#8 - Wajah Persampahan Kota Malang: Pemulung yang Ulung

Page 1

URBAN TALK

NEWSLETTER
#08

FAJAR FADHILATUN NISAK

ANGGI MENTARI DANISWARI

NUR ANNISA KIRANA

EMILIANA MARELLA MAHARANI

NAZWA AULIA KAMILA

QURROTA A'YUNI RISYDIANA PUTRI

RAFI ABDUL AZIZ

PENULIS DESAIN

NURVA DINA HERAWATI

SAFINA WIDADUZZAHRA

KHARISMA DONY SETIYA WARDANA

LUQYANA NASYWA

MUTI WULANDARAI

PUTRI AYU WAHYUNI

ALVINDA ARI MAULIDIA

NEWS PRT 2022/2023
U R B A N T A L K
LETTER
NEWSLETTERURBANTALK

MULUNG MALANG

dilatarbelakangi adanya ketertarikan mengenai

fenomena pengelolaan sampah di Indonesia dimana dalam pengelolaan tersebut terdapat keterlibatan masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung. Berdasarkan ketertarikan tersebut munculah pertanyaan seberapa besar potensi serta apa dampak dari kegiatan pengelolaan sampah dengan campur tangan pemulung.

WAJAH PERSAMPAHAN KOTA

MALANG: PEMULUNG YANG ULUNG

URBANIST INDONESIA

Program Mulung Malang dilaksanakan di Kampung Pemulung, Kendalpayak, Kab. Malang. Lokasi tersebut sebelumnya merupakan TPA Lowokdoro yang sudah tidak beroperasi sejak tahun 1995. Pada awalnya lokasi tersebut adalah jurang, akan tetapi saat ini sampah terus menumpuk setinggi 100 meter sehingga kini telah rata atau sejajar dengan jalan. Lokasi ini kampung pemulung berjarak 50 meter dari pemukiman dan dekat dengan jalan arteri

Saat ini Kampung Pemulung menjadi sebuah kawasan hunian bagi komunitas pemulung dan menjadi ladang usaha bagi komunitas pemulung Adanya aktivitas perekonomian dalam Kampung Pemulung yang berupa rantai industri pengolahan sampah anorganik. Keberadaan Kampung Pemulung menimbulkan lempar tangkap antara Pemerintah Kota Malang dan Kabupaten Malang terkait penanggungjawab dikarenakan lokasinya berada di perbatasan antara Kota Malang - Kabupaten Malang. Oleh karena itu, inisiasi pemerintah dalam melakukan penanggulangan permasalahan – yang bukan didasari oleh keluhan warga – masih tergolong minim.

Pengumpulan data, survei lokasi, dan pelaksanaan project dilakukan selama

kurang lebih 6 (enam) bulan dengan 3

(tiga) tahapan dalam program mulung-

malang: persiapan, pelaksanaan, output

Dalam tahapan program Mulung Malang

telah dilakukan banyak diskusi dengan

berbagai pihak, seperti masyarakat, akademisi, dan pemerintah untuk mendapatkan sudut pandang dan perspektif yang berbeda-beda.

Program Mula Langkah untuk membuka wawasan dan edukasi pada masyarakat Kampung Pemulung

Pengenalan profesi sehingga tidak hanya memiliki cita-cita sebagai pemulung

Cara meraih masa depan : pendalaman profesi

Progress assessment

Drama Edukasi

Belajar mempertahankan semangat belajar

Program Ulung Berfokus untuk kajian dampak sosial dan lingkungan.

Pelaksanaannya terdiri atas penyusunan kajian, masukan oleh review, editing, dan publikasi

MARET 2023 NEWSLETTERURBANTALK
1. 2. 3. 4. 5.

SUDUTPANDANG

DR.(CAND)IRWANANWARSAID,M.SI

ANGGOTA IKATAN

AHLI PERENCANAAN

NEWS PRT 2022/2023 LETTER U R B A N T A L K

PENYELESAIAN MASALAH 'MANTAN'

TPA LOWOKDORO PERLU DILAKUKAN!

Menanggapi kasus TPA Lowokdoro yang sudah dinonaktifkan sejak tahun 1995 namun nyatanya masih aktif digunakan oleh masyarakat kampung pemulung, narasumber Bapak Dr. (Cand) Irwan Anwar Said, M.SI turut memberikan tanggapan.

Terkait TPA Lowokdoro ini masih dapat dipedulikan atau digali potensinya, seperti dapat dilakukan rekayasa pada bagian depannya. Dilakukan penyesuaian dan desain sehingga masih terdapat pencerminan kalau ruang tersebut masih dapat dimanfaatkan, masih terdapat peningkatan proses dari masyarakat didalamnya Kemudian terdapat permasalahan khususnya pada kampung pemulung, yaitu permasalahan kependudukan dimana mereka harus mendaftarkan diri di sistem kependudukan, tetapi masih banyak yang tidak memiliki akses pada sistem kependudukan sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan sanitasi yang baik, air bersih, bahkan pendidikan.

Menanggapi hal tersebut, Bapak Irwan menambahkan, jika terkait data kependudukan harus terdata Dilihat dari kegiatan pemulungnya, hal tersebut tergolong ilegal dikarenakan lokasinya bertempat tinggal. Potensi-masalah dimana kondisi persampahan perlu ditangani dengan diiringi kegiatan wisata juga perlu terus berjalan adalah hal yang perlu dijadikan prioritas, yang mana untuk kegiatan pariwisata tersebut tergantung arahan pola ruangnya. Selanjutnya terkait kasus TPA Lowokdoro ini perlu adanya sudut pandang baru dalam memandang sampah, dengan cara menjadikan sampah menjadi hal yang berguna.

Kota Malang tidak boleh mengabaikan kawasan pinggiran yang menjadi kawasan urbanisasi Berdasarkan data kependudukan skala besar, diketahui bahwa 2,9 m orang akan hidup dikota dengan peningkatan timbulan sampah yang besar dari jumlah urbanisasi itu sendiri.

Bagaimana memberdayakan masyarakat dengan mengelola sampah di Lowokdoro adalah hal yang penting dilakukan dengan menyeimbangkan antara penanganan permasalahan sampah dan memaksimalkan pariwisata yang ada. Berbicara terkait pembagian yang ideal, terdapat proses in dan out dari kawasan yang diawali dengan pemetaan. Permasalahan banjir merupakan hal yang paling penting, apabila tidak terukur dengan baik akan menimbulkan musibah, seperti halnya longsor dan penutupan area air sehingga menjadi banjir

Bagaimana mengelola sampah menjadi bukan sampah dari konteks pariwisata?

MARET 2023 NEWSLETTERURBANTALK

PERMASALAHAN MEMANG ADA, TAPI

SOLUSI YANG RELEVAN JUGA ADA!

Memberdayakan sektor informal dalam pengelolaan sampah perlu dilakukan!

Menanggapi permasalahan masih banyaknya masyarakat yang belum meemiliki kesadaran dalam permasalahan persampahan, Bapak Irwan turut memberikan tanggapannya Beliau mengungkapkan bahwa manusia sebenarnya tempat sampah apabila tidak diolah. Akan lebih baik apabila pembuangan sampah hanya dilakukan pada hari-hari tertentu misalnya plastik, logam, dsb dibedakan harinya dengan sampah organik. hal ini dapat mengatur ritme dan mengurangi timbulan sampah yang ada. Selain itu, dapat pula dibangun beberapa solusi seperti mengubah paradigma pemulung, membangun tempat pariwisata dan memberikan edukasi. Kemudian perlu dilakukan pengecekan dan pengawasan juga siapa yang membuang dan mengelola sampah tersebut. Bapak Irwan menyampaikan terkait gagasan atau ide baru dalam penanganan sampah, diantaranya:

Teknologi daur ulang canggih, Rekayasa material dan ekonomi sampah, Pembuangan sampah terpusat, Kerjasama antar komunitas, Edukasi dan sensibilitas masyarakat, Kampanye pembuangan sampah berkelanjutan, dan Sistem pemantauan sampah (kalau perlu menggunakan teknologi).

Menanggapi permasalahan kurangnya kontribusi masyarakat dimana program strategis dalam mengatasi permasalahan persampahan telah banyak digalakan, Bapak irwan turut andil memberikan sudut pandangnya.

Ada 3 komponen dalam permasalahan ini Pertama, perlu adanya edukasi oleh komunitas Kedua, adanya kekurangan dari pihak swasta dan masyarakat. Terakhir, perlu ada Peraturan Daerah atau regulasi yang mengatur sehingga kota dapat berjalan dan tertata sebagaimana mestinya Pada konteks ini, masyarakat yang awalnya tidak peduli akan berangsur menjadi peduli. Bapak Irwan juga memberikan tambahan solusi yang dapat dilakukan dimana edukasi terus menerus dilakukan, serta usulkan Peraturan Daerah sempadan jalan untuk bisa mengontrol area yang menjadi sumber sampah diarea perkotaan.

Kapan pemilahan sampah dapat diterapkan dalam sistem pengelolaan sampah apabila melihat sudut pandang keuntungan yang begitu besar?

Perlu adanya jadwal pemilahan sampah serta ketersediaan tempat sampah dengan pemilahan misalnya dari warna tempat sampahnya. Selain itu bisa dilakukan dengan menciptakan kompetisi terkait pengelolaan sampah dengan salah satunya adalah Bank Sampah

Ilmu arsitektur memberikan arahan pembuatan tempat sampah dengan mensinergikan aroma, irama dan warna.

1. 2 3. 4 5. 6 7.
MARET 2023 NEWSLETTERURBANTALK

SUDUTPANDANG

FAUZULRIZALSUTIKNOS.T.,M.T.,P.HD

Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

NEWS PRT 2022/2023 LETTER U R B A N T A L K

MENANGGAPI KETIDAKBERDAYAAN

DARI SUDUT PANDANG YANG LAIN

Menanggapi kasus TPA Lowokdoro yang sudah dinonaktifkan sejak tahun 1995 namun nyatanya masih aktif digunakan oleh masyarakat kampung pemulung, narasumber Bapak Fauzul Rizal Sutikno S T , M T , P hD turut memberikan tanggapan.

Pada pembahasan kondisi lokasi studi yang berada di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Kota Malang, meskipin pada administratif masuk ke dalam daerah administrasi Kabupaten Malang Bapak Rizal memberikan beberapa sudut pandang.

Pengguna atau pelaku yang beraktivitas dilokasi tersebut. Beliau mengungkapkan, identifikasi pelaku pembuangan sampah pada lokasi TPA non-aktif perlu dilakukan dengan cermat Pasalnya, asumsi-asumsi akan semakin berkembang luas apabila kondisi ini tidak segera di perhatikan. Bisa jadi sampah yang menumpuk pada 'mantan' TPA Lowokdoro tersebut bukan sampah lokal dari warga sekitar melainkan sampah impor

Konteks pengelolaan. Identifikasi pengelola pada kawasan 'mantan' TPA Lowokdoro perlu dilakukan. Apakah terdapat institusi formal yang bergerak dibidangnya turut serta membantu penanganan permasalahan disana atau institusi swasta lainnya

Mentalitas masyarakat. Komponen utama dari segala bentuk permasalahan tersebut adalah bentuk ketidakpedulian masyarakat sekitar. Kondisi ini perlu dilakukan penanganan sesegera mungkin dan jangan sampai menunggu kondisi yang fatal baru difikirkan solusinya

Pemulung bukan hanya memberikan dampak negatif melainkan menjadi

sumber daya manusia potensial dalam melakukan pengelolaan sampah?

Menanggapi hal tersebut, Bapak Rizal menjawab melalui dua poin pendekatan

Teknis. Para pemulung harus dilatih untuk membuat mereka berdaya guna Sebagai seorang planner harus memandang semua fenomena secara transaksional. Sebagai seseorang yang berpotensi dalam

pemberdayaan dapat melatih kawankawan pemulung. Apabila terdapat keuntungan yang bisa diberikan

kepada wilayah studi (kota atau kabupaten malang) maka itu adalah profit secara teknis

Politis. melihat sudut pandang apakah hal tersebut dapat memberikan keuntungan kepada pemerintah setempat secara lebih baik lagi? kondisi ini dapat menjadi city-branding bagi kawasan yang bersangkutan. Seperti yang diketahui bahwa pengelolaan kota ada tiga yaitu manager, operator, dan eksekutif Tergantung pada pemerintah ingin memegang peran seperti apa, karena hal ini dapat menjadi potensi suatu program kerja yang bagus.

Sektor informal dapat menjadi track record yang baik apabila diberdayakan dan terlaksana (transaksional) sesuai perencanaan yang matang.

1. 2. 3.
MARET 2023 NEWSLETTERURBANTALK

IMPLEMENTASI DALAM WASTE MANAGEMENT SECTOR

Program strategis dalam mengatasi berbagai permasalahan persampahan telah digalakkan, namun kontribusi yang diberikan oleh masyarakat masih belum maksimal. Bapak Rizal memberikan tanggapan dalam perannya sebagai seorang akademisi Beliau mengungkapkan bahwa salah satu contoh program strategis adalah Sekolah Adiwiyata. Beliau mengungkapkan bahwa "Sekolah Adiwiyata merupakan ide yang bagus sekali. melatih jiwa-jiwa pemikir dengan contohnya tidak boleh membawa sampah plastik ke lingkungan sekolah. Meskipun terkadang permasalahan dalam penerapan dilapangan kurang bisa diajak bekerja sama dari sisi teknis (jaringan sosial), maka peran seorang integrator atau pemersatu sangat diperlukan."

Melalui suatu pertanyaan dalam sesi diskusi selama kegiatan Open Talk berlangsung. Ada salah satu pertanyaan menarik tentang sektor waste management Pertanyaan tersebut sekiranya

terkait tentang pertimbangan para aktor penting baik pemerintah maupun para akademisi dalam melirik formalitas sektor waste management di perkotaan baik publik ataupun private yang diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk pengelolaan persampahan terutama bagi pemulung di kawasan perkotaan untuk mendapatkan berbagai keuntungan (kesempatan employment, skill training, dan juga paparan terhadap work safety law dan minimum wage)?

Bapak Fauzul Rizal Sutikno menanggapi, "Dalam konteks profit pada dasarnya menyoroti para pemulung. Namun, gerakan sosial seperti bank sampah sampai dengan saat ini masih belum bisa berjalan sendiri oleh para pemulung dan terus menerus masih mendapatkan dorongan dari pemerintah. Apabila terus mengalami perkembangan, bukan tidak mungkin apabila sektor waste management dapat menjadi suatu entitas yang legal dan dapat menghasilkan keuntungan atau daya tawar tersendiri. Sektor waste management dapat menjadi suatu potensi yang unggul dan menjadi brand keren seperti di Amerika yang telah memberikan banyak sektor swasta untuk bergerak dalam sektor waste management dengan pelayanan yang sangat bagus."

Sektor swasta punya peluang dalam waste management!

MARET 2023 NEWSLETTERURBANTALK

SUDUTPANDANG

BUDIHERIYANTOA.PAR

Kepala Seksi Penanganan Sampah Dinas Lingkungan

Hidup Kota Malang

NEWS PRT 2022/2023 LETTER U R B A N T A L K

'MANTAN' TPA LOWOKDORO ILEGAL UNTUK AKTIVITAS PEMBUANGAN SAMPAH

Menanggapi kasus TPA Lowokdoro yang sudah dinonaktifkan sejak tahun 1995 namun nyatanya masih aktif digunakan oleh masyarakat kampung pemulung, narasumber Bapak Budi Heriyanto

A Par turut memberikan tanggapan

Dalam persampahan terdapat 2 rumah besar, rumah pengurangan (pembatasan, pengurangan, pendaur ulangan) dan rumah penanganan. Di Kota Malang pada tahun 2022, timbulan sampah dalam setahun 279,148 ton Dalam sehari ada 740 ton Untuk penanganan, hanya bisa sekitar

202,228 atau 72% dari keseluruhan timbulan. Untuk penanganan 25,6%. pemerintah kota mengakui bahwa pengurangan sampah oleh masyarakat sangat berperan secara vital. Pemulung dan sektor informal termasuk dalam rumah penanganan. Akan tetapi, TPA Lowokdoro tahun 2019 sudah diambil alih lahannya untuk dijadikan obyek wisata sehingga sudah tidak ada sampah dari Kota Malang yang dibuang kesana. Jadi pemerintah kota menganggap wilayah tersebut ilegal untuk kegiatan alih fungsi lahan yang ada.

Pemerintah Kota Malang memberikan tanggapan terkait langkah bijak untuk sektor informal yang masih tersisa?

198 pemulung di TPA Supiturang terdapat simbiosis mutualisme dalam perekonomian masyarakat setempat. Awalnya sektor informal tidak ada, tetapi mulai tahun 2021 sampai sekarang ada dan diakui keberadaannya. Diharapkan ada wadah hukum untuk memantau sektor informal. Apabila meninjau status kependudukannya Bapak Budi meyakini hal tersebut adalah ilegal dan mereka bukan dari masyarakat setempat. Beliau juga mengungkapkan bahwa warga sekitar tidak membuang sampah di sana karena terletak di perbatasan

Perlu ada kerjasama dalam menyikapi kondisi ini antara 2 pemerintah disana dan hidup bersama pada tahap dipilah, diolah, diangkut dan memastikan semua kegiatan tidak berpengaruh pada lingkungan. Pada proses pengurangan sampah, PERPRES menganjurkan pengurangan sampah dengan target 30% pada tahun 2025, salah satu caranya dengan pengurangan yaitu dengan menggunakan barang-barang tidak sekali pakai serta pendaur ulangan yang paling besar. Pendaurulangan dapat dilakukan dari kemampuan masyarakat, sedangkan pada pengurangan barang-barang sekali pakai bergantung pada regulasi.

Sektor informalitas sudah dirangkul oleh pemerintah!

MARET 2023
NEWSLETTERURBANTALK

KOTA MALANG “KOTANE RESIK, REJEKINE APIK”

Pemerintah Kota Malang telah memberdayakan sektor informal dalam pengelolaan sampah

Bapak Budi memberikan tangapanya terkait pengelolaan sampah di Kota Malang. Memberdayakan sektor informal di Kota Malang terlihat dari diberikannya kesempatan bagi mereka untuk pekerjaan yang lebih legal dan formal Kota malang memiliki 72 TPS, 23 terdapat fasilitas pengelolaan sampah (pilah kompos daur ulang), dengan personel ada 60 orang, dimana sebagian dari mereka merupakan mantan penggerobak dan pemulung. Sortir sampah 35 ton dan komposting 15 ton dengan 50 orang pekerja. Di wilayah Lowokdoro sudah tidak mengolah sampah lagi sejak tahun 1995, sejak tahun 2011 lahan telah diambil alih untuk kegiatan pariwisata. Namun, akan menjadi kendala jika sampah berada di daerah dekat sungai yang tidak terlihat. Pada TPA lowokdoro biasanya hanya digunakan untuk kegiatan ekonomi saja dan tidak untuk tempat tinggal

Berbagai program strategis untuk mengatasi permasalahan kondisi persampahan telah di canangkan, namun pada kondisinya masyarakat sangat minim kontribusi. Bapak Budi selaku bagian dari pemerintah Kota Malang memberikan tanggapan yang cukup menarik. Dengan singkat Bapak Budi menekankan akan pentingnya edukasi yang terus menerus dilakukan kepada masyarakat guna menumbuhkan kepedulian kepada lingkungan. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan membangun sekolah Adiwiyata. Kemudian diiringi gerakan-gerakan kepedulian dari seluruh elemen untuk berkontribusi dan berkomitmen dalam menjaga lingkungan lebih baik.

Pihak pemerintah apakah ada pertimbangan untuk melirik solusi formalisasi sektor waste management di kota seperti pembentukan perusahaan baik publik maupun private yang harapannya dapat memberikan dampak positif ke pengelolaan sampah di kota?

Bapak Budi memberikan tanggapan sebagai perwakilan pemerintah dalam kesiapannya menjalin hubungan dengan berbagai pihak untuk kebaikan lingkungan dalam hal ini pengelolaan sampah. Beliau menambahkan bahwa pengelolaan sampah di Kota Malang sudah bekerja sama dengan pihak swasta dengan proses pihak swasta mengambil sampah dari Mall dan pertokoan kemudian langsung disalurkan ke TPA Di Kota Malang pengelolaan sampah dilakukan dengan berkolaborasi. Kota Malang berhasil mengelola 750 ton setiap hari dikarenakan adanya pengelolaan sampah dengan melibatkan banyak pihak seperti Komunitas Buangdisini yang sudah bekerja sama dalam pengeloaan sampah di Kota Malang. Selain itu, Kota Malang juga

rutin mengadakan lomba-lomba seperti kampung bersinar dan kampung berseri untuk penanganan sampah.

MARET 2023 NEWSLETTERURBANTALK

EKS TPA LOWOKDORO menjadi permasalahan sekaligus potensi apabila berbagai pihak dapat berkontribusi dengan baik dan mencari jalan tengah yang paling relevan.

TPA Lowokdoro Kita Malang sudah tidak lagi beroperasi sejak tahun 1995. Pada awalnya lokasi tersebut adalah jurang, namun saat ini sampah terus menumpuk mencapai 100 meter sehingga kini telah rata atau sejajar dengan jalan Lokasi tersebut menjadi tempat tinggal bagi komunitas pemulung dan menjadi ladang usaha bagi mereka. Kampung pemulung sendiri hanya berjarak 50 meter dari pemukiman dan dekat dengan jalan arteri. Para ahli dibidangnya turut menyoroti permasalahan ini, dan memberikan komentar atau tanggapan yang sekiranya relevan untuk menyikapi Kampung Pemulung yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Kota Malang.

Bapak Dr. (Cand) Irwan Anwar Said, M.SI yang tergabung kedalam Ikatan Ahli Perencanaan menekankan bahwa bagaimana memberdayakan masyarakat dengan mengelola sampah di Lowokdoro adalah hal yang penting dilakukan dengan menyeimbangkan antara penanganan permasalahan sampah dan memaksimalkan pariwisata yang ada. Bapak Irwan juga memberikan gamabran solusi yang dapat dilakukan dimana edukasi terus menerus perlu untuk dilakukan serta memberikan usulkan Peraturan Daerah sempadan jalan untuk bisa mengontrol area yang menjadi sumber sampah diarea perkotaan.

Bapak Fauzul Rizal Sutikno S.T., M.T., P.hD merupakan Dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Brawijaya menanggapi dengan kondisi lokasi Eks TPA Lowokdoro berada di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Kota Malang, Bapak Rizal memberikan beberapa sudut pandang. Pertama, identifikasi pengguna atau pelaku yang beraktivitas dilokasi tersebut, dimana tujuannya untuk menghindari asumsi-asumsi miring tentang siapa pengelola sebenarnya. Kedua, konteks pengelolaan dengan melakukan identifikasi pengelola apakah terdapat institusi formal yang bergerak dibidangnya turut serta membantu penanganan permasalahan disana atau institusi swasta lainnya. Ketiga, mentalitas masyarakat dimana komponen utama dari segala bentuk permasalahan tersebut adalah bentuk ketidakpedulian masyarakat sekitar

Bapak Budi Heriyanto A.Par selaku Kepala Seksi Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Beliau mengharapkan untuk adanya wadah hukum guna memantau sektor informal. Apabila meninjau dari status kependudukannya, Bapak Budi meyakini hal tersebut adalah ilegal dan mereka bukan dari masyarakat setempat. Beliau juga mengungkapkan bahwa warga sekitar tidak membuang sampah di sana karena terletak di perbatasan. Maka dari itu, dalam upaya penyelesaiannya perlu ada kerjasama dalam menyikapi kondisi ini antara dua pemerintah disana baik pada tahap (pengelolaan sampah) dipilah, diolah, diangkut dan memastikan semua kegiatan tidak berpengaruh pada lingkungan. Seperti halnya di Kota Malang yang juga telah bekerja sama dengan pihak swasta dalam penanganan sampah yang ada sehingga berhasil mengelola 750 ton sampah per harinya.

KESIMPULAN MARET 2023 NEWSLETTERURBANTALK
1. 2. 3.

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.