




There and Back Again:

Optimisme Berkemahasiswaan yang Tumbuh Lagi Sorak-sorai arak-arakan parade wisuda Oktober 2022 ini seakan menggaungkan bahwa kehidupan kemahasiswaan di ITB perlahan bangun dari tidurnya. Ekspektasi mulai terbentuk di kepala masingmasing massa KM ITB untuk “kembali” menghadirkan hirukpikuk semangat berkemahasiswaan di institusi ini.
Jurnal Wisuda Oktober HME ITB 2022 ini mengangkat tema “There and Back Again” yang Hilman (EL’20) maknai sebagai representasi harapan kembalinya sebuah entitas, elemen, atau konsepsi yang seharusnya menjadi milik para mahasiswa.
-berkelana ke berbagai tempat hingga akhirnya kembali lagi ke rumah untuk berbagi kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan yang telah didapat. Mimpi ini mungkin tidak sertamerta diamini dalam semalam acara perayaan wisuda. Namun, mimpi ini adalah wujud doa dari kami, adikadikmu di HME ITB, kepada Gundala-Gundili HME ITB yang baru selesai berkelana di tahap sarjana dan akan melanjutkan petualangannya di dunia pasca kelulusan.
Gerbang Awal dari Petualangan Baru
Perjalanan sejak menapaki masa TPB hingga resmi menyandang gelar Sarjana tentu tidak luput dari eksplorasi tiada henti beberapa tahun ke belakang. Wisoklord memaknai kita sebagai mahasiswa elektroteknik memulai cerita kita di sebuah rumah yang sama,
Kepada Gundala-Gundili HME ITB, sekali lagi selamat! Selamat sudah berhasil menapaki berbagai ranah perjuangan untuk memantaskan diri meraih gelar sarjana. Kami, massa HME, senantiasa mendoakan kebermanfaatan dari kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan yang GundalaGundili peroleh di sepanjang perjalanan ini
Selamat membuka pintu menuju kehidupan baru di luar sana.
Selamat berjuang untuk mendapatkan apa yang dicari di masa depan.
-Kami berharap kelak GundalaGundili masih berkenan untuk pulang. ke rumah ini lagi untuk kembali bercengkrama dengan kami, berbagi ilmu yang belum pernah kami bayangkan sebelumnya.

Untuk Champ Kebanggaannya HME Dengan bangga, aku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua Champ pejuang Wisoklord 2022 serta berbagai pihak yang senantiasa mendukung kegiatan ini. Perjuangan yang luar biasa dalam waktu yang sangat singkat di momen perayaan Wisuda Oktober 2023. Selamat, teman-teman semua telah membuktikan bahwa diri kalian juga memiliki mentalitas seorang Champ yang dapat memberikan kebermanfaatan yang terus berlanjut baik di luar sana maupun ketika tiba kembali di rumah ini.
Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater.
Ketua Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB 2022/2023,
Aku berharap semua perjuangan yang telah didedikasikan kepada entitas kita tercinta, HME ITB, dapat menjadi keberkahan dan sumber pembelajaran berharga bagi kita semua.

Siapa aku? Siapa dia? Siapa mereka? Aku selalu bertanya-tanya akan hal ini. Baik itu di rumah, di kampus, di tempat makan, ataupun dimana aku berdiri. Terkadang jawaban dari pertanyaan itu ialah Aku hanyalah sebutir debu yang akan hilang tertiup angin dan tak memiliki arti di kehidupan dunia ini.

Dia adalah kesatria hebat yang sangat dihormati dimanapun dia memijakkan kaki di bumi ini. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuatan mutlak. Pikiran ini sangatlah membuat diriku sulit. Pikiran ini juga sangat menyusahkan dan membuat diriku sengsara. “Hanya sebatas itu kah arti dari diriku?” “Setidak memiliki arti itu kah diriku?”. Namun, kesulitan dan kesengsaraan itulah yang membuat diriku semangat untuk hidup, membuat diriku ingin mengubah jawaban dari pertanyaan tadi, mengubah diriku untuk menjadi pribadi yang memiliki arti di alam ini.
Satu tahun yang lalu, aku dilantik menjadi salah satu anggota HME ITB. Saat itu, aku hanyalah seorang mahasiswa yang tidak memiliki apaapa. Aku hanyalah anggota biasa
dari salah satu himpunan besar di ITB. Aku merasa bahwa himpunan hanyalah sebuah tempat untuk “mengumpulkan” mahasiswa yang memiliki lingkup yang sama. Namun, seiring berjalannya waktu, pikiran itu diubah oleh keadaan. Aku mulai merasa bahwa perkumpulan itu tidak akan memiliki arti jika tidak ada yang namanya kerbersamaan. Dari kebersamaan itulah akan muncul rasa peduli. Lalu, rasa peduli akan muncul yang namanya keluarga. Menurutku, keluarga adalah salah satu kata yang sakral. Keluarga mengartikan adanya suatu ikatan batin antarsesama, hal itu lah yang aku rasakan di himpunan ini. Aku harap dengan adanya rangkaian acara wisuda ini, ikatan kasih sayang kami dan Gundala-Gundili tidak akan pernah lepas.
Aku ucapkan selamat dan terima kasih kepada Gundala-Gundili yang telah menyelesaikan masa studinya di kampus Ganesha ini. Aku tahu, tidaklah mudah dalam menjalankan petualangan yang telah kalian lalui. Tentu sangat banyak pengorbanan yang kalian lalui hingga akhirnya kalian bisa menyelesaikan salah satu
-petualangan terhebat dalam hidup kalian. Suatu kebanggan bisa melihat dan bercengkrama dengan pahlawan-pahlawan yang kuat. Aku merasa bangga untuk mengetahui bahwa akhirnya pahlawan tersebut telah menyelesaikan salah satu petualangannya. Disisi lain, aku merasa sedih harus berpisah dengan pahlawan itu.
Rangkaian acara ini adalah bentuk apresiasi dan bentuk ucapan terima kasih yang bisa aku berikan kepada para pahlawan. Terima kasih telah berkontribusi di HME selama ini. Terima kasih telah menjadikan Himpunan ini sebagai salah satu cerita dalam petualangan yang kalian lalui. Terima kasih juga atas partisipasi kalian dalam perayaan wisuda ini. Tidak peduli seberapa besar ataupun kecil kontribusi yang kalian berikan. Waktu, tenaga, dan pikiran merupakan suatu hal yang sangat berharga. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih kepada kalian. Selamat menjadi anggota luar biasa HME ITB. Tak lupa aku ucapkan terima kasih juga kepada para panitia Perayaan Wisuda Oktober HME ITB 2022.
Tanpa kalian, acara ini tidak akan bisa berjalan. Aku sangat tahu, banyak hal yang kalian korbankan selama menjadi panitia ini. Namun, perjalanan ini akan berarti jika ada yang dikorbanan. Jika tidak, kita hanyalah sebutir debu yang mengambang kemanapun alam ini membawanya. Terima kasih kepada massa HME karena telah ikut berpartisipasi dalam acara pengapresiasian kepada para Gundala-Gundili.
Terakhir, aku ucapkan terima kasih kepada diriku sendiri karena telah ingin mengubah jawaban dari pertanyaan “Siapa aku?”. Aku sudah mulai menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Aku adalah seorang petualang. Aku tahu bahwa situasi yang baru bisa sangat mengintimidasi. Saat melihat sekeliling, akan timbul rasa ketakutan akan suatu hal yang berbeda.
Bertemu dengan situasi tersebut secara langsung, melawan situasi itu bagaikan beruang, itulah cara untuk tumbuh menjadi manusia.



Terlahir Kembali
Hai Champs! Selamat bertemu kembali di jurnal wisuda edisi ke-10 ini. Izinkan aku memperkenalkan diriku, seseorang yang kini merasa terlahir kembali setelah melihat semangat berhimpun massa HME yang berkobar secara nyata. Setiap tahunnya, di tengah lingkungan ITB yang tengah istirahat dari distraksi perkuliahan, semangat baru untuk berhimpun di HME ITB, dan terlahir wajah baru putera-puteri petir yang akan melepas gundalagundili terbaik bangsa yang siap menjajaki lembaran baru kehidupan yang diabadikan melalui jurnal ini.
Wisoklord dan Antusiasme
Wisoklord, ialah nama yang kami usung untuk Wisuda Oktober kali ini. Bertemakan Lord of The Rings, Wisoklord berhasil membawakan suasana dari film tersebut dengan terlahirnya megaprop “Smaug the Dragon” dan berkibar bendera hasil keringat dan antusias Champ dalam kurun waktu tujuh hari. Melawan sunyinya ITB di kala satpam patroli, dinginnya Bandung, dan gelapnya malam, sembari ditemani semangat yang dikirimkan oleh massa dari berbagai tempat.
There and Back Again
There and Back Again, sebuah jurnal yang kami bawakan kali ini sebagai persembahan untuk gundala-gundili berhiaskan toga ITB yang masih segar dan massa HME sebagai sebuah momen bertukar pikiran dan membawa pembaca dalam garis waktu yang sama, Wisoklord. Menggambarkan sebuah perjuangan yang telah dilalui gundala-gundili dalam menemukan jati diri, semangat berhimpun, kemenangan, serta kembali membawa hal-hal baru yang dapat diceritakan di tempat pertama kali berpijak. Kembalinya semarak dan antusias masa HME yang teredam selama hampir 2 tahun dan terlahirnya HME dengan rupa baru yang melepas Gundala-Gundili Oktober membawaku pada jurnal kali ini. Melalui jurnal ini saya dan rekanrekan ingin membawa pembaca untuk mengenal lebih dalam HME dan semangat yang mengisinya.
Dalam rangka mengenal lebih dalam tentang Gundala-Gundili Oktober dan jurnal terbitan sebelumnya, terciptalah teka-teki silang edisi pertama yang secara eksklusif akan terbit pada jurnal edisi ke-10.-

Selain itu, pembaca akan dibawa pada lapisan-lapisan kaca nostalgia momen Wisoklord. Sebuah perjalanan menuju antah-berantah oleh hasil pikiran massa HME serta wisudawan hingga timbul cuplikan “andaikan saja…” atau “inilah saya pada saat itu” di benak para pembaca.
Teruntuk Gundala-Gundili dan Champ
Akhir kata, saya ucapkan selamat kepada para Gundala-Gundili, para ksatria yang hebat yang telah menuntaskan perjuangannya di kampus tercinta kita semua. Teruslah menggelegar seperti sang halilintar dan buat dirimu menggema selalu!
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembuatan jurnal ini: Ketua Himpunan, Ketua Wisokto, Tim Jurnal dan Kreatif, teman-teman panitia Wisokto, dan para kontributor artikel untuk jurnal ini.

don't realize that now is all there ever is; there is no past or future except as memory or anticipation in your mind.”
-Eckhart Tolle
“People




Sabtu, 15 Oktober 2022, hari yang sudah ditunggu-tunggu baik oleh wisudawan maupun massa HME. Arak-arakan yang berupa rangkaian acara Wisuda Oktober HME 2022 diadakan pada hari tersebut. Dimulai pukul 13.50, massa dan wisudawan berkumpul dan bersiap terlebih dahulu.

Apabila wisudawan himpunan lain memakai kebaya rapi serta jas keren, himpunan kami tidak memerlukan semua itu karena kami akan bersenang-senang selama arakarakan. “Megaproperti”, Smaug the dragon kebanggaan Wisoklord, telah terlahir dari tangan-tangan massa HME. Pedang-pedang berlumur darah dan perisai-perisai berserakan di Basecamp HME. Slayer-slayer mulai diikatkan di kepala petangguh HME, dan bendera-bendera yang menandakan HME telah tiba sudah dinaikkan. Aragon, Gandalf, Legolas, Arwen, serta Elf dengan busur kebanggaannya telah tiba untuk meramaikan arak-arakkan Wisoklord. Bunyi genderang drumpun berbunyi menandakan HME sudah siap untuk mendampingi wisudawan dan wisudawati arak-arakan dan langsung menuju basecamp HMJ di Saraga.
Sesampainya kami ke Lapangan Futsal Saraga, kami menunggu giliran kami untuk memulai ritual arakarakan yang dimulai dari Saraga. Di saat hendak membuat langkah pertama, langit yang tadinya hanya remang-remang, kemudian ditambah oleh rintik hujan. Semakin lama, rintik menjadi gerimis, kemudian gerimis berubah menjadi hujan deras. Akan tetapi, wisudawan dan wisudawati serta massa HME memiliki semangat yang tinggi, hujan pun akhirnya kami terobos.
HME HME himpunanku u u u u u… majulah HME pantang mundu u ur..
Setelah dari Lapangan Saraga, kami pun melewati kantin KKP menuju tunnel dan menunggu di sana sebelum akhirnya kami melewati tunnel.

E L Elektro! E L Elektro! E L Elektro!

Riuh teriakan kami terdengar sampai ujung Sunken Court. Meskipun kami harus melakukan orasi lebih lambat dari jadwal, semangat kami saat berorasi tak menjadi surut karena kebahagian yang kami rasakan sangat luar biasa dengan bertambahnya anggota luar biasa dari himpunan kami.

Di sana gunung, di sini gunung, 1 3 2!!
“Hanya seorang pemenanglah yang dapat berdiri di tempat kalian, ” ucap Fathin (EL20), Ketua Wisuda Oktober 2022 HME
“Sampai berjumpa kembali di masa yang akan datang, semoga kita berjaya selalu di mata dunia dan memiliki bakti karya, menja-di idaman bangsa, ” disusul ucapan dari perwakilan BP HME 2022, TJ (EL’19), kemudian tiga wisudawan saat itu, mengakhiri orasi dengan memulai mars HME.
Hujan yang mereda, orasi penyemangat, dan mars HME yang menggelegar. Begitulah suasananya saat itu. Orasi di tunnel pun berakhir ketika mars berakhir, kami pun melanjutkan perjalanan. Tibalah di Sunken Court dimana air suci sudah siap dan wisudawan-wisudawati maupun massa HME mau tidak mau harus terkena siramannya. Air tersebut berupa air yang memiliki aroma khas, yang membuat orang-orang bertanya-tanya apa yang mengisinya. Formasi kami jadi berantakan selama menyusuri jalan karena menghindari air suci. Namun euforia itu nyata. Wisudawan-wisudawati serta massa saling me-nyiram air suci. Menghindar jadi opsi bagi mereka yang tidak meme-gang properti di tangannya, namun naas nasib mereka yang membawa “megaproperti”. Saling kejar-kejaran tak terhindar.

Terus menyusuri jalan menuju
Labtek VIII, di bebe-rapa spot, pasukan bendera sudah menunggu, dengan gagah mengibar-kan bendera kami, bendera HME. Dibalut euforia dan dikelilingi kebanggaan, itulah suasana yang terjadi di arak-arakan pada hari itu. Sampai di Labtek VIII, semua yang terkena air suci pun membilas diri mereka dengan air sabun, agar tidak ada bau yang menempel. Basement Labtek VIII dipenuhi oleh massa dan wisudawan-wisudawati HME yang bersuka ria. Kemudian, ketua wisuda, Fathin (EL’20), akhirnya membuka pembicaraan dan berterima kasih kepada kami karena telah memeriahkan acara ini. Sebagai penutup, kami menyanyikan mars HME dengan lantang di sekretariat kami, Sekre-tariat HME, memenuhi Basement Labtek VIII dengan suara kami.



15 Oktober 2022, setelah menunaikan arak-arakan dengan kesuciannya, acara selanjutnya pada Perayaan Wisuda Oktober HME 2022 adalah Wisnite. Kali ini, Wisnite diadakan di Everland Villa, Villa Istana Bunga, cukup jauh dari ITB. Seperti yang ada di bayangan awal untuk villa pada umumnya, cuaca di villa terasa dingin.
Awalnya, Wisnite direncanakan dimulai pada jam 18.00. Hanya saja, ada kendala teknis yang membuat acara mundur cukup jauh dan membuat waktu menunggu menjadi lebih lama. Beberapa Massa HME menunggu dengan bertegur sapa, beberapa bermain billiard, beberapa makan, dan tentunya beberapa jaga konsumsi. Kira-kira jam 20.30, ketika suasana asik dari Wisnite mulai menurun, acara secara formal baru dimulai.
dibuat-buatnya dan kurang natural. Akan tetapi, beberapa lemparan candaan dari MC berhasil mencairkan keadaan. Semua massa berkumpul di ruang tengah villa yang ukurannya lebih kecil dari Sekretariat HME. Acara dimulai dengan sambutan dari Fathin (EL’20) sebagai Ketua Perayaan Wisuda Oktober HME, Fatih (EL’19) sebagai perwakilan dari BP HME, dan Melia Fatimah (EL’18) sebagai perwakilan dari wisudawan. Sambutan yang disampaikan kirakira berisi “Selamat dan semangat bagi wisudawan yang telah menempuh perjalanan sangat panjang di ITB”.

Wisnite dibuka oleh Daffa dan Serena (EL’21) yang bertugas sebagai MC. Seperti biasa, MC selalu berusaha untuk mencairkan suasana walaupun terkadang terlihat sekali
Acara berlanjut, penyusunan acara yang baik dilakukan oleh divisi acara karena ketika suasana seru mulai menurun karena waktu menunggu yang cukup lama.

Divisi acara meletakkan acara nyanyi-nyanyi di permulaan acara hingga pertengahan. Pembukaan yang manis dan membangkitkan keseruan malam itu dilakukan oleh Sammy dan Bright (yang tiba-tiba ikut bernyanyi) yang diiringi band yang keren dengan menyanyikan lagu Dia Miliku.
Semua lagu yang dibawakan oleh band ini berasa menjadi puncak dari Wisnite. Dari Lagu Topeng sudah banyak massa yang berdiri bahkan loncat-loncat sambil meneriakan lagu bersama. Di sisi lain, ada beberapa massa yang diangkat untuk lebih merayakan lagu-lagu yang dinyanyikan. Saking menikmatinya, setelah lagu pertama (Topeng) selesai pun, massa yang menikmati sudah meneriakan “LAGI LAGI LAGI” dengan lantang.
Tidak seperti IP yang menurun tiap semesternya, alur acara semakin seru dengan penampilan band yang berisi Rhesa Janitra (EL’18), Hikmat Irham (EP’18), Adil (EP’18), Elmo (EL’20), dan Dion (EL’20). Seperti sudah terbiasa mengisi acara nyanyi, band ini membawa keseruan yang terus-menerus meningkat. Dimulai dengan Topeng - Peterpan dan diakhiri dengan Sahabat Sejati - Sheila on 7. Penampilan yang sangat amat keren dari band ini.

Semua massa terlihat menikmati semua lagu yang dibawakan walaupun dengan cara yang berbeda-beda. Berdasarkan pengamatan, Setidaknya ada 2 tipe penikmat lagu-lagu yang dibawakan ketika Wisnite. Pertama, ialah penikmat yang lepas, mereka meneriakan lagu juga loncat-loncat, bahkan berjoget. Kedua, adalah penikmat kalem,


mereka ikut berdiri dan bernyanyi secukupnya saja, mungkin beberapa orang pada tipe kedua ini masih malu untuk mengeluarkan suaranya tetapi dalam hatinya begitu bergejolak ingin ikut melantangkan suaranya atau berjoget mungkin.
Suasana menjadi panas setelah lagulagu dikumandangkan. Massa sudah tidak meneriakkan “LAGI LAGI LAGI” karena kelelahan. Setelah nyanyi-nyanyi selesai, ada jeda sedikit untuk menetralkan lagi keadaan setelah bernyanyi bersama. Kemudian, acara disambung dengan dua permainan yang berhubungan dengan kursi yaitu kursi panas dan kursi pusing. Pada saat sesi permainan dimulai, massa mulai terbelah dua. Ada yang memilih untuk melanjutkan bernyanyi dan bercakap di teras villa dan ada yang terus mengikuti mata acara yang dilakukan.
Permainan pertama adalah kursi panas yang finalnya mempertemukan Daffa dan Atang (EL’18). Ada momen yang cukup unik terjadi di sini. Sebelumnya, kursi panas adalah permainan yang memperebutkan kursi. Perebutan kursi r

-akan dimulai ketika lagu yang diputar berhenti. Ketika final, saat musik berhenti dan mulai memperebutkan satu kursi terakhir, keadaannya cukup chaos hingga kursi terjatuh dan posisi kursi dekat dengan Atang membuat Atang lebih mudah untuk mengambil dan membuat berdiri kursi lalu duduk dan jadi pemenang dari permainan ini. Hanya saja, setelah atang berhasil membuat ber-diri kursinya, Daffa pintar untuk membuat suasana permainan men-jadi canggung dan membuat Atang lengah. Yang pada akhirnya, Daffa yang berhasil menduduki kursinya dan memenangkan permainan kursi panas. Kira-kira, pesan yang bisa diambil pada permainan ini adalah sebelum janur kuning melengkung
j g p mainan kedua, kursi pusing. Kursi pusing adalah permaianan memperebutkan kursi juga.

Akan tetapi, sebelumnya, pesertanya akan dibuat pusing dengan diputar dan kemudian berlari untuk memperebutkan kursinya. Pemenang dari permainan ini adalah Joel (EL’19).

Setelah permainan selesai, massa yang bertugas sebagai divisi acara dan operasional menyiapakan proyektor untuk menayangkan sebuah video persembahan untuk wisudawan. Video tersebut membahas 7 mahasiswa yang bernasib malang. Videonya pecah tawa ketika terdengar “Laprak selesai sampai studi pustaka saja”. Entah mengapa, topik seputar praktikum ini seringkali menggelitik (mung-kin) karena praktikum adalah hal tragis yang massa alami bersama. Video ini menjadi akhir dari Wisnite Oktober HME 2022. Lalu, MC menutup acaranya. Sebagian massa memilih pulang dan Sebagian masssa memilih untuk menginap di villa.
Sejauh ini, Wisnite Oktober HME 2022 adalah Wisnite terbaik yang pernah aku hadiri.















