parpo islam

Page 52

SOHIFAH masalah kemanusiaan di akar rumput (grass roots) itu suatu keniscayaan. Oleh karena itu, penguatan basis gerakan di akar rumput seperti Cabang dan Ranting Muhammadiyah menjadi penting dijadikan agenda bersama semua Majelis dan Lembaga, tidak hanya menjadi tugas Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR). Penguatan Cabang dan Ranting Muhammadiyah merupakan amanat Muktamar ke-46 dan menjadi agenda prioritas utama dari agenda prioritas yang lainnya. Strategi pengembangan Cabang dan Ranting untuk mencapai visi Muhammadiyah 2015 adalah “peningkatan dan pengembangan kuantitas dan kualitas Cabang dan Ranting sebagai basis penguatan, pemberdayaan, dan perluasan gerakan Muhammadiyah di akar rumput sebagai bagian penting dan strategis dalam mengembangkan kekuatan civil Islam (masyarakat madani, civil society) di masyarakat� (Tanfidz keputusan Muktamar ke-46: 97). Prioritas program tersebut menempatkan penguatan Cabang dan Ranting sebagai basis utama gerakan Muhammadiyah sebagai prioritas yang paling pertama dalam program Muhammadiyah 2010-2015. Berdasarkan hal tersebut, perhatian pada pengembangan Cabang dan Ranting tidak bisa dipandang sebagai program sampingan atau bersifat parsial, tetapi merupakan program terintegrasi dengan berbagai bidang terkait. Dalam hal ini, pemberdayaan Cabang dan Ranting bersinergi dengan majelis dan lembaga yang lain untuk memperkuat peran gerakan ini dalam membentuk peradaban utama. Kalau selama ini, Muhammadiyah lebih banyak memerhatikan aktivitas riil melalui kegiatan pendidikan, kesehatan, dakwah dan tabligh, maka kini dengan instrumen yang sama harus dimaksimalkan untuk penguatan kelembagaan organisasi di akar rumput sebagai fokus utama yang perlu diperhatikan agar kontribusi aktif Muhammadiyah dapat maksimal dalam memecahkan masalah-masalah sosial kemanusiaan yang semakin beragam dewasa ini. Penguatan kelembagaan di akar rumput merupakan pilihan rasional untuk menggerakkan Muhammadiyah agar maksimal berkontribusi dalam kehidupan riil masyarakat. Penguatan Cabang dan Ranting merupakan rumusan Muktamar yang menjadi perhatian semua pihak, ini merupakan bentuk keprihatinan kolektif terhadap kondisi dan eksistensi sebagian besar Cabang dan Ranting Muhammadiyah. Oleh sebab itu, amanat Muktamar merekomendasikan agar mengintensifkan pembinaan Cabang dan Ranting yang lebih tersistematis disertai pemetaan yang akurat serta mengembangkan Cabang dan Ranting Muhammadiyah sebagai prioritas penting sehingga dalam masa kerja 2010-2015 minimal tercapai 40% desa telah berdiri Ranting Muhammadiyah dan 70% kecamatan telah berdiri Cabang Muhammadiyah (Tanfidz Keputusan Muktamar ke-46). Untuk mewujudkan target statistik 40% Ranting dan 70% Cabang yang diamanahkan muktamar tersebut memang tidaklah mudah dilakukan, tanpa ada suatu perencanaan yang matang dan sistematis mengenai bagaimana model pengembangan Cabang dan Ranting Muhammadiyah. Tanpa melibatkan semua pihak termasuk amal usaha, tentulah akan sulit mewujudkan target pembentukan Cabang dan Ranting berdasarkan amanat muktamar tersebut. Jumlah Cabang Muhammadiyah seluruh

Indonesia hingga saat ini sebanyak 3.221 dari 5.265 total Cabang atau sekitar 61%, itu berarti masih perlu diupayakan agar terbentuk sekitar 10% lagi, selain mengaktifkan Cabang yang vakum atau tidak aktif, sementara jumlah Ranting sebanyak 8.107 dari 62.806 desa atau sekitar 12 persen, itu berarti LPCR harus mengaktifkan sekitar 28 persen dari amanat muktamar serta mengembangkan dan memberdayakan seluruh Cabang dan Ranting yang telah eksis. Oleh karena itu, program pengembangan Cabang dan Ranting tidak lagi mengandalkan pola kebijakan yang bersifat sentralistik, tetapi bagaimana menggerakkan sumber daya pada tingkat basis, artinya pemberdayaan umat melalui pendekatan kapitalistik yang bersifat top down harus dirombak dengan melakukan pemberdayaan kelompok-kelompok basis gerakan di tingkat grass-roots (Cabang dan Ranting) dengan menggairahkan kegiatan jamaah dan dakwah jamaah. Perhatian pada basis gerakan yakni jamaah dan masjid melalui kegiatan dakwah jamaah akan mendukung dan menopang program pengembangan Cabang dan Ranting Muhammadiyah. Oleh karena itu, program pengembangan Cabang dan Ranting tidak dapat dilakukan secara parsial dan temporal oleh lembaga pengembangan Cabang dan Ranting saja, melainkan program ini harus diintegrasikan dengan Majelis dan Lembaga yang eksis di Muhammadiyah. Mensinergikan program pengembangan Cabang dan Ranting dengan semua Lembaga dan Majelis merupakan syarat utama untuk mempercepat proses pengembangan, penguatan dan pengaktifan Cabang dan Ranting Muhammadiyah. Pola pengembangan Cabang dan Ranting harus bersifat otonom dengan melihat potensi dan kemampuan masing-masing daerah Muhammadiyah dengan membuka ruang gerak yang lebih dinamis bagi PDM-PDM untuk mengembangkan Cabang dan Ranting agar gerak menuju pada pencapaian target pendirian Cabang dan Ranting dapat terealisasi. Dengan mendorong kepemimpinan di tingkat PDM untuk menginisiasi pengembangan Cabang dan Ranting dengan model dan panduan yang sesuai dengan kondisi obyektif masing-masing Cabang dan Ranting akan mempercepat proses eskalasi gerakan ini di tingkat grass-roots. Model yang seragam untuk pengembangan Cabang dan Ranting tidak banyak membantu mendorong inisiasi jaringan organisasi di daerah-daerah, karena itu diperlukan pola dan model yang bersifat khusus bagi Cabang dan Ranting tertentu. Misalnya, Cabang dan Ranting yang sudah maju tidaklah mungkin dibuat model pengembangan yang sama dengan Cabang dan Ranting yang vakum atau belum berdiri sama sekali. Pelibatan institusi gerakan di tingkat daerah serta mobilisasi sumberdaya gerakan secara efektif akan membantu mempercepat proses pengembangan Cabang dan Ranting Muhammadiyah. Melakukan sinergi antara berbagai majelis dan lembaga yang terkait dengan penguatan basis gerakan Muhammadiyah dapat mendorong penguatan komunitas dan pemberdayaan pranata sosial masyarakat di akar rumput sehingga terjadi perubahan ke arah yang produktif bagi masyarakat. Wallahu a’lam bi shawab.l SUARA MUHAMMADIYAH 24 / 96 | 16 - 31 DESEMBER 2011

57


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.