

















p j g J Tidak ada tempat duduk bagi para pengguna KRL. Tidak ada area parkir kendaraan untuk pengguna KRL d l Aktivitas dari stasiun terjadi setiap 10-30 menit sesuai nnya digunakan sebagai pe kurang t.
Gang I, Gang II, Gang IV (Dilihat dari Jl. Latumenten I)
Jalan Latumenten I didominasi oleh hunian pribadi alan tersebut kurang lebih 2 meter. Fungsi hunian n pintu rumah sehingga aktivitas di dalamnya n tup rapat sehingga aktivitas di ri luar ar penduduk Interaksi hanya terjadi kerabat di dalam satu bangunan.
eda yaitu pagi, siang, dan sore hari cukup sepi oleh aktivitas penduduk empat usahanya). Pada sore hari, penduduk maupun pekerja kantor L dan kendaraan yang melintas) :
Program Fungsi dalam Rencana Pembangunan per Lantai Bangunan
B1 : Parkir Kendaraan Lt 1 : Park and Ride, RTH/Ruang Publik Lt 2 : Ruang Publik, Warung Makan, PKL, Tenant, Laundry Lt 3-5 : Co-Living Penduduk Lt 6-8 : Co-Living Pekerja Kantor
Ilustrasi RuangRuang Co-Living Sumber : pixabay
Ruang Terbuka Hijau
Sumber : https://www.kajian pustaka.com/2021/03/ruangterbuka-hijau-rth.html
Contoh Warung Pintar
Sumber : https://technode.glo bal/2021/ 07/16/digital-trans formation-has-accelerated-thewarung-eco system-in-indonesi a-says-warung-pintars-agungbezharie-hadinegoro-qa/
Contoh Layout Warung Makan
Sumber : https://journals.upi-yai .ac.id/index.php/ ikraith-tekno logi/article/download/734/554
Padatnya penduduk menyebabkan keterbatasan lahan.
1. Lahan di perkotaan semakin terbatas seiring bertambahnya penduduk Namun, kebutuhan rumah yang layak juga perlu ditingkatkan. Salah satu bentuknya yaitu hunian Co-Living di mana ini cukup terjangkau dan berpotensi bagi penduduk milenial maupun pekerja kantor. Kelurahan Jelambar sendiri didominasi hunian rendah (1-4 lantai) dan beberapa perkantoran di sepanjang Jalan Prof. Dr. Latumenten sehingga usulan program ini cocok bagi pekerja kantor dan penduduk di kawasan sekitar. Pekerja kantor di kawasan tersebut dapat mengurangi biaya transportasi Kualitas hidup penduduk sekitar juga dapat meningkat dibandingkan keadaan sekarang
2. Kurangnya interaksi sosial antar penduduk dan tertutupnya aktivitas dalam hunian Berdasarkan observasi, mayoritas aktivitas hunian penduduknya tertutup. Interaksi antar manusia diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk sekitar. Oleh karena itu, fungsi ini diharapakan dapat meningkatkan interaksi sosial dan kualitas hidup mereka.
1. Kurangnya Ruang Publik/RTH bagi kawasan sekitar. Saat ini, anak-anak bermain di sepanjang yang dilewati kendaraan motor maupun mobil. Tentunya, aktivitas tersebut tidak sesuai pada tempatnya yang berpotensi membahayakan mereka. Program ini dapat menjadi salah satu cara agar mereka bermain dan berinteraksi dengan aman dan nyaman di satu area.
2. PKL berjualan di ujung Jalan Latumenten I atau bahu Jalan Prof. Dr. Latumenten Para pedagang kaki lima mengambil area jalan untuk berjualan sehingga memicu kemacetan. Penyediaan program ini dapat menjadi ruang baru untuk para PKL di mana mereka dapat berjualan di tempat yang lebih baik dan lingkungan sekitar lebih tertata Ruang publik diperlukan sebagai area untuk interaksi penduduk, bermain anak, resapan untuk mengurangi potensi banjir, dan area terbuka hijau di kawasan.
Adanya nilai komersial dan perekonomiaan penduduk sekitar.
1. Lokasi permukiman bersebelahan dengan Stasiun Grogol dan berdekatan dengan Halte Latumenten yang memiliki potensi dilewati oleh pengunjung sehingga permukiman tersebut memiliki nilai jual. Namun, bentuk komersial yang diusulkan tetap menyesuaikan perekonomian penduduk sekitar Program warung cukup sesuai dengan kebutuhan dan tingkat ekonomi penduduk sekitar.
2. Beberapa warung membuka usaha di bahu Jalan Latumenten I. Warung-warung tersebut perlu dipindah-kan ke tempat yang sesuai dengan peruntukkan sehingga program ini dapat menjadi wadah untuk menampung usaha-usaha tersebut dan mengundang pelaku usaha lain. Program ini diharap-kan dapat menata ulang kembali lahan penduduk.
Kemacetan di dekat stasiun.
1. Kendaraan motor khususnya ojek online berhenti di ujung Jalan Latumenten I Angkot dan kendaraan mobil juga berhenti di bahu Jalan Prof Dr Latumenten Kedua hal tersebut menyebabkan penyempitan jalan dan menghambat lalu lintas kendaraan di jalan tersebut. Program park and ride dapat difungsikan sebagai salah satu solusi penataan ruang khusus kendaraan dan berpotensi mengurangi kemacetan.
2. Tidak ada parkir kendaraan di Stasiun Grogol. Pengguna KRL yang membawa kendaraan akan menitipkan atau memarkir kendaraannya di sekitar stasiun. Program ini dapat menjadi penyedia lahan parkir di sekitar stasiun maupun permukiman.
Park and Ride Kalideres
Sumber : https://megapolitan. kompas.com/read/2017/01/27/ 18340571/terminal.kalideres. akan.jadi.tempat.pengujian. kendaraan.bermotor
Kepadatan Tingkat Tinggi
Pagi-siang hari : Jalan cenderung sepi dan tidak macet karena kendaraan hanya melintas dan mengarah ke Jl Prof Dr Latumenten Area badan jalan difungsi-kan sebagai parkir kendaraan mobil sehingga mempersempit lebar jalan.
Kepadatan Tingkat Sedang Kepadatan Tingkat Rendah
TransJakarta Kereta Api Motor Mobil
Sore hari : Jalan cenderung ramai dan terkadang macet karena ada antrian kendaraan yang mengarah ke Jl Prof Dr Latumenten Area badan jalan difungsikan sebagai parkir kendaraan motor pengguna KRL dan ojek online sehingga mempersempit lebar jalan
Kendaraan mobil dan motor melewati gang kecil menuju Jl. Latumenten I sehingga pengendara harus lebih berhati-hati saat berpindah jalan.
Anak-anak bermain di tengah Jl. Latumenten I karena kurangnya lahan bermain anak Mereka hanya dapat bermain di area badan jalan tersebut dengan keterbatasan yang ada. Jika terjadi pertemuan antara aktivitas bermain dengan kendaraan mobil maupun motor yang melintas, maka dapat berpotensi membahayakan keselamatan anak-anak tersebut.
Pengguna KRL yang melintas di dekat Jl Latumenten I dan Jl. Prof. Dr. Latumenten harus berhati-hati ketika berjalan maupun menyebrang jalan karena banyak kendaraan yang melintas
Ide Perancangan :
Membuat area duduk, park and ride bagi pengguna KRL, pengunjung, maupun ojek online
Merencanakan ruang/tempat usaha bagi para PKL maupun penduduk.
Merencanakan tempat berhuni yang nyaman dengan harga terjangkau bagi penduduk sekitar.
Menaikkan peil lantai pada rancangan untuk antisipasi dari banjir.
Merencanakan jalur pejalan kaki dan kendaraan secara terpisah.
Penambahan dan penataan ruang hijau bagi kawasan.
Rancangan pada proyek ini merupakan perpaduan fungsi hunian, komersial, ruang publik, dan fasilitas lainnya yang menyesuaikan lingkungan dan kebutuhan ruang penggunanya. Area rancangan dapat menjadi salah satu wadah interaksi sosial dan ruang terbuka publik bagi permukiman maupun kawasan sekitar. Potensi lainnya yaitu dapat menarik pengunjung dari luar kawasan, meningkatkan perekonomian penduduk, dan mengurangi potensi masalah lainnya seperti banjir dan kemacetan
Lokasi tapak itu sendiri cukup strategis karena berdekatan dengan TOD kawasan sekitar seperti KRL dan TransJakarta Lokasi tersebut dapat menjadi salah satu ruang publik baru bagi kawasan. Bangunan dengan berbagai fungsi ini diatur sesuai kebutuhan dan peletakkan ruang-ruang memungkinkan sehingga pengguna di dalamnya merasa nyaman. Penggunaan sekat di dalam bangunan ini diminimalkan agar ruang-ruang yang tecipta dapat terasa luas dan menjadi satu kesatuan Void yang terbentuk difungsikan sebagai area bukaan bagi setiap unit hunian agar terjadi pertukaran udara dan pencahayaan alami.
Konsep 'Undak' atau tingkat itu sendiri dapat dilihat dari jumlah tingkat bangunan yaitu 8 lantai. Lantai 1, 2, dan lantai tipikal memiliki luas lantai yang berbeda dan semakin mengecil Perbedaan luas lantai menunjukkan konsep 'Undak' atau bertingkat pada bangunan ini. Lantai pertama dan kedua difungsikan sebagai area publik seperti warung dan lantai ketiga hingga kedelapan difungsikan sebagai area hunian Co-Living bagi penduduk maupun pekerja kantor. Selain itu, hunian Co-Living ditujukan agar mereka dapat beraktivitas dengan lebih efektif dan efisien.
TAMPAKSELATAN U
TAMPAKBARAT U
TAMPAKUTARA
DIAGRAM MEKANIKAL (SIRKULASI VERTIKAL)
TANGGADARURAT
LT 2
LT 6-8 LT 3-5 LT 1 B1
LT 6-8 LT 3-5 LT 1 B1
Listrik berasal dari Gardu PLN. Listrik dialirkan ke Trafo, MVMDP, dan Panel Induk. Selanjutnya, listrik dialirkan ke panel cabang dan panel setiap unit hunian maupun ruang lainnya (Panel MCB, dan lainnya).
Air berasal dari PDAM. Air bersih dialirkan dari GWT. Kemudian air dipompa ke Reservoir Atas (Roof Tank) Selanjutnya, air dialirkan ke setiap lantai dan mengarah ke setiap unit hunian maupun tenant
Sistem pemipaan air bersih berada di 1 titik shaft di mana ini menerus dari lantai atas ke lantai bawah.
LT 2
LT 2 LT 6-8 LT 3-5 LT 1 B1
Ruang Genset, Trafo, dan Panel Induk berada di lantai 1 untuk menghindari dampak dari potensi banjir.
LIFTBARANG (LIFTKEBAKARAN)
LT 2
Air kotor dan bekas berasal dari dapur dan kamar mandi dari setiap unit hunian. Selain itu, air tersebut juga berasal dari tenant makanan dan minuman.
Air kotor dan bekas ditampung di ruang STP. Air disaring terlebih dahulu melalui Grease Trap. Kemudian air tersebut dapat dialirkan ke Riol Kota.
Sistem pemipaan air kotor berada di 1 titik shaft di mana ini menerus dari lantai atas ke lantai bawah.
LT 2
B1
Vania Meliana 315190092 / 20
Undak (Hunian, Komersial, dan Ruang Publik terkoneksi TOD) Vania Meliana 315190092
Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Universitas Tarumanagara Jakarta, 2022