
4 minute read
Integrasi Pendidikan serta Perlindungan Perempuan dan Anak Secara Terintegrasi
Kejahatan kekerasan menjadi isu aktual bersama yang mendapatkan perhatian khusus dari berbagai kalangan, baik pemerintah, akademisi, aktivis pemerhati sosial, lembaga, organisasi masyarakat, masyarakat dan pihak lainnya. Realitas akhir-akhir ini kekerasan terjadi di mana-mana, dalam bentuk kejahatan fisik seperti anarkisme, Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT), Perdagangan manusia baik itu terhadap kaum perempuan dan anaka n a k , p e m b u n u h a n , p e m e r k o s a a n , pemukulan, penyerangan, penyiksaan, dan tawuran.
Advertisement
Secara mentalitas psikis, di Indonesia banyak terjadi kasus fenomena yang terjadi seperti pelecehan, penghinaan, pembulian, perundungan, psiko war, serta tindakan katakata ucapan kasar yang sering di pertontonkan. Oleh karena, realitas ini merupakan kasus masalah yang meski ditangani bersama-sama oleh semua pihak dengan komitmen yang tinggi untuk bisa menyelesaikan masalah kejahatan kekerasan umat manusia, khususnya terhadap kaum perempuan dan anak-anak Indonesia.
M e n u r u t S e k r e t a r i s K e m e n t e r i a n
Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Pribudiarta Nur Sitepu, Pemerintah Republik
Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk melindungi perempuan dan anak Bukti komitmen ini diwujudkan dalam penyusunan berbagai kebijakan peraturan perundangundangan menurut pihak korban. Aturan perundang-undangan tersebut yaitu, UU
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), UU Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (PTPPO), UU Sistem
Peradilan Pidana Anak (SPPA), UU
Perlindungan Anak, UU Tindak Pidana
Kekerasan Seksual (TPKS).
Selanjutnya, Pribudiarta menjelaskan bahwa ketidaksetaraan gender yang saat ini kerap terjadi di masyarakat mengakibatkan perempuan dan anak sangat rentan mengalami perbuatan diskriminasi dan kekerasan Berdasarkan hasil Survei Pengalaman Hidup
Perempuan Nasional (SPHN) tahun 2021, menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan secara umum, 26,1 persen perempuan masih mengalami kekerasan sepanjang hidupnya.
Bahkan, secara prevalensi tindak kekerasan seksual oleh selain pasangan suami istri setahun terakhir meningkat. Dari 4,7 persen pada tahun 2016, menjadi 5,2 persen pada tahun 2021. Selanjutnya, Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan remaja (SNPHAR) Tahun 2021, juga menunjukkan sebanyak 34 persen anak laki-laki dan 41,05 persen anak perempuan pernah mengalami salah satu kejatan kekerasan sepanjang hidupnya.
Tentunya situasi dan dan kondisi ini sangat membutuhkan perhatian semua pihak Mengingat dari potensi bonus demografi dan sumber daya pembangunan ada pada kaum perempuan sebesar 49,4 persen dan anak 31 persen sebagai pelanjut generasi penerus kepemimpinan bangsa Indonesia. Mereka harus dibina, dibentengi dan dilindungi agar dapat tumbuh dan berkembang secara baik. Memiliki kualitas hidup yang baik, memilki jaminan pendidikan, keamanan, kebahagiaan, kehormatan dan kesejahteraan lahir maupun batin.
Selama masa Pandemi Covid-19, kasus kejahatan kekerasan perempuan dan anak di kota Tangerang meningkat drastis dari sejak tahun 2020 sampai dengan 2022. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PT2TP2A) Kota Tangerang mengungkapkan, jumlah data korban kekerasan perempuan dan anak di kota itu meningkat pada tahun 2021, jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Menurut Tuti Subarti, Kepala Satuan tugas (Satgas) PT2TP2A Kota Tangerang, pada
Januari hingga September 2021, terdapat 100 korban kekerasan perempuan dan anak di bawah umur. Sementara itu, data selama Bulan
Januari sampai September tahun 2020, ada sebanyak 98 korban. Kemudian PT2TP2A Kota Tangerang mencatat terdapat 145 kasus kekerasan perempuan dan anak, sejak Januari hingga Oktober 2022.
Manusia adalah makhluk unik yang ciptakan oleh Tuhan yang maha esa dan kuasa menciptakan manusia secara sempurna dan paripurna. Tuhan menciptakan manusia dengan dua jenis kelamin, yaitu jenis pasangan lelaki dan perempuan. Dan dari keduanya itulah melahirkan anak-anak keturunan yang beragam dari berbagai suku, agama, ras dan golongan, serta juga berbeda bahasa, budaya, peradaban dan warna kulit.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs Al-Hujurat Ayat 13 yang artinya, Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
Keberagaman dan keragaman menandakan kekuasaan Tuhan yang begitu berkuasa penuh menciptakan manusia dengan beragam atau multikultural bentuk sebaik-baiknya secara sempurna dan paripurna. Manusia yang terdiri dari dua jenis baik laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban, persamaan, tugas fugsi dan tujuan yang sama, kaum perempuan atau wanita bisa menjadi seorang ibu, isteri, anak, dan anggota masyarakat.
Kemudian, seorang anak-anak merupakan hasil dari pernikahan seorang ayah, dan ibu, suami dan isteri secara sah sesuai ketentuan hukum perundang-undangan. Anak-anak memiliki hak dan kewajiban yang sesuai dengan aturan agama dan negara dari sejak yang masih balita kecil, beranjak remaja, hingga dewasa.
Anak-anak merupakan aset yang sangat berharga sebagai anak bangsa yang merupakan generasi pelanjut, pewaris kepemimpinan yang menggantikan orang tuanya di kemudian hari nanti. Anak-anak bangsa dengan segala bakat, minat dan potensi yang di milikinya, meski terus di awasi, di didik dan di kembangakan secara berkelanjutan, intens dan terintegrasi untuk masa depannya.
Oleh karena itu, kaum perempuan dan anak memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk bisa mengakses hak pendidikan untuk dididik langsung oleh orang tuanya, suami, guru, dosen dan ustadnya. Hak-hak untuk mendapatkan pendidikan mulai dari tigkat dasar, menengah, atas sampai perguruan tinggi, sehingga perempuan dan anak pendidikannya bisa terpenuhi dengan baik.
Peran negara untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat itu merupakan amanat dari konstitusi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2023 yang meski dilaksanakan dengan baik. Negara harus membangun sumber daya manusia, indek pembangunan manusia, dan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan terjangkau untuk kebutuhan pendidikan masyarakat di kota Tangerang.
Dalam hal ini, negara memiliki perangkat Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (KementerianPPA), Kementerian
Pendidikaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag), yang di bawahnya menaungi dinas atau organisasi perangkat daerah (OPD) di berbagai kabupaten dan kota, khususnya yang berada di Kota Tangerang Banten meski berkolaborasi secara terintegrasi dengan semua pihak.
Ketiga dinas diatas harus membuat strategi p r o g r a m k e r j a s e c a r a t e r i n t e g r a s i , berkomunikasi, koordinasi, kolaborasi secara intens dengan seluruh pihak untuk melakukan pembinaan, pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia, keterampilan skill, serta pemberdayaan dan penguatan terhadap kaum perempuan dan anak-anak generasi muda- mudi.
Serta juga memberikan hak-hak jaminan keamanan perlindungan dengan penguatan nilai-nilai pendidikan keagamaan dengan memberikan materi keimanan dan akidah tauhid di dalam setiap pengajian maupun sosialisasi. Dan memberikan keterampilan seni bela diri atau pencak silat, sehingga perempuan dan anak bisa terlindungi dengan aman dan nyaman.
Pemerintah Kota Tangerang bisa berjejaring dan bekerjasama dengan berbagai kalangan, baik itu tokoh, aktivis organisasi masyarakat, perguruan tinggi lembaga dinas lainnya baik yang pemerintah dan nonpemerintah, yaitu pihak swasta lainnya. Semoga aktivitas program kerja maupun gerakan melalui jalur pendidikan dan perlindungan terhadap kaum perempuan dan anak bisa dilakukan oleh kita secara bersamasama.
Sehingga masyarakat kota Tangerang, khususnya kaum perempuan dan anak sebagai warga negara mendapatkan hak-hak jaminan keamanan, keadilan, kesehatan, keselamatan dan perlindungan dari negara. Semoga ide konsep tulisan ini bisa di laksanakan dengan baik sehingga masyarakat kota Tangerang terbebas dari tindakan kekerasan perempuan dan anak. (*)
Redaksi UNIS Weekly menerima tulisan dalam bentuk opini dan artikel populer. Panjang tulisan maksimal 800 kata atau 5000 karakter. Tulisan dikirim melalui email unisweekly@unis.ac.id atau ke redaksi UNIS Weekly, Jl. Maulana Yusuf No.10, Babakan, Kota Tangerang, 15118 dengan menuliskan identitas diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.