Waspada, Senin 22 Oktober 2012

Page 18

B4

Sumatera Utara

WASPADA Senin 22 Oktober 2012

FPDIP DPRD P. Siantar Tolak RPAPBD 2012 PEMATANGSIANTAR (Waspada): Fraksi PDI Perjuangan (FPDIP) DPRD Kota Pematangsiantar menyatakan dengan tegas menolak Rancangan Perubahan (RP) APBD TA 2012 menjadi Peraturan Daerah (Perda), karena menganggap perubahan anggaran belum berpihak kepada kepentingan rakyat.

Lakalantas, Dua Pelajar Luka Berat PEMATANGSIANTAR (Waspada): Satu unit sepedamotor Yamaha Mio BK 5601 AAG yang dikenderai dua pelajar, diduga menabrak satu unit sepedamotor Honda Revo BK 6817 TAG sehingga mengakibatkan dua pelajar itu mengalami luka berat. Kecelakaan lalu lintas itu terjadi di Jalan Sangnawaluh, Kel. Pahlawan, Kec. Siantar Timur, Kota Pematangsiantar, Kamis (19/10) pukul 20:45. Informasi diperoleh, korban Andre Sitorus, 16, pelajar, warga Jalan Bah Binonom, Kel. Sigulanggulang, Kec. Siantar Utara, Kota Pematangsiantar yang mengamudikan sepedamotor Yamaha Mio dengan membonceng Ucok Parningotan Saragih, 16, pelajar, warga Jalan Bah Tongguran, Kel. Sigulanggulang tabrakan dengan sepedamotor Honda Revo dikemudikan Lambok Franto Sihombing, 33, yang membonceng istrinya Anita Sijabat, 33, keduanya warga Jalan Sulawesi, Desa Dolok Sinumbah, Kec. Hutabayu Raja, Kab. Simalungun. Sedangkan Edwin H Purba, 44, warga Ujung Raya, Desa Raya Bayu, Kec. Raya, Kab. Simalungun dan Alfred Elpen Turnip, 40, warga Sirpang Sigodang, Kec. Panei, Simalungun mengalami cedera sesudah sepedamotor Suzuki Smash BK 2920 WW ditabrak bus Intra BK 1444 TS dikemudikan Harianto Sihombing, 32, di persimpangan Jalan Jend Sudirman dengan Jalan Kartini, Kel. Proklamasi, Kec. Siantar Barat, Pematangsiantar Kamis (18/10) pukul 13:30. Kapolres Pematangsiantar AKBP Albert TB Sianipar, S.Ik, MH saat dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas AKP Altur Pasaribu, Kasat Lantas AKP Hendrik Situmorang, MM dan Kanit Laka Iptu Sudeng Wahyudi S, SH, Jumat (19/10) menyebutkan kecelakaan lalau lintas di dua tempat terpisah itu masih dalam penyelidikan. (a30)

Dipertanyakan, Penanganan Kasus Korupsi Pengadaan Mobil KB Pemkab Samosir SAMOSIR (Waspada): Penanganan kasus korupsi pengadaan mobil KB Pemkab Samosir 2010 bersumber dari APBN senilai Rp500 juta oleh Kacabjari Pangururan, diduga kurang profesional. Hal ini dilihat dari penahanan tunggal mantan Kepala Badan Keluarga Berencana (KB) Kab Samosir E.T yang ditahan sekira dua bulan lalu di Rutan Pangururan tanpa bendahara dan PPK. Korupsi ini merugikan negara yang disebut-sebut hanya sepuluh juta, namun sangat disayangkan penahanan tersangka korupsi pengadaan mobil KB hanya dilakukan untuk satu orang pejabat teras yang berperan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), sehingga menimbulkan pertanyaan apakah tidak ada pihak lain ikut terlibat. “Diduga kuat bendahara dan PPK Kasus Tipikor Pengadaan mobil KB ini dijadikan ATM berjalan, dimana hingga berita diturunkan PPK dan bendahara belum dijadikan tersangka,” ujar Ketua LSM ACI Kab Samosir P. Naibaho kepada Waspada, di Pangururan.Masyarakat Samosir meminta Jamwas Kejagung RI agar memantau dan mengawasi secara ketat penanganan kasus korupsi pengadaan mobil KB Samosir yang dananya berasal dari pemerintah pusat. Pantauan Waspada, Jumat (19/10) pukul 09:52, mantan Kepala KB Kab Samosir E.T tiba di Kantor Cab Kejaksaan Negeri Pangururan yang dijemput dari Rutan Pangururan untuk menjalani proses lanjutan. Kacabjari Pangururan R.Dayan Pasaribu, SH saat dikonfirmasi Waspada, Jumat (19/10) terkait siapa aja lagi tersangka kasus korupsi mobil KB, Kacabjari tidak member jawaban. (c11)

Kepergok Mencuri, ABG Tikam Korban PEMATANGSIANTAR (Waspada): Akibat tertangkap basah melakukan pencurian di dalam kamar korban, seorang anak baru gede (ABG) yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP, AS, 15, warga Desa Silinduk, Kec. Dolok Batunanggar, Kab. Simalungun diduga gelap mata kemudian menikam leher korbannya. Perbuatan nekat itu diduga dilakukan AS di dalam kamar rumah Suroso di Desa Silinduk, Kec. Dolok Batunanggar, Simalungun Jumat (19/10) pukul 23:00 terhadap korban Marini Sukaria, 21. Akibat tikaman di leher itu, korban terpaksa mendapat perawatan di RSU Horas Insani, Kota Pematangsiantar. Informasi diperoleh, AS melakukan pencurian di rumah Suroso dengan cara membuka secara paksa jendela kamar tempat korban tidur. Di dalam kamar, AS mengambil uang Rp 47.000 dari dalam tas yang digantungkan di dinding kamar. Namun, korban yang sedang tidur saat itu terbangun akibat mendengar suara berisik di dalam kamarnya. Melihat korban bangun, AS yang ketakutan perbuatannya diketahui warga dan penghuni rumah lainnya, menghujamkan pisau yang dibawanya ke leher korban. Korban berteriak histeris. Tidak saja keluarganya, para tetangga pun berdatangan. AS pun ditangkap dan dilaporkan ke Polsek Serbelawan. Kapolres Simalungun AKBP M. Agus Fajar H, S.Ik saat dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas AKP H. Panggabean, SH, Kasat Reskrim AKP Ronny Nicholas Sidabutar, S.Ik dan Kapolsek Serbelawan AKP K. Manurung, Sabtu (20/10) menyebutkan kejadian itu masih dalam proses pemeriksaan. (a30)

Disperindag Tak Tanggap, Pedagang Mengadu Ke Bupati TANJUNGPURA (Waspada): Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Kab. Langkat dan Satpol PP hingga kini tidak juga mengindahkan pengaduan pedagang resmi terkait aktivitas penjualan daging ilegal di pusat pasar tradisonal Tanjungpura. Sabir Ali, salah seorang pedagang baru-baru ini menyatakan, keberadaan pedagang daging ilegal sudah setahun lalu dilaporkannya ke Disperindag, namun hingga kini tidak juga ada tindakan konkrit. Padahal, usaha yang dijalankan pedagang liar ini melanggar Perda. Ia menolak rencana yang ditawarkan Kabid Perdagangan Disprindag, Nanang Hadi Irawan, untuk menempatkan pedagang liar ke lapak resmi. “Ini bukan solusi,” ujarnya mengaku tak habis pikir kenapa Disperindag memberikan proteksi berlebihan kepada pedagang ilegal ini. Karena aspirasinya tidak juga didengar Disperindag, Sabir Ali, melalui kuasa hukumnya, Syahrial, SH dari Lembaga Bantuan Hukum Citra Langkat membuat laporan tertulis kepada Bupati Langkat, H. Ngogesa Sitepu, SH yang intinya memohon penertiban terhadap pedagang liar. Syahrial, SH menyatakan, kliennya telah mengajukan surat keberatan dan mohon penertiban kepada Disperindag serta Satpol PP, namun hingga kini tidak kunjung mendapatkan perlindungan hukum. Malah sebaliknya, inst nasi yang berkompeten ini terkesan memberikan kesempatan pada pedagang liar. Menurut Syahrial, aktivitas pedagang liar ini tidak hanya merugikan kliennya, tapi juga Pemkab Langkar dari sektor retribusi. Karenanya, untuk ketertiban menjalan usaha di pasar tradisonal, Syahrial memohon kepada Bupati Langkat agar segera mengambil tindakan tegas.(a02)

Sikap FPDIP itu disampaikan melalui Ketua FPDIP M. Rivai Siregar, SE selaku juru bicara saat rapat paripurna tentang pengesahan RP APBD Pematangsiantar TA 2012 di ruang sidang DPRD, Jalan H. Adam Malik, Jumat (19/10) sore. Rapat dipimpin Ketua DPRD Marulitua Hutapea, SE didampingi Wakil Ketua Zainal Purba dibantu Sekretaris DPRD Mahadi Sitanggang, SH dan tidak dihadiri Wakil Ketua Timbul M Lingga, SH yang berasal dari PDIP. Dijelaskan, FPDIP, secara normatif penyusunan dan pembahasan RPAPBD itu belum memenuhi aspek yuridis normatif seperti diatur di Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah yang formulasinya dirumuskan kepala daerah dalam rancangan kebijakan umum PAPBD. Kemudian, sesudah membaca dan mencermati jawaban eksekutif terhadap pandangan umum fraksi-fraksi, laporan komisi-komisi dan Badan Anggaran (Banggar) terhadap pem-

bahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang PAPBD, FPDIP memberikan catatan-catatan penting dan strategis terhadap RPAPBD yakni RPAPBD belum sesuai dengan harapan masyarakat banyak, dibuktikan dengan besarnya jumlah belanja pegawai dan program yang tidak menyentuh atau tidak mampu menjawab problematika kehidupan masyarakat. Proses penganggaran RPAPBD tidak terukur dan kecenderungan mengabaikan prinsip pengelolaan keuangan daerah, dibuktikan dengan jumlah belanja pegawai yang fantastis Rp 426.667.459.648,59, melambungnya anggaran belanja pegawai di pos belanja tidak langsung dan belanja langsung tidak didukung perbaikan kinerja, pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD) tidak dikelola dengan baik dan berpotensi disalahgunakan seperti halnya di Dinas Perhubungan, Informasi dan Telekomunikasi (Hubkominfo), Dinas Pasar dan SKPD lainnya yang mengelola PAD.

Menurut FPDIP, dengan bertambahnya jumlah pegawai honorer dari 1.700 orang menjadi 2.075 orang membuktikan Pemko sudah secara nyata melanggar ketentuan PP Nomor 48 Tahun 2005 dan PP nomor 43 Tahun 2007 yang berakibat terhadap pemborosan anggaran. Sesudah fraksi lainnya yakni Fraksi Kebangsaan (FK), Fraksi KaryaPeduliNurani(FKPN,Fraksi Demokrat dan Fraksi PAN membacakan pendapat akhir fraksi masing-masing, terjadi saling interupsi ketika Ketua DPRD bertanya apakah RPAPBD itu dapat diterima dan dijadikan Perda. Para anggota DPRD itu ada yang berpendapat agar divoting saja pengesahannya dan ada berpendapat tidak perlu dita-nya lagi, karena dari lima fraksi, empat fraksi menyatakan dapat menerima RPAPBD menjadi Perda. Akhirnya, dilakukan voting dan hasilnya, dari 25 anggota DPRD yang hadir termasuk pimpinan, hanya dua orang yang menolak yakni dari FPDIP hingga RPAPBD itu ditetapkan sebagai Perda. (a30)

PAD Gunungsitoli Rp15 M, Meningkat Tiga Kali Lipat GUNUNGSITOLI (Waspada): Pendapatan asli daerah (PAD) Kota Gunungsitoli, meningkat tiga kali lipat pada 2012. Jika pada 2011 PAD Gunungsitoli Rp5,1 miliar, pada 2012 menjadi Rp15 miliar. Demikian Asisten I Pemerintahan Pemko Gunungsitoli Kurnia Zebua pada acara Workshop Kebanksentralan Wartawan Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara bersama Bank Indonesia Wilayah IX Sumut-Aceh, di Gunungsitoli, Nias, yang berlangsung mulai Jumat-Minggu (19-21/10). Peningkatan PAD tersebut merupakan hasil intensifikasi penarikan retribusi bahan galian non mineral dan minuman beralkohol, karena selama ini potensi retribusi belum tergarap secara maksimal. Menurutnya, PAD Gunungsitoli masih berpotensi meningkat hingga Rp25 miliar pada 2013, terutama terkait dengan pengesahan peraturan daerah

(Perda) yang antara lain mengatur retribusi tambang dan Perda-Perda lain yang efektif berlaku Januari 2013. “Sebagaimana tercantum dalam profil dan potensi Kota Gunungsitoli, daerah ini memiliki potensi tambang batu bara 2.000 hektar, batu gamping 470 hektar, batuan pasir dan kerikil 85 hektar, serta tanah liat 14 hektar. Potensi retribusi tambang tersebut yang akan dimaksimalkan untuk pembangunan Gunungsitoli,” katanya. Kurnia mengatakan, hasil PAD itu akan diteruskan untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Gunungsitoli yang memiliki jumlah penduduk berdasarkan hasil pencacahan sensuspenduduk2011berjumlah 125.566 orang, terdiri dari 61.651 laki-laki dan 63.915 perempuan, 30 persennya masih berada di dalam lingkaran kemiskinan. Dia juga mengatakan, hingga kini pihaknya belum mempunyai tempat pembuangan

akhir (TPA), sehingga masih banyak warga yang membuang sampahnya di pinggir laut. “Pemerintah Kota Gunungsitoli telah menjalin kerjasama dengan United Nation Development Program (UNDP) untuk membangun TPA di atas lahan 13 hektar yang sedianya rampung akhir tahun ini. Sebelum ada TPA, warga terbiasa membuang sampah ke laut, dan mereka beranggapan bahwa laut tidak akan rusak meskipun warga ramai-ramai membuang sampah,” katanya. TPA tersebut, katanya, selain untuk membuang sampah juga untuk mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan warga. Selain itu, lanjut Kurnia, pihaknya akan mereklamasi pantai untuk mencegah kerusakan lebih jauh. Hasil reklamasi ini akan dijadikan ruang terbuka hijau. “Tahun depan, reklamasi akan dimulai dengan menimbun pantai 2 km,” katanya. (m41)

Dua Bocah Terlantar Di Pelabuhan Gunungsitoli GUNUNGSITOLI (Waspada): Dua bocah diduga sengaja ditinggalkan orangtuanya, Ales Zebua, 5, dan Andika Surya Zebua, 4, ditemukan warga terlantar di Pelabuhan Laut Gunungsitoli, beberapa hari lalu. Kedua bocah yang sedang kebingungan di depan Kantor Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP), ditemukan pertama sekali oleh salah seorang anggota KPLP Pelabuhan Gunungsitoli sekira pukul 20.30 usai melaksanakan tugas pengamanan pemberangkatan kapal KMP Belanak menuju Pelabuhan Sibolga. Kedua bocah malang tersebut kemudian diserahkan anggota KPLP ke Kantor Pos KP3 Pelabuhan Laut Gunungsitoli, dan kemudian secara bersama-sama mencari orangtua Ales dan Andika di sekitar Pelabuhan Gunungsitoli. Namun, karena keberadaan orangtua dan alamat kedua bocah malang itu tidak ditemukan, kedua anak tersebut dibawa Kepala KP3 Pelabuhan Gunungsitoli, Bripka. Hasiholan Simamora ke Mapolres Nias. Kapolres Nias, AKBP.Mardiaz Kusin Dwihananto, S.ik, M.Hum yang dikonfirmasi wartawan, membenarkan penemuan kedua anak tersebut di Pelabuhan Gunungsitoli. “Karena kedua orang tua anak tersebut tak kunjung kita temukan, begitu juga dengan

alamatnya, maka dengan terpaksa kedua anak tersebut kita titipkan di Panti Asuhan Bhakti Luhur yang terletak di Jln Diponegoro Km 5, Desa Sihareo Tabaloho, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, di bawah pengawasan Pengurus Panti Asuhan S. Erosvita Rosalina Alina”, ungkapnya. Kapolres menambahkan dari pengakuan kedua bocah tersebut, keduanya sengaja ditinggalkan oleh ibunya di Pelabuhan Gunungsitoli bersama

sebuah koper yang berisi pakaian,karena kedua orangtuanya sedang bertengkar. Kapolres mengimbau orangtua yang merasa kehilangan dua anak laki-lakinya dengan ciri ciri menggunakan kemeja merah gelap, dan yang seorang menggunakan kaos kream berkerah dan bergaris, serta berambut hitam lurus berponi, dan berwarna kulit kuning langsat, segera melaporkan ke Polres ataupun Pos Pelabuhan Angin Gunungsitoli. (a25)

Relawan Gus Irawan Kerja Bakti Di Pekuburan Sei Bilah P. BRANDAN (Waspada): Puluhan orang yang mengatasmakan dirinya tim relawan Berjuang 23 pendukung Gus Irawan, melakukan kerja bakti di Perkuburan Sei Bilah, belum lama ini. Sejak pukul 09.00 hingga pukul 12.00 para relawan bekerja membersihkan seluruh areal perkuburan yang selama ini kurang terawat. Tim relawan juga membawa peralatan dari rumah masingmasing berupa parang, gergaji, cangkul dan pisau guna memotong rumput-rumput liar yang menyemak di sekitar perkuburan. Para relawan awalnya membersihkan perkuburan yang letaknya paling akhir yang berbatasan dengan pepohonan nipah. Mereka menebas dan memotong rumput liar dan pohon kecil serta sampah daun nipah yang ada di sekitar perbatasan itu. Aksinya ini mendapat respon dari beberapa penduduk setempat sembari menyatakan bahwa perkuburan itu selama ini jarang dibersihkan sehingga tampak kumuh dan semrawut. Ketua Relawan Berjuang 23 Gus Irawan Rahmad A, melalui koordinator bakti sosial Agus Beni mengatakan, aksi sebagai bentuk solidaritas dan inisiatif sendiri dari tim relawan. “Kegiatan ini merupakan kesadaran sendiri dan sebelumnya kegiatan ini sudah kami sepakati bersama. Kami bekerja sukarela tanpa ada paksaan,” ujar Agus.(c01)

Waspada/Hasuna Damanik

KETUA Korpri Simalungun Gideon Purba, menerima pataka dari pengurus Korpri Sumatera Utara.

Gideon Purba Ketua Korpri Simalungun SIMALUNGUN (Waspada): Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Simalungun, Drs. Gidion Purba, MSi, terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Korpri Simalungun, pengganti antar waktu periode 2011-2016 pada acara musyawarah kabupaten luar biasa di Griya Hapoltakan Pamatang Raya, Jumat (19/10). Pemilihan berlangsung tertib dan aman, dihadiri Ketua Dewan Pengurus Korpri Sumatera Utara H Nurdin Lubis,SH diwakili Wakil Ketua I DR H Arsyad Lubis, MM, Bupati Simalu-

ngun JR Saragih, Ketua TP PKK Simalungun Ny Angreini JR Saragih, para asisten, pimpinan SKPD, camat dan ratusan anggota Korpri daerah itu. Gideon Purba terpilih menjadi Ketua Korpri Simalungun menggantikan ketua sebelumnya Drs Ismail Ginting yang memasuki masa pensiun. Usai pemilihan dilanjutkan dengan pelantikan yang ditandai dengan penyerahan pataka oleh Dewan Pengurus Korpri Sumut kepada Ketua Korpri Simalungun yang baru, Gideon Purba. (a29)

187 Unit RTLH Di DS Peroleh Bantuan Pembangunan/Rehabilitasi Pemprovsu LUBUKPAKAM (Waspada): 187 Unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik warga kurang mampu di enam kecamatan Kab. Deliserdang akan dibangun/direhabilitasi bantuan Pemprovsu Tahun Angggaran 2012 melalui Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman bekerjasama dengan Zeni Dam I/Bukit Barisan. Hal itu terungkap pada pelaksanan rembug warga dalam rangka persiapan pekerjaan fisik pembangunan/rehabilitasi RTLH wilayah Kab.Deliserdang, di Balairung Pemkab Deliserdang, di Lubukpakam, Jumat (19/10). Kegiatan dihadiri Plt Kepala UPTP Rumah Sewa Dinas Tarukim Sumut Dra. Berlinda Sahmawati MSi, Bupati Deliserdang Drs. H. Amri Tambunan diwakili Plt Sekdakab Drs. Agus Ginting MSi, Dandim 0204/DS Letkol Arh Wawik Dwinanto, Kadis Cipta Karya Ir H Abdul Haris Pane MM, unsur Muspika Kecamatan,Konsultan dan warga masyarakat penerima manfaat RTLH. Dra. Berlinda Sahmawati MSi menjelaskan, rembug warga dilaksanakan dalam rangka persiapan pekerjaan fisik pembangunan/rehabilitasi RTLH khususnya di Kab. Deliserdang yang mendapat bantuan sebanyak 187 orang masing-

masing di Kec. Percut Seituan 49 orang, Tanjungmorawa 4 orang, Lubukpakam 23 orang, Patumbak 5 orang, Pantai Labu 71 orang dan Kec. Beringin 35 orang. Pada pertemuan itu, warga penerima manfaat RTLH menerima penjelasan secara langsung dan dilakukan tanya jawab. Kemudian, tahap selanjutnya akan dilakukan verifikasi terhadap calon penerima bantuan seperti data kependudukan dan keabsahan kepemilikan tanah. Sedangkan pelaksanaannya direncanakan berlangsung akhir Oktober 2012. Dandim 0204/DS Letkol Arh Wawik Dwinanto menjelaskan, pembangunan dan rehabilitasi RTLH tersebut akan dilakukan cara arisan ataupun bergotongroyong bekerjasama dengan muspika, kepala desa, masyarakat dengan TNI melalui Zeni Dam I/Bukit Barisan. Bupati Deliserdang Drs. H. Amri Tambunan dalamsambutantertulisdisampaikanPltSekdakab Drs.AgusGintingmenyatakanteri-makasihkepada Pemprovsu dan Zeni Dam I/Bukit Barisan atas partisipasi yang diberikan bagi pembangunan dan rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi warga kurang mampu di Deliserdang. (a06)

150 Kaum Ibu Dilatih Membuat Bulang-bulang BERASTAGI(Waspada): 150 Peserta kaum ibu dari berbagai desa di Kab. Karo mengikuti kegiatan pelatihan cara membuat bulangbulang dan tudung khas Karo, yang dilaksankan Dinas Pariwisata Kabupaten Karo selama tiga hari di aula hotel Sinabung Hills Berastagi. Pelatihan dimulai sejak Senin sampai Rabu (17/10) diharapkan dapat mengasah keterampilan kaum wanita di pedesaan terutama dalam mengolah tata busana tradisional khususnya membuat bulang-bulang dan tudung khas Karo, agar kaum ibu dapat melesatarikan budaya daerah, karena masyarakat Karo sebagian sudah lupa bagaimana cara yang benar membuat bulang-bulang dan tudung. Hal ini disampaikan Kadis Pariwisata Dinasti Sitepu melalui Kabid Budaya Teman Karokaro, SE kepada wartawan.

Diharapkan, dengan adanya pelatihan cara pembuatan bulang-bulang dan tudung khas Karo, ke depan kaum wanita di Tanah Karo bisa membuat sendiri tanpa harus pergi ke salon. Lukas Tarigan selaku instruktur mengatakan, masyarakat Karo sekarang hampir sebagian sudah tidak lagi memakai bulang-bulang dan tudung khas Karo secara benar. Bahkan kebanyakan harus pergi ke salon, sedangkan dalam memakai tata busana khas Karo kini sudah mulai tidak sesuai dengan aslinya. Camat Merdeka Kasman Sembiring yang menghadiri pelatihan di Hotel Sinabung Hill kepada Waspada mengatakan, sangat mendukung kegiatan ini, bahkan berharap agar peserta yang mengikuti pelatihan dapat melatih warga lainnya, termasuk generasi muda. (c10)

Kaligrafi, Seni Islam Bernilai Ekonomi Tinggi TEBINGTINGGI ( Waspada): Kaligrafi merupakan salah satu seni Islam yang bernilai ekonomi tinggi, jika kualitas serta pengelolaannya ditangani secara profesional. Bahkan, kaligrafi akan mampu menjadi salah satu ikon budaya bangsa Indonesai yang mayoritas muslim di hadapan dunia internasional. Upaya memperkenalkan kaligrafi sebagai produk ekonomi tinggi harus terus menerus dilakukan para pelaku seni kaligrafi dengan menggandeng pelaku ekonomi. Pesan itu disampaikan Wali Kota Tebingtinggi Ir.H.Umar Z Hasibuan, MM, saat membuka ‘Eksibisi Kaligrafi se Sumatera Utara’ dalam rangka kegiatan peringatan Hari Sumpah

Pemuda ke 84 tingkat Sumut, Kamis (18/10), di anjungan Sri Mersing, Lapangan Merdeka, Tebingtinggi. Ditambahkan, sebagai bagian dari ekonomi kreatif,parakaligrafertidakhanyadituntutmampu melahirkan karya seni bernilai tinggi dan dihargai secara ekonomis. Tapi harus juga mampu membangun relasi usaha yang mampu memasarkan produk seni itu hingga ke konsumen seni.“Sejalan dengan program OVOP (one product one village), Tebingtinggi siap menjadi basis utama kegiatan promosi dan pemasaran kaligrafi di Sumut,” ujar Wali Kota. Kegiatan eksibisi kaligrafi se Sumut itu, diikuti23kaligraferkotaTebingtinggiserta22kaligrafer dari berbagai kota yang ada di Sumut. (a09)

Keliling Indonesia Ingin Bertemu SBY USIANYA sudah tidak muda lagi. Namun, semangatnya terus saja bergelora. Helman Kamal Husein, 51, berjalan kaki keliling Indonesia hanya untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Helman mengaku hanya tamat pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) “Swadaya” di Semarang, Jawa Tengah, lulus pada 1982, namun dia mampu menulis dan membaca. “Harapan saya cuma ingin bertemu Pak SBY,” ujarnya kepada Waspada, saat singgah di Kantor Kejari Sidikalag Jumat (19/10). Dengan bermodalkan Rp200 ribu dan bendera merah putih, warga asal Surabaya, Jawa Timur ini memulai perjalanannya sejak 25 November 2010. Selama setahun 11 bulan, ia menginjakkan kaki di Kota Sidikalang dan telah mengelilingi 394 kabupaten dan kota di Pulau Jawa dan Sumatera. Selama melakukan perjalanan, ayah satu anak itu singgah di setiap kantor bupati, wali kota, DPRD, Polres, kejaksaan, pengadilan dan kantor lainya atau ke Dinas Pariwisata untuk meminta surat keterangan bahwa dia telah sampai di daerah tersebut. Berkas-berkas itu disusun dalam beberapa map dan disimpan di dalam tas hitam sebagai bukti ia telah melakukan perjalanan panjang, hanya untuk menemui pemimpin negara ini. Ia mengaku telah singgah ke istana negara, Jakarta, namun

gagal untuk bertemu presiden pada awal 2012. “Waktu itu saya tidak bisa bertemu presiden, karena presiden sedang sibuk,” katanya. Ia bertekad untuk meneruskan perjalanannya hingga ke Kalimantan. Perjalanan dari Kilometer Nol Indonesia ditandai pemberian sertifikat dari Wali Kota Sabang. Dia berencana kembali ke kampung halamanya di Kebraoan Karang Pilang Surabaya, kemudian bertekad meneruskan perjalanan ke Kalimantan dan Sulawesi.Dari niatnya itu, Helman berharap bisa bertemu SBY agar bisa meminta modal atau sponsor yang berniat membiayainya untuk membuka usaha di hari tuanya. Dalam melakukan perjalanan itu, ia mengandalkan sumbangan sukarela dari setiap warga yang melintas, bupat, wali kota, pejabat lainnya dan warga. Untuk makan, ia biasanya singgah ke warung makan dan untuk tidur selalu mencari penginapan murah. Bahkan, selama perjalanan itu, ia menghabiskan sepatu enam pasang dan mengalami enam kali sakit terserang demam karena nekat berjalan saat hujan. Ia mengaku lebih suka melintasi daerah kawasan hutan karena udaranya lebih sejuk, namun diakuinya juga sedikit takut karena sepi. “Saya cuma cemas pada binatang buas, karena sering bertemu ular di sekitar hutan,” ujarnya. Kartolo Munte

Waspada/Kartolo Munte

HELMAN Kamal Husein saat diwawancarai di Kantor Kejaksaan Negeri Sidikalang.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.