Waspada, jumat 10 januari 2013

Page 21

Opini

B6 TAJUK RENCANA

Pilpres 2014 Satu Putaran

K

etua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa mengisyaratkan bahwa pada Pilpres 2014 partainya harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung calon presiden. Namun, seperti halnya PDIP, partainya pun baru akan menentukan arah koalisi setelah pemilihan legislatif 9 April mendatang. Berkoalisi dalam menentukan Capres 2014 merupakan keharusan karena beratnya perjuangan parpol dalam merebut simpati suara pemilih. Kalaupun mungkin terjadi, hanya PDIP dan Golkar yang hampir bisa mencapai 20 persen suara di DPR RI atau 25 persen suara sah secara nasional untuk mengusung Capres dan Cawapres sendiri (tanpa harus berkoalisi dengan parpol lain). Selebihnya harus berkoalisi. Namun tidak tertutup kemungkinan parpol yang bisa mengajukan Capres sendiri pun berkoalisi dengan parpol-parpol lainnya untuk memperkuat dukungan dalam Pilpres mendatang. Semakin banyak yang mendukung koalisi semakin besar kans untuk memenangkan jagonya. Kalau berbicara jago-jago dalam Pilpres 2014 paling banyak hanya terdapat empat pasangan calon saja. Padahal, jumlah tokoh yang namanya digadang-gadang menjadi Capres dan Cawapres jumlahnya puluhan. Anehnya, nama Jokowi juga belum mendapat kepastian karena masih digantung oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Padahal, lembaga survei yang jumlahnya belasan, nama Gubernur DKI Jakarta itu (Joko Widodo) terus-menerus menempati posisi teratas. Bahkan dalam survei terbaru dari lembaga yang dinilai paling indepen-den pun elektabilitas Jokowi sudah mele-wati Intisari: 40 persen. kita, tidak tertutup kemungkiRakyat semakin cerdas nanHemat dalam waktu beberapa bulan ke dedalam memilih pemimpin. pan, terlebih pasca Pileg nanti tingkat podanterlebihlagielektabilitasJokoTidak suka dengan jago pularitas wi semakin melonjak. Bisa melebihi 50 tua, namun berharap mun- persensehinggabesarkemungkinandalam Pilpres 2014 nanti hanya berlang-sung culnya tokoh baru (muda) satu putaran saja. Tentu menjadi sejarah buat perjalanan politikdansuksesikepemimpinannasional jikaJokowimenangdalamsatuputaran.PrestasiituakanmengalahkantorehanSusiloBambang Yudhoyono.Sebab,dalamPilpres2004kemenanganSBYdiraihlewatputarankeduabersaing dengan Megawati. Baru pada Pilpres 2009 SBY mampu menang dalam satu putaran saja setelah berjanji kepada rakyat Indonesia melakukan perubahan dalam penegakan hukum, khususnyapemberantasankorupsi.Nyatanya,SBYgagalmewujudkanjanjinyakarenabanyak kader partainya malah terlibat, ditangkap, dan dihukum KPK/Tipikor. Menjadi tanda tanya mengapa PDIP belum memutuskan Jokowi sebagai Capres sehingga harus menunggu hasil Pileg dulu? Kemungkinannya bisa dua. Pertama, membuat para kader dan Caleg PDIP semakin penasaran dan bekerja keras menggalang kekuatan di masing-masing daerah. Kedua, bisa jadi Megawati masih berambisi dan menginginkan kursi RI-1 setelah tiga kali gagal. Sekali dikalahkan Gus Dur, dua kali dikalahkan SBY. Peluang Mega jelas terbuka karena dalam Pilpres 2014 SBY sudah tidak bisa mencalonkan dirinya lagi (sudah dua periode). Orang-orang dekat dan pengagum Soekarno/Mega jelas mengharapkantrahataudarahbirupresidenpertamalahyangmenjadiCapres.Masihbanyak kader PDIP yang menginginkan Mega maju lagi walau dengan risiko kalah. Itu sebabnya, muncul opsi untuk menduetkan Megawati dengan Jokowi dan disebut-sebut bakal meraih kemenangan, walau dengan angka tipis. Sebab, pengagum Jokowi pastilah kesal bila jagonya hanya menempati posisi Cawapres karena dalam survei yang menonjol sekali nama Jokowi, sementara rating Megawati tak sampai 10 persen. Andai PDIP bersikeras memajukan duet Mega – Jokowi pertarungan dalam Pilpres mendatang dipastikan seru dan menarik, terlebih dengan jagonya Gerindra yang sudah pasti memajukan Prabowo Subianto, sementara Golkar memajukan ketua umumnya Aburizal Bakrie. Kalau saja Prabowo berpasangan dengan Aburizal atau dengan jagonya Partai Demokrat koalisi tersebut berpeluang mengalahkan pasangan Mega-Jokowi. Belum lagi kalau dalam perjalanan waktu selama enam bulan ke depan menuju pentas Pilpres muncul jago baru sebagai kuda hitam, membuat pertarungan Pilpres tahun ini benar-benar kompetitif. Justru itu, isyarat Hatta Rajasa kelihatannya bakal terbukti. Capres dan parpol bakal berkoalisi untuk memenangkan Pilpres 2014 yang pasti akan berlangsung seru dan menegangkan. Lain hal kalau PDIP ikhlas memajukan Jokowi maka Pilpres 2014 bakalan mulus karena kondisinya saat ini rakyat semakin cerdas dalam memilih pemimpin. Tidak suka dengan jago-jago tua, namun berharap munculnya tokoh baru (muda) yang dekat dengan rakyat, berkomitmen membangun bangsa dan meningkatkan kesejahteraan 250 rakyat Indonesia.+

APA KOMENTAR ANDA SMS 08116141934

Faks 061 4510025

Facebook Smswaspada

+6282167855377 Dimana-mana Palang lintasan Kereta Api jadi judul berita,dari mulai Petugas sampai masyarakat pengguna jalan terutama pengguna kenderaan sering menerobos ,ya..yang pasti karena Palang Lintasan seperti yang kita lihat sekarang ini.bukankah bisa diciptakan palang dengan bentuk dan metode lain yang tidak bisa di terobos ?. +6285275050268 Sungguh menderita rakyat indonesia kalangan ekonomi lemah. Harga Sembako melambung tinggi, harga gas elpiji mendadak naik, BBM sdh duluan naik, TDL akan naik lagi. Belum lagi biaya pendidikan dan kesehatan. Mana hati nurani pemimpin dinegeri ini, kayaknya pemimpin suka bila melihat rakyatnya susah padahal dlm undang2 tujuannya adalah utk mensejahterakan rakyat. Ironis.. +6281362155246 “Siapa saja yang memfitnah orang Muslim dengan sesuatu hal, padahal dia (Muslim tersebut) bersih dari apa yang dituduhkannya itu; dgn tujuan menjatuhkan nama baiknya di dunia, maka pasti Allah akan meleburnya pada hari kiamat ke dalam neraka sampai ia dapat membuktikan kebenaran apa yang dituduhkannya.” (HR.At-Thabrani).Wallaahu a’laam. +6285359812866 Addunyaa Mataa ‘uw Wakhayru Mataa ‘ihalmar Atush Shaalihah.”HR.MUSLIM”. ARTINYA;Dunia Adalah Perhiasan,dan Sebaik-baiknya Perhiasan,adalahWanita Soleha. +6285372881543 Tekanan dan intimidasi pemilu di Aceh mulai dirasakan dan terang2an dilakukun oleh salah satu partai politik lokal di Aceh di pedalaman desa dlm kecLhok sukon...Panwaslu dan KIP Aceh harus berani bertindak terhadap pihak2 yg memancing dan mengganggu kenyamanan rakyat. Pastikam pemilu di Aceh berjalan fair dan demokratis..partai.peserta pemilu gentlemen dalam bersaing dan jangan coba merusak perdamaian tg telah terbina...Rakyat Aceh bukan boneka...atau ingin melihat rakyat bertindak melawan partai2 busuk yg sepatutnya tdk layak ikut pemilu di Aceh .Bek peu reman2 droe ngon bansa Aceh ..Putra Lamuri.. +6285275437438 Gampong Ranto Lhoksukon Barat sekarang tidak punya SEKDES < sekretaris desa > kalau ada yg mengatakan diri sekdes utk mendapat FEE Projek jangan dilayani atau lapor saja ke pihak yg berwajib !. +628126501779 LPG NONSUBSIDI: Kebanyakan orang politik & media kalau ngomong asaljeplak! Kalau toke2 TIAP HARI menaikkan harga2 kebutuhan pokok, mereka diam 100%! Membela Rakyat?! +6281362155246 Orang beriman selalu ada cara untuk menata hatinya, walaupun mimpinya tidak sama dengan kenyataan hidup yang dihadapinya.Jika dapat musibah, airmatanyapun menetes,tapi hatinya selalu yakin itu adalah yang terbaik dari Allah untuknya. Badannya lelah,pikirannya penat,tapi hatinya tetap yaqin”Insya Allah ada rencana Allah yang terbaik untuknya esok hari”.Wallaahu a’laam. +6285373491879 Orang sering terkecoh penampilan orang yg tampak diluar sangat shaleh, tetapi perilaku dan ucapan2nya sering menyakitkan dan menipu orang banyak. Dan kit a sering menemukan kebenaran justru keluar dr mulut orang yg kita anggap remeh,karena mungkin dari segi penampilan tdk menarik dan menampakkan diri seperti orang bodoh, tetapi perilaku selalu memancarkan cahaya kebenaran

Jumat 10 Januari 2014

Pemikiran Sosial Mohammad Said Oleh Budi Agustono MS adalah pemikir besar sekaligus meminjam bahasanya Antonio Gramsci seorang intelektual organik, seorang jurnalis cum intelektual organik.

K

nowledge is Power, pengetahuan adalahkekuasaan.Siapamenguasai pengetahuan dia akan menguasai masyarakat. Pengetahuan adalah istilah yang tidak netral. Ia diciptakan dan diproduksiuntukmerekayasa,mendefinisikan dan memisahkan masyarakat. Itulah semangat pengetahuan ketika ia berada dalam selimut kekuasaan. Ketika mesin kekuasaan kolonial bekerja di Sumatera Timur mulai paruh kedua abad ke sembilan belas, kekuasaanitumelaluipengetahuanyangdiproduksi dandinarasikanparailmuwankolonialseperti pelancong, misionaris dan aparatus birokrasi pengetahuandihasilkandandisebarkanuntuk memperkuat kekuasaan. Para pelancong, misionaris dan aparatus birokrasi ini turun ke lapangan menjelajah danmengumpulkanbongkahanpengetahuan lapangan dari berbagai wilayah tidak semata untuk perkembangan pengetahuan, tetapi juga untuk merekayasa masyarakat. Dari hasil pemikiran mereka itulah adat istiadat, keadaan masyarakat, stereotif etnik dan batasanwilayahgeografisdidefinisikandandirumuskan sehingga memunculkan sebuah wilayah. Bahkanpenamaaanwilayahbukanpulagenuin dari masyarakat setempat, tetapi penamaan ituberasaldarikekuasaanyangsedangberkuasa. Kekuasan kolonial di belahan dunia lain, termasuk di Sumatera Timur yang secara politis dikuasai empat Kesultanan besar (Langkat, Deli, Serdang, dan Asahan) dan kerajaan kecil lainnya, dapat mengendalikan dan menguasai wilayah jajahannya melalui pengetahuan. Dalam menguasai dan mengekstrasi sumber daya ekonomi dan politik di wilayah jajahannya, kekuasaan kolonial selalu memakai cara halus sampai menggunakankekerasan.Carahalusdilakukanmelalui politik belah bambu dengan mendukung satu golongan melalui perjanjian politik, tetapi pada saat yang sama melemahkan dan menghancurkangolonganlainnya.Sementara itu jika siapa saja yang dianggap sebagai lawan politiknyayangdapatmendisrupsikeamanan dan ketertiban kekuasaan, penguasa kolonial dengan enteng menggunakan kekerasan menindas pendisrupsi kekuasaan itu. Kekuasaan kolonial membawa perubahan besar di Sumatera Timur. Selan makin mantabnya tata kerja birokrasi kolonial, juga mendatangkan kemajuan yang luar biasa cepat di kantong-kantong pertumbuhan ekonomi seperti di wilayah berdirinya perkebunan tembakau, kelapa sawit, karet dan sebagainya. Bekerjanya birokrasi pemerintahan dan kehadiran perkebunan yang memanjang dari Asahan sampai Langkat mendorong banyak orang dari berbagai ras, kelompok etnik dan negara lain datang ke Sumatera

+6282161314651 Yth: BapakBupatidanWakilBupatiDeliSerdang,tolongperhatiannyauntukmemperbaiki jalan Marendal karena kondisi jalannya sangat parah,berlubang,becek dan kalau musim hujan banjir karena parit sepanjang jalan marendal tidak berfungsi karena banyak yg berjualan di atas parit..tolong pak karena setiap hari ada saja kecelakaan karena jalan yang rusak dan sempit pula sementara truk2 masuk kejalan marendalm terima kasih waspada +6281362155246 Hati itu ada 4 yaitu: 1)HATIYang bersih, didalamnya ada pelita yang bersinar,itulah Hati orang Mukmin (2)HATI Yang Hitamsemua Permukaannya, itulah Hati orang Kafir (3)HATI yang Tertutup Yang terikat tutupnya, itulah Hati orang Munafiq (4)HATI yang punyadua sisi,yang satu beriman danYang satu lagi Kufur (HR.Ahmad &Thabrani). Wallaahu a’laam.

WASPADA

Timur mencari peruntungan ekonomi. Kehadiran perkebunan ini membiakkan perkembangan fisik daerah dan modernisasi. Tetapi karena dalam pengelolaan kekuasaan kolonialinisangatrasis,diskriminatif,memaksa dan otoriter menciptakan disparitas ekonomi dan segregasi masyarakat. Masyarakat Sumatera Timur menjadi berlapis dan antara kelompok masyarakatkulturaldan politik terpisah satu sama. Tidak ada komunikasi budaya antara kelompok. Di tengah ekologi sosial kolonial seperti inilah Mohammad Said dibesarkandiLabuhanbilik, yang waktu masuk wilayah Labuhanbatu. Mohammad Said (MS) lahir 17 Agustus 1905, memulai pendidikannyasaat berusia enam tahun. Di masa awal pendidikannya, ayahnya Haji Hasan, seorang pedagang keliling, selalu meminta MS kecil membacakan koran mengikutiperkembanganterkini.HajiHasanmeminta MS membacakan koran bermaksud memperlancar membaca. Ayahnya berlangganan koran Andalas yang terbit di Medan. Setelah menamatkan sekolah rendahnya, MS meneruskan pendidikan lanjutan ke Pematangiantar tahun 1918. Namun ia tidak berhenti di tengah jalan lalu balik ke Labuhanbilik. Sepulang dari Pematansiantar MS tidak meneruskan pendidikannya tetapi melamar bekerja di birokrasi pemerintahan Belanda. Ia diterima dan perlahan belajar persoalan administrasi pemerintahan. Selain bekerja di pemerintahan, ia mulai belajar bahasa Belanda dan Inggris dan selalu melakukan percakapan dua bahasa itu kepada orang Belanda dan Inggris di Labuhanbilik. Salah satu pekerjaan MS adalah mengetik surat penguasa kolonial setempat ke para raja Panai, KotaPinang,BilahdanKualuhyangisinyamemintahalustetapimemaksaraja-rajaitumenye-

rahkan pajak ke penguasa kolonial setempat. Tidak lama bekerja di bagian pemerintahan, MS ditempatkan di kantor kejaksaan Labuhanbilik. Di sinilah MS mulai mengerti persoalan hukum terutama terkait buruh perkebunan. Ia menyaksikan sengsaranya menjadi buruh perkebunan karena jika menolak pekerjaan atau melanggar kontrak buruhdihukumpenjara.Iamarahkepadakekuasaan kolonial dan raja-raja yang memperlakukan buruh menderita. Tidak dapat menahan amarahnya MS berhenti bekerja di birokrasi pemerintahan di Labuhanbatu. Tahun 1928 ia memilih mencari peruntungan hidup di Medan yang pada 1928 telah berkembang menjadi kota satelit kolonial yang metropolitan dan menjadi ibukota keresi-denan Sumatera Timur—di jantung kotanya berdiri kantor pemerintahan yang menjadi lokus pengendalian birokrasi kolonial ke wilayahpedalam lainnya. Di samping itu telah berdiri kantor pos, hotel, perbankan, kantor markapai perkebunan, restoran, stasiun kereta api dan pusat-pusat bisnisyangmemfasilitasimasyarakatthehaves. Seturut bertumbuhnya Medan, surat kabar berdiri satu demi satu. Ada yang dikelola Eropa, Tionghoa dan penduduk setempat yang terinspirasi the age of motion, zaman bergerak yang di awal abad kedua puluh ditandai berdirinya surat kabar, organisasi buruh dan komunitas profesional berbasis pekerja. Pada masa itu di Medan telah berdiri surat kabar berbahasa Melayu Pertja Timur, Pewarta Deli, dan Tjin Po. Sewaktu MS merantau mencari pekerjaan ke Medan, karena latar belakang sekolah rendahan, ketika MS mencari pekerjaan tentu tidak bisa mendapat pekerjaan yang memiliki gaji tinggi. Lain dari itu karena menyaksikan penderitaan kaum buruh bekerja di birokrasi pemerintahan, ia tak sudi bekerja di pemerintahan. Argumen inilah yang mendorongnya mencemplungkan diri bekeja di surat kabar Penjedar. Ketika ia mulai bekerja di koran Tjin Po yang dikelola peranakan Tionghoa.

Tidak lama bekerja di koran ini, ia pindah pekerjaan di koran Oetoesan Sumatera. Dari sini pindah lagi ke Penjedar. Saat bekerja di koran ini, seorang wartawati Ani Idrus selalu mengirimkan tulisannya.Wartawati Ani Idrus ini tidak saja menulis di Penjedar, tetapi juga bekerja di Sinar Deli. Setelah bekerja beberapa tahun bekerja di Penjedar, MS dan Ani Idrus tahun 1937 bersama-sama menerbitkan Seroean Kita. Rupanyakeduaaktivispersinisalingmemadu kasih dan di tahun 1939 MS menikah dengan AniIdrus.Pasanganmudainidikaruniaienam anak, yaitu Tribuana Said, Saida Tumengkol, Indra Buana Said, Rayati Syafrin, Teruna Jasa Said dan Prabudi Said. Di masa itu koran lokal, meski menjadi alat perjuangan bangsa, satu sama lain saling berkompetisi. Surat kabar ini saling berebut pengaruh khalayak pembacanya. Karena kalah bersaing dengan PewartaDeli,koranSeroeanKitaakhirnyatutup. MS dan Ani Idrus menjadi jurnalis bebas yang tidak terikat dengan koran mana-pun. Ketika kekuasaan kolonial beralih ke pendudukan Jepang tahun 1942 situasi politik berubah. Jika di masa kolonial surat-surat kabar bermunculan menjadi media pelecut kesadaran bangsa dan pembangkit nasionalisme. Di masa pendudukan Jepang suratsurat kabar sangat dibatasi dan dilarang terbit karena dianggap sebagai propaganda politik. Pemerintah militer Jepang hanya memboleh surat kabar di bawah pengawasan mereka sepertiSumateraShimbun.PenerbitanSumateraShimbuninimendapatpengawasanketat dari Dinas Penerangan Jepang. Di masa Jepang MS bekerja di Dinas Penerangan Jepang ini. Di tempat bekerjanya inilah MS bertemu dengan Abdul Karim MS, salah seorang tokoh pergerakan terkemuka dari Sumatera Utara yang bekerja di pemerintahan Jepang. KekuasanJepangyangrelatifsingkattetapi membuat penderitaan hidup rakyat berakhir ditahun1945setelahproklamasikemerdekaan dikumandangkan di Jakarta. Berita tentang proklamasi ini simpang siur, termasuk di Sumatera. MS yang mendengar kesimpangsiuran dan keterlambatan proklamasi ini berniat mendirikan koran Pewarta Deli. Nama surat kabar ini mengingatkan sebuah surat kabar yang terbit di masa kolonial. MS menghidupkan kembali koran Pewarta Deli dan sejak September 1945 ia menjadi pemimpin redaksi surat kabar ini. Dari koran Pewarta Deli inilah berita proklamasi dengan cepat menyebar ke khalayak luas. Berita tentang seputar proklamasi selalu ditampilkan di halaman utama Perwarta Deli sehingga dengan cepat menarik dan menjadi perbincangan publik. Namun, karena masa itu situasi politik tidak menentu sebagai akibat kehadiran pasukan Inggris, maka koran Perwarta Deli dibreidel. Situasi politik semakin tidak menentu di tahun 1947. Pasukan Belanda melalui aksi polisionil terus menyerang dan menguasai kota Medan dengan maksud ingin menegakkan kembali masa emas kejayaan kekuasaan Bersambung ke hal C7

Densus 88 Luar Biasa Vs ‘Teroris’ Oleh Sofyan Harahap Padahal,teror ada di mana-mana,di Amerika,Inggris,Rusia, Jepang dll banyak aksi teroris terjadi, apakah mereka beragama Islam? Pasti tidak!

L

uar biasa sukses kinerja Densus 88 Antiteror Polri. Andai juga dibentuk Densus 88 Antikorupsi pastilah banyak koruptor pada bertewasan bersimbah darah tanpa proses hukum. Saya pun teringat di tahun 1980an ketika dibentuk Penembak Misterius (Petrus). Sebentar saja jaringan atau kelompok preman dibuat tiarap, setelah satu per satu tokoh preman di Sumut, khususnya Medan tewas secara mendadak menjadi korban Petrus. Banyak preman yang tiba-tiba menjadi alim, memakai peci, lobe, rajin ke masjid beribadah. Penggerebekan teroris di Ciputat,Tangerang Selatan (Banten) berhasil menewaskan enam orang merupakan salah satu bukti ‘’luar biasa’’ kerja Densus 88.Walau sudah dikepung belasan jam hasilnya semua tewas. Padahal, dengan jumlah personel yang begitu besar plus persenjataan lengkap, sebentar saja Densus 88 bisa membuat mereka yang disangka teroris itu bertekuk lutut. Wajar kalau begitu banyak pihak mempertanyakanprofesionalismepersonelDensus 88. Sebab, kalau mau dibuat tewas tak perlu berlama-lama hanya menghadapi enam orang dengan senjata bom rakitan. Cukup dalamtemposatujamsajasudahselesaiperlawanan yang katanya teroris anak buah Abu Roban. Mengapa Densus 88 disebut hebat? Masalahnya, pada umumnya penggerebekan sarang teroris atau tempat persembunyian jaringan teroris semua target tewas terkena peluru tajam. Kalau benar teroris tentu bagus namun begitu tetap menyulitkan pemerintah dalam melakukan pemberantasan radikalisme dan terorisme. Dampak lainnya bisa membuat sel teroris semakin berkembang melebarkan sayapnya. Sel-sel baru meretas di tengah masyarakat kota hingga pedesaan, walau satu per satu dedengkot teroris sudah ditembak mati, dihukum penjara, dikejarkejarDensus88. Yangjelasaksi-aksiradikalisme dan terorisme tidak menyusut. Malah cenderung semakin tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat kita. Perbedaan Lantas apa perbedaan radikalisme dan terorisme? Tentu berbeda. Yang namanya radikalisme adalah perbuatan memaksakan kehendak oleh individu atau kelompok garis keras untuk melakukan perubahan sesuai keinginan kelompok itu dengan cara radikal atau kekerasan. Misal, seseorang atau kelompok bila sudah memegang prinsip ingin me-

ngubahkeadaan namunsistemnyaitubertentangan dengan perundangan, maka mereka menggunakan cara-cara radikal agar tujuannya tercapai. Sedangkan terorisme adalah serangan atau aksi terkoordinasi dari individu atau berkelompok dan berjaringan bertujuan membangkitkan perasaan takut pada masyarakat dan lembaga.Teror berbeda dengan perang, menurut referensi dari Wikipedia berdasarkan kamus bahasa Indonesia, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Dan dari sudut pandang seorang teroris-radikal apa yg dia lakukan itu benar. Padahal sebenarnya aksinya sangat merugikan pihak lain. Namun begitu, banyak anggapan salah terkait terorisme karena mengaitkannya dengan agama (Islam). Padahal, teror ada di manamana, di Amerika, Inggris, Rusia, Jepang dll banyak aksi teroris terjadi, apakah mereka beragama Islam? Pasti tidak! Di negara-negara maju (Barat) muncul persepsi yang menyamakan jihad dengan aksi terorisme sehingga Indonesia terus dipantau, terutama pendidikan ala pesantren terus diawasi intel Amerika dan sekutu karena dicurigai merupakan‘’kawah candradimuka’’ atau tempat melahirkan teroris baru. Hal ini patut dikecam. Masalahnya, Islam adalah agama kasih sayang, agama yang penuh toleransi sehingga kalau tidak dizalimi umat Islam tidak akan melakukan aksi pembalasan. Itu terbukti, berdasarkan pengalaman empiris di daerah yang umat Islamnya mayoritas kalanganminoritassangataman,tidakterganggu, malah mendapat perlindungan. Namun jika masyarakat Islam berada di daerah nonMuslim, baik di dalam negeri apalagi di luar negeri (Barat) kondisinya terbalik. Mereka tidak pernah merasa aman, selalu diganggu dan tertekan perasaan karena terus dicurigai dan terzalimi secara fisik maupun mental. Justru itu, kekeliruan pemahaman jihad perlu diluruskan agar label teroris tidak lagi dikaitkan dengan Islam. Ini penting karena antara jihad dan terorisme jelas terdapat perbedaan sangat mendasar.Versinya Majelis Ulama Indonesia (MUI), terorisme adalah “tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia merugikan kesejahteraan masyarakat.Terorisme adalah salah satu bentuk kejahatan yang dior-

ganisasi dengan baik (well-organized), bersifat transnasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang tidak membedakan sasaran (indiscriminative)”. Karena itulah, menurut MUI, hukum melakukan teror secara qath’ie adalah haram, dengan alasan apapun, apalagi jika dilakukan di negeri yang damai (dar al-shulh) dan negara muslim seperti Indonesia. Hukum jihad adalah wajib bagi yang mampu dengan beberapa syarat. Pertama, untuk membela agama dan menahan agresi musuh yang menyerang terlebih dahulu. Kedua, untuk menjaga kemaslahatan atau perbaikan, menegakkan agama Allah dan membela hak-hak yang teraniaya. Ketiga, terikat dengan aturan seperti musuh yang jelas, tidak boleh membunuh orang-orang tua renta, perempuan, dan anakanak yang tidak ikut berperang. Harus profesional Menurut anggota Komisi I dari Partai Hanura Susaningtyas Nefo H Kertopati penembakan mati terduga teroris tidak tepat. Sebab, menurutnya dengan cara seperti itu akan sulit membongkar embrio dan jaringan teroris. Sama dengan politisi Hanura sejumlah tokoh masyarakat juga menyesalkan tindakan ‘’hantam kromo’’ Densus 88. Masalahnya, merekayangtewasitumasihharusdibuktikan kesalahannya di depan hukum. Apa benar teroris? Kalau mereka ditangkap hidup-hidup banyak manfaatnya buat penyidik guna mendapatkaninformasiseputarjaringanterorisme. Dan yang terpenting, tidak melanggar hak asasi manusia untuk hidup. Sebab, dugaan, sangkaan belumlah bisa dianggap bersalah. Apalagi hukum kita menganut asas praduga tak bersalah sehingga harus melalui proses pengadilan dulu. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengakui hingga saat ini belum ada cara lain selain langsung mengeksekusi para terduga teroris. Apakah benar penjelasan Ka. BNPT itu? Rasanya tidak juga.Sebab, banyak teknik yang bisa dilakukan petugas Densus 88 jika mereka profesional. Kalau saja di antara mereka yang berenam satu atau dua di antaranya dapat dilumpuhkan atau tewas, mungkin rekanrekannya akan menyerah. Atau dengan mengadakan komunikasi, membujuk ‘’akan diperlakukan manusiawi sesuai hukum yang berlaku’’ maka besar kemungkinan mereka akan mengangkat bendera putih dan keluar daritempatpersembunyiannyatanpaadegan tembak-menembakyangmengerikandimata masyarakat. Di sinilah Densus 88 Antiteror Polri perlu mendapat pelatihan lagi agar kasus-kasus pe-nangkapan teroris tidak selamanya berakhir dengan kematian. Apalagi cara-cara yang dilakukan Densus 88 selama ini tidak membuat jaringan terorisme semakin surut malahan semakin berkembang biak. Tidak

tertutupkemungkinanaksiterorismesemakin mengancam masyarakat di tahun politik ini terutama menjelang Pemilu 2014. Penutup Masyarakatmemberiapresiasiataskeberhasilan Densus 88 selama ini. Dan pasti akan lebih memujanya bila tingkat keterampilan Densus ditingkatkan, sehingga sasarannya dapatditangkaphidup-hidupuntukkeperluan penyidikan dan hukum. Kalau memang ingin membunuh tersangka teroris tidak perlu waktu begitu lama menewaskan enam orang yang terkepung di sebuah rumah di Banten. Cukup beberapa jam saja untuk menghabisi target sasaran. Wajar kalau muncul sikap pro dan kontra di tengah masyarakat dan mempertanyakan kebenaran target tewas apa betul teroris? Kiranya Densus 88 perlu bekerjasama dengan elemen masyarakat setelah terbukti tindakan represif saja tidak mampu menghabisi jaringan teroris. Dengan begitu upaya preventif atau pencegahan bisa dicoba dan diintensifkan untuk menangkal paham radikalisme dan terorisme.*** Penulis adalah Wapenjab Waspada

Pengumuman Redaksi menerima kiriman karya tulis berupa artikel/opini, surat pembaca. Kirim ke alamat redaksi dengan tujuan ‘Redaktur Opini Waspada’ dengan disertai CD atau email: opiniwaspada@yahoo.com. Panjang artikel 5.000-10.000 karakter dengan dilengkapi biodata dan kartu pengenal (KTP) penulis. Naskah yang dikirim adalah karya orisinil, belum/tidak diterbitkan di media manapun. Isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis.

SUDUT BATUAH * Wagubsu: Apresiasi mantan gubernur minim - Salah siapa, dosa siapa? * PLTP Sarulla diminta rekrut warga Pahae - Biar tak timbul kecemburuan sosial * Para Caleg rentan terkena gangguan jiwa - Makanya jangan yakin kali terpilih o ak D W

el


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.