Waspada,senin 13 januari 2014

Page 18

Opini

B6 TAJUK RENCANA

A

APA KOMENTAR ANDA SMS 08116141934

Faks 061 4510025

Facebook Smswaspada

+628126501779 Jelang pemilu, orang2 politik kalau ngomong sok pinter sok hebat sok merakyat dan mengumbar-janji2 tapi berbau kebohongan & penipuan kepada Rakyat RI! Jangan dipercaya! Mending pilih orang2 baru yg jenius, bersih dan belum pernah keok! +6281396620001 BagaimanajikalahansekitarBandaraKNIAdijadikankotabungaatautamanbunga.Tentu kota Medan sejuk dan tidak sangar. +6281260788151 kepada bapak Bupati Deliserdang .pak coba bapak lihat jalan menuju lapangan tembak brimob sumut di martabe Kec.Pancur batu itu jalan hanya di aspal ujung dan pangkalnya saja di tengah tidak pernah kema aspal bagai jalan penjajahan apa kami warga disitu belum mardeka sehingga jalan kami tidak pernah diaspal? mohon perhatianya pak karna itu jalan alternatip dan bisa mengurangi kemacetan Jalan Jamin ginting km 26 hingga Sp.pos Padang bulan trimks +628126051504 Penderitaan rakyat sdh cukup berat,semua brg pd naik,sepertinya negeri tdk punya pemerintahan,semoga 2014 ini lahir pemimpin yg amanah yg dekat dgn Allah Swt....amiinn +6282167170674 Sungguh SangatTerpuji Sifat Bapak Anas Urbaningrum Mantan Ketua Partai Demokrat Saat Dipanggil Untuk Diperiksa Oleh KPK.Begitulah wajah Pejabat Di Indonesia Sudah Berbuat Salah Pun Masih Ber Anggapan Tidak Dan Enggan Untuk Diperiksa.Kapan Negara Kita Akan Menjadi Maju Disemua Bidang Kalau Kasus Korupsi Saja Pun Takut Berhadapan Dengan Hukum.Sudah Pasti Korupsi Di Indonesia Tidak Akan Habis.Jemput Paksa Saja Pak Anas Urbaningrum Itu Ketua KPK.Jangan Biarkan +6282167170674 Negara Ini Lebih Banyak Manusianya Yang Melakukan Korupsi. +6281361593307 Ada usul.,setiap ujian CPNS,selesai ujian disitu di periksa biar adil dan jelas, tanpa KKN,di setiap lokal ada polisi yg mengawasi.,dan pengawas ujian,di tambah wartawan,tu baru adil....saya dukung presiden yg buat peraturan ini... +6285297814315 Berhati2lah dgn pikiran kita, krn akan menjadi perkataan kita. Berhati2lah dgn perkataan kita, krn akan menjadi perbuatan kita. Berhati2lah dgn tindakkan kita, krn akan menjadi kebiasaan kita. Dan ? Berhati2lah dgn kebiasaan kita, krn akan menjadi karakter kita. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami memohon perlindungan dari kesalahan pikiran, perkataan dan perbuatan kami, Bimbinglah kami agar dpt mengikuti segala aturanMu. Aamiin Ya Rabbal’alamiin Wslm +6285277850101 Sport Dokumentary (tinju) di TVONE s/d dini hari membosankan dan menjengkelkan, karena terlalu banyak komentar dan iklan/pesan. Karena jam tayangnya lewat tengah malam dan esoknya hari kerja mohon triknya diperbaiki. Tksih WASPADA. +6285260088842 Keinginan orang/oknum untuk menghapus AGAMA dalam e-KTP membuktikan kwalitas agama/keIMANan orang atau oknum tersebut sangat GALAU, LEMAH dan RUSAK. +6285359230466 Harga gas elpiji 12 kg naik sampe 68 %, luarbiasa zalim pemerintah & pertamina, rakyat yg sudah tak pernah di buat sejahtera, sekarang ditimpa musibah harga elpiji yg naik diluar kemanusiaan, ayo... jangan pilih presiden yg akan dtg & wakil rakyat dari partai yg berkuasa sekarang, pemerintah sekarang sdh jadi pahlawan kesiangan... +6285260088842 Pemberitaan ber-ulang2 dari tahun ketahun oleh WASPADA tentang Jalan Rusak Serbelawan (JRS). Bupati Simalungun tidak bergeming. Kenapa...???. Karena, hatinya sudah MATI. Mungkin dia penganut paham “ANJING MENG-GONGGONG KAFILAH BERLALU”. He...he...he. Horas WASPADA.

Senin 13 Januari 2014

HAI, Pejuang Tak Kenal Lelah

Anas Bicaralah Blak-blakan gustus 2011 Nazaruddin ditangkap di Kolombia. Sejak itu Nazar mengoceh menyebut-nyebut petinggi Partai Demokrat terkait kasus korupsi di berbagai proyek pemerintahan, namun semua yang dituduh mantan bendahara partai berlambang bintang mercy itu hanya tenang-tenang saja. Bahkan Nazaruddin dikecam sebagai orang yang lagi stres, berhalusinasi dll. Namun ocehan Nazar yang terang-terangan menyebut nama Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng sampai Anas Urbaningrum, dan sejumlah nama lainnya ternyata membuahkan kenyataan. Terbukti satu per satu orang-orang yang disebutnya sudah ditangkap KPK. Angelina Sondakh sudah divonis penjara, Andi Mallarangeng dalam prosesmenujupersidangan,sedangkanAnasbaruJumatlaluditahanKPKlewatpemanggilan ketiga. Hanya tinggal beberapa nama saja yang belum tersentuh, di antaranya Ibas, putra SBY yang kini menjabat Sekjen DPP Partai Demokrat. Anas begitu resmi menjadi tahanan KPK langsung bernyanyi kecil dengan menyebut sejumlah nama penyidik KPK sesaat sebelum digiring ke mobil tahanan. Diawali dengan ucapan berterima kasih kepada Ketua KPK Abraham Samad yang telah menandatangani surat penahanannya dan juga kepada para penyidik Endang Tarsa, Bambang Sukoco, dan Heri Muryanto. Anas juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Intisari: Partai Demokrat Susilo BambangYudho(SBY). Di atas segalanya saya terima Demokrat kian terpojok yono kasih yang besar kepada Pak SBY. Mudahkalau Anas mau bicara mudahan peristiwa ini punya arti, makna, menjadi hadiah tahun baru 2014. lebih vokal dan blak-blakan danNyanyian Anas pasca ditahan KPK bertujuanmengkritik,tepatnyamenggelitik sebagai whistle blower pihak yang terkait, seakan nama-nama yang disebutnya itu memiliki andil dalam proses dijadikannya ia sebagai tersangka dan kini menghuni rumah tahahan KPK. Walau tanpa bukti KPK diharapkan menindaklanjutinya. Cara Anas menyindir memang berkelas, seakan berterima kasih namun sesungguhnya ingin menyatakan mereka yang disebut terlibat dalam konspirasi politik dalam menjatuhkannya dari kursi Ketua Umum DPP Partai Demokrat dan menjerumuskannya dalam tahanan KPK untuk menghabisi karier politiknya. Kini, posisi Anas sangat sulit. Kelihatan sekali dari wajahnya Anas sangat terpukul. Sebab, dalam sejarah KPK sangat berat untuk orang yang sudah ditahan bisa lolos dari vonis hakim Tipikor. Apalagi trend hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa kasus korupsi cenderung semakin berat. Banyak kasus banding yang mulanya dihukum 2-3 tahun akhirnya menjadi 5-10 tahun penjara, seperti Luthfi Hasan Ishaq, mantan Gubsu Syamsul Arifin, Angelina Sondakh. dll Hemat kita, sejak pelengseran dari kursi Ketua Umum DPP Demokrat setelah dijadikan tersangka oleh KPK, Anas tidak mau blak-blakan membongkar kasus korupsi di lembaga DPR RI, termasuk Demokrat. Padahal, publik hakkul yakin Anas banyak tahu terkait kasus Bank Century dan kasus-kasus lainnya. Apalagi melihat posisi dan kedekatannya dengan keluarga Cikeas semasa menjabat Ketua Fraksi di DPR RI dan Ketua Umum DPP PD. Jadi, reaksi Anas hanya‘’mengancam’’ dengan menyebut sejumlah nama dan kalimat satir berterima kasih belumlah bisa disebut membuka lembaran kedua apalagi lembaran ketiga dan seterusnya. Hal itu sangat disayangnya. Harusnya Anas mau bicara terangterangan kepada media massa sehingga posisinya sebagai tersangka sekaligus pembuka kotak pendora atau menjadi whistle blower. Ini yang ditunggu-tunggu masyarakat. Menjadi tanda tanya mengapa Anas belum juga mau bicara blak-blakan. Padahal, posisinya sudah sangat terzalimi hingga harus ditahan KPK. Padahal, Anas sudah berjanji sesaat setelah lengser dari partai pemenang Pemilu itu tahun lalu untuk membuka lembaran kedua, ketiga dan seterusnya. Harapan publik, Anas menepati janjinya. Bicaralah vokal dan blak-blakan terkait kasus-kasus korupsi yang melibatkan elite politik dan pemerintahan. Koperatiflah dengan KPKdemi kebaikan bangsa dan negara melawan koruptor yang menjadi musuh rakyat dan membuat rakyat miskin karena triliunan rupiah uang rakyat dimakan ‘’tikus-tikus’’ koruptor. Yang pasti, para elite Demokrat sangat khawatir dengan masa depan partainya. Jika Anas bicara blak-blakan maka Demokrat bisa terkubur karena popularitas dan elektabilitas partai semakin hancur. Apalagi kalau lembaran kedua dan seterusnya dari Anas membongkar aib Demokrat. Kalau saja Anas menjadi whistle blower masyarakat akan memberi apresiasi, dan hukumannya pun bisa ringan. Tapi, melihat gelagat Anas yang menyangkal korupsi, korban politik, bahkan bersedia digantung di Monas kalau korupsi satu rupiah saja, lembaran kedua dan seterusnya dari Anas (mungkin) hanya angan-angan belaka.+

WASPADA

Oleh Ahmad Taufan Damanik Pilihan jurnalismenya berbeda jauh dengan jurnalisme kapitalis yang berkembang saat ini:orientasi pasar,pragmatis dan kehilangan misi memajukan kesadaran bangsa

P

eriode kemunculan tokoh semacam Hajjah Ani Idrus (HAI), seorangperempuanjurnalis-pejuang, jauh dari kaitan model gerakan feminisme yang marak sejak era Orde Baru. Sama halnya dengan tokoh sezamannya semisal SK Trimurti, Toety Azis, Herawati Diah, pisau analisis gender sebagaimana yang sekarang akrab digunakan akademisi dan aktivis perempuan, belumlah mereka kenal. Kesadaran kebangkitan tokoh perempuan masa itu, tentu berkait dengan konteks dinamika yang khas sejalan dengan dialektika persoalan yang mereka hadapi pada masa itu pula. Ada suasana gerakan kebangsaan dan perjuangan kemerdekaan. Ada pula penetrasi modernitasyangmulaitumbuhsejalanpolitik etis kolonial Belanda yang membolehkan kaum bumi putra masuk sekolah Belanda. Adakalanya modernitas berdikotomi dengan nilai kultural lokal, namun tak jarang bisa bersinerji sehingga semakin memperkuat basis nilai aktor yang tumbuh di dalam dialektika kedua nilai tersebut. Dialektika yang rumit ini, bahkan mendorong kesadaran kaum perempuan bangkit dan berdiri sama posisi dengan kaum pria dalam memperjuangkan nasibbangsanya,maupundalamrelasiperempuan - laki-laki. Hanya saja, kebanyakan tokoh perempuan pergerakan masa itu justru meletakkan isukesetaraanposisiperempuan(emansipasi) sebagai bagian integral dari keseluruhan persoalanrakyatdankebangsaanberhadapan dengan struktur penindasan yang lebih besar, yakni penjajahan. Dengan begitu, isu hak perempuan menjadi tak terpisahkan dari isu kebangkitan sosial politik secara umum dan bukan merupakan dua hal yang dikotomistik, sebagaimana adakalanya dilakukan sebagian kalangan feminis dekade sekarang ini. Karena itu, isu hak perempuan bukan sesuatu yang ekslusif dari isu sosial politik lainnya. Pejuangnya pun adalah tokoh yang peduli dan berjuang untuk isu kebangsaan pada umumnya. Sebagai sosok pejuang kebangsaan dan dalam konteks perspektif integralistik itulah mereka mendobrak kelaziman budaya mengenai posisi perempuan di dalam keluarga, masyarakat dan negara. Secara sosiologis mereka tetap merupakan bagian yang kuat dari masyarakat dan nilainilai sosial yang mengikat mereka. Mereka bukan sosok yang mengalienasi diri dari konteks sosial politik yang sedang bergerak pada masa perjuangan mereka. Tulisan ini, akan mencoba melihat sosok HAI, seorang jurnalispejuang yang telah mengabdikan hampir sebagian besar hidupnya untuk kebangkitan bangsanya, dan juga kaumnya: perempuan. Menilik konteks dialektika pergerakan yang melatari kemunculannya, ada baiknya kita pelajari deretan nama tokoh lain yang mengawali pergerakan kaum perempuan di dunia pers-perjuangan Sumatera Utara. Sebutlah kemunculan Perempoean Bergerak yang terbit pertama kalinya 1919 di Medan. Ia didirikan H.Muhammad Taher, Parada Harahap danT.A. Sabariah. Perempoean Bergerak adalah media massa perempuan perta-

ma di Sumut yang melibatkan enam perempuan sebagai pengasuhnya. Slogan majalah ini yaitu “Untuk Menyokong Pergerakan Perempoean”, dicetak oleh N.V. Drukkerij Setia Bangsa, yang juga menerbitkan Benih Merdeka. Para penyunting Perempoean Bergerak terdiri dari Boetet Satidjah, pembantu redaktur adalah Anong S. Hamidah, Ch. Barijah Indra Boengsoe, dan Siti Zahara. Media ini bersama tokoh di da-lamnya, berjuang membangkitkan kesadaran perempuan di tengah penindasan kolonial Hindia Belanda. Tahun 1932, muncul Soeara Iboe, yang diterbitkan organisasi perempuan yang ber-nama sama dengan media ini, yakni Soeara Iboe. Jika Soeara Iboe muncul dari tokoh-tokoh perempuanetnisMandailing,beberapatahun sebelumnya (tahun 1028) sudah muncul pula media Parsaoelian Ni Soripada di Tarutung dari perempuan etnis Toba, yang digagas Puan Siahaan dan Puan ED Nababan. Dari etnis Melayu, muncul majalah Keoetamaan Isteri diluncurkan 2 Oktober 1937 oleh perkumpulan Keoetamaan Isteri. Peluncurannya dihadiri oleh tokoh-tokoh Sumatera Timur, termasuk Paduka Yang Mulia J.M Tengkoe Permaisuri Negeri Deli. Meski pun misinya mendorong kemajuan perempuan, tapi misi besar media ini berkaitan erat pergerakan nasional yang sedang marak di seantero nusantara, termasuk Sumatera Timur. Yang juga menarik adalah media-media ini juga berhasil mengaitkan tokoh-tokoh pejuang perempuan di berbagai daerah di Hindia Belanda. SKTrimurti dan Hajjah Rangkayo Rasuna Said, Fatimah misalnya sering terlibat mengisi kolom di media Keoetaman Istri. Artinya, ada kesamaan kesadaran yang bangkit di berbagai penjuru tanah air, sama dengan bangkitnya gerakan kebangsaan di seanteronusantara.Yangtakkalahpentingnya, pers adalah media bersama memperjuangkan nasib bangsa, termasuk nasib kaum perempuan. Selanjutnya, 18 Mei 1938 muncul pula Menara Poetri yang dibidani Hajjah Rangkayo Rasuna Said dengan missi yang bahkan lebih tajam dari media sebelumnya karena sudah lebih banyak mengutarakan masalah-masalahstrukturaldankebangsaandibandingkan masalah domestik yang melingkupi kaum perempuan. Kemunculan Menara Poetri melengkapi rangkaian sejarah kaum perempuan di Sumut memperjuangkan hak-hak perempuan sekaligus berjuang bersama tokoh bangsa lainnya menuju kemerdekaan dari penindasan penjajahan. Di era yang sama, lahir lagi Boroe Tapanuli, tahun 1940 di Padangsidempuan, dimotori Doemasari Rangkoeti, Roesni Daulay, Dorom Harahap, MarieOentungHarahapdanHalimahLoebis. Sejalankemunculanpejuangperempuan

melalui pendirian media pers, juga muncul sederetan pengarang dan wartawan perempuan yang terlibat dan suka menulis dalam suratkabardanmajalahpadamasapergerakan sekitaran tahun 1930-an antara lain Ommoe Shoebaidah (Pandji Islam), Puan Gumarnia Al Matsir (K.I.), Rangkayo L. Roesli (K.I.), Roswita Cavalinnie (Abad, 20) Siti Norma (Pedoman Masjarakat), Rangkayo Rasoena Said (Menara Poetri dan dll), Rohana Djamil (P.I., editor), Puan Dt Temenggoeng (K.I.), Annie Idroes (Seruan kita), Moenar (Keoetamaan Isteri) Fatimah Das (Keoetamaan Isteri), Herawati Latif (P.I), Siti Awan (K.I.) dan S.K.Trimurti(penulisbebas).Semangattulisanmerekamencerminkansama,kepedulianterhadap nasib bangsa dan karena itu mereka ikut berjuang bersama pejuang kebangsaan lainnya di dalam arus pergerakan kemerdekaan Indonesia. Semangat itu tidak terpisahkan dari kepedulian dan perjuangan mereka untuk kesetaraan hak perempuan. Fenomena umum lainnyaadalahtokohperempuan ini bangkit dari kultur lokal yang kuat, berkembang melalui proses pendidikan relijius yang progresif dari madrasah, surau, yang kemudian dikawinkan dengan semangat modernitasyangdidapatkanmelaluipendidikan sekolah Barat yang tumbuh akibat politik etis.YangberagamaKristenpunmenampilkan kecenderungan sama, mampu memadukan modernitas, adat dan relijiusitas ke dalam pemikiran dan sikap mereka. Tentu ada banyak dialektika dalam proses mengawinkan berbagai latar belakang prinsip nilai berbeda tersebut. Namun nyatanya mereka sanggup menembus batas berbagai perbedaan, dan yang paling penting tak kehilangan identitas asli yang terikat kepada budaya dan agama. Bagi tokoh seperti Rohana Kudus dan Hajjah Rangkayo Rasuna Said – juga Hajjah Ani Idrus - menjadi modern, mandiri, justru meneguhkan jati diri mereka sebagai orang Minang dan Muslimah. Bandingkan dengan kesulitan tokoh-tokoh feminis kita saat ini yang seringkali gamang memadukan berbagai prinsip emansipatoris ala Barat dengan lokalitas dan relijiusitas. Sebagian mereka terpaksa mesti memilih, padahal generasi sebelumnya justru berhasil mengawinkan dimensi rasionalitas dari akar peradaban yang berbeda tersebut. Sosok Hajjah Ani Idrus Dilahirkan di Sawahlunto, 1918, mengenyam Sekolah Dasar di kampung halamannya, kemudian masuk madrasah dan surau. Tahun 1928 ke Medan dan meneruskan pendidikan di sekolah madrasah di Jalan Antara Ujung. Setelah itu masuk Methodist English School, Meisjeskop School, Schakel School, Mulo dan SMA sederajat.Tahun 19621965 menjadi mahasiswa Fakultas Hukum UISU Medan, tahun 1975 sebagai mahasiswa Fisipol UISU, dan mendapatkan gelar DoctorandauntukjurusanilmusosialpolitikUISU. Tahun 1930, pada usia 12 tahun HAI, telah berani mengirimkan tulisannya ke majalah Panji Pustaka Jakarta. Setelah itu, memutuskan berkarir di dunia jurnalistik, yang tak lazim dikerjakan kaum perempuan masa itu. Tahun 1936, beliau bekerja pada Sinar Deli Medan pada majalah Politik Penyedar. Minatnya di bidang politik mendorong menerbitkan majalah Seruan Kita (1938)

yang berisi berita politik bersama H.Moh.Said, yang kemudian menjadi suaminya. Tahun 1947,bersamaH.MohammadSaidmendirian harian Waspa-da. Mengiringi kepeduliannya terhadap isu perempuan, tahun 1949, HAI menerbitkan majalah Dunia Wanita. Ia menjabat Pemim-pin Umum/Pemimpin Redaksi Waspada, Dunia Wanita dan edisi Koran Masuk Desa (KMD, dan Koran Masuk Sekolah) sejak tahun 1969 sampai 1999.Tahun 1988 ia menerima anugerah ‘Satya Penegak Pers Pancasila dari Menteri Penerangan R.I (H. Harmoko), di Jakarta, dimana hanya diberikan pada 12 tokoh pers nasional.Tahun 1990, menerima peng-hargaan Menteri PeneranganR.I.sebagaiwartawanyangmasih aktif mengabdikan diri di atas 70 tahun. Sebagai jurnalis senior, HAI juga ikut mendirikan dan membina organisasi PWI.Tahun 1951 turut mendirikan organisasi PWI. Medan dan menjadi pengurus. Tahun 1953-1963, berturut-turut menjabat sebagai Ketua PWI KringMedan.HAIsangatseriusmeningkatkan kapasitas para pekerja pers. Bersama tokoh pers lainnya, tahun 1959 mendirikan‘Yayasan BalaiWartawan’ Cabang Medan, dan dipilih sebagai ketua, selanjutnya mendirikan‘Yayasan Akademi Pers Indonesia’ (API) dan menjabat wakil ketua. Artinya, HAI juga peduli terhadap peningkatan profesionalitas wartawan. Kerja kerasnya selama 25 tahun bekerja dan mengurusi pers menyebabkan HAI mendapatkan penghargaan dari PWI Cabang Sumut/Medan (tahun 1959). Di internal harian Waspada, HAI mengambilalih kepemimpinan di Harian Waspada Medan tahun 1969 setelah H.Mohammad Said mengundurkan diri. Pada 1979 ia menerima piagam Pembina Penataran Tingkat Nasional dari BP7 Jakarta. Kemudian, tahun 1984, bersamaan Hari Pers NasionalmenjadianggotaKPB(KantorPerwakilan Bersama) di Jakarta dari tujuh Surat kabar terbesar di daerah. Ia banyak melakukan perjalanan jurnalistik ke luar negeri.Tahun 1953 mengunjungi Jepang sebagai wartawan Waspada bersama rombongan misi dagang fact finding RI yang diketuai Dr Sudarsono untuk merundingkan pembayaran Pampasan Perang. Tahun 1954 mengunjungi RRC, tahun 1955 mengunjungi Belanda,Belgia,Perancis,ItaliameliputiperundinganTunku Abdul Rahman dengan Ching Peng, pimpinan Komunis Malaya, di Baling Malaysia.Tahun 1956 mengunjungi Amerika Serikat, Mesir, Turki, Jepang, Hongkong, dan Thailand. Kemudian, tahun 1961 dan 1962 mengunjungi Inggris dan Jerman Barat serta Paris.Tahun 1963 mengikuti rombongan Menteri Luar Negeri Subandrio ke Manila, Filipina dan mengikuti perjalan Presiden RI ke Irian Jaya dalam rangka penyerahan Irian Barat ke pangkuan RI. Selanjutnya, tahun 1976 mengikuti rombongan Adam Malik menghadiri KTT Non-Blok di Srilangka. Ia juga punya banyak pengalaman di bidang politik. Tahun 1934 ia memasuki organisasi ‘Indonesia Muda’, wadah perjuangan pergerakan pemuda sebagai wakil ketua.Tahun 1937 menjadi anggota partai Gerakan Rakyat Indonesia (GERINDO) di Medan. Kemudian1949,menjadianggotaPartaiNasional Indonesia (PNI), beberapa kali menjabat sebagai ketua penerangan, dan pernah menjadi anggota pleno Pusat PNI di Jakarta. Ia juga menghadiri KongresWanita Pertama di Jogya. Lalu, tahun 1950, ia mendirikan FrontWanita Sumatera Utara sebagai ketua. Kemudian menjabat Ketua Keuangan Kongres Rakyat Bersambung ke hal C7

Harmonisasi Dalam Dalihan Na Tolu Oleh Drs Indra Muda Hutasuhut, MAP Apabila masyarakat Sipirok ditanyakan ini sawah siapa? Jawabannya bukan sawah saya,melainkan sawah kita.Hanya satu yang menjadi milik pribadi orang Sipirok yaitu istri.

A

dat Dalihan Na Tolu merupakan filosofi hidup masyarakat Batak untukberinteraksidengansesamanya. Manakala konsep adat ini dirangkai harmonisasi kehidupan beragama, arah pandang akan sampai ke Tapanuli Selatan yaitu Kecamatan Sipirok, kampung halaman H.Raja Inal Siregar Mantan Gubernur Sumut, H.Arifin M. Siregar mantan Gubernur Bank Indonesia, H. Hasrul Harahap mantan Menteri Kehutanan, yang memiliki predikat sebagai barometer. Konon Jenderal Sarwo Edhi, mertuanya Presiden SBY menyebutnya sebagai daerah percontohan implementasi Pancasila. Sistem kekerabatan masyarakat Sipirok, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan masyarakat Batak umumnya, menganut sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan dari pihak ayah patrilinial. Anak lelaki tidak hanya menjadi penerus keturunan, tetapi juga pewaris tanggung jawab keluarga pengganti peran ayah dan penerus marga ayahnya. Dengan demikian, terbentuk sistem kekerabatan yang mengikatketurunandenganmargayangdiwariskan. Misalnya, seorang kakek marga Siregar, maka anak hingga cucu dan cicitnya memiliki marga sama dengan sang kakek. Beberapa komunitas marga yang dapat kita jumpai di Siporok antara lain, Siregar, Hutasuhut, Pane, Sitompul, Harahap, Ritonga. Jadi, marga yang diwariskan ayah, akan melekat di belakang nama anak-anaknya. Ketika keturunan seorang ayah sudah melangsungkan perkawinan berarti mereka membentuk keluarga baru. Hubungan kekerabatandariseluruhanaklaki-lakiseorang ayah yang telah membentuk keluarga baru itu disebut kahanggi atau markahanggi (hubungan persaudaraan menurut pertalian darah berdasarkan marga yang sama). Fungsi merekadalamacaraadatmemilikikedudukan yang sejajar termasuk masalah tanggung jawab. Dalam hal tertentu kelompok marga yangberbedadapatjugadisebutmarkahanggi karena mengambil istri dari keluarga yang sama. Hubungan kekerabatan yang demikian ini disebut dengan kahanggi pareban. Dalam hubungan kekerabatan masyarakat Sipirok juga dapat kita jumpai yang namanya mora, yaitu kelompok kekerabatan pemberi anak

gadis dalam hubungan perkawinan. Sedangkan anak boru merupakan kelompok kerabat yang berstatus sebagai penerima anak gadis dari mora. Kedudukan anak boru dalam acara adat merupakan pihak yang harus selalu hormat kepada moranya. Misalnya dalam pesta perkawinan, pihak anak boru berperan sebagai juru masak di dapur termasuk menghidangkanmakanankepadatamu.Karenaitustruktur kekerabatan (kahanggi, mora, anak boru) dalam masyarakat Sipirok memiliki kedudukan sangat penting, selain menjadi penentu fungsional satu kelompok kekerabatan, juga menjadi syarat utama dapat terlaksananya acara adat. Apabila salah satu di antara unsur tersebut tidak ada, acara adat tidak dapat dilaksanakan. Masyarakat Sipirok menyebutnya dengan Dalihan Na Tolu (Tungku Bertiang Tiga). Maknanya apabila salah satu di antaranya tidak ada, maka periuk atau kuali sebagai tempat memasak tidak dapat diletakkan di atas tungku secara sempurna. Harmonisasi Harmonisasi kehidupan beragama di Sipirok akan terlihat lebih jelas pada momen pesta adat seperti perkawinan, masuk rumah baru, penabalan nama anak, bahkan saat meninggalnya anggota keluarga. Keperluan akomodasiacarapestaadatbiasanyaditangani pemeluk agama Islam walaupun yang memiliki hajatan berasal dari penganut agama Kristen. Hal ini sangat dimaklumi penganut Kristen karena umat Islam memiliki hukum agama mengenai makanan halal - haram. Untuk prosesi pelaksanaan acara adat, perbedaan agama tidak dipermasalahkan, selalu disesuaikan fungsi seseorang dalam acara adat tersebut. Kendati pihak mora menganut agama Islam, anak borunya menganut agama Kristen, pihak anak boru harus tetap hormat kepada moranya. Demikian juga sebaliknya, apabila moranya beragama Kristen, anak borunya beragama Islam juga harus tetap menghormati moranya. Hubungan kekerabatan yang demikian juga berlaku bagi pihak kahanggi walaupun mereka berbeda agama. Dengan implementasi tatanan adat yang demikian, tidak terlalu jelas kelihatan perbedaan

agama dalam hubungan masyarakat Sipirok. Namun tidak berarti kualitas keimanan mereka lebih rendah dibandingkan masyarakat beragama di daerah lain. Terciptanya pola pikir demikian, karena relasi kekerabatan ditata dalam sistem dalihan na tolu yang diwariskanturuntemurun.Apabilamelanggar tatananadat,berartimelanggarpetuahleluhur yang berarti pula menentang kehendak masyarakat sekitarnya—tentu saja dapat menjadi bahan pembicaraan, atau dikucilkan dari lingkungan masyarakatnya. Dengan demikian, kearifan lokal dalihan na tolu memiliki potensi kuat merajut hubungan antar umat beragama. Sebab perangkat adat (kahanggi, mora, anak boru) tidak bertentangan dengan hukum agama, sehingga tidaklah mengherankan sejak dulu (awal masuknya agama Islam dan Keristen ke Sipirok) hubunganantaraumatberagamatetaprukun dan belum pernah ada yang bisa mengganggunya. Sistem kekerabatan terajut dalam hubungan darah, kasih sayang, tolong menolong di antara sesamanya yang tercermin dan dijamin sistem dalihan na tolu. Hal ini tercermin puladarituturkata.Misalnyaapabilamasyarakat Sipirok ditanyakan ini rumah siapa? Jawabannya adalah rumah kita dan bukan rumah saya. Ini sawah siapa? Jawabannya bukan sawah saya, melainkan sawah kita. Hanya satu yang menjadi milik pribadi orang Sipirok yaitu istri. Bila ditanyakan itu istri siapa? Jawabannya adalah istri saya dan bukan istri kita. Harmonisasi dalam aspek agama dapat dilihat dari fenomena lokasi rumah ibadah, letakantaramasjiddangerejadalambeberapa desa tidak lebih dari radius 150 meter. Demikian juga sengketa antar pemeluk agama mengenaipertapakanrumahibadahtidakpernah kedengaran. Pemeluk agama Kristen sebagai agama minoritas, tidak pernah merasa terintimidasi dari pemeluk agama Islam untuk melaksanakan ibadah agamanya. Rasa saling pengertian di antara pemeluk agama senantiasa terjalin dengan baik. Konon, di daerah ini masih bisa kita jumpai tradisi Marjambar yaitu, pemberian bingkisan kue lebaran oleh pemeluk agama Islam kepada saudara, tetangganya yang beragama Kristen pada saat lebaran Idul Fitri. Sebaliknya pemeluk agama Kristen kepada pemeluk agama Islam pada saat Tahun Baru. Harmonisasi kehidupan beragama juga dapat dijumpai pada peristiwa meninggalnya warga. Untuk keperluan penggalian kubur biasanya dilakukan bersama antara pemeluk agamatanpakomando.Apabilayangmeninggal disemayamkan hingga malam hari, akan dijaga bersama antar pemeluk agama. Pemberangkatan jenazah ke pemakaman, tidak

jarangkatasambutanprosespemberangkatan disampaikanyangberagamaKristenwalaupun yang meninggal menganut agama Islam, demikian sebaliknya. Konon, pada beberapa tempatpemakananumumsepertiKecamatan Arse, Saipar Dolok Hole masih dapat ditemukan makam pemeluk Islam dan Kristen berdampingan.Pihakkeluargatidakmempersoalkannya, karena tidak jarang jenazah yang dimakamkan tersebut memiliki hubungan pertalian darah yang dekat. Menghadapi tahun politik 2014, yang digadang rawan konflik bernuansa SARA, sangat tepat apabila masyarakat Indonesia meniru harmonisasi masyarakat Sipirok dalam bingkai adat dalihan na tolu. Sehingga bangsa Indonesia dalam ke-Bhinnekaanya tetap rukun, damai dalam bingkai satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Semoga. Penulis adalah Dosen Fisipol Universitas Medan Area.

Pengumuman Redaksi menerima kiriman karya tulis berupa artikel/opini, surat pembaca. Kirim ke alamat redaksi dengan tujuan ‘Redaktur Opini Waspada’ dengan disertai CD atau email: opiniwaspada@yahoo.com. Panjang artikel 5.000-10.000 karakter dengan dilengkapi biodata dan kartu pengenal (KTP) penulis. Naskah yang dikirim adalah karya orisinil, belum/tidak diterbitkan di media manapun. Isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis.

SUDUT BATUAH * Presiden: Pemberantasan korupsi lanjut - Siapa berikutnya, he...he...he * Penertiban alat peraga kampanye tebang pilih - Tanya kenapa? * Bupati Tapsel: Jangan pernah One Man Show - The Show Must Go On boleh ya pak! o ak D W

el


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Waspada,senin 13 januari 2014 by Harian Waspada - Issuu