Cara Menulis Puisi dengan Struktur yang Baik untuk Pemula

Page 1


Cara Menulis Puisi dengan

Struktur yang Baik untuk Pemula

Saya masih ingat pertama kali mencoba menulis puisi. Waktu itu, saya cuma duduk dengan pena dan kertas, bingung harus mulai dari mana. Rasanya kayak mencoba menyusun puzzle tanpa tahu gambar akhirnya. Tapi, setelah beberapa percobaan (dan banyak puisi yang nggak masuk akal), akhirnya saya paham bahwa menulis puisi itu nggak harus rumit. Semua orang bisa mulai dengan langkah-langkah sederhana. Jadi, kalau kamu pemula yang pengen belajar cara menulis puisi, yuk kita bahas bareng-bareng.

1. Pahami Apa Itu Puisi

Puisi itu kayak cara kita menuangkan perasaan, pikiran, atau pengalaman ke dalam kata-kata yang indah. Tapi bukan berarti semuanya harus puitis dan penuh metafora sulit. Intinya, puisi itu punya ritme dan kadang pola

tertentu. Coba pikirkan puisi sebagai “lukisan” yang menggunakan katakata, di mana setiap baris punya peran penting.

Kalau masih bingung, coba baca puisi-puisi sederhana dulu. Contohnya puisi karya Chairil Anwar atau Sapardi Djoko Damono. Mereka sering menulis puisi yang nggak terlalu panjang tapi langsung menusuk ke hati.

2. Tentukan Tema atau Emosi yang Ingin Kamu Sampaikan

Sebelum mulai menulis, pikirkan dulu, “Apa yang mau aku ungkapkan?”

Tema itu bisa apa aja cinta, kehilangan, alam, bahkan kopi pagi yang nikmat. Kalau pemula, saya saranin mulai dari pengalaman pribadi. Misalnya, gimana rasanya jatuh cinta atau kekecewaan saat hujan turun padahal kamu udah bawa payung.

Contoh:

Tema: Kerinduan.

Emosi: Sedih tapi hangat, kayak kenangan manis yang nggak bisa diulang.

3. Pilih Struktur Puisi yang Sesuai

Nah, ini yang sering bikin pemula bingung. Ada dua jenis struktur puisi: puisi bebas dan puisi terikat.

Puisi Bebas

Nggak perlu mikirin rima atau jumlah baris. Cocok buat pemula yang pengen eksplorasi tanpa batas. Misalnya:

“Malam itu, aku mendengar suara angin

Menceritakan rahasia yang tak pernah kau bisikkan.”

Puisi Terikat

Punya aturan, seperti jumlah baris, rima (a-a-a-a atau a-b-a-b), dan irama. Contoh sederhana puisi terikat:

“Hujan turun membasahi bumi (a)

Menyapu luka di dalam hati (a)

Rindu menyelinap di malam sepi (b)

Menunggu cinta yang tak kembali (b)”

Kalau kamu suka tantangan, coba bikin puisi terikat. Tapi kalau masih awal, nggak apa-apa pakai puisi bebas.

4. Gunakan Gaya Bahasa dan Imajinasi

Puisi itu hidup karena gaya bahasanya. Coba gunakan:

Metafora: “Kau adalah mentari yang menghangatkan pagiku.”

Personifikasi: “Angin berbisik lembut, memelukku dalam dingin malam.”

Hiperbola: “Hati ini serasa meledak jutaan kali.”

Jangan takut bereksperimen! Kadang, ide-ide “gila” malah bikin puisimu jadi lebih unik dan berkesan.

5. Tulis, Baca, Ulangi

Ini bagian yang kadang bikin frustrasi, tapi penting banget. Setelah menulis, coba baca puisimu dengan lantang. Rasakan iramanya. Apakah terdengar mengalir atau terasa kaku? Kalau ada yang janggal, jangan ragu untuk mengedit.

Contohnya, saya pernah menulis puisi tentang matahari. Awalnya kedengarannya nggak nyambung, jadi saya edit lagi: Awal:

“Matahari di pagi itu, bercahaya seperti lampu bohlam besar.”

Setelah diedit:

“Pagi itu, matahari menyala, seperti lentera raksasa yang menari di langit.”

Bedanya kecil, tapi langsung terasa lebih hidup, kan?

6. Bersabarlah dengan Proses

Menulis puisi adalah perjalanan, bukan tujuan instan. Jangan terlalu keras pada diri sendiri kalau puisimu belum terasa sempurna. Percayalah, semakin sering kamu menulis, semakin mudah rasanya menemukan katakata yang pas.

Tips Tambahan untuk Pemula

Bawa buku catatan kecil ke mana-mana. Inspirasi bisa datang kapan aja.

Jangan takut untuk terinspirasi dari puisi lain, tapi pastikan kamu tetap menciptakan gaya unik sendiri. Publikasikan puisimu, meskipun hanya di media sosial. Feedback dari orang lain bisa membantu kamu berkembang.

Menulis puisi itu soal menikmati proses dan mengekspresikan diri. Jangan terlalu terjebak pada aturan nikmati aja perjalanannya. Siapa tahu, puisimu berikutnya jadi karya yang diingat banyak orang. ��

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.