LUWUK POST | Selasa, 29 September 2009

Page 13

BANGGAI KEPULAUAN

Luwuk Post SELASA 29 SEPTEMBER 2009

http://luwukpost.info

13

E-Paper Pertama di Kawasan Timur Sulawesi

Bensin Di Banggai Langkah Diduga Terjadi Pengurangan Dari Depot

Masih Soal Rp1,5 Miliar

Betulkah Hindra Tidak Tahu? PERNYATAAN seorang Ketua DPRD yang mengaku tidak tahumenahu sesuatu posting anggaran dalam APBD, sebagaimana pernah dilansir Luwuk Post beberapa waktu lalu, hingga kini masih menyisakan sejumlah pertanyaan. Bagaimana mungkin ketua dewan yang terhormat, yang Rustam Nono terbiasa bekerja menggunakan prosedur, bisa mengaku tidak tahu penganggaran dana daerah untuk mendukung rencana kerja pemerintah.Masyarakat memahami, alur anggaran sejak perencanaan hingga pengesahan, selalu melibatkan pemerintah dan legislatif. Rencana anggaran yang kemudian disebut RAPBD disusun pemerintah, lalu dibahas legislatif. Setelah melalui pembahasan yang kadang-kadang berlangsung alot, APBD disahkan. Pembahasan anggaran yang dilakukan oleh legislatif, tidak dilakukan oleh seorang legislator. Pembahasan dilakukan melalui suatu rapat yang bisa makan waktu berhari-hati. Sedangkan pengesahan dilakukan melalui suatu paripurna. Dengan demikian disimpulkan, pembahasan hingga pengesahan anggaran, diketahui beramai-ramai oleh eksekutif dan legislatif. Kalaupun ada seorang ketua DPRD tidak dapat menghadiri rapat-rapat maupun paripurna yang membahas dan mengesahkan anggaran, lembaga seperti legislatif mestilah memiliki prosedur pelaporan atau pemberitahuan kepada ketua yang sedang berada di luar kantor. Karena itu ketika Ketua DPRD Bangkep periode lalu, Hindra Husain mengaku tidak tahu-menahu soal dana senilai Rp1,5 miliar untuk Oksigen Sentral, ia seperti menebar misteri yang menarik banyak pihak untuk menguaknya. Ada apa dengan Hindra? Dana untuk Oksigen Sentral sebanyak Rp1,5 miliar dibahas dan disahkan melalui ABT tahun 2009 silam oleh DPRD Bangkep di kantor barunya di Bukit Trikora. Pengesahan anggaran yang semula disebut untuk kelanjutan proyek pengadaan oksigen sentral di rumah sakit tersebut, kontan memantik reaksi banyak pihak. Pasalnya, proyek tersebut diduga bernuansa korupsi yang proses hukumnya masih berlangsung dan belum final. Salah satu tokoh yang kontan bereaksi, adalah Darman Pandipa.Beberapa waktu lalu, di ruangan Wakil Ketua DPRD Bangkep Israfil Malingong SE, Darman Pandipa kepada Luwuk Post pernah menegaskan, pembahasan ABT mengenai anggaran sebesar Rp1,5 miliar untuk Oksigen Sentral jelas diketahui Hindra Husain sebagai Ketua DPRD. “Masa tidak tahu. Beliau sebagai ketua dewan mestinya tahu dong,” lontar Darman ketika itu. “Lagi pula itu bukan dana tambahan, tetapi memang dana Oksigen Sentral yang telah disimpan di kas daerah karena ada masalah hukum,” kata Darman lagi. Sedangkan soal dana oksigen yang belum bisa dicairkan, hal itu disebabkan karena belum adanya keputusan hukum yang tetap dari pengadilan. “Kita hanya membahas saja. Sedangkan untuk mencairkannya, kita tunggu dulu keputusan hukumnya yang bersifat tetap. Karena itu tidak serta-merta dicairkan,” urai Darman. Jauh hari sebelumnya, ketika terdengar kabar Pemerintah Bangkep berniat mencairkan dana tambahan untuk Oksigen Sentral, sejumlah aktivis mengecam keras. Mereka menilai pemerintah bermain api dengan hendak menambah jumlah anggaran untuk proyek yang masih kesandung masalah hukum. Para aktivis meminta, pencairan dana agar dilakukan hanya setelah proses hukum Oksigen Sentral dianggap final. Sejauh ini kasus Oksigen Sentral masih disidangkan di Pengadilan Negeri Luwuk. Kasus tersebut menyeret sejumlah pejabat penting di kabupaten penghasil mutiara tersebut, hingga mengagetkan masyarakat. Proyek tersebut membutuhkan anggaran senilai Rp4 miliar, yang dialokasikan melalui dua kali APBD. Yakni proyek awal Rp2 miliar, dan proyek lanjutan Rp2 miliar. Pernyataan Hindra Husain bahwa ia tidak tahu-menahu soal dana sebesar Rp1,5 untuk Oksigen Sentral masih saja menyisakan misteri. Masyarakat kian tertarik, ketika Darman Pandipa membantah kemungkinan Hindra memang tidak tahu sebagaimana yang dikatakannya. Tetapi lalu, apa yang menyebabkan Hindra mengatakan tidak tahu? Hingga kini misteri tersebut belum terungkap. Padahal siapa tahu, di dalam pernyataan tersebut terdapat sesuatu yang mahapenting. ###

Catatan:

foto (Iwan Bua)

BBM LANGKAH: Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin mulai langkah di Banggai, Bangkep, kelangkaan Bensin ini diduga kuat karena adanya pengurangan jatah ke depot. nampak beberapa kendaraan beroda dua maupun empat di SBPU Lompio yang sedang mengantri.

Proyek Jalan Lalong Belum di Kerjakan BANGGAI-Ini benar-benar pelajaran berarti bagi seluruh SKPD di Bangkep, yang akan menyelenggarakan program proyek pembangunan, agar kedepannya lebih selektif lagi dalam memilih rekanan yang akan dijadikan mitra pelaksana proyek yang mereka lakukan. Pasalnya bukan tidak mungkin, kurangnya profesionalisme yang ditunjuk oleh rekanan dalam melaksanakan tugasnya di lapangan, akan menyebabkan pihak instansi teknis kebagian getahnya, karena mendapat sorotan minor dari banyak kalangan dan bahkan bisa terseret dengan perkara hukum. Hal itu paling tidak saat ini, mulai di rasakan oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan (Disbimair) Kabupaten Bangkep serta beberapa instansi teknis lainnya. Instansi teknis yang satu ini, belakangan mulai banyak mendapat sorotan yang sedikit tidak mengenakan. Itu beriringan dengan, adanya beberapa rekanan dari Disbimair, yang diduga tidak

profesional dalam mengerjaan paket pekerjaan-nya. Dari catatan media ini, paling tidak ada beberapa proyek yang kini mulai disoroti oleh banyak kalangan, karena hasil pekerjaannya kurang memuaskan. Satu diantaranya, yakni proyek perintisan jalan dari Desa Lalong menuju Kansim, Kecamatan Labobo. Proyek berpagu anggaran Rp 500 juta ini, mendapat sorotan, sebab hingga kini pelaksanaannya belum dimulai, padahal batas waktu pengerjaannya sebentar lagi akan finis.Kepada Luwuk Post, Senin (28/9) kemarin, seorang warga Desa Lalong, menyampainya kekecewaan mereka terhadap belum dimulai proyek perintisan jalan tersebut. Mereka berasumsi jika proyek itu terlambat di kerjakan, sudah barang tentu akan terlambat pula di nikmati hasil pengerjaannya. “Kami kecewa karena hingga kini proyek perintisan jalan Lalong menuju Kansim, belum juga di kerjakan sama sekali oleh rekanan. Tentunya jika terlambat

di kerjakan maka kami selaku masyarakat akan terlambat juga untuk menggunakan jalan tersebut,” ujar sumber, yang minta namanya di rahasiakan ini. Berdasarkan informasi yang didapatkan media ini, menyebutkan pihak rekanan pengerja proyek perintisan itu, hingga kini belum terlihat bekerja di lapangan, karena rekanan yang bersangkutan belum memperoleh pinjaman alat berat yang akan di gunakannya untuk mendukung pengerjaan perintisan jalan baru tersebut. Ini tentunya sebuah keironisan. Pasalnya, rekanan yang telah dipercayakan sebagai mitra kerja ternyata tidak memiliki kelengkapan alat pendukung pengerjaan proyek di lapangan. Dengan kondisi seperti ini, entah siapa yang akan disalahkan apakah rekanan yang terkesan tidak siap ataukah pihak SKPD yangkurang selektif dalam milih rekanan sebagai mitra kerja. Tetapi jelasnya dalam masalah ini, adalah masyarakat yang apling dirugikan. (Wan)

Irianto Masih Tangguh SALAKAN – Bupati Bangkep Drs Irianto Malingong MM, masih terlalu tangguh bagi lawan-lawan politiknya. Ketua DPC Partai Kedaulatan Kristanto Apit meyakini, ketangguhan Irianto akan menghantarkannya kembali menggenggam jabatan bupati melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Bangkep 2011 mendatang. Ketangguhan Irianto disebabkan tokoh satu ini dinilai berhasil membangun Bangkep selama 5 tahun terakhir. Prestasi emas yang diukir Irianto, adalah menyulap Salakan sehingga kini menjelma sebuah pusat pemerintahan kabupaten yang sangat representatif. Bukit Trikora yang dulu sunyi, kini dipenuhi fasilitas perkantoran milik pemerintah yang modern dan nyaman. Irianto juga dinilai sukses mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunanpembangunan fasilitas jalan yang nyaris merata di seluruh daerah. Berkat fasilitas jalan yang kian banyak, mobilitas

barang dan manusia lebih dinamis. Para pedagang dan petani di Bangkep, kini tidak kesulitan lagi mendistribusikan hasil-hasil pertanian, peternakan, dan perkebunan serta perdagangan. Kian mudahnya masyarakat mendistribusikan produk masing-masing ke pasaran, membuat penghasilan rakyat melonjak tajam. Berkat fasilitas jalan yang makin representatif, kini siswasiswi di Bangkep lebih mudah dan lebih cepat menuju sekolah untuk belajar menimba ilmu. Dengan demikian Irianto telah berjasa meletakkan pondasi bagi pembangunan Sumber Daya Manusia. “Saya menilai Pak Irianto telah berhasil melaksanakan programprogram pembangunan di Bangkep yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun pelayanan publik,” kata Apit, sapaan akrab Kristanto, kemarin. Dengan latar bukti keberhasilan tersebut, Ketua DPC Partai Kedaulatan tersebut

meyakini, bila Irianto mencalonkan diri menjadi bupati dalam Pilkada, akan memiliki peluang kemenangan yang lebih tinggi dibandingkan tokohtokoh lain yang belakangan mulai banyak diwacanakan. Menurut Kristanto, peluang kemenangan Irianto mencapai sekitar 80 persen. “Saya yakin jika Pak Irianto maju dalam Pilkada mendatang, beliau akan mendapat dukungan yang sangat luas dari masyarakat,” kata Kristanto lagi. Selain Kristanto, beberapa anggota legislatif yang kini bertugas di Bukit Trikora juga meyakini Irianto bakal kembali memimpin Bangkep. Bila 5 tahun saja Irianto sanggup memajukan daerah, apa lagi bila memperoleh kesempatan selama 10 tahun. Diyakini, akan lebih banyak lagi yang bisa dimajukan Irianto. Karena itu para anggota legislatif yang berasal dari partai berbeda tersebut yakin benar, Irianto merupakan calon paling kuat dalam bursa Pilkada mendatang.(tam)

BANGGAI-Bahan Bakar Minyak (BBM), jenis premiun atau bensin, dua hari belakangan ini mulai melangami kelangkaan di Banggai,Bangkep. Alhasilnya, antrian kendaraan di SPUB Banggai, mulai terlihat sejak hari Minggu hingga Senin kemarin. Tanda-tanda kelangkaan itu, dapat dilihat juga dari tidak adanya pedagang bensin di daerahtersebut. Padahal di Banggai sendiri, cukup banyak terdapat pedagang bensin eceran. Kalau pun ada bensin yang di jual secara eceran, harganya sudah melambung, hingga beberapa kali lipat dari harga sebelumnya. Langka-nya BBM di Banggai, diduga penyebabnya, karena adanya pengurangan jatah dari Depot Pertamina Banggai, ke SPBU. Hal itu seperti yang diakui oleh Pemilik SPBU Banggai, Hamsa H Rape, Kepada Luwuk Post, Senin (28/9) kemarin. Hamsa mengatakan, kalau sebelum-nya pada setiap hari-nya Depot Pertamina Banggai, memberikan kekeluasan bagi pihak untuk membeli premium tanpa memberikan batas terhadap banyak premium yang akan di beli. Tetapi, sejak beberapa waktu terakhir ini, lanjut-nya, Depot Pertamina, telah membatasi jatah BBM ke SBPU.”Kalau dulu kami mau order berapa saja BBM dari depot, tetap di akomodir.Namun sejak dua bulan terakhir, pembelian BBM kami telah di batasi oleh Depot Pertamina,” tutur Hamsa, yang di temui di ruang kerja.Hamsa mengungkapkan, kalau biasanya pihaknya bisa memesan premium dengan kuaota 16 ton

perhari-nya (Kecuali hari Minggu), kini jumlahnya tidak lagi sebesar itu. Karena Depot pertamina telah menjatahi mereka setiap bulannya hanya jumlah tak lebih dari 400 ton. Padahal menurut Hamsa lagi, kebutuhan BBM di Banggai, sangat jauh dari jumlah itu pada setiap bulannya, apa lagi diwaktu-waktu tertentu seperti menjelang dan sesudah lebaran sekarang ini. Itulah diduga Hamsa, yang menyebabkan premium menjadi langka di Banggai. Diakui Hamsa, selain dengan jenis premium, BBM jenis solar, ikut pula dikurangi jatah-nya dari yang suda ada sebelumnya. Untuk mensiasati kelangkaan BBM ini, kini SPBU Banggai, yang merupakan satu-satunya SPBU di Bangkep itu,terpaksa telah membatasi pembelian BBM dari masyarakat khususnya dari luar kota Banggai. “Kami terpaksa membatasi jatah pembelian masyarakat, khususnya dari luar kota Banggai. Kalau sebelumnya, kami memberikan jatah lima drum untuk pembelian dari luar kota seperti pulau Peling, pada setiap minggunya, sekarang kami hanya memberikan tiga atau empat drum untuk setiap minggu-nya. Kami mengutamakan pembelian dari pengguna kendaraan,” pungkas Hamsa. Pihak Depot Pertamina Banggai, belum menggeluarkan komentarnya, terkait dengan masalah kelangkaan BBM ini. Kepala Depot (Kadepot) Pertamina Banggai, Satria Bantara, yang di hubungi media ini, via ponsel-nya Minggu malam lalu, tidak bersedia memberikan komentarnya terkait dengan masalah ini. “Saya Masih ada di Makassar,” tulis Satria, dalam balasan SMS-nya kepada wartawan yang sebelumnya, memintai komentarnya seputar stok BBM yang ada di Depot Pertamina Banggai.(Wan/Mad)

PARLEMEN

Dewan Diminta Hearing Dibismair Terkait Proyek Jalan di Banggai BANGGAI- Lembaga DPRD Bangkep, diminta dalam waktu dekat ini, segera menghearing Dinas Bina Marga dan Pengairan (Disbimair) Kabupaten Bangkep, terkait dengan tidak beresnya pengerjaan proyek peningkatan jalan dalam kota Banggai, yang di kerjakan oleh PT Herto Persada Sakti. Desakan agar Dewan Bangkep, secepatnya memanggil Dismair, seperti yang di utarakan oleh Didi, seorang tokoh pemudah di Bangkep, kepada Luwuk Post, Senin(28/9) kemarin. Menurut Didi, lembaga legislator Bangkep, sangat dimungkinkan untuk memanggil instansi Disbimair, demi mempertanyakan tentang hal-hal yangmenjadi kendala sehingga proyek peningkatan jalan dalam kota Banggai,sepanjang 6 kilometer itu, tidak dikerjakan sebagaimana mestinya. ”Dewan Bangkep, dengan fungsi pengawasannya bisa memanggil instansi Disbimair Bangkep, untuk meminta keterangan resmi dari mereka terkait tidak maksimalnya pengerjaan proyek peningkatan jalan di dalam kota Banggai,” ungkap Didi, yang juga mantan aktivis mahasiswa ini.Terlepas dari kewenangan yang dimiliki lembaga legislasi itu, Didi mengatakan pula, bahwa mestinya, mereka juga harus lebih peka melihat adanya kerugian dari masya-

rakat, sebagai akibat dari tidak sempurnanya pelaksanaan pembangunan untuk masyarakat. “Mereka (Aleg red), harus melihat bahwa ini merupakan kerugian bagi masyarakat. Untuk itu mereka harus peka dalam melihat kerugian itu, dan selanjutnya mereka meminta pertangungjawaban dari Disbimair, selaku instansi teknis pelaksanaan proyek tersebut,” terang Didi. Proyek peningkatan jalan di dalam kota yang dikerjakan lewat dana APBD Bangkep, tahun 2009 ini, yang kini banyak di persoalkan banyak kalangan di daerah tersebut, memang batas waktu pengerjaannya baru akan berakhir pada pertengahn bulan Oktober mendatang, tetapi melihat volume pekerjaannya yangbelum melewati sepuluh persen dari total pengerjaannya, telah membuat kalangan itu pesimis bahwa rekanan pengerjanya akan dapat menyelesaikan kewajibannya itu, tepat pada batas waktu akhir pengerjaanya. “Kami pesimis kalau proyek itu dapat selesai dikerjakan tepat waktu. Karenasekarang pengerjaannya belum melebih sepuluh persen dan batas waktu pengerjaannya tidak lebih dari tiga pekan lagi. Itu sebabnya, kami berharap para wakil rakyat, harus bisa memanggil Disbimair Bangkep, untuk mempertanyakan hal tersebut langsung terkait hal tersebut,” ujar Rahmat seorang tokoh pemuda di Bangkep lainnya. (Wan)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.