20
IPM
A
IN PRDO AWINTNESIA AR ME D DIA
HARIAN PAGI
HALAMAN
MINGGU KLIWON 27 DESEMBER 2015 25 RABIUL AWAL 1437 NO 1700/TAHUN 5
The Best Of Java
Newspaper IPMA2013
RP 2.000
SPIRIT BARU DIY-JATENG
LANGGANAN RP 55.000 SMS 0851 021 22000, 0274-557687 EXT 219
TRIBUN JOGJA/HENDRA KRISDIANTO
Tarif Parkir Gila-gilaan
TANPA SERAGAM - Petugas parkir tanpa mengenakan seragam tampak memungut jasa retribusi parkir di kawasan Alun-alun Utara Yogyakarta, Sabtu (26/12).
Mobil Harus Bayar Rp 25.000 Wisatawan Tuding Pemkot Tak Berdaya Atasi Masalah Masalahnya selalu sama, macet, parkir yang sulit dan tarifnya ngawur. Tapi yang bikin saya heran, kenapa ini terjadi terus menerus dan pemerintah seperti tak sanggup mengatasinya
YOGYA, TRIBUN - Selembar kertas yang disodorkan juru parkir di sekitaran Alun-alun Utara Yogyakarta membuat Herbudi Cahyo Nugroho kaget, Sabtu (26/12). Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang tersebut terheran-heran dengan mahalnya tarif parkir di Yogyakarta. Meski masih belum percaya dengan tarif parkir yang harus dibayar, ia tetap saja merogoh saku celananya dan menyerahkan uang Rp 5.000 ke juru parkir tersebut. “Saya kaget dan heran lihat harga parkir motor Rp 5.000. Padahal kan kalaupun ada
sekaten seharusnya paling tinggi Rp3.000,” ungkap Herbudi kepada Tribun Jogja. Tak hanya Herbudi, sejumlah wisawatan yang berkunjung ke Yogya di musim liburan ini mengaku heran dan syok dengan tarif parkir yang dianggap gila-gilaan. Rata-rata, mereka menuduh Pemkot tak sanggup mengendalikan dan sengaja membiarkan tarif parkir liar yang membikin image Yogya menjadi buruk di mata wisatawan ini. “Saya sudah hafal karena sering berkunjung ke Yogya saat liburan.
Masalahnya selalu sama, macet, parkir yang sulit dan tarifnya ngawur. Tapi yang bikin saya heran, kenapa ini terjadi terus menerus dan pemerintah seperti tak sanggup mengatasinya,” kata Adzul Kholili, wisatawan asal Surabaya. Bersama rombongannya, ia dipaksa membayar Rp 20 ribu untuk parkir di sekitar Malioboro. Tidak hanya soal besarannya, tapi tarif tersebut juga diminta sebelum ia selesai memarkirkan kendarannya. Bersambung Ke Hal 7
Haryadi Berpesan Jangan Aji Mumpung
TRIBUN JOGJA/HENDRA KRISDIANTO
TARIF PARKIR - Deretan mobil diparkir di ruas jalan perwakilan, Malioboro Yogyakarta, Sabtu (26/12). Libur panjang akhir tahun mendatangkan berkah bagi para petugas parkir karena banyaknya wisatawan yang datang ke Yogya. Perlu adanya penyesuaian tarif parkir di kawasan wisata agar masyarakat tidak merasa dirugikan.
Boleh Naik Asal Wajar LONJAKAN wisatawan dan kenaikan tarif jasa serta barang pada musim liburan kali ini seperti prinsip ekonomi. Yakni semakin tinggi permintaan maka harga semakin mengalami kenaikan. Namun dalam dunia pariwisata kelayakan juga menjadi pertimbangan tersendiri. Kelayakan fasilitas, pelay-
anan, dan kenyamanan bagi pengguna layanan yang merupakan wisatawan dapat merubah pemikiran dari negatif menjadi positif. Pemberiaan layanan prima pada setiap layanan kepada pengguna jasa pariwisata dapat mengubah dari aji mumpung menjadi aji Bersambung Ke Hal 7
Lala Karmela
Film Perdana
WALIKOTA Yogyakarta, Haryadi Suyuti meminta kepada para pelaku usaha untuk tidak aji mumpung pada kesempatan musim libur panjang natal dan tahun baru kali ini. Termasuk dalam tarif parkir dan harga kuliner. “Kami sudah meminta komunitas-komunitas agar tidak aji mumpung, jadilah tuan rumah yang baik,” ungkap Haryadi kepada wartawan Tribun Jogja, Sabtu (26/12). Dirinya mengungkapkan prihatin terkait penaikan harga atau tarif dengan memanfaatkan momen musim liburan yang dilakukan oknum-oknum tertentu. Terkait parkir, ia mengatakan, tarif parkir sebenarnya telah ditentukan sesuai dengan zona daerah yang
TRIBUN JOGJA/HENDRA KRISDIANTO
Bersambung Ke Hal 7
(1) 1 Tarif retribusi pada Satuan Ruang parkir di Tepi Jalan Umum adalah sebagai berikut : NO
JENIS KENDARAAN
1 Truk gendengan,sumbu III atau lebih 2 Truk Besar 3 Bus Besar 4 Truk Sedang/Box 5 Bus Sedang 6 Sedan, Jeep, Picup, Box, Kendaraan Bermotor Roda Tiga 7 Sepeda Motor 8 Sepeda Listrik 9 Sepeda
TARIF KAWASAN I (Rp) KAWASAN II (Rp) 30000 20000 20000 20000 15000 15000 2000
15000 15000 10000 10000 1500
1000 500 200
500 500 200
(2) 1 Tarif retribusi pada Satuan Ruang Parkir Tidak Tetap adalah sebagai berikut : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
JENIS KENDARAAN Truk gendengan,sumbu III atau lebih Truk Besar Bus Besar Truk Sedang/Box Bus Sedang Sedan, Jeep, Picup,/Box, Kendaraan Bermotor Roda Tiga Sepeda Motor Sepeda Listrik Sepeda
Bersambung Ke Hal 7
Prof Dr Muhammad Baiquni MA Peneliti Pariwisata UGM
TARIF 40000 30000 30000 20000 20000 3000 2000 500 200
3 lantai kapasitas 2.400 Motor, 36 bus besar
Parkir Ngabean menampung 35 hingga 40 mobil dan 30 hingga 35 bus GRAFIS/SULUH PRASETYA
Dinasti Politik Masih Digdaya Pilkada yang diadakan pada 9 Desember lalu, ternyata masih menimbulkan satu fenomena yang terus terulang yaitu, masih adanya dinasti politik di beberapa daerah. Setidaknya terdapa 10 Dinasti Politik yang berada di 264 daerah yang menyelenggarakan pilkada serentak, lima di antaranya masih memegang kendali di daerah tersebut.
P
ENYANYI wanita Lala Karmela, baru saja menyelesaikan film perdananya bersama Ernest Prakasa berjudul “Ngenest, Kadang Hidup Perlu Ditertawakan” ini merupakan pengalaman perdananya bermain film yang sebagian besar kisahnya diambil dari kisah hidup Ernest bersama istrinya Meira. Dalam film tersebut, Lala memerank-
diatur oleh Dishub. Haryadi mengungkapkan, pihaknya pada musim liburan kali ini tidak pernah menetapkan tarif tambahan. “Saya tidak pernah tandatangani itu (tarif ekstra),” jelas Haryadi. Prinsip aji mumpung yang diterapkan, Haryadi menilai malah dapat merugikan diri sendiri. Memang keuntungan yang didapatkan menjadi lebih besar yang selaras dengan jumlah pengunjung. Namun aji mumpung itu, ia menambahkan, dapat menjadikan masyarakat yang berkunjung di Yogyakarta menjadi jera.
Penjelasan Perda Kota Yogya No. 19/2009 NOMOR 19 TAHUN 2009 Tentang RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM
TRIBUN JOGJA/IST
DINASTI - Airin kembali memenangi Pilkada Tangerang Selatan. Ini menjadi satu bukti kuatnya politik dinasti yang juga terjadi pada Pilkada serentak 9 Desember lalu.
KELIMA Dinasti tersebut ialah Dinasti politik “Ratu Atut” di Banten, Dinasti “Zulkifli Nurdin” di Jambi, Dinasti “Yance” di Indramayu, Dinasti “Sofyan Hasdam” di Bontang dan Dinasti “Haryanti Sutrisno” di Kediri. Komisioner KPU, Arief Budiman mengatakan bahwa dinasti politik masih bisa saja terjadi dalam sebuah pemilihan kepala daerah. Pasalnya, mere Bersambung Ke Hal 7
Halaman 11 Halaman