aMc5CVd7G7UVNKrr8fHe3 https://www.researchgate.net/publication/281722614_Application_of_Remote_Sensing_Technology_in_Mine_Environment_Monitoring https://www.srk.com/en/publications/the-application-of-satellite-remote-sensing-in-the-mining-sector https://www.academia.edu/16420134/Open_Pit_Mine_Monitoring_Using_Remote_Sensing_and_GIS https://www.mdpi.com/2072-4292/13/21/4485/htm

45


46


47


Kebijakan Pertambangan Berbasis Zero Carbon Mining Sebagai Solusi Strategis Untuk Menjawab Tantangan Industri Pertambangan yang Ramah Lingkungan Dan Berkelanjutan Mochamad Fathur Hidayattullah - 12119079

Sumber : Unsplash

48


“Menjadi Penggerak Utama Pembangunan Nasional Melalui Pengelolaan ESDM yang Optimal Demi Terwujudnya Kemandirian dan Ketahanan Energi Untuk Kesejahteraan Rakyat Yang Adil dan Merata” Kutipan kalimat tersebut adalah refleksi akan cita-cita sakral bagi pembangunan energi di Indonesia. Bangsa Indonesia dengan segala potensi dan kekayaan alam terutama sektor mineral dan batubara mampu untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi untuk rakyatnya. Kemandirian yang dimaksudkan adalah mampu untuk berdiri sendiri dalam segala pemenuhan kebutuhan energi nasional tanpa harus bergantung pada pihak lain. Ketahanan yang dimaksudkan adalah mampu bertahan dari segala tantangan dan kondisi dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki sendiri. Kedua aspek tersebut telah dimiliki oleh bangsa ini dan langkah selanjutnya adalah mewujudkan mimpi besar tersebut. Kekayaan mineral dan batu bara Indonesia sangat melimpah. Potensi batu bara Indonesia berupa cadangan mencapai 38,84 miliar ton dengan ratarata produksi sebesar 600 juta ton per tahun, maka disimpulkan bahwa umur cadangan batubara Indonesia masih 65 tahun ke depan (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2021). Tidak kalah juga potensi mineral Indonesia yaitu Nikel yang memiliki cadangan mencapai 52% dari total cadangan dunia saat ini yang sebesar 139 juta ton dan merupakan yang terbesar di dunia (Asosiasi Penambang Nikel Indonesia, 2021). Kedua hal tersebut sangat merepresentasikan akan ketangguhan energi Indonesia. Namun, untuk mewujudkan mimpi tersebut Indonesia harus melewati jalan yang terjal. Sektor energi terutama industri pertambangan menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca CO2 tertinggi di Indonesia (KLHK, 2019). Indonesia merupakan bagian dari Paris Agreement 2015 yaitu kesepakatan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius dengan upaya mengurangi emisi karbon. Hal inilah yang menimbulkan sebuah polemik sekaligus permasalahan bagi Indonesia untuk menjawab

Sumber : Unsplash

kebutuhan pemenuhan energi. Maka, dibutuhkan suatu solusi strategis untuk merumuskanlangkahlangkah yang tepat guna mendukung pengoptimalan potensi industri pertambangan Indonesia namun tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan lingkungan. Solusi itu adalah Kebijakan Pertambangan berbasis Zero Carbon Mining. Kebijakan ini akan memberikan arah dan konsekuen yang jelas terhadap aturan-aturan pertambangan di Indonesia supaya memiliki arah pembangunan industri berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kebijakan Zero Carbon Mining sangat mungkin untuk diarahkan dan direalisasikan sebagai senjata utama bagi bangsa Indonesia untuk tetap dapat terus memanfaatkan potensi cadangan dan sumber daya dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan berkelanjutan tersebut. Agenda pembangunan nomor 6 yang dilakukan untuk mewujudkan visi Renstra 2020-2024 adalah membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim (KESDM, 2020). Agenda secara tidak

49


langsung dapat menjawab terhadap kebutuhan akan diperlukannya sebuah tata tertib atau peraturan yang mengatur bagaimana kegiatan operasi pertambangan itu harus dilanjutkan sesuai aspek diatas. Kebijakan Zero Carbon Mining hadir untuk bisa merealisasikan cita-cita agenda pembangunan tersebut. Kebijakan Zero Carbon Mining adalah kebijakan pertambangan dan aturan-aturan turunannya yang mengatur secara kompleks segala kegiatan industri pertambangan dari hulu hingga ke hilir dengan prinsip atas berkelanjutan dan lingkungan sebagai upaya untuk mengurangi emisi karbon dari kegiatan pertambangan tersebut. Tujuan kebijakan ini adalah untuk mengurangi secara masif dari emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan, mulai dari proses penambangan, proses transportasi hingga proses pengolahan. Secara garis besar, ketiga ranah tersebut memegang kendali yang cukup besar terhadap pengeluaran emisi dari kegiatannya. Alhasil, kebijakan ini nantinya memiliki kekuatan mengikat yang berguna untuk membatasi segala hal yang dapat menyebabkan emisi namun tetap sesuai dengan kelayakan ekonomis produksi suatu perusahaan. Konsep dasar kebijakan Zero Carbon Mining adalah 3D yang meliputi yaitu pertama, diversifikasi. Diversifikasi yang dimaksud adalah proses modifikasi pengolahan suatu barang menjadi beranekaragam produk turunan. Konsep ini jika kita lihat pada konteks pertambangan maka Industri pertambangan sudah seharusnya melakukan suatu bentuk diversifikasi dari mineral atau batu bara dengan tujuan untuk menambah nilai jual dari barang tersebut ataupun langkah menjawab pengurangan emisi karbon. Penanaman konsep ini akan membuat bahan olahan industri pertambangan tidak hanya terpaku pada industri yang sudah ada dan mampu memiliki sifat resilensi terhadap tantangan dunia. Semisalkan kebijakan perubahan iklim atau skema geopolitik suatu negara yang mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Kedua, digitalisasi. Digitalisasi adalah proses pemberian atau menggunakan suatu mekanisme digital dalam pelaksaannya. Digitalisasi pada konteks pertambangan artinya industri pertambangan akan memadukan secara

50

terintergrasi dari semua proses yang ada pada industri tersebut. Hal ini dilakukan karena digitalisasi akan mempermudah pekerjaan manusia, dengan kata lain mengoptimalkan dan mempercepat proses kegiatan pertambangan industri itu sendiri. Digitalisasi layaknya sebuah suplemen yang membuat tubuh dari seseorang itu menjadi kuat dan keras, seperti halnya apabila diterapkan pada industri. Digitalisasi akan mampu pula mengurangi biaya ongkos operasional atau produksi dari kegiatan pertambangan karena mengurangi sumber daya manusia yang harus digunakan. Di sinilah nilai jual dari digitalisasi dimana ia mampu mempratikkan secara benar terkait prinsip ekonomi yaitu mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan usaha sekecil-kecilnya. Teknologi akan menjawab kesusahan dan kelambatan pada suatu industri pertambangan. Penerapan yang bisa dilakukan yaitu sistem informasi terkait status lereng dengan mengkonversi data pengamatan RTS kedalam database My SQL sehingga bisa diteruskan oleh sistem API dengan bantuan Aplikasi Telegram (Wardani & Munthaha, 2021). Teknologi akan memberikan informasi secara aktual terkait sistem peringatan diri yang terjadi pada kestabilan lereng. Metode secara tidak langsung memberikan jaminan keselamatan terhadap kegiatan pertambangan. Ketiga, dekarbonisasi. Dekarbonisasi adalah upaya untuk mengurangi segala emisi karbon. Dekarbonisasi yang dimaksudkan pada konteks pertambangan adalah segala proses pertambangan harus memperhatikan emisi yang dikeluarkan dari proses tersebut. Dekarbonisasi harus tetap dapat menciptakan nilai ekonomis dan memperhatikan lingkungan. Penerapan dekarbonisasi pada industri pertambangan yaitu pemanfaatan elektrifikasi pada alat gali muat pertambangan. Alat pertambangan seperti dump truck atau shovel dapat memanfaatkan eletrifikasi sebagai bahan bakar guna mengurangi emisi karbon itu sendiri. Dalam rangka mewujudkan kebijakan Zero Carbon Mining maka diperlukan suatu komponenkomponen pendukung seperti investasi dan penguasaan teknologi. Investasi adalah kegiatan


Sumber : Unsplash

untuk memberikan pemodalan terhadap suatu proses tertentu. Jikalau kita menilsik pada industri pertambangan maka sudah jelas jawabannya. Pertambangan membutuhkan bentuk investasi yang besar karena diperlukan untuk tahap penyelidikan umum, eksplorasi, konstruksi, dan operasi serta membutuhkan jangka waktu yang lama (Rosyid, Ginting, & Wibowo, 2020). Investasi terkait riset dan teknologi harus segera digencarkan oleh pemerintah Indonesia guna dapat menjawab segala kebutuhan dari kebijakan ini. Mekanisme perizinan dari pemerintah terkait dari produk hukum yang mengatur harus bisa mewadahi dan memberikan kemudahan bagi pihak luar baik swasta maupun nasional untuk menanamkan modal. Apabila kedua hal tersebut dapat terpenuhi, maka selanjutnya adalah memantapkan langkah konkret dan strategis untuk mewujudkan kebijakan Zero Carbon Mining. Pertama, memanfaatkan bahan bakar energi terbarukan dalam pengoperasian alat industri pertambangan. Pemerintah dapat menggunakan biofuel sebagai modal utama yang nantinya dapat memberikan emisi karbon yang rendah namun tetap memiliki kualitas produksi ekonomi yang baik. Kedua, eletrikasi pada proses pengolahan dan pengoperasian tambang harus dilakukan. Hal ini guna menciptakan proses produksi yang ramah lingkungan dan terpercaya bagi masyarakat. Kebijakan Zero

Carbon Mining harus segera dilaksanakan supaya dapat menjawab segala tantangan dari industri pertambangan Indonesia. Kebijakan ini dapat menjadi pendobrak bagi hukum pertambangan Indonesia yang kadang kala masih simpang siur dan membutuhkan kejelasan dalam pelaksanakan. Solusi strategis ini benar-benar memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan dengan tetap memperhatikan Indonesia. Indonesia tetap harus melakukan pembaharuan akan ide dan cara berpikir yang berbeda terkait industri petambangan di Indonesia. Hal ini supaya bangsa Indonesia dapat menciptakan suatu perubahan akan pembangunannya melalui pertambangan. “Majulah Pertambangan Demi Pembangunan”

Sumber : Asosiasi Penambang Nikel Indonesia. (2021, April 26). Menimbang Potensi Besar Nikel Indonesia. From nikel.co.id: https://nikel.co.id/menimbang-potensi-besar-nikel-indonesia/ Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2020, September 18). Rencana Strategis ESDM 2020 -2024. ESDM. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2021, Juli 27). Cadangan Batubara Masih 38,84 Miliar Ton, Teknologi Bersih Pengelolaannya Terus Didorong. From esdm.go.id: https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/cadangan-batubara-masih-3884-miliar-ton-teknologi-bersih-pengelolaannya-terus-didorong KESDM. (2020). Rencana Strategis ESDM 2020-2024. Jakarta: KESDM. KLHK. (2019). Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan Monitoring, Pelaporan, Verifikasi (MPV). Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Jakarta. Rosyid, F. A., Ginting, F. A., & Wibowo, A. P. (2020). Analisis Dampak Investasi Terhadap Perekonomian Daerah: Studi Kasus Investasi Pertambangan Mineral Logam Provinsi Papua. Indonesian Mining Professionals Journal, 11. Wardani, P., & Munthaha, Z. I. (2021). Sistem Peringatan Dini: Pemantauan Lereng Tambang Menggunakan Aplikasi Telegram. Indonesian Mining Professionals Journal, 83.

51


Orkes Semi Dangdut HMT-ITB

52


Orkes mahasiswa teknik pertambangan ITB yang beriramakan musik semi dangdut dengan ciri khas lawakan maupun “sepetan” di setiap jeda lagunya. Dengan gabungan irama dari mandolin, gitar, bass, kecrek, tam-tam, ukulele, serta dipadukan suara khas dari para vokalis menciptakan alunan musik yang dapat membuat orang yang mendengar dapat bergoyang dan berdendang. Tahun 1978 merupakan cikal bakal OSD yang dikenal hingga saat ini dan dimotori oleh Herryal Zoelkarnaen (TU73), dan OSD terbentuk pertama kali pada tahun 1979. Nama OSD sendiri digunakan setelah masuknya Sumaryanto (79) dan Veterano Sitompul, mereka pula yang menciptakan beberapa lagu OSD. Kebanyakan lirik lagu OSD dibuat oleh Iwanudin atau sering dipanggil Iwan Blow (75). Dengan perjuangan beliau dan personel lainnya, OSD meraih banyak penghargaan dari lomba-lomba musik dangdut. Beliau juga adalah pencipta lagu yang cukup tenar hingga saat ini, yaitu “Erika”. Perlu diketahui bahwa pada tahun 1994 OSD telah beberapa lama vakum, namun dengan usulan Afandi Mardani kepada Ketua Himpunan Joko (TE 91) akhirnya OSD aktif kembali. Pada zaman ini, OSD memulai untuk mencari alat-alat musik dan membagikan teks lirik OSD kepada anggota himpunan lainnya. Dan akhirnya dihasilkan rekaman lagu-lagu tersebut dalam format MP3. Hingga saat ini, OSD terus berusaha untuk mengembangkan eksistensinya ke arah yang lebih baik seperti ketika pada masa kejayaannya dulu. Hal tersebut dapat terlihat dengan ditingkatkannya frekuensi manggung baik di luar maupun di dalam kampus. Dan perlu diingat bahwa OSD tidak dapat berkembang sedemikian rupa tanpa bantuan dari fans-fans fanatik OSD atau sering kita sebut dengan julukan “BOS DANGDUT” yang terbukti efektif dalam menyebarkan atmosfer dangdut retro khas OSD. Dan harapannya OSD akan tetap terus terjaga dan lebih berkembang lagi di masa mendatang.

53


“Reinforcing National Resilience Throughout Mining Perspective” Muthia Nabila Tsamara Firtania (12118059) Indonesian Student Mining Competition (ISMC) lahir karena keikutsertaan tim HMT-ITB dalam AusIMM Students Mining Competition yang diselenggarakan oleh University of Queensland (UQ) pada tahun 1996 di Brisbane, Australia. ISMC pertama diadakan pada tahun 1998 yang kemudian menjadi agenda tetap HMT-ITB yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Tahun 2022, ISMC XIII hadir dengan membawa inovasi baru. Menurut, Muhammad Rifqi Rahmadillah, selaku Ketua Pelaksana ISMC XIII, ISMC tahun ini tentu akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. ISMC XIII akan menyelenggarakan berbagai macam kompetisi dan acara secara daring dikarenakan pandemi yang masih melanda hingga sekarang. Meskipun secara daring, ISMC XIII akan tetap membawakan semangatnya untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa pertambangan di Indonesia dan menyebarkan kecintan pada ilmu pertambangan kepada anggota khususnya, masyarakat umumnya. ISMC memiliki ciri khas dibanding kompetisi pertambangan lainnya, yaitu memperlombakan keahlian tambang praktis. Untuk ISMC XIII yang akan diselenggarakan sepenuhnya secara daring, konsep ISMC yang dibawakan harus mengikuti kondisi sekarang, tetapi dengan nilainilai dari kompetisi yang sama. ISMC XIII akan

54

tetap membawakan nilai-nilai sejak pertama diselenggarakan, yaitu ISMC sebagai kompetisi pertambangan pertama dan terbesar di Indonesia harus tetap menjaga nilai jualnya. Kegiatan yang dilakukan secara daring tentu akan berpengaruh terhadap pandangan orang-orang mengenai ISMC. Namun, panitia terus mengusahakan ISMC XIII tetap menjadi kompetisi pertambangan terbaik di Indonesia. Beberapa contoh nyata yang dilakukan oleh panitia adalah menyelenggarakan berbagai kompetisi dan acara penunjang yang kompetitif, unik, dan berbeda, tetapi tetap relevan terhadap kebutuhan dunia pertambangan. ISMC XIII mengusung tema besar “Reinforcing the National Resilience throughout Mining Perspective”. Dilansir dari Rifqi, tema ini muncul dari keresahan dan mimpi mengenai kondisi actual kompetisi pertambangan, baik ISMC maupun kompetisi serupa yang selama ini telah diselenggarakan. Kami melihat adanya missing link antara kompetisi pertambangan tersebut dengan pemecahan masalah yang terjadi di dunia pertambangan Indonesia. Oleh karena itu, lahirlah tema besar ISMC XIII yang menjadi nawacita kami untuk membuat ISMC XIII yang tidak hanya sekedar mengadu pengetahuan mahasiswa, tetapi juga dapat menjadi jawaban atas permasalahan yang ada. Harapannya ISMC


XIII dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa pertambangan yang relevan terhadap kebutuhan industri dan dapat memecahkan masalah secara langsung berdasarkan keilmuan yang kita miliki. Ragam Kompetisi Kompetisi di ISMC dibagi menjadi 2 yaitu Mining Competition dan Mining Insight. Mining competition merupakan kompetisi pertambangan yang dapat diikuti oleh mahasiswa pertambangan untuk mengukur pengetahuan dasar pertambangan. Mining competition terdiri dari Mine Plan Design Competition, Mining Case Competition, dan Mining Smart Competition. Mine Plan Design Competition adalah kompetisi dimana peserta diminta untuk merangkum dan menyintesiskan pengetahuan kerekayasaan dan keekonomian yang telah dimiliki ke dalam perancangan dan perencanaan suatu tambang modern. Mining Case Competition adalah perlombaan pertambangan yang dikemas dalam bentuk studi kasus kegiatan pertambangan. Mining Smart Competition adalah perlombaan pertambangan yang dikemas dalam bentuk lomba cerdas cermat dimana pertanyaan yang diberikan merupakan pengetahuan pertambangan teknis dan nonteknis.

Mine Plan Design Competition

Mining Case Competition

Mining Smart Competition

55


Mining Insight merupakan perlombaan pertambangan yang ditumukan kepada masyarakat umum sehingga dengan ikut sertanya masyarakat umum dalam ISMC XIII, diharapkan dapat tumbuh wawasan dan kecintaan pada ilmu pertambangan. Mining Insight terdiri dari Paper Competition dan Poster & Video Competition. Rangkaian Event Untuk menunjang keberjalanan acara ISMC XIII. ISMC XII juga hadir membawakan berbagai mata acara yang masih berkaitan dengan ilmu pertambangan antara lain Roadshow, Indonesian Mining Student Summit, Mining Virtual Expo & Exhibition, Webinar Series, dan Mine Campaign. Roadshow merupakan rangkaian kegiatan berupa kunjungan ke sejumlah SMA di Indonesia secara daring maupun luring dengan tujuan memperkenalkan ilmu dan dunia pertambangan.

56

Indonesian Mining Student Summit merupakan agenda kolaborasi antar mahasiswa Teknik Pertambangan di Indonesia untuk mengkaji suatu isu atau permasalahan pada dunia pertambangan. Mining Virtual Expo & Exhibition merupakan sebuah pameran virtual yang memamerkan karya terbaik dari berbagai mahasiswa Teknik Pertambangan di Indonesia dan juga booth perusahaan pertambangan. Webinar Series terdiri dari Webinar Nasional dan Webinar Internasioal yang akan membahas keilmuan dan isu pertambangan secara daring dengan narasumber dengan latar belakang yang berbeda. Mine Campaign merupakan kegiatan penyebaran informasi mengenai dunia pertambangan dan sejumlah isu yang terjadi melalui berbagai media sosial ISMC XIII. Mine Campaign dapat dilakukan dalam bentuk poster, Live Instagram, dan video propaganda.


“Bagaimana ISMC XIII menurut kamu?” “Berbeda dengan kebanyakan event mahasiswa lain yang fokusnya di bagian kompetitifnya, ISMC Student Summit juga menjadi wadah kolaboratif mahasiswa. Saling bertukar pikiran, keresahan dan bersama mencari solusi atas permasalahan yang ada di lapangan, tentunya didampingi oleh tenaga ahli. Semoga ISMC ITB dapat terus berkembang lebih baik lagi dan dapat menginisiasi universitas lain untuk mengadakan event yang sama atau bahkan lebih baik demi tercapainya SDM Indonesia di bidang pertambangan yang unggul.” Jimmi Ramadhani Best Delegation on FGD Indonesia Mining Student Summit “Kesan pesan saya dalam mengikuti kompetisi videografi dalam ISMC XII yang diselenggarakan oleh HMT ITB sangat luar biasa. Kita dapat berkompetisi dengan disediakan platform virtual studio exibition sehingga experience yang kita dapat bisa seperti acara langsung yg diselenggarakan offline. Dengan adanya kompetisi ISMC XII ini, sangat membantu sekali karena saya bisa memiliki wadah dalam mengembangkan minat dan bakat saya. Semoga tahun depan kegiatan ini ada selalu dan terus sukses mewadahi karya-karya mahasiswa.” Ariz Wahyu Juara 1 Video Competition “Dengan berkolaborasi dari teman berbeda jurusan, saya banyak mendapat insight mengenai pertambangan. Saya juga dapat melihat peluang pengaplikasian teknologi proses yang saya pelajari dari jurusan untuk industri pertambangan.”

“Kreatif banget! Never thought before MSC dikonsepkan layaknya lomba cerdas cermat yang sering aku tonton dari zaman SMA. Walaupun lombanya online, tapi sense of competition nya tetap dapat. Goodjob ISMC XIII ITB! Semoga next competition bisa offline lagi agar kekeluargaan antar mahasiswa tambang lebih dekat dari sebelumnya.” Ranti Natasya (Tim Tibra Caraka) Juara 1 Mining Smart Competition “ISMC benar-benar menambah wawasan tentang pertambangan, infografisnya menarik banget, lomba-lombanya tetap seru walaupun online. Bisa kenal dan sharing sesama mahasiswa tambang. Ada webinar dengan pembicara yang top! Ada Expo & Exhibition yang animasi 3D nya keren banget jadi enjoy menikmati secara virtual. Dihadiri perusahaan-perusahaan besar tambang sehingga lebih mengerti kegiatan di lapangan bagaimana yang ternyata di setiap perusahaan berbeda, tetapi tujuannya satu yaitu memajukan pembangunan. Ditambah bisa ngobrol-ngobrol langsung dengan manager bahkan CEO dari perusahaannya, privilege banget!! ISMC kali ini dikemas secara keren, pokoknya mantap ISMC. Harapannya dari teman-teman tambang lebih mengajak lagi temannya dari luar tambang supaya ISMC semakin dikenal. Sukses terus ISMC!!” Yessica Teknik Pertambangan ITB

Tri Mayang (Tim Sylvanite) Juara 1 Paper Competition

57


Sponsored by :

Supported by :

Media Partner :

58


Halo readers! Mohon waktunya buat ngisi kuesioner feedback ini sebentar yaa!

https://bit.ly/FeedbackMineria10

59


Apa Kata Mereka? “Bagi aku anak kehutanan yang dulunya punya cita cita kuliah tambang, restorasi tambang itu goals banget buat kerjaan di masa depan. Walau praktek nya buat saat ini cukup sulit dan butuh proses yang lama. Dulu aku punya pandangan bahwa pertambangan itu yang ngerusak lingkungan. Tapi sepenglihatan aku saat ini masih ada kok kegiatan pertambangan berkelanjutan yang aware sama masalah lingkungan. Aku harap kegiatan pertambangan serupa bisa semakin berkembang, bersahabat dan tumbuh beriringan dengan lingkungan yang baik. “

Alia Firdamayanti Rekayasa Kehutanan, Institut Teknologi Bandung

“Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya, seharusnya mampu mengolahnya secara mandiri terkhusus pada sektor pertambangan. Disisi lain, perkembangan teknologi saat ini sangat cepat sekali. Implementasi teknologi seperti artificial intelligence, machine learning, blockchain, dan yang lainnya tentu sangat diperlukan. Tak hanya untuk pertambangan, namun juga untuk pasca pertambangan.”

Dharma Triyasa Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada

60


“Di zaman modern seperti sekarang, masyarakat sangat bergantung pada logam seperti tembaga, emas, nikel dan lain lain. Hampir sebagian besar kebutuhan masyarakat modern berasal dari pertambangan mulai dari bahan obat obatan sampai barang elektronik. Sehingga, menurut pendapat saya sektor pertambangan masih akan menjadi sektor yang krusial terkhusus di Indonesia yang merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber mineral walaupun masih banyak tantangan yang harus dihadapai, seperti isu lingkungan, penambangan illegal dan lain lain. Selain itu, menurut saya diperlukan beberapa perbaikan dan perubahan yang bisa dilakukan di era modern ini, salah satunya dengan digitalisasi di industri pertambangan.”

Kadek Widiawati Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung

“Menurut saya sektor pertambangan di Indonesia saat ini sudah menuju ke arah yang lebih baik, salah satunya terdapat kebijakan larangan ekspor bijih nikel di Indonesia disertai dengan terbatasnya pengolahan nikel di dalam negeri. Hal ini tentunya cukup mengkhawatirkan, mengingat permintaan nikel dunia yang sedang mengalami peningkatan karena gencarnya pengembangan kendaraan listrik. Dengan kebijakan ini pemerintah dapat mendorong pembuatan pabrik pemurnian logam (smelter) agar Indonesia dapat mengekspor bahan setengah jadi berupa logam nikel. Harapannya kedepannya perusahaan dan pemerintah dapat berkolaborasi sehingga dapat mengekspor produk jadi seperti baterai yang dapat meningkatkan pajak dan royalti yang dibayar ke pemerintah, serta faktor penambahan nilai jual nikel akan meningkat.”

Andika Budiartha Pendidikan Dokter, Universitas Udayana

oF to : Cornelius Calvin (121806)


yudhabumi

HMT_ITB

Yudha Bumi HMT-ITB

@hmt_itb

Obrolan Merah

https://hmt.mining.itb.ac.id/


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.