Cakrawala Edisi 1

Page 1

Edisi Februari 2012


Edisi Februari 2012

LAPORAN UTAMA RPP ZAT ADIKTIF DAN TEMBAKAU : MITOS DAN PERMASALAHANNYA “Indonesia yang hingga kini belum meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) menjadikan Indonesia satusatunya negara di Asia Pasifik yang belum meratifikasi konvensi global ini. FCTC melarang secara komprehensif iklan, promosi, dan sponsor rokok. Indonesia yang belum meratifikasi FCTC, Firdaus bagi industri rokok.“ CAKRAWALA - Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengamanan Produk Tembakau, sebagai zat adiktif bagi kesehatan atau lebih dikenal dengan RPP Zat Adiktif dan Tembakau lagi-lagi mengalami berbagai hambatan, sepertinya pendahulunya yakni RUUPDPTK yang akhirnya kandas, gagal disahkan menjadi Undang-undang. Indonesia merupakan surga bagi industri rokok, tidak adanya peraturan yang mengatur tentang tembakau ini menyebabkan industri rokok tumbuh subur di negeri ini. Bahkan Indonesia

hingga

kini

belum

meratifikasi

Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

menjadikan

Indonesia

satu-satunya

negara di Asia Pasifik yang belum meratifikasi

sektor nonkesehatan, seperti kementerian industri, perdagangan, dan pertanian, dengan mitos ekonomi tembakau, menolak (sebut saja) RPP Rokok ini. Seakan menutup mata hati atas kerugian ekonomi dan biaya kesehatan yang mesti dibayarkan lewat APBN, dampak tembakau terhadap kesehatan yang terbukti berkali-kali lipat dibandingkan keuntungan ekonominya. Selain surplus ekonomi, petani tembakau juga selalu menjadi dalih penolakan RPP Rokok, bahkan saat membahas ayat tembakau dalam RUU Kesehatan. Padahal, versi data BPS, jumlah petani tembakau cenderung menurun 40 persen, dari 913.000 tahun 2001 menjadi 582.000 tahun 2007. Data ekspor impor menunjukkan bahwa selama 17 tahun (1990-2007) terjadi kecenderungan peningkatan nilai impor daun tembakau, Selain akibat impor, petani tembakau juga tereksploitasi akibat adanya cukong (tengkulak) tembakau dalam negeri. Harga tembakau dibeli murah oleh para tengkulak dan dijual mahal kepada pabrik rokok. Jadi petani tembakau hanya dijadikan tameng yang mengada-ada.

konvensi global ini. FCTC melarang secara komprehensif iklan, promosi, dan sponsor rokok. Komisi

Penyiaran

Indonesia

masih

RPP pengamanan produk tembakau ini

tidak

bukan melarang seseorang untuk mengonsumsi

melarang iklan promosi rokok, padahal Pasal 46

rokok, RPP ini meliputi pengaturan kawasan

Ayat (3) huruf b UU Penyiaran melarang

tanpa rokok, peringatan berupa gambar pada

promosi zat adiktif. Indonesia yang belum

bungkus rokok, dan larangan menjual rokok

meratifikasi FCTC, firdaus bagi industri rokok.

kepada anak-anak, larangan menjual rokok

Dengan dalih surplus ekonomi tembakau dan kesejahteraan petani tembakau, ada kalangan yang menolak RPP yang disiapkan Kementerian Kesehatan ini. Ironisnya justru

batangan, serta larangan iklan, sponsor, dan promosi rokok di media massa.


Edisi Februari 2012 Iklan

merupakan

hal

yang

cukup

strategis dalam hal pengaturan produk tembakau ini,

Organisasi

Kesehatan

Dunia

iklan

rokok yang melampaui akal sehat. Setiap enam detik, satu orang meninggal dunia karena merokok. Ini merupakan

Sekali lagi diluruskan, yang dilarang dari Rancangan Peraturan Pemerintah tentang zat adiktif dan tembakau bukan melarang seseorang untuk merokok, tetapi yang tengah digodok menjadi Peraturan Pemerintah adalah:

penyebab kematian

yang berkembang paling cepat di dunia di atas semua

kelangsungan hidup, dan tumbuh kembang anak.

(WHO)

menegaskan bahwa rokok adalah pembunuh yang akrab di sekeliling korbannya, dengan

dengan segenap implikasinya terhadap hidup,

penyakit

lain.

Pelarangan Merokok termasuk di dalamnya:

disembarang

tempat,

Anehnya, walaupun rokok bersifat adiktif dan

1. Tempat public, termasuk tempat pendidikan (sekolah & kampus)

karsinogenik serta mematikan, iklan rokok masih

2. Tempat-tempat berbahaya, seperti SPBU

dibenarkan,

bahkan digelar

agresif

dengan

strategi pencitraan yang menyesatkan (biasanya dikemas dalam bentuk “Pria� atau berbau komedi).

3. Di depan, di samping muka , di kiri dan kanan, di atas dan bawah orang yang tidak merokok (perokok pasif) 4. Dll yang ditentukan dalam undang-undang

Sasaran iklan rokok ini adalah

anak-

anak dan remaja agar menggantikan perokok

Sehingga larangan ini tidak melanggar

lama yang sadar atau meninggal. Anak-anak

HAM perokok, merokok bukan hak asasi

adalah substitusi sekaligus perokok baru yang

manusia, merokok merupakan deviasi perilaku

loyal dan jangkar keberlanjutan industri rokok.

karena kecanduan nikotin, lagipula ada juga

Iklan,

Kewajiban Asasi Manusia (KAM) yang harus

promosi,

dan

sponsorship

adalah

mediumnya.

didahulukan

oleh

bermasyarakat.

Di

seseorang dalam

dalam

konsep

negara

Kalau iklan rokok tidak dilarang, akan

Pancasila, kita hanya mengenal kewajiban asasi

meningkatkan prevalensi anak-anak merokok,

manusia, bukan melulu bicara hak sebagaimana

semakin rendahnya usia anak merokok, dan tidak

yang

dapat

kompradornya di tanah air.

berhentinya

anak-anak

(dan

remaja)

dipropagandakan

Barat

dan

para


Edisi Februari 2012

(Hafiz Hari Nugraha – Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya) OPINI KAMPUS BEBAS ASAP ROKOK Seyogyanya, sebagai tempat berbasis pendidikan, lingkungan kampus harus terbebas dari asap rokok. Baik itu mahasiswa, dosen atau karyawan tidak diperbolehkan untuk merokok di areal kampus. Untuk menjadi kampus bebas asap rokok adalah sesuatu yang sangat sulit. Apa lagi tidak adanya kesadaran dari sang perokok itu sendiri untuk lepas dari lingkaran asap kematian tersebut. Walau pun dengan berbagai cara kita lakukan seperti memasang sepanduk dilarang merokok tetap saja tidak di gubris atau sekedar angin lalu saja bagi para perokok. Bagi para perokok, rokok adalah hidup mereka dan mereka mau tidak makan asal bisa menghisap rokok. Berbagai pendapat dari mahasiswa tentang kampus bebas asap rokok ini.

“kalau buat kampus

“mungkin sulit untuk di ubah kebiasaan merokok dikampus, walau pun ingin dibuat seperti itu, tetap harus ada kesadaran dari individu itu sendiri.

“bagus banget kalau di

bebas asap rokok

adakan kampus bebas

mungkin susah, tapi

asap rokok, apa lagi

kita buat saja tempat

kita calon orang-orang

khusus merokok. Kalau

kesehatan, masa kita

mau merokok

tidak bisa tidak

ditempat rokok saja

mencontohkan yang

jangan tempat lain”

baik”


Edisi Februari 2012

(Rizka Amelia – Fakultas Kedokteran Universitas Batam) ARTIKEL BEASISWA : STRATEGI INDUSTRI ROKOK MENUTUP BOROK CAKRAWALA – Industri rokok dalam beberapa

kurun waktu terakhir ini gencar memberikan

beasiswa pendidikan untuk anak berprestasi. Sebut saja program beswan Djarum dan Sampoerna Foundation yang rajin menyumbang sebagian kecil keuntungannya untuk program peningkatan sumber daya

manusia

Indonesia

melalui

beasiswa

pendidikan. Lalu salahkah tindakan mereka?. Bukan hanya salah tapi cenderung licik. Industri rokok berusaha menutupi boroknya dengan menanamkan kesan positif kepada masyarakat berupa beasiswa pendidikan. Siapa yang tidak setuju dengan program pendidikan bagi masyarakat bukan?. Kondisi seperti ini akan memuluskan industri rokok merajalela dan semakin percaya diri dalam program bisnis liciknya yakni berusaha membunuh jutaan generasi bangsa yang jumlahnya puluhan juta dibandingkan orang-orang yang mendapat beasiswa yang hanya segelintir. Anda bisa bayangkan jutaan calon tunas bangsa mesti mati sia-sia karena


Edisi Februari 2012 terpapar asap rokok dari perokok yang tidak bermoral atau justru terjerumus kedalam lembah hitam dengan menjadi perokok aktif karena lingkungannya mendukung. Dari sekian “niat baik� industri rokok barangkali jarang yang mengetahui jika para industri rokok ini juga tidak sekadar berinvestasi pada bidang pendidikan namun juga pada bidang perjudian. Sebut saja Putra Sampoerna yang pernah dikabarkan menginvestasikan sebagian besar keuntungannya pada bisnis judi di Las Vegas dan Inggris (perusahaan judi Sampoerna pernah menjadi sponsor klub sepak bola), maupun Djarum yang melakukan berbagai cara untuk bisa laku di pasar asing bahkan dengan merekrut model iklan untuk telanjang seperti model iklan Djarum yang melakukan body painting. Cari saja di Google Images dengan kata kunci “Djarum� anda akan menemukan model-model iklan djarum yang seksi. Masyarakat hendaknya jangan sampai tertipu dengan siasat industri rokok ini dalam melegalkan Bisnis Jahatnya. Yang mereka lakukan selama puluhan tahun ini adalah memproduksi SENJATA PEMUSNAH MASSAL dan akan bereaksi efektif setelah 20 tahun akan datang sejak perokok pertama kali merokok. Saya ikut prihatin dengan orang-orang maupun program acara yang menginspirasi rakyat Indonesia, namun masih menggunakan Industri Rokok sebagai sponsor acaranya. Demi keuntungan yang tak seberapa mereka menggadaikan harga dirinya untuk mendukung Industri Pembunuh Massal ini. Jangan-jangan nanti ada tempat judi,pabrik narkoba atau pelacuran kemudian sebagian keuntungannya digunakan

untuk beasiswa malah dilegalkan

oleh pemerintah atau masyarakat.

(source :

http://www.bebasrokok.wordpress.com )

GAGASAN PEMANFAATAN TEMBAKAU TRANSGENIK SEBAGAI MEDIA PENGHASIL HORMON INSULIN Sangat disesalkan bahwa selama beratusratus tahun, tembakau hanya digunakan untuk keperluan rokok. Kebiasaan merokok yang menjadi trend telah meningkatkan angka kematian warga dunia akibat rokok. Pemanfaatan tembakau yang salah dengan menjadikannya rokok menghasilkan zat-zat berbahaya hasil pembakaran seperti tar yang bersifat karsinogenik, dan karbonmonoksida, racun yang menyebabkan kematian jika dihirup karena afinitasnya terhadap hemoglobin yang lebih kuat dibandingkan oksigen.

Seorang peneliti dari University of Central Florida, Henry Daniell telah menemukan bahwa dapat dilakukan rekayasa genetika pada sebagian jenis tanaman untuk menghasilkan susunan

protein yang baru sehingga dapat digunakan untuk produksi bio-farmasi.Salah satu tanaman yang ideal untuk memproduksi terapeutik protein yang diujikan oleh Henry Daniell adalah tembakau.

Keunggulan dari pemanfaatan tembakau ini adalah plant-based lebih aman dan murah untuk penggunaan biofarmasi, vaksin, enzim, plasma protein dan anti bodi. Penelitian menggunakan tumbuhan juga lebih murah dan dapat diproduksi dengan skala besar dibandingkan dengan penelitian menggunakan metode fermentasi dari bakteri,jamur atau kultur dari sel hewan ataupun manusia yang jauh lebih mahal (insulin manusia dan insulin dari babi).


Edisi Februari 2012 Metode yang digunakan adalah dengan memasukkan gen ke dalam plasmid (DNA sirkuler kecil) yang tedapat pada common soil bacterium, Agrobacterium tumefaicens, dan membiarkan bakteri tersebut menginfeksi tanaman. Ketika bakteri menginfeksi tanaman, plasmid akan berpindah ke dalam sel tanaman itu sendiri dengan membawa gen bersamanya. Tanaman yang telah terinfeksi dapat ditumbuhkan dengan kultur jaringan. Kultur jaringan dilakukan hingga tembakau menghasilkan akar. Setelah tembakau menghasilkan akar kemudian tembakau diambil dan ditanam di media tanah seperti tembakau pada umumnya.

Hasil akhir yang akan terbentuk adalah insulin murni yang bersih dan diharapkan insulin yang dihasilkan oleh tembakau transgenik cocok dengan insulin yang ada pada tubuh manusia, sehingga gagasan ini nantinya dapat memberikan manfaat lebih besar seperti untuk tatalaksana diabetes tipe 1 (insulin-depending). Manfaat lain yang diharapkan adalah pengalihan fungsi tembakau yang selama ini hanya digunakan sebagai rokok yang merugikan kesehatan menjadi bermanfaat untuk dunia kesehatan.

Saat tanaman sudah tumbuh dan menghasilkan banyak protein (insulin).protein ini diambil dengan cara mengisolasinya. Pertama daun dipanen dan digiling untuk mengambil minyak yang berisikan protein (insulin), kemudian ektraksi yang dilakukan bergantung pada bahan kimia yang diinginkan dan jaringan didalamnya. Bisa dengan metode Filtration, Ultracentrifugation, Chemical Extraction atau Affinity Chromatography

(Hafiz Hari Nugraha – Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.