Demi Kebenaran Dan Keadilan
WASPADA Harian Umum Nasional Terbit Sejak 11 Januari 1947. Pendiri: H. Mohd. Said (1905 - 1995), Hj. Ani Idrus (1918 - 1999) ISSN: 0215-3017 ©Wikimedia
PESAWAT Rusia Tupolev TU-154.
z
SENIN, Kliwon, 26 Desember 2016/26 Rabiul Awal 1438 H
No: 25506 Tahun Ke-69 Terbit 20 Halaman
Sputnik
OPERASI evakuasi korban esawat TU-154 milik Militer Rusia yang jatuh di Laut Hitam.
Reuters
FOTO paduan suara militer Rusia, Alexandrov.
Pesawat Rusia Jatuh, 92 Tewas Mayoritas Penumpang Anggota Paduan Suara Untuk Meriahkan Tahun Baru Di Syria SOCHI, Rusia (Waspada): Pesawat Militer TU-154 milik Rusia yang hilang kontak ternyata jatuh di Laut Hitam saat terbang menuju Syria menewaskan 92 orang penumpang serta awaknya. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Militer Mayor Jenderal Igor Konashenkov, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (25/12). “Area jatuhnya pesawat sudah ditemukan. Tidak ada korban selamat yang terlihat,” ujarnya. Menurut Konashenkov, puing pesawat tersebut ditemukan di kedalaman 70 meter di Laut Hitam, 1,5 kilometer dari pantai Sochi.”Operasi pencarian masih dilanjutkan,”
ujarnya. “Empat kapal, empat helikopter dan satu pesawat drone sedang bekerja di lokasi.” Setidaknya ada 60 orang Ansambel Alexandrov, yang dikenal sebagai Paduan Suara Pasukan Merah di dalam pesawat itu. Mereka rencananya akan turut memeriahkan perayaan tahun baru di pangkalan Hmeymim, Syria. Sembilan wartawan Rusia juga turut menjadi korban kece-
lakaan ini. Dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan belasungkawa dan menetapkan Senin (26/ 12) hari berkabung nasional. Seperti dilansir Russian Today, Minggu (25/12), empat kapal, empat helikopter, pesawat, dan UAV atau pesawat tanpa awak telah dikerahkan untuk melakukan pencarian korban. Kemudian 63 penye-
lam juga diterjunkan. Semua penumpang tersebut diperkirakan tewas dan pencarian terus dilakukan,. Petugas penyelamat tiba di lokasi satu jam pascalokasi jatuhnya pesawat ditemukan. Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, empat jenazah korban kecelakaan berhasil ditemukan dan telah dievakuasi. Lanjut ke hal A2 kol 4
Merdeka.com
Okezone
PENGGEREBEKAN terduga teroris di Purwakarta, Minggu (25/12).
SEBUAH pesawat Wings Air rute Bandung-Semarang tergelincir di Bandara A Yani, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (25/12).
2 Terduga Teroris Tewas Dalam Baku Tembak
Seluruh Penumpang Pesawat Wings Berhasil Dievakuasi
JAKARTA (Waspada): Aparat Densus 88 Antiteror Mabes Polri melumpuhkan empat terduga teroris di Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, di antaranya tewas dalam baku tembak. “Sekitar pukul 09:00 WIB bertempat di Jalan Ubrug, Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta telah ditangkap dua orang terduga teroris yakni Ivan dan Rijal,” kata Kepala Biro Penerangan
JAKARTA (Waspada): Sebanyak 68 penumpang dan empat kru pesawat dinyatakan dalam kondisi baik dan selamat. Seluruh penumpang pesawat Wings Air ATR 72 - 600 dengan nomor penerbangan IW 1896 dengan registrasi PK WGW rute Bandung-Semarang telah dievakuasi ke terminal. Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengatakan, pesawat dengan pilot
Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto dalam pesan singkat, Minggu (25/12). Menurutnya, setelah menangkap keduanya, Densus lalu memburu dua rekan Ivan dan Rijal dengan mengintai kawasan Jatiluhur. Kemudian sekitar pukul 12:00 WIB, tim Densus menggerebek Rumah Terapung Danau Jatiluhur. Lanjut ke hal A2 kol 6 Waspada/Rahmat Utomo/C
3 WNI Dipulangkan Dari Syria Ditangkap JAKARTA (Antara): Polisi menangkap tiga orang warga negara Indonesia (WNI) yang dideportasi atau dipulangkan dari Syria. Ketiganya dideportasi karena diduga hendak ikut berperang. “Benar ada penangkapan tiga WNI yang diduga hendak bergabung ke Syria,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto, Minggu (25/12). Identitas ketiga pria tersebut yakni Tomi Gunawan,18, asal Pekanbaru, Jang Johana,25, asal Bandung dan Irfan,21, asal Jakarta. “Dari keterangan ketiganya, mereka tidak mengenal satu sama
lain,” ujarnya. Rikwanto menyebut tiga orang tersebut ditangkap di Syria pada 5 Desember karena terindikasi akan bergabung untuk berperang di negara yang tengah berkonflik tersebut. Ketiganya kemudian dideportasi melalui Bandara Istanbul Turki. Densus 88 Antiteror Mabes Polri langsung menangkap ketiganya setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Selatan, Banten pada Sabtu (24/12). Ketiganya langsung digelandang ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat untuk diperiksa secara intensif.
MANTAN tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Tgk. Hasbalah M. Thaib berdialog dengan Waspada yang dihadiri Pemimpin Umum Harian Waspada Hj. Rayati Syafrin dan para redaktur di Bumi Warta Harian Waspada Jalan Letjen Suprapto Medan, Jumat (23/12).
Diskusi 70 Tahun Waspada
Rocky: Keluar-Masuk Hutan Saya Baca Mimbar Jumat Waspada “SELAMA berkecamuk konflik, saya tak mau masuk Waspada atau TV. Biarlah saya tak dikenal,” kata Tgk. Hasballah Thaib mantan Panglima Sago di Idi, Aceh Timur. Tgk. Hasballah yang akrab dipanggil Rocky (nama sandinya) menjadi orang yang hanya melihat informasi dari Waspada setiap keluar masuk hutan. “Karena saya santri,
Pengantar Sekaitan 70 Tahun Harian Waspada, redaksi menurunkan kilas balik berita Waspada. Kali ini mengangkat tema Peristiwa Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan mengundang dua pentolan GAM berdiskusi dengan para redaktur Waspada. Mereka adalah Tgk. Hasballah Thaib (Rocky) dan Muzakir Manaf (Mualem). Laporannya kami turunkan secara bersambung.
yang selalu saya baca dakwah Waspada di halaman Minbar Jumat,” kata Rocky saat berdiskusi tentang peristiwa GAM terkait pemberitaan Waspada di Bumi Warta Waspada di
Jalan Letjen Suprapto Medan, Jumat (23/12) . Turut dihadiri Pimpinan Umum Hj. Rayati Syafrin,Wakil Penanggung Jawab H Sofyan Harahap, Manager Umum Hendra DS,
Redaktur Halaman I H. Halim Hasan, Redaktur Opini Dedi Sahputra, Kabag Humas H. Erwan Effendi, Asisten Redaktur Aceh Rizaldi Anwar, dan sejumlah wartawan. Seperti diketahui, Harian Waspada tetap terbit di Aceh selama peristiwa GAM terjadi. Selama itu pula terjadi berbagai Lanjut ke hal A2 kol 6
Terkenang Tsunami Oleh: Tgk. H. Ameer Hamzah AHAD, 26 Desember 2004, ketika mentari pagi baru saja mengusir embun di pucuk-pucuk ilalang. Tiba-tiba Bumi Aceh bergoncang. “Gempa-gempa! Keluar rumah!,” Teriak orang-orang di Aceh dan Nias di Sumatera Utara. Goncangannya meruntuhkan banyak bangunan, pertokoan, rumah ibadah, bahkan tak terhitung korban yang tertindih reruntuhan. Gempa bumi susul menyusul. Beberapa menit setelah gempa dahsyat, 8,9 Scala Richter ada yang menyebutnya, 9,3 Scala Richter tersebut disusul juga bencana tsunami, yakni air laut yang menyerbu daratan, menelan apa saja, memusnahkan banyak manusia, menghanyutkan rumah dan mobil mereka. Oh ini musibah yang sangat membawa sensara. Ibarat kiamat. Manusia kali itu berlari menyelamatkan diri, namun kalah cepat dengan kejaran ombah sebesar
JAKARTA (Waspada): Kementerian Hukum dan HAM memberikan remisi khusus kepada 6.707 narapidana pemeluk agama Kristen bertepatan Hari Raya Natal yang jatuh pada hari Minggu (25/ 12). Dari jumlah tersebut, 6.628 orang mendapat remisi khusus sebagian atau RK I, sedangkan yang mendapat remisi khusus langsung bebas atau RK II sebanyak 79 orang. Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaYasonna H. Laoly berharap, remisi di hari raya Natal ini hendaknya tidak hanya dianggap sebagai pengurangan masa menjalani pidana semata, tapi juga harus dipandang sebagai pere-
Lanjut ke hal A2 kol 1
waspadamedan.com
informasi pelanggan
Waspada Daily
082165933310
nungan diri mengingat kesalahan yang telah diperbuat. “Selama menjalani pidana jangan diasumsikan sebagai suatu derita semata, melainkan sikap retrospeksi dan instrospeksi diri untuk kembali ke jalan keimanan dan kebenaran,” kata Yasonna H. Laoly dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh para Kalapas dan Karutan saat pemberian remisi di masing masing wilayahnya. Adapun besaran remisi khusus Natal ini diberikan paling sedikit 15 hari dan paling banyak 2 bulan tergantung masa pidana yang sudah Lanjut ke hal A2 kol 4
Ada-ada Saja
Korban Masih Ada Tinggal Di Barak BANDA ACEH (Waspada): Meski peristiwa gempa dan tsunami di Aceh sudah berlalu 12 tahun lalu, namun sedikitnya masih ada puluhan kepala keluarga (KK) yang masih tinggal di barak penampungan. Mereka belum mendapatkan rumah bantuan. “Sedih memang, tapi itulah kenyataan yang kami alami hingga hari ini, habis tahun berganti tahun kami masih saja tinggal di barak yang kondisinya menunggu roboh karena dimakan usia,“ ungkap Puspa Dewi kepada Waspada, Minggu (25/12). Dia korban tsunami asal Lhoknga yang hingga kini masih menghuni barak di
Lanjut ke hal A2 kol 4
6.707 Napi Dapat Remisi, 79 Orang Langsung Bebas
12 Tahun Tsunami Aceh
Al Bayan
Command Capt George Tarun Rajan mengalami overshoot atau keluar landasan pada saat melakukan proses pendaratan di Semarang. “Pada pukul 18.24 pesawat Wings Air IW 1896 dengan rute Bandung menuju Semarang mengalami overshoot di Semarang pada saat melalukan pendaratan. Cuaca pada saat melakukan pendaratan
Waspada/Rusli Ismail/C
ABDULLAH memandang lepas seraya menatap masa depan yang hampa memikirkan nasibnya bersama keluarga yang tidak punya tempat tinggal lagi sehungungan akan digusurnya barak Desa Bakoy oleh petugas dari Pemkab Aceh Besar, dengan batas akhir hingga 31 Januari 2017.
Desa Bakoy, Kec. Ingin Jaya, Kab. Aceh Besar, bersama anak-anak dan suaminya Abdullah. Menurut Puspa Dewi, di barak penampungan korban tsunami Desa Bakoi, Ingin Jaya, hingga kini masih didiami sekira puluhan KK. Tapi, dia tidak tahu persis, apakah itu semuanya korban tsunami atau bukan, karena informasi diperoleh banyak juga di antara yang tinggal di barak sekadar menumpang (bukan korban tsunami). Puspa Dewi mengatakan, jika bantuan rumah sudah tak ada lagi, tapi rumah bantuan Lanjut ke hal A2 kol 1
Manusia Terkotor Di Eropa LUDVIK Dolezal, 60, pria yang dijuluki manusia paling kotor di Eropa meninggal di rumah kosong tempat dia tinggal. Dia selama ini tinggal di sebuah rumah terbengkalai di Desa Skrivany, Republik Ceko. Lanjut ke hal A2 kol 4
Serampang - Cagub jangan lupakan nasib korban tsunami - He... he...he...