
1 minute read
Mahasiswa Fisip Belajar Pengendalian Banjir

TANGERANG – Memasuki musim penghujan Program Studi (Prodi) Ilmu
Advertisement
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Islam SyekhYusuf (Unis) Tangerang menggelar Web
Seminar (Webinar) terkait strategi pengendalian banjir di Kota Tangerang
Selatan (Tangsel) d a n K o t a
Tangerang melalui
Z o o m M e e t i n g ,
Rabu (08/1/23).
Penyebab banjir di
Kota Tangsel terjadi a k i b a t m e n i n g k a t n y a d e b i t luapan kali
Angke dan belum terkoneksinya saluran dari drainase minor dan drainase utama. “Kami sering berkomunikasi dengan tim dari Kota
Tangerang karena ini harus terintegrasi penanganan banjir terutama yang dari kali
Angke,” ujar Ady Prasetyawan, ST., M.PSDA,
Kepala Seksi Perencanan Dinas Sumber Daya
Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangerang Selatan.
Ady mengungkapkan, DSDABMBK ditargetkan untuk mengurangi genangan sebanyak 2% hingga 3% setiap tahunnya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk pencegahan adalah penataan sumber daya air di lokasi perumahan, apartemen atau bangunan baru.
“Setiap ada bangunan baru maka debit air yang akan ke sungai juga bertambah. Alhamdulillah di 2022 sudah ada sanksi tegas untuk sarana perumahan skala kecil mandiri untuk memiliki sumur resapan sendiri,” kata Ady.
Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara Unis Tangerang Machrunnisa, ST.,M.Si mengatakan, banjir bukan hanya terjadi di negara berkembang saja namun terjadi juga di negara maju
M e n u r u t n y a , sebanyak 70% bumi merupakan air atau setara dengan 1,4 m i l i a r k i l o m e t e r kubik. “Secara hukum alam air memiliki siklus, jadi kalau misalnya hukum alam terganggu maka tidak akan berjalan dengan ideal seperti terjadi banjir,” ungkap Machrunnisa.
Machrunnisa mengatakan, bangunan yang ada saat ini harus memiliki sumur resapan air pribadi Lanjutnya, sebelum membangun sebuah bangunan haruslah menyiapkan tempat penampungan air. “Bahkan di Kota Tangerang saat ini diwajibkan memiliki sumur injeksi atau sumur dalam. Sumur resapan bukan hanya untuk penanganan banjir, namun bisa juga sebagai konservasi air tanah juga agar air tanah terisi terus,” jelas Machrunnisa. (Dena)